DUDUK ISTIRAHAT DALAM SHOLAT



dokumen-dokumen yang mirip
BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI

DI BULAN SUCI RAMADHAN

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

Apa yang Dianjurkan Setelah Selesai Witir

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

TAKHRIJ HADITS MEMBACA BASMALAH SEBELUM BERWUDHU

Bid'ah-Bid'ah di Bulan Rajab

Apabila Hari Raya ( Id) Bertepatan dengan Hari Jum at

UCAPAN SELAMAT HARI RAYA

Bab 20 Istinja dengan Batu

HUKUM SEPUTAR MAKMUM MASBUQ DAN KEKELIRUAN YANG BERKAITAN DENGANNYA

Penulis: Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja

Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal dunia.

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Bab 42 Menghapal Ilmu

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits:

Membatalkan Shalat Witir

Bab 32 Nasehatnya Imam kepada Wanita dan Pengajarannya kepada Wanita. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (QS. An Nisaa (4) : 34).

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Tata Cara Shalat Malam

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Bab 21 Tidak Boleh Beristinja dengan Kotoran Hewan

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1 TAKHRIJ HADITS ORANG YANG MENDAPATKAN RUKUKNYA IMAM

: :

Bab 3 Keutamaan Wudhu dan Putih Bersinar karena Bekas Wudhu

ORANG-ORANG YANG BERHALANGAN PUASA

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

MASUK SURGA Karena MEMBUANG DURI

Beberapa Kekeliruan Kaum Muslimin Seputar Lailatul Qadar

SHOLAT WITIR (Bagian Tiga : Macam-Macam Sholat Sunnah)

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Dalam Berdoa

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

: :

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

Satu kambing untuk satu orang, satu sapi/unta untuk tujuh orang dalam berkurban

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Berkata Imam Bukhori :

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan

TENTANG MA MUM MASBUQ

KHUSYUK dan TUMAKNINAH DALAM SHALAT

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas

: : :

Definisi Khutbah Jumat

Sujud Sahwi. Muhammad Abduh Tuasikal. muslim.or.id

Syarah Istighfar dan Taubat

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

HUKUM BERBUKA PUASA BAGI WANITA HAMIL DAN MENYUSUI

QIYAMUL LAIL (Shalat Malam) Tatacara Pelaksanaan dan Hukum Seputarnya (bag 1)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Konsisten dalam kebaikan

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

: The Prostration of Forgetfulness : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin

Panduan Lengkap I tikaf Ramadhan

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

Penjelasan : Imam Syaukani berkata dalam tafsirnya Fathul Qodiir :

MENJAGA KEBERSIHAN JASMANI Bentuk Pengamalan Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam, Bag: 2

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 1. Kitab Bersuci. Bab 1

Pada hakekatnya berqurban adalah wajib bagi yang mampu. Ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam.

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Bacaan dalam Shalat Malam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Apakah Kalau Wanita Saat Shalat Membuka Wajahnya, Menunjukkan Bahwa (wajah itu) bukan Aurat?

Transkripsi:

