BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB III TINJAUAN KAWASAN

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

BAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. koorditat 07 º 40 42,7 LS 07 º 28 51,4 LS dan 110º 27 59,9 BT - 110º 28

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN KAWASAN

BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA GLAGAHARJO PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 ABSTRAK

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Kajian Struktur Ruang Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman

Rapid Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Erupsi Merapi Tahun 2010

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KLASIFIKASI LAHAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN Kondisi Administratif Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

KELAYAKAN SISTEM EVAKUASI KAWASAN RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara dan

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PUSAT PERTUNJUKAN KOMUNITAS MUSIK INDIE DI YOGYAKARTA. Gambar 3.1. Wilayah Administrasi Provinsi DIY Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

Vulnerability. (Kerentanan) Praktikum Lapangan Gunung Merapi Mata Kuliah Mitigasi Bencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB V PENUTUP. atas kehilangan-kehilangan yang mereka alami, mulai dari anggota keluarga,

PERUBAHAN KONDISI FISIK PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI DESA GLAGAHARJO PROVINSI DIY

DAMPAK ABU VULKANIK ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 TERHADAP PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SLEMAN. Yusuf Amri

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dusun Ngerahkah di Kecamatan Cangkringan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2010 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar belakang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI LITERATUR UKDW DATA. Profil Kota Yogyakarta (DIY) Potensi Kota Yogyakarta Potensi Kota Yogyakarta dalam bidang olahraga Data - data sekunder

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN 2.1 PROFIL KABUPATEN SLEMAN 2.1.1 Letak Wilayah Menurut Statistik Kebudayaan dan Pariwisata (2010: 3), secara geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 107º 15ʹ 03ʺ dan 107º 29ʹ 30ʺ Bujur Timur, 7º 34ʹ 51ʺ dan 7º 47ʹ 30ʺ Lintang Selatan. Batas-batas Kabupaten Sleman tersebut jika dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut : Tabel 2.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Sleman Sebelah Letak Geografis Batas Wilayah Utara 7 º 34 51 ʺ LS Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah Timur 110 º 13 00ʺ BT Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah Selatan 7 º 47 03 ʺ LS Kabupaten Bantul, Propinsi D.I.Yogyakarta Barat 110 º 33 00 ʺ BT Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakarta Sumber : Data Sekunder Kabupaten Sleman Dalam Angka 2011 Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57,482 Ha atau 574,82 Km² atau sekitar 18% dari luas Propinsi DIY yang memiliki luas 3.185,80 Km². Untuk Kecamatan Cangkringan terdiri dari 5 Desa dan 73 Dusun dengan luas wilayah 4.799 Ha (Statistik Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, 2010 : 4). Wilayah di bagian Selatan merupakan dataran rendah yang subur dengan memiliki permukaan yang agak miring ke Selatan dengan batas paling Utara adalah Gunung Merapi. Di lereng Gunung Merapi terdapat 2 bukit yaitu bukit Plawangan dan Bukit Turgo sebagai objek wisata Kaliurang. 12

13 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Sleman (Sumber : Data Sekunder BPS, 2011) 2.1.2 Karakteristik Wilayah Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu : a. Kawasan lereng Gunung Merapi Wilayah yang berada di sisi Utara jalan yang menghubungkan kota Tempel, Turi, Pakem, dan Cangkringan (Ringbelt) sampai dengan puncak Gunung Merapi. Wilayah ini merupakan sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan Gunung Merapi dan ekosistemnya. Namun, akibat erupsi Merapi tahun 2010, sebagian wilayah ini telah hancur terkena terjangan awan panas, terutama di wilayah Kecamatan Cangkringan, sebagian Ngemplak, dan sebagian Pakem.

