BAB VI HASIL PERANCANGAN. (RSUD) kelas C non pendidikan berbasis low cost ini adalah Low Energy Building

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Low Cost Hospital System, Perancangan, RSUD Kelas C Non Pendidikan, Low Energy Building.

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab


BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. (RSUD) kelas C non pendidikan berbasis low cost ini adalah Low Energy Building

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB VI HASIL PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL RANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

Pengembangan RS Harum

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep Kebutuhan dan Besaran Ruang

Transkripsi:

BAB VI HASIL PERANCANGAN Konsep yang digunakan dalam perancangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kelas C non pendidikan berbasis low cost ini adalah Low Energy Building (LEB). Mengacu kepada prinsip-prinsip tema low energy yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka pengaplikasian konsep low energy pada perancangan ini akan dijelaskan melalui hasil perancangan berupa layout plan dan site plan, denah-tampak-potongan per massa bangunan dan kawasan, wujud tampilan bangunan per massa dan secara keseluruhan(eksterior), interior, struktur, rencana elektrikal, rencana plumbing, rencana atap, rencana lantai, rencana alur limbah padat (persampahan), dan pengolahan limbah cair medis. 6.1 Layout Plan dan Site Plan Penataan massa bangungan dirancang sesuai dengan zoning tiap2 fasilitas pada rumah sakit yaitu zona public, semi publik, dan private. Selain itu tiap-tiap massa juga diletakkan sesuai dengan keterkaitan fungsi antar massa satu dengan yang lainnya. Gambar 6.1. penataan massa (sumber: hasil perancangan. 2015) 285

Hasil perancangan tatanan massa yang ditunjukkan dalam layout plan berikut menjelaskan bahwa secara keseluruhan bangunan dibuat memanjang searah matahari yaitu arah Timur-Barat guna memaksimalkan pemanfaatan panas dan cahaya matahari sebagai media pencahayaan alami dan sumber pembangkit energi bagi tiap-tiap bangunan. Gambar 6.2. layout plan (sumber: hasil perancangan. 2015) Selain melalui penataan massa, penerapan konsep low energy building juga diwujudkan melalui perletakan kolam dengan air yang mengalir dan tamantaman dengan berbagai vegetasi di luar bangunan untuk menetralisir suhu di dalam tapak dan mengurangi perolehan panas dalam bangunan sehingga mengurangi konsumsi energi untuk media pendingin ruangan 286

Gambar 6.3. Kolam dan taman di luar bangunan (sumber: hasil perancangan. 2015) Selain itu di sekililing tapak juga diletakkan kolam air yang mengalir serta vegetasi rindang untuk menurunkan suhu dalam tapak dan menyaring hembusan angin yang berhembus dari luar kedalam tapak Gambar 6.4. kolam dan vegetasi di sekeliling tapak (sumber: hasil perancangan. 2015) 287

Pada perancangan kawasan, sirkulasi kendaraan dalam taoak juga dibedakan menjadi menjadi 5, yaitu sirkulasi kendaraan IGD, sirkulasi kendaraan pengunjung, sirkulasi kendaraan staff dan karyawan, sirkulasi kendaraan bagian service, dan sirkulasi kendaraan unit pemulasaran jenazah serta pengangkutan sampah dan limbah yang akan dijelaskan melalui gambar berikut. Gambar 6.5. alur sirkulasi kendaraan dalam tapak (sumber: hasil perancangan. 2015) Dari penataan massa yang sedemikian rupa, maka diperoleh hasil perancangan berupa view ke dalam kewasan dari beberapa sisi yang akan ditunjukkan pada beberapa berikut. 288

Gambar 6.6. view kawasan dari sisi selatan (sumber: hasil perancangan. 2015) Gambar 6.7. view kawasan dari sisi timur(sumber: hasil perancangan. 2015) 289

Gambar 6.8. view kawasan dari sisi utara (sumber: hasil perancangan. 2015) Gambar 6.9. view kawasan dari sisi barat (sumber: hasil perancangan. 2015) 290