DUDUK ISTIRAHAT DALAM SHOLAT Duduk Istirahat dalam sholat didefinisikan oleh Syaikh Sayyid Sabiq dalam Fisqhus Sunnah sebagai : هي جلسة خفة يجلسها المصلي بعد الفراغ من السجدة الثانية من الركعة الاولى قبل النهوض إلى الركعة الثانية وبعد الفراغ من السجدة الثانية من الركعة الثالثة قبل النهوض إلى الركعة الرابعة Yaitu duduk ringan yang mana orang yang sholat setelah selesai dari sujud kedua pada rakaat pertama, sebelum bangkit berdiri menuju rakaat kedua dan juga setelah selesai dari sujud kedua, sebelum bangkit berdiri menuju rakaat keempat. Hukum melakukan duduk istirahat ini, para ulama berselisih pendapat. Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim dalam Zaadul Ma ad sebagaimana dinukil oleh Syaikh Sayyid Sabiq berkata tentang permasalahan ini dan diakhir perkataannya beliau merajihkan tidak disyariatkannya duduk istirahat ini, kata beliau rohimahulloh : واختلف الفقهاء فيها هل هي من سنن الصلاة فيستحب لكل أحد أن علها أو ليست من السنن وإا علها من احتاح إليها على قولين هما روايتان عن أحمد رحمه االله قال الخلال : رجع أحمد إلى حديث مالك بن الحويرث في جلسة الا ستراحة وقال : أخبرني يوسف بن موسى أن أبا أمامة سي ل عن النهوض فقال : على صدور القدمين على حديث رفاعه وفي حديث ابن عجلان ما يدل على أنه كان ينهض على صدور قدميه وقد روي عن عدة من أصحاب الي صلى االله عليه و سلم وساي ر من وصف صلاته صلى االله عليه و سلم لم يذكر هذه الجلسة وإا ذكرت في حديث أبي حميد ومالك بن الحويرث ولو كان هديه صلى االله عليه و سلم فعلها داي م لذكرها كل من وصف صلاته صلى االله عليه و سلم ومجرد فعله صلى االله عليه و سلم لها لا يدل على أنها من سنن الصلاة إلا إذا علم أنه فعلها على أنها سنة يقتدى به فيها ما إذا قدر أنه فعلها للحاجة لم يدل على كونها سنة من سنن الصلاة فهذا من تحقيق المناط في هذه المسا لة Para Fuqoha berselisih berkaitan dengan duduk istirahat, apakah ia termasuk sunah sholat, sehingga disukai bagi setiap orang untuk mengerjakannya atau bukan termasuk sunah sholat, hanyalah dilakukan ke!ka ada keperluan? Terdapat 2 pendapat yang keduanya diriwayatkan dari Imam Ahmad rohimahulloh. Imam Al Kholaal berkata : Imam Ahmad merujuk kepada hadits Malik ibnul Huwairits tentang duduk istirahat, beliau berkata : akhbaronii Yusuf bin Musa bahwa Abu Umamah ditanya tentang bangkit berdiri (pada sholat)? Maka jawabnya : bangkit dengan ujung kedua telapak kakinya berdasarkan hadits Rifaa ah. Dalam hadits Ibnu Ajlaan menunjukkan bahwa Nabi bangkit berdiri bertumpu dengan ujung kedua telapak kakinya. Telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi dan seluruh sahabat yang menceritakan sifat sholat Nabi tidak menyebutkan duduk istirahat ini, masalah duduk ini hanya disebutkan dalam hadits Abu Humaid dan Malik Ibnul Huwairits. Sekiranya hal ini