14 b. Kawasan Timur Kawasan Timur ini meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah kawasan ini merupakan tempat sumber situs Candi/peninggalan Purbakala yang merupakan pusat wisata budaya dan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih. c. Kawasan Tengah Kawasan Tengah ini terdiri dari wilayah Aglomerasi kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan Gamping. Pusat pendidikan, perdagangan dan jasa termasuk dalam wilayah Kawasan Tengah ini. d. Kawasan Barat Kawasan Barat meliputi kecamatan Godean, Minggir dan Seyegan serta Moyudan merupakan wilayah lahan pertanian basah yang tersedia cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industri kerajinan mandong dan gerabah. 2.2 LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini berada di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Kecamatan Cangkringan merupakan bagian dari kabupaten Sleman yang terdiri dari 5 desa, yaitu Kepuharjo, Umbulharjo, Wukirsari, Argomulyo dan Glagahharjo. Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Batas wilayah desa Umbulharjo sangat berpengaruh dalam perkembangan ekonomi dan kondisi wilayah di desa Umbulharjo, maka batas wilayah desa Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 2.2 halaman berikut ini ;

15 Tabel 2.2 Batas-batas Wilayah desa Umbulharjo BATAS NAMA BATAS Sebelah Selatan Desa Wukirsari Sebelah Utara Gunung Merapi Sebelah Timur Desa Kepuhharjo Sebelah Barat Desa Hargobinangun Sumber : Data sekunder Desa Umbulharjo, 2010 Jika dilihat dari segi karakteristik wilayah Cangkringan termasuk dalam wilayah yang kaya akan sumber daya air dan potensi ekowisata yang berorientasi pada aktivitas gunung Merapi dan ekosistemnya (http://www.slemankab.go.id/213/karakteristik-wilayah.slm, diakses 02 September 2012). Kondisi lingkungan Umbulharjo sendiri pasca erupsi ini sudah mulai membaik. Banyak rumah-rumah warga yang sebagian digunakan sebagai usaha penginapan pondok wisata atau losmen, dan sebagian besar sebagai rumah tinggal warga. Usaha penginapan ini disediakan bagi para tamu wisatawan Volcano Tour yang hendak menginap sementara, dan lokasi ini berdekatan dengan desa Pentingsari. Perkembangan pariwisata di desa Umbulharjo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang pesat serta animo masyarakat yang dibarengi dengan kesadaran masyarakatnya sendiri. Usaha pariwisata yang berkembang lebih banyak ke konsep wisata alam, maka banyak berkembang usaha penginapan sebagai sarana wisata, tempat parkir dan kemping ground. Mengingat pada tahun 2010 penduduk Desa Umbulharjo memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak, akibat dari erupsi ini banyak warga yang beralih pekerjaan membuka usaha Volcano Tour, pengusaha kecil dan menengah, pembantu rumah tangga dan lain sebagainya.

16 Gambar 2.2 Pondok Wisata Cangkringan (sumber : Data Primer, Oktober 2012) Ketersediaan material lokal di desa Umbulharjo ini dapat dikatakan belum mencukupi kebutuhan material lokal bagi warga. Material-material erupsi ini di kumpulkan warga, kemudian dibuat batako, mortar dan bahan pembuat plesteran lantai. Banyaknya material-material lokal seperti batu besar, batu kecil dan pasir yang berasal dari hasil erupsi merapi, dikumpulkan warga untuk dijadikan sebagai usaha penjualan bahan material lokal baik dalam bentuk mentah ataupun dalam bentuk sudah jadi, seperti halnya batako, roaster, dan lain sebagainya. Pengangkutan material pasir menggunakan kendaraan transportasi berupa truk penambang pasir dan material yang diambil berasal dari kali Opak dan kali Boyong. Pengangkutan material-material ini berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghubungkan produsen (sumber material) dengan konsumen konsumen yang membutuhkan material bahan bangunan. Harga material vulkanik Merapi mulai turun pada tahun 2011 dan akibat banjir lahar dingin yang membawa material vulkanik berupa pasir dan batu-batuan yang mengalir di sejumlah sungai yang berhulu di Merapi hilang terbawa arus banjir lahar dingin serta kualitas pasir Merapi semakin hari semakin menurun. Banyak para penambang pasir yang mengeluh akan keadaan ini. Para penambang

