KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

dokumen-dokumen yang mirip
Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

LITBANG KEMENTAN Jakarta, 8 Maret 2011

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

2. Awal Musim kemarau Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya.

P E N G A N T A R. Jakarta, Maret 2017 Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

UPDATE DASARIAN III MARET 2018

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

I. INFORMASI METEOROLOGI

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017

I. INFORMASI METEOROLOGI

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II OKTOBER 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II AGUSTUS 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATE DASARIAN I MARET 2017

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT; ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN DASARIAN I FEBRUARI 2018

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN III FEBRUARI 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

MONITORING DINAMIKA ATMOSFER DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN SEPTEMBER 2016 FEBRUARI 2017

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN III DESEMBER 2017

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II SEPTEMBER 2017

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II JUNI 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I JANUARI 2018

KATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan publikasi prakiraan musim hujan ini.

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I JUNI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 2015

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, September 2017 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru, GOEROEH TJIPTANTO, M.T.I NIP

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT & PROSPEK CUACA WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR DESEMBER 2016 JANUARI 2017 FORECASTER BMKG EL TARI KUPANG

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT; ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN DASARIAN III FEBRUARI 2018

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. moderate.

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. La Nina.

BAB IV ANALISIS SISTEM PENANGGALAN JAWA PRANATA MANGSA DAN SISTEM PENANGGALAN SYAMSIAH YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM MUSIM

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Agustus Volume V - No.

PRAKIRAAN ANOMALI IKLIM TAHUN 2016 BMKG DI JAWA TENGAH

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap bulan September. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur ini menyajikan informasi Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017, Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 terhadap Rata-ratanya atau normalnya selama 30 tahun (1981 2010), Sifat Hujan selama Musim Hujan 2016/2017 dan Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017. Nilai rata-rata yang digunakan saat ini merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode 1981 2010). Dengan diterbitkannya Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung kegiatan di berbagai sektor pembangunan. KUPANG, SEPTEMBER 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG APOLINARIS S.GERU,SP, M.Si NIP. 197402091997031001

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...... LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN.. Fenomena Yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia... 1. El Nino dan La Nina.. 2. Dipole Mode..... 3. Sirkulasi Monsun Asia Australia... 4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis... 5. Suhu Muka Laut di Wilayah Perairan Indonesia... II. RINGKASAN... A. Kondisi Dinamika Atmosfer dan Laut... 1. Monitoring dan Prakiraan Fenomena El Nino/La Nina dan Dipole Mode... a. El Nino La Nina... b. Dipole Mode... 2. Monitoring Dan Prakiraan Fenomena Sirkulasi Monsun Asia-Australia, ITCZ dan Suhu Permukaan Laut Indonesia... a. Sirkulasi Monsun Asia Australia... b. Daerah Pertemuan Angin Antar tropis... c. Suhu Muka Laut di Wilayah Perairan Indonesia... B. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur... 1. Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017... 2. Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-Ratanya... 3. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017... III. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2016/2017 ZOM DI NUSA TENGGARA TIMUR... A. Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017... B. Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata- Ratanya... C. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017... IV. LUAS ZONA MUSIM NUSA TENGGARA TIMUR TERHADAP PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2016/2017... A. Zona Musim terhadap Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017... B. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Maju/Mundur Awal Musim Hujan 2016/2017... C. Luas Zona Musim terhadap Prakiran Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017... V. ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM PRAKIRAAN MUSIM... A. Curah Hujan... B. Curah Hujan Kumulatif... C. Sifat Hujan... D. Zona Musim... E. Permulaan Musim Kemarau... F. Permulaan Musim Hujan... G. Dasarian... i ii iii iv 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 6 6 7 8 11 11 11 12 13 13 13 13 13 13 13 13

DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur. 6 Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-Ratanya.... 7 Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur... 8 Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur... 9 Tabel 5. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017... 11 Tabel 6. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Maju/Mundur Awal Musim Hujan 2016/2017..... 11 Tabel 7. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017.. 12

LAMPIRAN Tabel 8. Tabel 9. Normal Musim Hujan Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur Periode Tahun 1981 2010 Rata-rata Curah Hujan Dasarian Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur Periode Tahun 1981-2010 Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Peta Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur Peta Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur Terhadap Rata-Ratanya Peta Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur

I. PENDAHULUAN Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, di antara Benua Asia dan Australia, di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca. Keberadaan wilayah Indonesia sebagaimana tersebut, kondisi iklimnya akan dipengaruhi oleh fenomena El Nino/La Nina bersumber dari wilayah timur Indonesia (Ekuator Pasifik Tengah/Nino3.4) dan Dipole Mode bersumber dari wilayah barat Indonesia (Samudera Hindia barat Sumatera hingga timur Afrika), disamping pengaruh fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi suhu permukaan laut sekitar wilayah Indonesia. Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun terakhir (1981-2010), secara klimatologis wilayah Indonesia terdapat 407 pola iklim, dimana 342 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode Musim Hujan dan periode Musim Kemarau (umumnya pola Monsun), sedangkan 65 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki ciri mempunyai 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial) dan daerah sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah. Fenomena yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia 1. El Nino dan La Nina El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan atmosfer yang ditandai memanasnya suhu permukaan laut di Ekuator Pasifik Tengah (Nino 3.4) atau anomali suhu permukaan laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya). Sementara, sejauh mana pengaruhnya El Nino di Indonesia, sangat tergantung dengan kondisi perairan wilayah Indonesia. Fenomena El Nino yang berpengaruh di wilayah Indonesia dengan diikuti berkurangnya curah hujan secara drastis, baru akan terjadi bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat tidak berpengaruh terhadap kurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. Disamping itu, mengingat luasnya wilayah Indonesia, tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Sedangkan La Nina merupakan kebalikan dari El Nino ditandai dengan anomali suhu permukaan laut negatif (lebih dingin dari rata-ratanya) di Ekuator Pasifik Tengah (Nino 3.4). Fenomena La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat bila dibarengi dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia. Demikian halnya El Nino, dampak La Nina tidak berpengaruh ke seluruh wilayah Indonesia. 2. Dipole Mode Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Index (DMI).

Untuk DMI positif, umumnya berdampak kurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai DMI negatif, berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat. 3. Sirkulasi Monsun Asia Australia Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran semu matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia umumnya, yaitu pola monsun, yang merupakan sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali (periodik). Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia. 4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ) ITCZ merupakan daerah tekanan rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi semu matahari ke arah utara dan selatan khatulistiwa. Daerah-daerah yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan hujan. Wilayah Indonesia yang berada di sekitar khatulistiwa juga mendapat pangaruh dari ITCZ tersebut. 5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat kaitannya dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu permukaan laut dingin berpotensi sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, sebaliknya panasnya suhu permukaan laut berpotensi cukup banyaknya uap air di atmosfer.

II. RINGKASAN A. Kondisi Dinamika Atmosfer dan Laut Dinamika atmosfer dan laut dipantau dan diprakirakan berdasarkan aktivitas fenomena alam, meliputi : El Nino/La Nina, Dipole Mode, Sirkulasi Monsun Asia-Australia, ITCZ, dan Suhu Permukaan laut Indonesia. Monitoring dan prakiraan kondisi dinamika atmosfer dan laut dimaksud yang akan terjadi pada Musim Hujan 2016/2017, adalah : 1. Monitoring dan Prakiraan Fenomena El Nino/La Nina dan Dipole Mode a. El Nino La Nina Pada akhir Juli 2016, kondisi suhu muka laut (SST) di Equator Pasifik tengah wilayah Nino 3.4 sudah menunjukkan anomali negatif (dingin) yang merupakan masa peralihan dari Netral ke La Nina, meskipun masih lemah dengan indeks pada akhir Juli : -0.61 (La Nina Lemah) potensi La Nina ini diprediksi akan berlangsung sampai awal tahun 2017 dengan kategori La Nina Lemah. Beberapa analisis menunjukkan bahwa kondisi normal hingga El Nino lemah akan dominan hingga awal 2017. Dalam kaitan ini memberikan indikasi, bahwa awal Musim Hujan 2016/2017 di Wilayah Indonesia lebih maju dari pada normalnya dengan sifat Musim Hujan akan didominasi Normal hingga Atas Normal. Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Mei 2016 sampai dengan Juli 2016 bernilai positip lemah Mei (2.8), Juni (5.8) dan Juli (4.2). Kondisi demikian memberikan indikasi bahwa aktivitas sirkulasi angin pasat diperhitungkan tidak berpengaruh signifikan ke wilayah Indonesia. b. Dipole Mode Nilai Dipole Mode Indeks (DMI) dalam 3 bulan terakhir adalah : -0.3 (Mei 2015) ; -0.6 (Juni 2015) dan +1.0 (Juli 2015). Sementara, prediksi Dipole Mode Indeks (DMI) pada bulan Agustus hingga Oktober 2015 berkisar pada nilai -0.55 s/d - 0.60. Nilai ini berada pada kondisi negatif. Dengan demikian, mengindikasikan bahwa pada Musim Kemarau 2016, uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia berpotensi bertambah.