adalah petunjuk Nabi, niscaya Beliau akan senantiasa mengerjakannya, sehingga akan disebutkan oleh orang-orang yang meriwayatkan sifat sholat Nabi. Dan sekedar Nabi melakukannya, tidak menunjukkan bahwa hal tersebut adalah termasuk sunah sholat, kecuali jika diketahui bahwa Nabi mengerjakannya sebagai sunah yang diikuti. Adapun sekedar Nabi mengerjakannya karena ada keperluan tidak menunjukkan bahwa hal itu adalah sunah dari sunah-sunah sholat. Ini adalah tahqiq yang kuat terhadap masalah ini. Thayyib, sebelum kita mengupas masalah ini, ada baiknya kita menampilkan hadits yang menunjukkan bahwa Nabi duduk istirahat dalam sholat. Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim telah mengisyaratkan dua hadits yang menceritakan bahwa Nabi duduk istirahat, yaitu : 1. Dari Shahabat Malik Ibnul Huwairits bahwa ia : أ ن ه ر أ ى الن ب ى - صلى االله عليه وسلم - ي ص ل ى ف ا ذ ا ك ا ن ف ى و ت ر م ن ص لا ت ه ل م ي ن ه ض ح ت ى ي س ت و ى ق اع د ا Bahwa ia melihat Nabi sholat, maka ketika ia berada di rakaat ganji dalam sholatnya, tidaklah Beliau bangkit, hingga duduk lurus terlebih dahulu (HR. Bukhori no. 823) Dalam lafadz lain masih di Shahih Bukhori no. 824 bunyinya : ج ل س و اع ت م د ع ل ى الا ر ض ث م ق ا م و إ ذ ا ر ف ع ر أ س ه ع ن الس ج د ة الث ان ي ة Jika Nabi mengangkat kepalanya dari sujud yang kedua, Beliau duduk dan bertumpu diatas tanah, lalu berdiri. 2. Dari Abu Humaid beliau menceritakan sifat sholat Nabi didalamnya disebutkan : ث م ث ن ى ر ج ل ه و ق ع د و اع ت د ل ح ت ى ي ر ج ع ك ل ع ظ م ف ى م و ض ع ه ث م ن ه ض Lalu Nabi melipat kakinya dan duduk, lalu meluruskannya hingga seluruh tulangnya kembali ketempatnya, kemudian baru bangkit berdiri (menuju rakaat berikutnya-pent.) (HR. Abu Dawud, Tirmidzi no. 305 dan Imam Tirmidzi berkata : hadits Hasan Shahih ). Dari pemaparan yang diberikan oleh Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim diatas, beliau berpendapat sebagaimana ulama lainnya, yang mengatakan bahwa duduk istirahat bukan termasuk sunah dari sunah-sunah sholat. Alasan mereka dapat kita rangkum dari penjelasan Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim sebagai berikut : 1. Terdapat hadits dari sahabat lainnya yang bertentangan dengan riwayat duduk istirahatnya Nabi, dimana dalam hadits Shahabat lain tersebut, disifatkan bahwa ketika Nabi bangkit berdiri langsung dengan kedua ujung jari kakinya, tanpa didahului dengan duduk istirahat terlebih dahulu. 2. Telah diriwayatkan dari sejumlah Shahabat lainnya tentang sifat sholat Nabi, namun tidak disebutkan didalamnya duduk istirahat. Logikannya kalau hal tersebut adalah sunah sholat,

niscaya Nabi akan mendawamkannya yang otomatis seharusnya dinukil oleh sejumlah sahabat yang sedang menceritakan sifat sholat Nabi, namun kenyataannya mereka tidak menukilkannya kepada kita yang berarti duduk istirahatnya Nabi dalam sholat bukan merupakan sunnah sholat. 3. Sekedar Nabi mengerjakan duduk istirahat dalam sholat tidak otomatis menunjukkan bahwa hal tersebut adalah amalan sunah sholat, bisa jadi Nabi melakukannya karena ada keperluan tertentu. 4. Nabi melakukan duduk tersebut karena adanya suatu keperluan diluar gerakan sholat. Adapun ulama yang berpendapat bahwa duduk istirahat dalam sholat merupakan salah satu sunnah sholat, mereka berdalil dengan 2 hadits yang diriwayatkan dari Shahabat Malik dan Shahabat Abu Humaid. Dan kami condong kepada pendapat yang kedua ini, berpegang dengan keshahihan hadits dari kedua Shahabat tersebut. mungkin dapat kita diskusikan keempat point yang kami rangkum dari penjelasan Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim diatas yang merepresentasikan pendapat ulama yang menganggap duduk istirahat dalam sholat bukan merupakan sunah sholat. kami katakan : 1. Hadits yang menceritakan bahwa Nabi langsung berdiri pada rakaat ganjil dalam sholat tidak bertentangan dengan hadits yang mensifatkan bahwa Nabi duduk sejenak sebelum berdiri pada rakaat tersebut. karena hal ini menunjukkan bahwa duduk istirahat adalah sunnah bukan kewajiban dalam sholat, sehingga barangsiapa yang meninggalkan duduk istirahat dalam sholat, maka sholatnya tetap sah. Imam Shon aniy dalam Subulus Salam (2/152-153 berkata : و ي ج اب ع ن ال ك ل ب ا ن ه لا م ن اف اة إذ م ن ف ع ل ه ا ف لا ن ه ا س ن ة و م ن ت ر ك ه ا ف ك ذ ل ك و إ ن ك ا ن ذ ك ر ه ا ف ي ح د ي ث ال م س ي ء ي ش ع ر ب و ج وب ه ا ل ك ن ل م ي ق ل ب ه أ ح د ف يم ا أ ع ل م Dijawab semuanya bahwa hal ini tidak bertentangan, yang mana jika seorang mengerjakan duduk istirahat maka itu adalah sunnah dan barangsiapa yang meninggalkannya juga demikian, sekalipun penyebutannya dalam hadits orang yang salah sholatnya mengisyaratkan akan kewajibannya, namun tidak seorang ulama pun yang berpendapat demikian sepanjang yang aku ketahui. Maksud Imam Shon ani pada akhir pernyataannya adalah bahwa telah datang lafadz lain pada hadits orang yang salah sholatnya, dimana amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits yang diiistilahkan oleh para ulama dengan hadits orang yang salah sholatnya dibawa kepada amalan-amalan yang disebutkan disitu adalah kewajiban-kewajiban sholat. barangkali beliau melihat kepada penjelasan Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (5/59) sebagai berikut :

