BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha/industri (DU/DI). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas ditengah tengah kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus masa depan bangsa yang kompeten,

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbuka untuk saling bekerja sama dan saling melengkapi. Di sisi lain, era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir yang

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

yang memiliki Visi dan Misi yang berisikan ; Visi : mewujudkan SMK Negeri 8

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan sangat penting dalam proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. secara formal di sekolah sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk. pendidikan formal itu adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan tidak lepas dari masalah pembelajaran, karena

BAB I PENDAHULUAN. reaksi dan sikap secara mental dan fisik.tingkah laku yang berubah sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah: 1). Menyiapkan. mampu mengembangkan diri. 3). Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat. mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tersebut maka dilakukan dengan melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian penting di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rupert Evan merumuskan tujuan Pendidikan Kejuruan (SMK) : 1) memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. bagi siswa secara optimal, sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk aktif terlebih mental maupun emosional (Gandi, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. ingin menjaga kecantikannya baik dari dalam atau pun dari luar. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang inovatif dan kuantitatif. Pendidikan diselenggarakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Aspek yang paling

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi (IPTEKS) telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Mekanik merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

BAB 1. pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kualitas guru dalam mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan menggunakan akal pikiran dan emosi yang dimiliki.

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang tidak terhingga bagi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut telah mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya yang handal dan berkompeten di segala bidang. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang akan menghasilkan lulusan yang nantinya diharapkan mempunyai lulusan yang dibutuhkan baik di dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Sekolah yang mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan berkualitas lebih ditujukan kepada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Hal ini dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990, Pasal 3 ayat 2, yaitu, Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun 1990). SMK Negeri 10 Kota Medan merupakan suatu lembaga formal yang bergerak dibidang pendidikan yang beralamat di jalan Cik Ditiro No. 57 Kota 1

2 Medan. SMK Negeri 10 Kota Medan Memiliki 4 Jurusan diantaranya: Tata Busana, Tata Boga, Tata kecantikan, Teknik Multimedia. Berbicara mengenai pelaksanaan pembelajaran di sekolah khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seringkali masih menimbulkan persoalan yaitu kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan, hal ini terjadi karena banyaknya siswa yang mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik tentang materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya siswa tidak mengetahui konsep yang diajarkan. (Sepektrum kurikulum SMK Negeri 10 Kota Medan). Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan (PKK) pada SMK Negeri 10 Medan menunjukkan bahwa belum tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata siswa pada kompetensi PKK yang belum tuntas selama tiga tahun terakhir adalah pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah siswa 30 dengan tidak tuntas 50%, tahun ajaran 2010/2011 jumlah siswa 35 dengan jumlah tidak tuntas 60% dan tahun ajaran 2011/2012 jumlah siswa 32 dengan jumlah tidak tuntas 60%. Melihat nilai rata-rata pada sekolah tersebut menunjukkan belum tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana batas kelulusan mata diklat produktif adalah 70 (Data Kumpulan Nilai Tahun 2010/2011 2011/2012 SMK Negeri 10 Kota Medan ). Berdasarkan hasil wawancara (tanggal 21 Mei 2012 pada guru Ibu Cristien, S.Pd) bidang studi mata pelajaran Pengetahuan kosmetika kecnatikan (PKK), metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar antara lain

3 metode ceramah untuk menjelaskan teori/materi ajar dan pada akhir pertemuan guru memberikan tugas dalam bentuk latihan soal. Pola pengajaran dengan metode terdahulu harus diubah dengan cara menggiring siswa untuk mencari ilmunya sendiri. Perubahan harus diikuti para guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa, salah satu upaya yang di lakukan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan dapat mengaktifkan balajar siswa. Seorang guru pada proses pembelajaran harus benar-benar mampu memilih metode yang tepat dalam menyampaikan setiap mata isi materi pembelajaran agar apa yang disampaikan mempengaruhi jiwa siswa dengan baik. Metode merupakan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar (Ginting, 2008). Berdasarkan uraikan diatas, maka perlu dilakukan peneliti dengan judul yaitu Penerapan metode diskusi kelompok dengan modul pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman kosmetika kecantikan siswa SMK.

4 B. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Pembelajaran Diskusi dengan menggunakan modul pembelajaran belum pernah diterapkan dalam pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan (PKK) di SMK. 2. Rendahnya aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam Pengetahuan kosmetika kecantikan (PKK) di SMK. 3. Kurangnya keetersediaan fasilitas belajar berupa buku dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa dalam pengetahuan kosmetika kecantikan (PKK) di SMK. 4. Rendahnya aktifitas siswa dalam sosialisasi berkelompok dengan teman dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa dalam pengetahuan kosmetika kecantikan (PKK) di SMK. C. Pembatasan Masalah Oleh karena luasnya masalah dan keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga serta dana maka dalam penelitian ini dibatasi yaitu untuk menerapkan pembelajaran Metode diskusi kelompok dengan menggunakan modul pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Kosmetika Kecantikan siswa kelas X kecantikan SMK Negeri 10 Kota Medan.

5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapkan metode diskusi kelompok dengan menggunakan pembelajaran Modul dapat meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Kosmetika Kecantikan pada materi Kopetensi dasar Mendeskripsikan Produk kosmetik kecantikan kulit siswa kelas X Tata kecantikan SMK Negeri 10 Kota Medan. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan di diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah apakah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X dengan penerapan metode diskusi kelompok dengan menggunakan modul pembelajaran mata pelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan siswa kelas X Tata kecantikan SMK Negeri 10 Kota Medan? F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat terhadap berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Peneliti: a. Dapat digunakan sebagai bahan ajar. b. Melatih kreativitas dalam mengembangkan teknik-teknik pembelajaran

6 2. Bagi Siswa : a. Melatih siswa dalam bekerja sama dan tanggung jawab dalam diskusi kelompok serta melatih siswa untuk bertanya dan menyampaikan pendapat. b. Menciptakan suasana belajar di kelas yang bergairah agar tidak jenuh seperti kecenderungan mengikuti metode pembelajaran ceramah. 3. Bagi Akademik a. Informasi bagi guru tentang penerapan model pengajaran Diskusi Kelompok dengan Modul Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Tata Kecantikan. b. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK Negeri 10 Kota Medan agar menerapkan metode diskusi kelompok dengan mempergunakan modul.