2. Monitoring dan Prakiraan Fenomena Sirkulasi Monsun Asia-Australia, ITCZ, dan Suhu Permukaan Laut Indonesia a. Sirkulasi Monsun Asia Australia Hingga akhir Juli 2016 sirkulasi monsun di Indonesia umumnya masih dalam kisaran normalnya. Sirkulasi angin pada lapisan 850 mb untuk wilayah Indonesia bagian selatan bertiup dari arah timur, sedangkan di wilayah Indonesia bagian tengah dan utara angin di dominasi angin baratan. Diprakirakan bahwa monsun Asia akan diprediksi akan melemah dipertengahan Agustus kemudian menguat lagi.. b. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ) Posisi ITCZ pada akhir Juli 2016 masih berada di sebelah utara ekuator dan cenderung bergerak ke arah selatan menuju garis ekuator mengikuti pergerakan tahunannya. Jika dibandingkan terhadap posisi rata-ratanya, posisi tersebut lebih turun ke selatan dengan kisaran rata-rata, sehingga potensi kejadian musim hujan di beberapa wilayah diprakirakan akan cenderung meningkat dari kondisi rata-rata wilayah masing-masing. c. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia Hingga akhir Juli 2016 kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, pada umumnya berada pada kondisi lebih hangat dengan anomali suhu berkisar +0.25 C s/d +2.0 C. Daerah dengan suhu permukaan laut relatif hangat berada di perairan di sekitar Jawa hingga Nusa Tenggara dan perairan bagian utara wilayah Indonesia. Suhu permukaan laut di Indonesia selama Musim Hujan 2016/2017 diprakirakan sebagai berikut : 1) Bulan Agustus s/d Oktober 2016, umumnya Anomali Suhu Permukaan Laut perairan Indonesia diprediksi tetap hangat, Anomali (+), bagian Utara dan Selatan perairan Indonesia lebih hangat dibanding sekitarnya. 2) Bulan November s/d Januari 2017, Terjadi peluruhan Suhu Permukaan Laut dimulai dari perairan bagian Barat Sumatera bagian Utara sampai perairan Maluku meluruh mendekati normal. Suhu Permukaan Laut diprediksi mendingin, anomali (-) dimulai dari perairan Laut Cina Selatan memasuki selat Malaka dan semakin meluas sampai perairan bagian barat Papua pada Januari 2017. B. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur 1. Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 - Oktober 2016 : 1 ZOM ( 4,35% dari 23 ZOM) - November 2016 : 17 ZOM ( 73,91% dari 23 ZOM) - Desember 2016 : 5 ZOM ( 21,74% dari 23 ZOM)

2. Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017Terhadap Rata-Ratanya (Periode 1981 2010) - Maju dari rata-ratanya : 7 ZOM ( 30,43% dari 23 ZOM) - Sama dengan rata-ratanya : 11 ZOM (47,83% dari 23 ZOM) - Mundur dari rata-ratanya : 5 ZOM (21,74% dari 23 ZOM) 3. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 - Atas Normal (AN) : 8 ZOM ( 34,78% dari 23 ZOM) - Normal (N) : 14 ZOM (60,87% dari 23 ZOM) - Bawah Normal (BN) : 1 ZOM (4,35% dari 23 ZOM) Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 pada 23 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut : 1). Awal Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur diprakirakan umumnya mulai November 2016. 2). Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981-2010), Awal Musim Hujan 2016/2017 diprakirakan di sebagian besar daerah Nusa Tenggara Timur sama dari rata-ratanya. 3). Sifat Hujan selama Musim Hujan 2016/2017 di sebagian besar daerah Nusa Tenggara Timur diprakirakan umumnya Normal.

III. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2016/2017 ZONA MUSIM (ZOM) DI NUSA TENGGARA TIMUR A. Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Tabel 1. Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 di Nusa Tenggara Timur Dasarian Okt I Okt III Nov I Nov III Nov II Des I Nov III Des II ZOM 242 (Manggarai Barat bagian utara, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada bagian utara). 241 (Manggarai Barat bagian barat); 243 (Manggarai Barat bagian tenggara, Manggarai bagian selatan, Manggarai Timur bagian selatan, Ngada bagian selatan dan tenggara, Nagekeo bagian selatan); 244 (Ngada bagian tengah, Nagekeo bagian tengah, Ende bagian barat); 245 (Nagekeo/Ende bagian utara, Sikka bagian barat); 252 (Sumba Barat Daya dan Barat, Sumba Tengah bagian barat); 253 (Sumba Tengah bagian Timur, Sumba Timur bagian tengah); 255 (Sumba Timur bagian Selatan); 260 (Timor Tengah Selatan bagian utara); 261 (Kupang bagian timur, Timor Tengah Selatan bagian barat) dan 263 (Timor Tengah Utara, Belu bagian utara). 246 (Ende bagian selatan); 247 (Sikka bagian selatan, Flores Timur bagian barat daya); 250 (Adonara, Solor, Lembata); 251 (Alor, Pantar); 258 (Kota Kupang, Kupang bagian barat); 259 (Timor Tengah Selatan/Belu bagian selatan) dan 262 (Kupang bagian utara, Belu bagian barat). 248 (Sikka bagian utara, Flores Timur bagian barat laut); 249 (Flores Timur bagian utara); 254 (Sumba Timur/Sumba Tengah bagian utara); 256 (Sabu) dan 257 (Rote Ndao).

B. Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-Ratanya Tabel 2. Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-Ratanya Perbandingan ZOM Maju Sama Mundur 241 (Manggarai Barat bagian barat); 245 (Nagekeo/Ende bagian utara, Sikka bagian barat); 248 (Sikka bagian utara, Flores Timur bagian barat laut); 249 (Flores Timur bagian utara); 251 (Alor, Pantar); 254 (Sumba Timur/Sumba Tengah bagian utara) dan 259 (Timor Tengah Selatan/Belu bagian selatan). 244 (Ngada bagian tengah, Nagekeo bagian tengah, Ende bagian barat); 247 (Sikka bagian selatan, Flores Timur bagian barat daya); 250 (Adonara, Solor, Lembata); 252 (Sumba Barat Daya dan Barat, Sumba Tengah bagian barat); 253 (Sumba Tengah bagian Timur, Sumba Timur bagian tengah); 256 (Sabu); 257 (Rote Ndao); 258 (Kota Kupang, Kupang bagian barat); 260 (Timor Tengah Selatan bagian utara); 261 (Kupang bagian timur, Timor Tengah Selatan bagian barat); dan 263 (Timor Tengah Utara, Belu bagian utara). 242 (Manggarai Barat bagian utara, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada bagian utara); 243 (Manggarai Barat bagian tenggara, Manggarai bagian selatan, Manggarai Timur bagian selatan, Ngada bagian selatan dan tenggara, Nagekeo bagian selatan); 246 (Ende bagian selatan); 255 (Sumba Timur bagian Selatan) dan 262 (Kupang bagian utara, Belu bagian barat).

C. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 Tabel 3. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 di Nusa Tanggara Timur Sifat ZOM Atas Normal Normal Bawah Normal 242 (Manggarai Barat bagian utara, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada bagian utara); 245 (Nagekeo bagian utara, Ende bagian utara, Sikka bagian barat); 247 (Sikka bagian selatan, Flores Timur bagian barat daya); 248 (Sikka bagian utara, Flores Timur bagian barat laut); 250 (Adonara, Solor, Lembata); 251 (Alor, Pantar); 257 (Rote Ndao) dan 259 (Timor Tengah Selatan bagian selatan, Belu bagian selatan). 241 (Manggarai Barat bagian barat); 243 (Manggarai Barat bagian tenggara, Manggarai Timur bagian selatan, Manggarai Timur bagian selatan, Ngada bagian selatan, dan tenggara, Nagekeo bagian selatan); 244 (Ngada bagian tengah, Nagekeo bagian tengah, Ende bagian barat); 246 (Ende bagian selatan); 252 (Sumba Barat Daya dan Barat, Sumba Tengah bagian barat); 253 (Sumba Tengah bagian timur, Sumba Timur bagian tengah); 254 (Sumba Timur bagian utara, Sumba Tengah bagian utara); 255 (Sumba Timur bagian Selatan); 256 (Sabu); 258 (Kota Kupang, Kupang bagian barat); 260 (Timor Tengah Selatan bagian utara); 261 (Kupang bagian timur, Timor Tengah Selatan bagian barat); dan 262 (Kupang bagian utara, Belu bagian barat) dan 263 (Timor Tengah Utara, Belu bagian utara). 249 (Flores Timur bagian utara). Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 pada 23 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur, secara rinci disajikan pada Tabel 4. Peta Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 di Nusa Tenggara Timur disajikan pada Gambar 1, Peta Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-ratanya disajikan pada Gambar 2, dan Peta Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 disajikan pada Gambar 3.

Tabel 4. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur NO ZOM Daerah / Kabupaten Awal Musim Hujan Antara Perbandingan Thd Rata- rata (Dasarian) Sifat Hujan 1 2 3 4*) 5 241 Manggarai Barat bagian barat Nov I - Nov III -1 N 242 Manggarai Barat bagian utara, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada bagian utara Okt I - Okt III 1 AN 243 Manggarai Barat bagian tenggara, Manggarai bagian selatan, Manggarai Timur bagian selatan, Ngada bagian selatan dan tenggara, Nagekeo bagian selatan Nov I - Nov III 1 N 244 Ngada bagian tengah, Nagekeo bagian tengah, Ende bagian barat Nov I - Nov III 0 N 245 Nagekeo/Ende bagian utara, Sikka bagian barat Nov I - Nov III -1 AN 246 Ende bagian selatan Nov II - Des I 1 N 247 248 Sikka bagian selatan, Flores Timur bagian barat daya Sikka bagian utara, Flores Timur bagian barat laut Nov II - Des I I 0 AN Nov III - Des II -1 AN 249 Flores Timur bagian utara Nov III - Des II -1 BN 250 Adonara, Solor, Lembata Nov II - Des I 0 AN 251 Alor, Pantar Nov II - Des I -2 AN 252 253 254 Sumba Barat Daya dan Barat, Sumba Tengah bagian barat Sumba Tengah bagian Timur, Sumba Timur bagian tengah Sumba Timur/Sumba Tengah bagian utara Nov I - Nov III 0 N Nov I - Nov III 0 N Nov III - Des II -1 N 255 Sumba Timur bagian Selatan Nov I - Nov III 1 N 256 Sabu Nov III - Des II 0 N

1 2 3 4*) 5 257 Rote Ndao Nov III - Des II 0 AN 258 Kota Kupang, Kupang bagian barat Nov II - Des I 0 N 259 Timor Tengah Selatan/Belu bagian selatan Nov II - Des I -1 AN 260 Timor Tengah Selatan bagian utara Nov I - Nov III 0 N 261 262 263 Kupang bagian timur, Timor Tengah Selatan bagian barat Kupang bagian utara, Belu bagian barat Timor Tengah Utara, Belu bagian utara Nov I - Nov III 0 N Nov II - Des I 1 N Nov I - Nov III 0 N