فهذه اللفظة قد اختلف فيها في حديث أبي هريرة هذا فمن الرواة من ذكر أنه أمره بالجلوس بعد السجدتين ومنهم من ذكر أنه أمره بالقيام بعدهما وهذا هو ألاشه فا ن هذا الحديث لم يذكر أحد فيه أن الي - صلى االله عليه وسلم - علمه شيي ا من سنن الصلاة المتفق عليها فك يكون قد أمره بهذه الجلسة هذا بعيد جدا Lafadz ini telah diperselisihkan oleh para ulama dalam hadits Abu Huroiroh, sebagian rowi menyebutkan perintah untuk duduk setelah dua sujud dan sebagian lainnya menyebutkan perintah untuk berdiri setelah dua sujud. Ini adalah kekeliruan, karena hadits ini tidak disebutkan satupun bahwa Nabi mengajarkan kepada orang yang salah sholatnya, amalan-amalan sunah sholat yang telah disepakati (bahwa itu adalah sunah hukumnya), maka bagaimana mungkin Nabi memerintahkan duduk istirahat? Ini adalah sesuatu yang sangat jauh sekali. 2. Alasan yang kedua dari mereka yang menganggap duduk istirahat bukan sunah sholat, bahwa sejumlah sahabat tidak meriwayatkan sifat sholat ini, maka jawabannya hampir mirip dengan jawaban pada point no. 1. Karena terkadang sunah-sunah sholat tidak diriwayatkan oleh Shahabat ini, namun diriwayatkan oleh Shahabat lainnya, atau bisa jadi mereka yang meriwayatkan sifat sholat Nabi tidak melihat Nabi duduk istirahat pada akhir rakaat ganjil, namun Shahabat lainnya ternyata melihat Nabi duduk istirahat, sehingga yang mengetahui hujjah atas orang yang tidak mengetahui dan disini terdapat ilmu tambahan yang tidak diketahui oleh Shahabat lainnya. Imam Syaukani dalam Nailul Author (4/4-5) berkata : و م ا ر و ى اب ن ال م ن ذ ر ع ن الن ع م ا ن ب ن أ ب ي ع ي ا ش ق ا ل : أ د ر ك ت غ ي ر و اح د م ن أ ص ح ا ب الن ب ي ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ف ك ا ن س و ذ ل ك لا ي ن اف ي ال ق و ل ب ا ن ه ا س ن ة لا ن الت ر ك إذ ا ر ف ع ر أ س ه م ن الس ج د ة ف ي أ و ل ر ك ع ة و ف ي الث ال ث ة ق ا م ك م ا ه و و ل م ي ج ل ل ه ا م ن الن ب ي ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ف ي ب ع ض ال ح الا ت إن م ا ي ن اف ي و ج وب ه ا ف ق ط و ك ذ ل ك ت ر ك ب ع ض الص ح اب ة ل ه ا لا ي ق د ح ل ي س ب و اج ب ج اي ز ف ي س ن ي ت ه ا لا ن ت ر ك م ا Apa yang diriwayatkan Ibnul Mundzir dari An-Nu maan bin Abi Ayyaasy bahwa ia berkata : aku bertemu dengan lebih dari satu Shahabat Nabi, mereka jika bangkit dari sujud (kedua) pada rakaat pertama dan ketiga (langsung) berdiri dan tidak duduk (terlebih dahulu-pent.). (kata Imam Syaukani) : hal ini tidak bertentangan dengan pendapat bahwa duduk istirahat adalah sunnah, karena Nabi meninggalkannya pada sebagian sholatnya hanyalah menafikkan bahwa hal tersebut wajib, demikian juga sebagian Shahabat meninggalkan mengamalkan duduk istirahat tidak merusak bahwa hal tersebut adalah sunah, karena meninggalkan sesuatu yang tidak wajib diperbolehkan. 3. Alasan mereka bahwa sekedar hal tersebut adalah perbuatan Nabi tidak menunjukkan itu adalah sunnah yang diikuti, menurut kami kurang tepat. Karena yang meriwayatkan hadits ini yakni Shahabat Malik Ibnul Huwairits adalah orang yang meriwayatkan sabda Nabi :