17 pasir tersebut sangat menggantungkan kebutuhan hidup dari sumber material pasir Merapi. Keadaan ekonomi yang sempit membuat para penambang pasir tetap nekat menjalani mata pencaharian sebagai pencari pasir. Ini semua sebagai salah satu upaya para penambang pasir untuk bertahan hidup. Pemilihan dan penerapan material harus dianggap sebagai bagian penting dalam proses rekonstruksi. Faktor iklim lokal memiliki peranan utama dan pengaruhnya dalam memilih material. Bahan bangunan secara visual memiliki karakter bahan yang berbeda antara material yang satu dengan material lainnya. Dalam pemilihan dan penggunaan material bangunan yang bisa didaur ulang dan yang bisa digunakan kembali secara berulang akan membantu mengurangi/menghemat pemakaian bahan baku yang berasal dari sumber daya alam. Material re-use dan re-cycle yang dipilih warga untuk melakukan rekonstruksi rumah warga adalah pilihan dari beberapa warga yang memiliki keterbatasan dana/ekonomi dalam membeli material baru. Hanya beberapa elemen material dalam kondisi baik/utuh yang bisa digunakan kembali atau diolah kembali pada rumah warga. 2.3 IDENTIFIKASI DESA UMBULHARJO 2.3.1 Kondisi fisik 2.3.1.1 Luas Wilayah Desa Desa Umbulharjo terletak di wilayah Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Kota Yogyakarta. Secara umum wilayah Desa

18 Umbulharjo berada di kaki/lereng Gunung Merapi yang merupakan wilayah yang berada di wilayah bagian utara kecamatan Cangkringan dengan ketinggian wilayah 500 m sampai dengan 1000 m diatas permukaan laut. Gambar 2.3 Peta Wisata Sleman (Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, 2012) Ditinjau dari segi letak geografis desa Umbulharjo memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : - Merupakan jalur menuju PT. Merapi Golf Cangkringan dan juga jalan menuju obyek wisata Lava Tour Kali Adem - Dekat dan dilewati jalur menuju obyek wisata Kaliurang dari arah Timur (Kabupaten Klaten) dan juga dekat dengan jalan alternatif yang menghubungkan obyek wisata Candi Borobudur dengan Candi Prambanan

19 - Dekat dengan pusat Kota Yogyakarta yang identik dengan obyek wisata Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat dengan Malioboro Menurut Laporan Profil Desa Umbulharjo 2012, luas wilayah desa secara keseluruhan adalah 826 Ha. Dari luas wilayah tersebut masing-masing wilayah memiliki karakteristik yang berbeda, keadaan ini membawa pengaruh yang kuat yaitu hal sumber dan mata pencaharian penduduk di desa Umbulharjo (Dusun Pelemsari, Pangukrejo dan Gondang) karena dekat dengan Gunung Merapi memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi karena abu vulkanik yang dikeluarkan dari gunung, sehingga membawa kesuburan pada tanaman sekitarnya. Dari keseluruhan luas wilayah di wilayah desa Umbulharjo menurut penggunaannya dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini : Tabel 2.3 Luas Wilayah menurut Penggunaan NO LUAS WILAYAH MENURUT PENGGUNAAN LUAS (ha/m²) 1 LUAS PERMUKIMAN 21,3 2 LUAS PERSAWAHAN 23,900 3 LUAS PERKEBUNAN 27 4 LUAS PEKARANGAN 233,5050 JUMLAH 305,705 Sumber : Data Sekunder Laporan Profil Desa Umbulharjo, 2012 2.3.1.2 Sumber Daya Alam Wilayah Desa Umbulharjo yang terletak di kaki /lereng Gunung Merapi sangat mempengaruhi potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Desa Umbulharjo, ada beberapa potensi sumber daya alam antara lain : - Faktor keindahan alam pegunungan dan sungai/tebing di wilayah Desa Umbulharjo - Memiliki tanah yang tingkat kesuburannya cukup tinggi dan cocok untuk pertanian