IV. LUAS ZONA MUSIM NUSA TENGGARA TIMUR TERHADAP PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2016/2017 A. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Luas Zona Musim di Nusa Tenggara Timur terhadap Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan luas Zona Musim (ZOM), prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 menunjukkan sebagian besar luasan ZOM (73.91%) terjadi pada dasarian II - III November 2016. Secara Akumulasi sejak awal terjadi Musim Hujan hingga November 2016, sebesar 73.91% luasan ZOM di Nusa Tenggara Timur telah mengalami Musim Hujan. Tabel 5. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Daerah ( Waktu/Luasan ZOM (Km 2 ) ) Oktober November Desember NTT 208.815 3.547.934 1.043.595 Persentase 4.35% 73.91% 21.74% Akumulasi Persentase 4.35% 78.26% 100% B. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Maju/Mundur Awal Musim Hujan 2016/2017 Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Maju/Mundur Awal Musim Hujan 2016/2017 selengkapnya disajikan pada Tabel 6. Luasan Zona Musim (ZOM) awal Musim Hujan 2016/2017 terbesar diprakirakan sama dari rata-ratanya (47, 83% luas seluruh ZOM). Tabel 6. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Maju/Mundur Awal Musim Hujan 2016/2017 Prakiraan Maju/Mundur Awal Musim Hujan 2016/2017 Daerah ( Waktu/Luasan ZOM (Km 2 ) ) Maju Sama Mundur Jumlah NTT 1.460.744 2.296.004 1.043.595 4.800.343 Persentase 30,43% 47,83% 21,74% 100%

C. Luas Zona Musim Nusa Tenggara Timur terhadap Prakiran Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 selengkapnya disajikan pada Tabel 7. Luasan Zona Musim (ZOM) Nusa Tenggara Timur terbesar diprakirakan sifat hujannya Normal (60,87% luas seluruh ZOM). Tabel 7. Luas Zona Musim terhadap Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Daerah ( Waktu/Luasan ZOM (Km 2 ) ) Bawah Normal Normal Atas Normal Jumlah NTT 208.815 2.921.969 1.669.559 4.800.343 Persentase 4,35% 60,87% 34,78% 100%

V. ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM PRAKIRAAN MUSIM A. Curah Hujan (mm) : merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. B. Curah Hujan Kumulatif (mm) : merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing Zona Musim (ZOM). C. Sifat Hujan : merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim ) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Di Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. b. Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya. c. Di Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. D. Zona Musim (ZOM) : adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non ZOM. Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM. E. Permulaan Musim Kemarau, ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). F. Permulaan Musim Hujan, ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). G. Dasarian: adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10 b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20 c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan

Tabel 8. Normal Musim Hujan Zona Musim (ZOM) Nusa Tenggara Timur Periode 1981-2010 ZOM RATA-RATA PERIODE MUSIM HUJAN PANJANG MUSIM (DASARIAN) NORMAL CURAH HUJAN (MM) 241 Nov III - Apr II 15 1067-1443 242 Okt I - Mei I 22 2056-2781 243 Nov II - Mar III 14 737-997 244 Nov II - Apr II 16 1415-1914 245 Nov III - Apr I 14 1042-1410 246 Nov II - Apr I 15 824-1114 247 Nov III - Apr I 14 798-1080 248 Des II - Mar I 9 479-648 249 Des II - Mar I 9 710-961 250 Nov III - Feb III 10 526-711 251 Des II - Mar I 9 609-824 252 Nov II - Apr III 17 1364-1845 253 Nov II - Apr II 16 1217-1647 254 Des II - Mar I 9 410-555 255 Nov I - Apr I 16 1358-1837 256 Des I - Mar III 12 790-1069 257 Des I - Mar III 12 952-1288 258 Nov III - Mar III 13 1321-1787 259 Des I - Apr II 14 821-1110 260 Nov II - Apr I 15 1168-1581 261 Nov II - Apr I 15 1487-2012 262 Nov II - Mei III 20 1833-2480 263 Nov II - Apr II 16 1447-1958

