MERGER DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

SKRIPSI. Oleh : Umbaka Adi Prasetya NIM : C

PENGGABUNGAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK

DIMAS WILANTORO NIM: C.

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

AKIBAT HUKUM PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER) PADA PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

MERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA

PERANAN DAN KEWENANGAN KPPU DALAM PERSAINGAN USAHA MINIMARKET

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN TRANSAKSI EFEK MELALUI SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat perekonomian

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB III PENUTUP. diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: ini adalah apabila setelah dilakukan penilaian oleh KPPU, ternyata merger

AKIBAT HUKUM BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

III. METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mempelejari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

Tinjauan Yuridis Atas Rencana Penggabungan Perusahaan atau Merger Terhadap Industri Migas Berdasarkan Aspek Hukum Persaingan Usaha

TINJAUAN TERHADAP MEKANISME PENANGANAN PERKARA PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

Adapun...

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB. I PENDAHULUAN. (Commanditaire Vennootschap atau CV), Firma dan Persekutuan Perdata. Dalam

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA DALAM PELAKSANAAN MERGERR (STUDI TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH NO. 57 TAHUN 2010) SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu benda atau hak kepada benda atau hak lainnya. Secara umum dapat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODE PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN BANK INDONESIA DALAM LIKUIDASI BANK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

BAB. III PENUTUP. A. Simpulan. 1. Pemegang saham minoritas dalam restrukturisasi perusahaan melalui akuisisi

AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (AYDA) ATAS KREDIT MACET PADA PT. BPR TATA ANJUNG SARI

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang

KRITERIA PELANGGARAN HAK ATAS MEREK TERKENAL DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERBUATAN-PERBUATAN PENDIRI SEBELUM PERSEROAN MEMPEROLEH PENGESAHAN BADAN HUKUM Oleh: Adem Panggabean BAB I PENDAHULUAN

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. karenanya, pada kondisi ini, para pelaku usaha berlomba-lomba untuk saling

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

BAB I PENDAHULUAN. Hukum positif di Indonesia pada pokoknya mengenal bentuk-bentuk

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Doktrin piercing the corporate veil ditransplantasi ke dalam sistem hukum

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penjabaran demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila. dan Undang-undang Dasar Perbankan adalah merupakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing dari perusahaan tersebut memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini tidak bisa dipungkiri keberadaan masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

DAFTAR PUSTAKA. Aminudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

WEWENANG DIREKSI DAN AKIBAT HUKUMNYA BAGI PERSEROAN TERBATAS

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

PENGATURAN PRICE FIXING DALAM KEGIATAN USAHA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

DAFTAR PUSTAKA. Black, Henry Campbell, Black Law Divtionary, Definition of the term and Phrase

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis atau pembahasan terhadap hasil penelitian sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

Transkripsi:

MERGER DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT Oleh : Megawati Rihi I Ketut Sudantra Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak : Pada hakikatnya orang menjalankan kegiatan usaha adalah untuk memperoleh keuntungan dan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Atas dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup itulah yang mendorong banyak orang menjalankan kegiatan usaha yang sejenis maupun kegiatan usaha yang berbeda. Keadaan yang demikian itulah yang sesungguhnya menimbulkan atau melahirkan persaingan usaha di antara para pelaku usaha. Adanya persaingan usaha yang semakin tajam dalam dunia bisnis pada saat ini, dimana perusahaan-perusahaan besar berupaya mencari jalan untuk meningkatkan efisiensinya dan apabila mungkin meningkatkan kinerjanya. Salah satu jalan keluar yang ditempuh adalah dengan melakukan merger atau penggabungan dua perusahaan atau lebih. Kata Kunci : kegiatan usaha, persaingan usaha, efisiensi, merger. Abstrack : In essence, the conduct of business activities is to make profits and income in order to make ends meet. On the basis of subsistence is what drives a lot of people run a similar business activities or activities of different businesses. The state that is the actual cause or childbirth competition among businesses. The existence of more intense competition in the business world today, where big companies trying to find ways to improve its efficiency and wherever possible improve its performance. One way out is taken by either merge two or more companies. Key Words: business, competition, efficiency, merger. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalosasi pada saat ini, persaingan usaha semakin tajam dalam dunia bisnis, perusahaan-perusahaan besar berupaya mencari jalan untuk meningkatkan efisiensinya dan apabila mungkin meningkatkan kinerjanya. Banyak cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengoptimalisasikan sumber daya yang ada seperti modal, teknologi managemen, dan lain-lainnya guna memperoleh sinergisme 1

baru dalam melakukan kegiatan usaha yang mengacu pada efisiensi dan produktifitas, salah satu cara tersebut adalah dengan jalan merger atau penggabungan dua badan usaha atau lebih. 1 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 menjelaskan bahwa merger badan usaha berpotensi untuk terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, hal tersebut diatur dalam pasal 28 dan pasal 29 Undang-Undang Anti Monopoli. B. Tujuan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimanakah akibat hukum merger terhadap persaingan usaha tidak sehat, serta bagaimanakah bentuk perlindungan hukum terhadap pihak yang posisinya lemah sehubungan dengan tindakan merger. II. ISI MAKALAH A. Metode Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan makalah ilmiah ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif menurut Soerjono Soekanto adalah untuk memberikan data yang sedetail mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala yang lainnya. 2 Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang baik, jelas dan memberikan data selengkap mungkin tentang objek yang sedang diteliti, dalam hal ini untuk menggambarkan pengetahuan terutama pada hukum bisnis yaitu mengenai hukum perusahaan dan hukum persaingan usaha. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penulisan makalah ini ialah yuridis normatif, yaitu melakukan pengkajian masalah berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturanperaturan lain yang terkait. Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui Penelitian Kepustakaan (Library Research). 1 Pakpahan Normin S, 1995, Hukum Perusahaan Indonesia, Yayasan Pengembangan Hukum Ekonomi Indonesia, Jakarta, Hal. 27. 2 Soerjono Soekanto, 1996, Pengantar Penelitian Hukum, UII Press, Jakarta, Hal. 42. 2