20 - Memiliki bahan tambang/galian golongan C - Dialiri beberapa sungai tiap desa - Perkebunan seperti tanaman kopi, coklat dan panili yang menjadi prioritas penduduk untuk ditanam - Peternakan (sapi perah, sapi lokal, ayam/unggas, kambing, kelinci) yang memiliki banyak pengaruh dalam hal meningkatkan perekonomian penduduk Menurut Laporan Profil desa Umbulharjo (2010 : 49), indikator unggulan desa Umbulharjo adalah pasir. Sumber material pasir dan batu (batu kali dan batu gunung Merapi) berasal dari kali Boyong dan Kali Opak. Material-material yang ada di Kali dikeruk oleh para penambang pasir, baru kemudian diangkut dengan kendaraan Truk dan dibawa ke Industri material bahan bangunan. Tabel 2.4 Nama Sungai yang Melintasi Kecamatan Cangkringan Tahun 2010 NO Desa Sungai 1 Wukirsari Sungai Kuning 2 Argomulyo Sungai Gendol 3 Glagaharjo Sungai Gendol 4 Kepuharjo Sungai Gendol 5 Umbulharjo Sungai Kuning Sumber : Data Sekunder Kecamatan Cangkringan dalam Angka 2011 Material-material lokal sebagian dipilih oleh warga desa Umbulharjo sebagai bahan material dalam membuat hunian warga. Bahan material yang dipilih warga umumnya adalah material lokal. Material-material yang berguna dalam proses rekonstruksi ini adalah sisa-sisa material yang masih bisa digunakan dan diolah kembali dari bangunan lama rumah warga. Pemilihan material untuk bahan bangunan merupakan faktor penting dalam ketahanan fisik bangunan. Pada saat tahap pemilihan material-material,

21 warga mengidentifikasi material dengan pertimbangan-pertimbangan dalam melihat dan memilih bahan material. Pertimbangan tersebut yang nanti akan membantu warga dalam memilih material yang digunakan serta diolah kembali. Warga memilih material-material rekonstruksi rumah tinggal dengan pertimbangan-pertimbangan, antara lain : - Utuh tidaknya material - Material bangunan yang masih dalam kondisi layak pakai - Keterbatasan ekonomi/dana - Harga material yang semakin tinggi - Sumber material lokal - Pengangkutan material - Mengurangi limbah material - Mengurangi hasil dari sumber daya alam Sebagian pembangunan rumah warga desa ini menggunakan material lama yang diolah dan digunakan kembali serta sebagian besar menggunakan material baru. Material-material yang rusak parah tentu tidak akan bisa digunakan kembali. Untuk material yang di gunakan kembali (Re-Use) dipilih sisa-sisa material batubata dan roaster, misalnya. Untuk material yang diolah kembali (Re-Cycle) adalah usuk/reng dijadikan sebagai bingkai jendela rumah. Sebagian material bekas dan layak pakai diupayakan digunakan kembali pada bangunan baru/lama. Lalu penggunaan material yang baru seperti pemilihan pasir vulkanik, semen yang dipilih warga sebagai bahan membuat batako, roaster, plesteran lantai bagi rumah warga.