و ص ل وا ك م ا ر أ ي ت م ون ى أ ص ل ى Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat (HR. Bukhori). Dan yang membuktikan bahwa perbuatan Nabi adalah conoth yang diikuti, terutama dalam sholat sebagaimana keumuman hadits ini, adalah tindakan Shahabat yang ikut melepas sandalnya demi melihat Nabi melepas sandal ditengah-tengah sholat. padahal perbuatan melepas sandal sekarang kita ketahui bukan merupakan bagian ritual dari sholat, namun pada waktu itu ketika Nabi melepas sandal dalam sholat, tentu dengan rasa semangat yang tinggi untuk mengikuti Nabi, semua Shahabat yang bermakmum kepada Nabi kompak melepas sandalnya, seandainya tidak ada konfirmasi dari Nabi setelah selesai sholat, tentu mereka akan menjadikan melepas sandal dalam sholat adalah suatu amalan yang disyariatkan dalam sholat. kisahnya masyhur ditulis oleh Imam Abu Dawud dalam Sunannya dan dishahihkan oleh Imam Al Albani dari Shahabat Abu Sa id Al Khudriy bahwa ia berkata : ذ ل ك إ ن ب ي ن م ا ر س و ل الل ه -صلى االله عليه وسلم- ي ص ل ى ب ا ص ح اب ه إ ذ خ ل ع ن ع ل ي ه ف و ض ع ه م ا ع ن ي س ار ه ف ل م ا ر أ ى ال ق و م أ ل ق و ا ن ع ال ه م ف ل م ا ق ض ى ر س و ل الل ه -صلى االله عليه وسلم- ص لا ت ه ق ا ل» م ا ح م ل ك م ع ل ى إ ل ق اي ك م ن ع ال ك م». ق ال وا ر أ ي ن ا ك أ ل ق ي ت ن ع ل ي ك ف ا ل ق ي ن ا ن ع ال ن ا. ف ق ال ر س و ل الل ه -صلى االله عليه وسلم-» ج ب ر ي ل -صلى االله عليه وسلم- أ ت ان ى ف ا خ ب ر ن ى أ ن ف يه م ا ق ذ ر ا «Ketika Rasulullah sholat bersama dengan sahabatnya, tiba-tiba ditengah sholat, Nabi melepas kedua sandalnya, lalu diletakkan disebelah kirinya, maka ketika para jamaah melihat hal tersebut, mereka pun ikut melepaskan sandalnya. Ketika selesai sholat Rasulullah bersabda : Apa yang kalian lakukan terhadap sandal kalian?. Mereka menjawab : kami melihat engkau melepas sandalmu, maka kami pun ikut melepas sandal kami. Nabi berkata : Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan memberitahukanku bahwa di sandalku terdapat kotoran. 4. Alasan bahwa Nabi melakukannya karena sudah tua atau karena Beliau pada akhir usianya bertambah berat badannya sehingga perlu duduk terlebih dahulu sebelum bangkit ke rakaat berikutnya agar lebih ringan, sehingga duduk istirahat hanya hukumnya mubah saja bagi orang yang kondisinya sepeti itu, menurut kami kurang tepat. Karena ini adalah asumsi yang dibangun oleh sebagian ulama tanpa ada dalil khusus yang jelas dan terang yang menunjukkan bahwa duduk istirahatnya Nabi karena alasan tersebut. Kesimpulannya, bahwa duduk istirahat dalam sholat pada rakaat ganjil adalah sunah dari sunah-sunah sholat, yang Insya Allah orang yang melakukannya mendapatkan pahala dari Robbuna. Dan kami tutup dengan jawaban fatwa Lajnah Daimah Saudi Arabia, yang diketuai oleh Imam Ibnu Baz berikut :