Tabel 9. Rata-rata Curah Hujan Dasarian Zona Musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur Periode Tahun 1981-2010 ZOM JUMLAH JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III 241 74 104 136 104 92 72 70 74 83 74 76 42 18 17 20 12 12 9 11 5 13 16 8 13 22 9 14 16 24 48 38 40 65 64 55 113 1663 242 107 154 181 159 162 112 139 116 135 109 91 73 52 38 32 24 12 22 15 18 16 8 10 21 29 25 36 56 55 66 86 104 109 110 105 138 2725 243 56 57 76 72 60 44 70 57 69 46 35 20 16 13 17 12 9 22 11 7 11 5 6 5 7 3 8 19 21 19 39 56 44 80 62 62 1218 244 123 136 168 144 123 100 107 81 74 68 68 39 21 21 17 15 12 15 20 11 18 8 6 5 14 6 10 20 32 33 46 60 84 108 104 116 2033 245 92 91 135 106 128 99 95 69 50 60 41 27 25 14 14 8 14 9 14 3 3 3 1 4 20 6 6 13 17 14 19 39 50 60 69 122 1540 246 66 68 73 77 62 41 85 61 43 56 39 27 36 27 29 16 17 19 18 10 13 16 4 10 15 14 12 22 21 28 40 50 55 78 60 94 1402 247 66 77 71 73 71 67 63 56 58 54 34 22 15 20 12 4 13 8 11 11 11 4 4 2 8 5 10 20 17 19 35 37 51 75 73 83 1264 248 58 58 64 64 63 61 59 39 44 41 33 19 12 10 11 4 6 5 6 7 6 3 1 1 3 3 4 8 10 13 25 28 37 49 63 73 990 249 69 110 105 122 143 89 72 47 32 47 33 17 6 11 10 7 7 5 7 3 7 1 1 1 4 1 1 4 7 11 14 22 28 40 71 55 1210 250 50 66 72 73 60 54 46 40 47 25 26 11 3 5 3 2 4 2 4 15 2 0 0 0 5 1 2 0 2 16 19 28 70 44 73 57 926 251 91 61 121 93 95 63 57 41 34 31 34 7 10 22 12 5 6 13 2 3 4 4 2 1 3 3 1 5 6 7 10 27 36 42 62 74 1090 252 79 106 170 120 145 75 110 95 95 99 82 54 28 15 22 8 10 9 14 7 10 6 3 8 5 5 18 15 18 30 49 53 67 92 77 84 1882 253 82 89 121 100 116 72 95 95 88 72 50 25 31 32 47 8 9 2 5 2 4 2 1 1 3 6 18 11 18 18 39 60 81 121 81 109 1715 254 48 48 55 48 57 48 60 44 45 48 40 17 12 8 10 4 4 2 2 1 3 0 0 0 0 2 2 2 8 5 10 21 28 43 56 62 842 255 96 107 146 132 140 105 95 95 76 101 49 22 18 8 12 7 7 7 2 1 5 1 1 3 9 6 10 23 24 23 53 81 72 98 91 111 1837 256 89 92 105 101 76 69 82 60 54 34 27 8 5 7 5 5 2 4 1 2 1 0 0 0 1 0 0 3 10 5 12 30 41 76 70 57 1134 257 98 102 116 122 122 92 111 68 57 33 29 12 10 11 7 5 7 6 4 2 2 2 2 0 2 1 1 2 9 5 13 31 44 79 77 76 1358 258 124 144 170 172 147 122 136 85 50 47 40 18 10 9 6 1 7 3 3 1 4 2 0 0 3 2 1 5 12 14 22 45 78 93 100 133 1808 259 72 76 104 81 81 56 49 58 66 53 69 48 39 49 43 38 43 23 17 12 11 6 5 3 6 6 5 6 7 10 17 25 46 57 72 72 1430 260 100 127 118 125 97 53 113 73 65 62 44 41 15 29 14 12 17 11 7 6 10 2 1 1 5 3 4 14 12 12 28 69 83 90 106 92 1663 261 124 149 187 162 146 110 135 96 78 65 45 33 19 14 13 10 11 16 3 3 4 2 0 2 8 7 10 9 16 25 49 66 86 110 104 132 2050 262 131 129 133 164 179 111 128 106 91 110 58 34 59 38 51 21 13 19 11 9 3 2 1 0 1 2 7 4 21 34 31 79 91 141 170 154 2335 263 109 129 176 151 147 111 137 77 77 68 53 30 14 18 12 6 5 8 3 1 1 5 0 1 4 3 5 9 19 22 32 52 73 99 129 116 1899 Keterangan : = musim hujan = musim kemarau