6.2 Denah per Massa Bangunan 6.2.1 Denah IGD dan IRJ Denah bangunan IGD dan IRJ diletakkandi bagian paling depan kawasan guna mempermudah akses pasien rawat jalan dan pasien gawat darurat yang membutuhkan penanganan dengan segera. Gambar 6.10. Denah IGD dan IRJ (sumber: hasil perancangan. 2015) Sedangkan penerapan tema dan konsep pada denah IGD dan IRJ diterapkan melalu pembuatan inner court atau taman dalam ruangan yang diletakan persis di bawah void pada bangunan IRJ. Gambar 6.11. Inner court pada denah IGD dan IRJ (sumber: hasil perancangan. 2015) 291

6.2.2 Denah Instalasi Farmasi Pada denah instalasi farmasi juga terdapat taman yang menyatu pada ruang tunggu dan memisahkan zona distribusi obat dan manajerial bagian kefarmasian. Hal ini ditujukan untuk menghadirkan suasana rileks pengunjung ketika menunggu antrian pendistribusian obat. Selain itu taman dengan kolam ini juga ditujukan untuk menurunkan suhu di dalam bangunan Instalasi farmasi agar dapat mengurangi konsumsi energi untuk media pendingin ruangan. Gambar 6.12. Inner court pada denah Instalasi farmasi (sumber: hasil perancangan. 2015) 6.2.3 Denah Unit Manjaerial Denah unit manajerial dirancang memanjang dengan taman dan kolam di tengah-tengahnya. Seperti pada denah bangunan yang sebelumnya, hal ini juga ditujukan untuk mnurunkan suhu dalam bangunan agar dapat mengurangi konsumsi energy untuk media pendingin ruangan. 292

Gambar 6.13. Inner court pada denah unit manajerial (sumber: hasil perancangan. 2015) 6.2.4 Denah Instalasi Rawat Inap Denah Instalasi rawat inap dirancang seakan terbelah memanjang menjadi 2 bagian yang dipisahkan oleh sirkulasi dan taman dengan kolam yang mengalir di bagian tengahnya. Selain karena alasan estetis, bentuk denah ini juga dirancang dengan pertimbangan kenyamanan pasien dan keluarga pasien serta pertimbangan penekanan konsumsi energy untuk media pendingin ruangan. Gambar 6.14. tamanpada denah Instlasi rawat inap (sumber: hasil perancangan. 2015) 293

6.3 Tampilan Luar Bangunan Seperti apa yang telah dipaparkan pada sub-bab sebelumnya, secara keseluruhan tampilan luar bangunan dirancang dengan bentuk memanjang searah matahari untuk memaksimalkan pemanfaatan panas dan cahaya matahari sebagai media pencahayaan alami dan sumber pembangkit energi bagi tiap-tiap bangunan. Gambar 6.15. respon bentuk bangunan terhadap arah pergerakan matahari (sumber: hasil perancangan. 2015) Tampilan luar tiap-tiap bangunan juga dirancang dengan pertimbangan tema low energy building dan kesesuainnya dengan objek Rumah Sakit. Seluruh dinding luar bangunan dibuat minim ornamentasi, bersih bertekstur halus dan licin, serta menggunakan material finishing berupa cat acrilyc dengan warna cerah yaitu putih dan biru muda. Hal ini ditujukan untuk memantulkan panas matahari agar dapat meminimalisir perolehan panas dalam bangunan. 294

Gambar 6.16. dinding luar bangunan (sumber: hasil perancangan. 2015) Selain pertimbangan material finishing, pada seluruh bangunan juga disediakan bukaan yang cukup banyak pada bagian-bagian bangunan yang memungkinkan, dan bukan pada bagian-bagian steril. Gambar 6.17. bukaan pada bangunan (sumber: hasil perancangan. 2015) Dinding luar bagian-bagian bangunan yang bersifat non-steril menggunakan dinding dengan kombinasi material berupa roster dan glass block. Selain alasan estetis, penggunaan dinding dengan material ini ditujukan untuk menangkap cahaya matahari sebagai media penerangan alami dalam bangunan serta memasukkan angin sebagai media pengkondisi udara dalam bangunan. 295