لاو سلا لولا ا ىوتفلا مقر 1272 ) ( :1س له ةسلج ةحارتسلاا دنع مايقلا ةعكرلا ىلولا ا ةيناثلل مايقلاو ةثلاثلا ةعبارلل ةبجاو ةنس ةدكو م :1ج قفتا ءاملعلا ىلع سولج نأ يلصملا دعب هعفر ةدجسلا ةيناثلا ةعكرلا ىلولا ا ةثلاثلاو لبقو هضوهن ىلإ ةيناثلا ةعبارلاو سيل تابجاو لاو اهننس ةدكو ملا مث اوفلتخا دعب كلذ له وه ةنس طقف سيل تاي يه لاصأ اهلعفي جاتحا اهيلإ فعضل ربك نس ضرم لقث ندب لاقف يعفاشلا ةعامجو لهأ :ثيدحلا اهنإ ةنس يهو ىدحإ نيتياورلا نع ماملا ا دمحأ امل هاور يراخبلا هريغو باحصأ ننسلا نع كلام ثريوحلا هنأ هجرخأ 2 يراخبلا 249 / ةفص باب ىوتسا ادعاق رتو هتلاص مث ضهن وبأو دواد مقرب (844) باب ضوهنلا درفلا يذمرتلاو مقر (378) باب ءاج ام فيك ضوهنلا دوجسلا 2 يي اسنلاو 234-233 / حاتتفلاا باب ءاوتسلاا سولجلل دنع عفرلا.نيتدجسلا ىأر ىلص يبنلا يلصي اذا ف ناك رتو هتلاص مل ضهني ىتح يوتسي ادعاق. ملو اهري رثكأ ءاملعلا :مه وبأ ةفينح كلامو يهو ةياورلا ىرخلا ا نع دمحأ مهمحر ولخل ثيداحلا ا ىرخلا ا نع ركذ هذه ةسلجلا لامتحاو نأ نوكي ام ركذ ثيدح كلام ثريوحلا سولجلا ناك رخآ هتايح امدنع لقث ىلص هندب ببسل رخآ تعمجو ةفي اط ةثلاث نيب ثيداحلا ا لمحب ىلص هسولج ةلاح ىلع ةجاحلا هيلإ :تلاقف اهنإ ةعورشم دنع ةجاحلا نود اهريغ رهظلا او وه اهنأ ةبحتسم اقلطم مدعو اهركذ ثيداحلا ا ىرخلا ا لا لدي ىلع مدع اهدوجو ديو يو لوقلا اهبابحتساب نارمأ : :امهدحأ نأ لصلا ا لعف ىلص يبنلا هنأ اهلعفي ىدتقيل هب. رملا او يناثلا توبث هذه ةسلجلا ثيدح يبأ ديمح يدعاسلا يذلا هاور دمحأ وبأو دواد دانسا ب ديج هو هنأ فصو ةلاص ىلص يبنلا ةرشع ةباحصلا يضر مهنع هوقدصف كلذ. بو قوتلا ىلصو ىلع انيبن دمحم هلآو هبحصو. ةنجللا ةمي ادلا ثوحبلل ةيملعلا ءاتفلا او وضع... بي ان سيي ر ةنجللا... سيي رلا دبع نايدغ... دبع قازرلا ع... دبع زيزعلا دبع زاب