22 Hal yang mendasari sampel adalah nama responden, jenis kelamin, umur, jenis pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan. 2.3.1.3 Karakteristik Desa Umbulharjo Desa Umbulharjo memiliki karakteristik masyarakat yang menjunjung tinggi kebudayaan yang kental dengan Budaya Jawa. Hal ini sangat dipahami lantaran oleh Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai pusat Pemerintahan dengan pusat Kebudayaan Jawa dari Keraton Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat maupun Pakualaman. Pada gambar 2.4 untuk jumlah grafik data penduduk desa Umbulharjo, warga desa Umbulharjo lebih banyak memeluk agama Islam. Sementara itu di sisi lain, Kebudayaan Jawa berbaur dengan nuansa agama (agama Islam). Perkembangan kepercayaan di lingkungan masyarakat tersebut, mengakibatkan timbulnya perbedaan tingkatan dalam masyarakat. Sistem kehidupan Jawa makin kuat berdampingan dengan prinsip Islam. Lambang-lambang dalam kehidupan masyarakat Jawa dibedakan dalam bentuk klasifikasi simbolis. Klasifikasi simbolis dalam bentuk bahasa, kesenian, agama dan pranata kehidupan sosial. Bahasa simbol yang digunakan sebagai bahasa komunikasi, dilakukan dengan berbagai macam tindakan, baik dalam religi, tradisi dan kesenian. Mayoritas penduduk Umbulharjo adalah pemeluk agama Islam, namun dalam hal menjalankan agama masih kental dengan Budaya Jawa (syukuran hasil panen, kenduri, kondangan, dan lain sebagainya).

23 Gambar 2.4 Grafik Data Agama Penduduk (sumber : Data Sekunder Desa Umbulharjo, 2010) Tabel 2.5 Nilai Tradisional Desa Umbulharjo No Jenis Kegiatan yang Memiliki Nilai Jumlah Keterangan Tradisonal 1 Adat labuhan gunung Merapi 1 Pernah Ada 2 Adat dandan kali 1 Pernah Ada 3 Adat pernikahan 9 Aktif 4 Adat Metri Dusun 9 Aktif 5 Adat Kematian 9 Aktif Sumber : Data Sekunder Desa Umbulharjo, 2010 Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat semangat bergotong-royong masyarakat sangat tinggi baik dalam hal membangun permukiman dan fasilitas umum, sedangkan dalam hal memecahkan masalah maupun mencari keputusan musyawarah masih dijunjung tinggi. Menurut Arya Ronald (1988: 32), musyawarah merupakan bentuk cara mengambil keputusan sebagai pemecahan atas suatu masalah atau tindakan atau sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat Jawa. Mayoritas penduduk desa Umbulharjo bekerja sebagai Petani, peternak, dan pembantu rumah tangga (dapat dilihat pada Lampiran Mata Pencaharian Pokok) dan tingkat pendidikan lebih di dominasi lulusan SD sebesar 1098 orang (dapat dilihat pada Lampiran Pendidikan).

24 2.3.1.4 Kondisi Sosial Budaya Penduduk desa Umbulharjo menyebar di beberapa wilayah desa dengan tingkat kepadatan penduduk yang merata. Didesa Umbulharjo masih banyak sebagian warganya yang hidup di bawah standar hidup sejahtera. Hal ini dibutuhkan kerja sama yang kuat antara warga desa dengan pihak Pemerintah Desa dan Kelurahan guna menambah tingkat kesejahteraan masyarakat desa Umbulharjo. Pada tabel 2.6 dilihat bahwa tingkat kesejahteraan untuk kategori keluarga Prasejahtera dan Sejahtera III plus lebih banyak jumlahnya pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh banyaknya warga yang kehilangan pekerjaan/mata pencaharian pasca erupsi Merapi pada akhir tahun 2010 yang lalu. Dibutuhkan waktu bagi warga untuk berbenah mengembalikan kondisi mata pencaharian atau mencari lapangan pekerjaan baru sebagai aktivitas pekerjaan warga yang baru. Tabel 2.6 Data Jumlah Penduduk menurut Tingkat Kesejahteraannya No Tingkat Kesejahteraan Jumlah tahun 2010 Jumlah tahun 2012 1 Keluarga Prasejahtera 410 883 2 Sejahtera I 214 125 3 Sejahtera II 375 183 4 Sejahtera III Plus 127 147 Sumber : Data Sekunder Desa Umbulharjo, 2010 dan Laporan Profil Desa Umbulharjo, 2012 Namun, pada tahun 2011-2012, jumlah keluarga Prasejahtera naik menjadi 883 keluarga dan Sejahtera Plus III menjadi 147 keluarga (dapat dilihat pada Lampiran Ekonomi Masyarakat, Kesejahteraan Keluarga). Akan tetapi, dari segi ekonomi masyarakatnya untuk tingkat pengangguran menjadi lebih didominasi pada penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah dan tidak bekerja sebesar 1436 orang (dapat dilihat pada Lampiran Ekonomi Masyarakat, Pengangguran).