Gambar 6.18. dinding kombinasi roster dan glass block (sumber: hasil perancangan. 2015) Seluruh bangunan juga menggunakan material atap gelombang galvalume berwarna biru. Selain karena harganya yang lebih terjangkau dibanding material atap yang lain, atap gelombang galvalume ini juga kedap suara, lebih ringan, dan memiliki tangkat insulasi panas yang tinggi, ditambah dengan permukaan yang licin dan warna yang cerah, atap ini mampu memantulkan panas dengan baik, sehingga perolehan panas dalam bangunan akan dapat diminimalisir yang kemudian akan menenekan konsumsi energi untuk media pendingin ruangan. Gambar 6.19. atap gelombang galvalume (sumber: hasil perancangan. 2015) Selain atap gelombang galvalume, material atap yang juga digunakan adalah solar panel. Atap solar panel digunakan untuk memanfaatkan panas matahari yang ada sepanjang tahun sebagai sumber energy terbarukan yang bebas emisi bagi seluruh bangunan Rumah Sakit. 296

Gambar 6.20. atap solar panel (sumber: hasil perancangan. 2015) Dan pada bangunan-bangunan yang bersifat non steril dibuat skylight dengan ukuran yang cukup lebar untuk menangkap cahaya matahari masuk kedalam ruangan sebagai media penerangan alami agar dapat menekan konsumsi energi bagi media penerangan elektrik. Gambar 6.21. atap solar panel (sumber: hasil perancangan. 2015) 297

Pada sisi terluar bangunan yang terkena langsung paparan panas matahari, dialirkan air dari pipa yang diletakkan di sepanjang lisplang atap menuju kolam yang ada dibawahnya. Teknik ini digunakan untuk mereduksi panas matahari dan menyejukkan angin yang berhembus sebelum mengenai dinding dan masuk ke dalam ruangan. Gambar 6.22. teknik waterfall sebagai pengkondisi udara secara alami (sumber: hasil perancangan. 2015) Bagian terahir pada tampilan luar bangunan adalah perancangan identitas bangunan. Selain dari bentuk dan tampilan secara keseluruhan, identitas bangunan juga dimunculkan melalui pembuatan signage pada bangunan dalam bentuk tulisan yang menjelaskan fungsi bangunan tersebut yakni sebagai Rumah Sakit. 298

Gambar 6.23. signage (sumber: hasil perancangan. 2015) 6.4 Tampilan Dalam Bangunan Secara keseluruhan, dinding bagian dalam bangunan dibuat minim ornamentasi dan menggunakan finishing cat berwarna hangat dengan tekstur permukaan yang licin dan mudah dibersihkan. Namun pada ruang-ruang yang bersifat non steriltetap menggunakan material dinding konvensional yang lebih murah dan tetap memaksimalkan bukaan untuk memasukkan cahaya matahari dan angin ke dalam ruangan. Gambar 6.24. dinding interior (sumber: hasil perancangan. 2015) Lantai yang digunakan pada seluruh bagian bangunan yang bersifat non steril adalah lantai industrial plaster semen dengan finisging cat acrilyc warna biru muda. Jenis lantai ini dipilih karena lebih mudah dan murah dalam pengaplikasiaanya. 299

Gambar 6.25. lantai interior (sumber: hasil perancangan. 2015) Sedangkan untuk plafon, jenis yang digunakan berfariasi, diantaranya adalah plafon kaca dengan rangka baja ringan, plafon kalsi dengan skylight, dan plafon eter 1x1. Gambar 6.26. plafon interior (sumber: hasil perancangan. 2015) Secara keseluruhan suasana yangditampilkan pada setiap ruang sebisa mungkin dibuat tekesan rapi, rata, bersih, sejuk, nyaman, dan memiliki permukaan yang licin agar mudah untuk dibersihkan. Hal inilah yang mendorong banyaknya material-material seperti kaca, metal, keramik, acrilyc, dan baja chrome diaplikasikan pada bagian luar maupun dalam bangunan. 300

Gambar 6.27. interior instalasi rawat jalan (sumber: hasil perancangan. 2015) Gambar 6.28. ruang rawat inap kelas utama (sumber: hasil perancangan. 2015) 301

Gambar 6.29. ruang poli gigi (sumber: hasil perancangan. 2015) Gambar 6.30. ruang rawat inap anak (sumber: hasil perancangan. 2015) 302