Pengertian Penelitian Kepustakaan (Library Research) menurut Ronny Hanitijo Soemitro yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat-pendapat, ataupun penemuan-penemuan yang berhubungan erat dengan pokok permasalahan. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan melalui studi dokumen, yaitu dengan cara membaca dan mencermati bahanbahan pustaka yang ada yang berkaitan dengan permasalah penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif analisis. Deskriptif artinya pemaparan hasil penelitian dilakukan secara sistematis dan menyeluruh yang berhubungan dengan makalah ini. Analisis artinya, penyajian tulisan ini dilakukan berdasarkan analisa-analisa yang cermat. B. Akibat Hukum Merger Terhadap Persaingan Usaha Tidak Sehat Pelaku usaha dilarang untuk melakukan penggabungan badan usaha apabila tindakan tersebut mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, hal ini diatur dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Anti Monopoli, yang menyatakan bahwa pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha maupun pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Tindakan merger dapat membawa keuntungan bagi pelaku usaha karena merger dapat menjadi sarana untuk menghimpun modal bagi para pelaku usaha dalam rangka memperluas usahanya atau bisnisnya dan praktik ini sering dilakukan oleh para pelaku bisnis. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kosentrasi pasar yang dilarang oleh Undang-Undang Anti Monopoli. Itulah sebabnya hukum tentang merger maupun hukum tentang anti monopoli sangat mewanti-wanti agar suatu merger atau akuisisi tidak sampai melanggar ketentuan anti monopoli atau persaingan sehat. 3 3 Fuady Munir, 2008, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global, Citra Aditya Bakti, Bandung, Hal. 91. 3

C. Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Yang Posisinya Lemah Sehubungan Dengan Tindakan Merger Bentuk perlindungan hukum terhadap pihak yang posisinya lemah sehubungan dengan tindakan merger seperti pemegang saham minoritas dan karyawan perseroan, serta orang luar dari perusahaan itu sendiri tetapi mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut seperti para kreditur, yang dimana mereka tidak dapat diabaikan dan harus mendapat perhatian khusus terhadap hak-hak mereka. Maka bentuk perlindungan hukum terhadap pihak yang posisinya lemah sehubungan dengan tindakan merger tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 1. Pemegang Saham Minoritas Apabila pemegang saham tersebut tidak menyetujui langkah perseroan mengambil perbuatan hukum merger maka mereka berhak meminta kepada perseroan tersebut untuk membeli saham mereka dengan harga yang wajar sesuai dengan tata cara penilaian dan konversi saham dalam Pasal 123 ayat (2) huruf c Undang-Undang Perseroan Terbatas. 2. Karyawan Perseroan Terjadinya perbuatan penggabungan berakibat salah satu perseroan menjadi bubar dan dengan bubarnya perseroan tersebut berakibat bagi para karyawan perseroan yang akan kehilangan pekerjaannya, maka hal ini harus diperhatikan. Sehubungan dengan hal tersebut Undang-Undang Perseroan Terbatas mensyaratkan perlindungan terhadap pihak karyawan perseroan, disamping perlindungan pihak-pihak lainnya, dalam hal terjadinya merger yang diatur dalam Pasal 126 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Bagi perseroan biasanya ada dua pilihan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan PHK (Pumutusan Hubungan Kerja) yang disertai dengan pesangon dan yang kedua dengan menyaluran pekerjaan ke perusahaan lain. 3. Kreditur Perseroan wajib mempertimbangkan kreditur-krediturnya karena pada prinsipnya apa yang telah dilakukan perseroan tidak boleh merugikan pihak ketiga. Sesuai dengan prinsip yang terkandung dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata bahwa perjanjian wajib dilaksanakan dengan etikad baik. Demikian pula para kreditur perseroan sebelum perbuatan hukum merger dilakukan telah dipertimbangkan 4

apakah akan dilakukan pelunasan atau penagihannya diserahkan kepada perseroan lain yaitu perseroan hasil penggabungan, dengan adanya perhatian tersebut memberi kepastian hukum kepada para krediturnya. 4 III. KESIMPULAN A. Akibat hukum merger terhadap persaingan usaha tidak sehat adalah kegiatan merger tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kosentrasi pasar yang dilarang oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Anti Monopoli. B. Bentuk perlindungan hukum terhadap pihak yang lemah dalam merger seperti karyawan perseroan, pemegang saham dan para kreditur adalah tidak boleh diabaikan dan harus mendapat perhatian khusus terutama bagi para pemegang saham minoritas, dalam hal adanya penolakan merger serta penjualan saham dengan harga yang wajar dan Pemutusan Hubungan Kerja bagi karyawan serta pelunasan atau penagihannya diserahkan kepada perseroan lain yaitu perseroan hasil penggabungan. IV. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Fuady Munir, 2008, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global, Cetakan Ketiga, Citra Aditya bakti, Bandung. Pakpahan Normin S, 1995, Hukum Perusahaan Indonesia, Yayasan Pengembangan Hukum Ekonomi Indonesia, Jakarta. Supramono Gatot, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Cetakan kelima, Djambatan, Jakarta. Soekanto Soerjono, 1996, Pengantar Penelitian Hukum, UII Press, Jakarta. B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Bueerlijk Wetboek), 1992, Terjemahan oleh Subekti R dan R. Tjitrosudibio, Pradnya Paramita, Jakarta. Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817. Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756. 4 Supramono Gatot, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Djambatan, Jakarta, Hal. 231-232. 5