Soal no. 1 Fatwa no. 1272 Soal : Apakah duduk istirahat ketika akan bangkit dari rakaat pertama menuju rakaat kedua dan dari rakaat ketiga menuju rokaat keempat dalam sholat adalah wajib atau sunnah Muakaddah? Jawab : Para ulama sepakat bahwa duduknya orang yang sholat setelah bangkit dari sujud kedua pada rakaat pertama dan ketiga sebelum bangkit menuju rakaat kedua dan keempat bukan kewajiban sholat dan juga bukan sunnah muakaddah. Lalu mereka berselisih setelah itu apakah ia sekedar sunnah saja atau bukan gerakan sholat sama sekali atau yang melakukannya bagi orang yang memiliki keperluan seperti karena lemah sudah lanjut usianya atau sakit atau berat badannya. Imam Syafi I dan sejumlah ulama hadits berpendapat bahwa hal ini adalah sunnah, dan ini adalah salah satu riwayat dari Imam Ahmad. Dalilnya adalah riwayat Imam Bukhori dan penulis kitab sunan dari Shahabat Malik Ibnul Huwairits Bahwa ia melihat Nabi sholat, maka ketika ia berada di rakaat ganji dalam sholatnya, tidaklah Beliau bangkit hingga duduk lurus terlebih dahulu. Kebanyakan ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad berpendapat bahwa hal ini bukan sunah karena tidak disebutkannya masalah duduk istirahat dalam hadits-hadits yang lain. Dimungkinkan apa yang disebutkan dalam hadits Shahabat Malik Ibnul Huwairits, bahwa duduknya Nabi adalah pada saat menjelang tutup usianya, yang mana ketika itu bertambah berat badan Nabi atau sebab lainnya. Kelompok ulama yang ketiga mencoba mengkompromikan hadits-hadits tersebut, dengan membawa hadits duduknya Nabi pada saat ada keperluan, mereka berpendapat bahwa hal ini disyariatkan bagi orang yang memiliki keperluan bukan kepada selainnya. Yang nampak bahwa hal ini adalah Sunah secara mutlak. Dan tidak disebutkannya dalam hadits-hadits lainnya tidak menunjukkan atas ketidakberadaannya. Pendapat ini dikuatkan atas sunahnya duduk is!rahat dengan 2 alasan : 1. Asal dari perbuatan Nabi bahwa Beliau melakukannya untuk dicontoh. 2. Telah tetap duduk ini dalam hadits Shahabat Abu Humaid As-Saa adiy yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud dengan sanad jayyid, didalamnya ia menyebutkan sifat sholat Nabi kepada 10 orang sahabat, lalu mereka membenarkannya. وباالله التوفيق وصلى االله على ينا محمد وآله وصحبه وسلم.