Gambar 6.31. ruang bedah mayor (sumber: hasil perancangan. 2015) Gambar 6.32. ruang radioterapi (sumber: hasil perancangan. 2015) 6.5 Struktur Hasil perancangan struktur akan dijelaskan kedalam tiga bagian, yaitu struktur kaki bangunan, struktur badan bangunan, dan struktur kepala bangunan. Struktur kaki bangunan drancang dengan menggunakan pondasi plat setempat. Selain karena anggaran biaya yang lebih rendah jika dibandingkan pondasi menerus, pengerjaan pondasi plat juga membutuhkan waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan dalam oengerjaan pondasi menerus, sehingga mampu menghemat tenaga kerja, waktu pengerjaan, dan anggaran biaya. 303

Gambar 6.33. rencana pondasi dan sloof IGD & IRJ (sumber: hasil perancangan. 2015) Gambar 6.34. rencanan pondasi ICU & bedah sentral (sumber: hasil perancangan. 2015) Gambar 6.35. rencana pondasi unit manajerial (sumber: hasil perancangan. 2015) Struktur badan bangunan menggunakan kolom dan balok beton. Kolom dan balok disusun dengan grid persegi 6m x 6m, kemudian disesuaikan dengan bentuk denah bangunan. Kolom yang digunakan adalah kolom praktis 15x15, dan kolom utama 30x30, sedangkan balok dan ring balk yang digunakan 15x15 dan 15x20. 304

Gambar 6.36. rencana kolom dan balok unit manajerial (sumber: hasil perancangan. 2015) Sedangkan struktur kepala bangunan menggunakan ring balk beton dan rangka atap baja ringan. Gambar 6.36. rencana kolom dan balok unit manajerial (sumber: hasil perancangan. 2015) 6.6 Utilitas 6.6.1 Utilitas Bangunan per Massa Sistem kelistrikan setiap bangunan menggunakan system yang sama, yaitu menggunakan sumber energy yang berasal dari PLN, solar panel, dan genenerator set (genset). Pada malam hari, seluruh media penerangan dan alat elektronik kecuali alat-alat kesehatan menggunakan energy yang dihasilkan oleh solar panel. Ketika sumber energy dari PLN terputus maka energy yang digunakan juga energy yang dihasilkan solar panel, dan ketika stok energy pada baterai solar panel habis, maka sumber energy yang digunakan adalahgenenerator set (genset). 305

Gambar 6.37. rencana elektrikal IGD dan IRJ (sumber: hasil perancangan. 2015) Gambar 6.38. rencana elektrikal ICU dan bedah sentral (sumber: hasil perancangan. 2015) Secara umum, system pemipaan pada tiap-tiap bangunan dibagi kedalam tiga bagian yaitu pemipaan air bersih, permipaan air kotor, dan pemipaan air tinja. Air bersih dialirkan melalui tandon utama (sumur bor) ke bak penampungan smentara atau tandon bawah, kemudian dipompa ke tandon atas, dan dialirkan ke seluruh ruangan yang membutuhkan. Air kotor dari wastafel dan floor drain, serta air tinja dialirkan ke dalam septic tank, kemudian dialirkan ke sumur resapan. Stelah siap alir, maka air dialirkan ke saluran pembuangan kota. Namun pada beberapa bangunan seperti IGD, ICU dan bedah sentral, Kebidanan dan penyakit kandungan, laboratorium, dan pemulasan jenazah, ditambahkan system pmipaan air limbah medis yang dialirkan ke Instalasi 306

Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk kemudian diolah dan disterilkan sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota. Gambar 6.39. rencana pemipaan IGD dan IRJ(sumber: hasil perancangan. 2015) 6.6.2 Utilitas Kawasan Sistem kelistrikan kawasan terpusat pada electrical power controller dan genset yang kemudian disalurkan ke tiap-tiap bangunan. Sedangkan untuk system plumbing, pemipaan air bersih bersih dialirkan dari tandon kawasan ke bak penampungan sementara, kemudian dipompa ke tandon atas tiap-tiap bangunan. Air kotor dari wastafel dan floor drainserta air tinja dialirkan ke septic tank, kemudian ke sumur resapan, dan saluran pembuangan kota. Sementara limbah cair medis dari tiap-tiap bak penampungan dipompa ke bak penampunagn di IPAL untuk kemudian diolah sebelum siap untuk dialirkan ke saluran perkotaan. 307

Gambar 6.40. utilitas kawasan (sumber: hasil perancangan. 2015) 308