25 2.3.2 Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi Merapi Semenjak terjadinya Erupsi Merapi pada akhir 2010 yang lalu, Pemerintah menetapkan zona Kawasan Rawan Bencana. Hal ini dimaksudkan agar lokasi-lokasi yang berada di sekitar zona kawasan Merapi untuk dikosongkan, sesuai dengan bahaya radius 5 km - 25 km yang sudah ditetapkan. Menurut Peraturan Bupati Sleman (Nomor 20 Tahun 2011) tentang Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Merapi pada bab I Ketentuan Umum Pasal 1 terbagi 3 cakupan wilayah, diantaranya : a. KRB I : kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir. Dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. b. KRB II : kawasan yang berpotensi terlanda aliran massa berupa awan panas, aliran lava dan lahar, serta lontaran berupa material jatuhan dan lontaran batu (pijar). c. KRB III : kawasan yang letaknya dekat dengan sumber bahaya yang sering terlanda awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Wilayah desa Umbulharjo termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana II (KRB II). Batas KRB II ini ditentukan berdasarkan sejarah kegiatan lebih tua 100 tahun, dengan indeks letusan (VEI 3-4), baik untuk bahaya aliran massa ataupun bahaya material lontaran batu pijar (Gambar dapat dilihat pada Lampiran pada Peta Dampak Erupsi Merapi). Kawasan Rawan Bencana II seluas kurang lebih 3.273 Ha di kecamatan Tempel, Turi, Cangkringan dan Ngemplak (Lihat lampiran

26 pada Peraturan Bupati Sleman No. 20 Tahun 2011 Bab III bagian Kesatu Pasal 5 point 1b). Gambar 2.5 Peta Kawasan Rawan Bencana Merapi (Sumber : BPBD Sleman, 2012) Bangunan-bangunan yang rusak di Kecamatan Cangkringan dapat dilihat pada tabel 2.7 halaman berikut : Tabel 2.7 Data Jumlah Bangunan Rusak Per desa di Kecamatan Cangkringan No Nama Desa Jumlah Bangunan 1 Umbulharjo 301 2 Kepuhharjo 1327 3 Glagahharjo 1021 4 Wukirsari 504 5 Argomulyo 92 Total 3245 Sumber : Hamidin, 2010

27 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah bangunan rusak 301 rumah salah satunya berada di desa Umbulharjo. Kerusakan yang diakibatkan hampir semua berkategori berat dan sedang, kalaupun masih ada yang kelihatan berdiri tetapi secara struktur sudah rapuh dan tidak layak huni bagi warga. Bangunan-bangunan yang ada di 9 padukuhan di Desa Umbulharjo memiliki tingkat kerusakan dan jenis bangunan yang berbeda. Tiga tingkat kerusakan yang berbeda, seperti jenis tingkat : - RB : Rusak Berat - RS : Rusak Sedang - RR : Rusak Ringan Tiap kerusakan bangunan pada tiap dusun memiliki lokasi wilayah KRB yang berbeda, yang mana ini berkaitan dengan titik-titik lokasi Kawasan Rawan Bencana. Keberadaan lokasi wilayah dusun juga mempengaruhi tingkat kerusakan tiap bangunan yang ada di wilayah tersebut. Tabel 2.8 Data Kerusakan Bangunan Akibat Erupsi Merapi di Desa Umbulharjo Nama Dusun RB Rusak Berat RS Rusak Sedang RR Rusak Ringan Pelemsari 84 Rumah Tinggal, 1 - - pondok wisata, 6 warung kelontong, 2 koperasi, 4 pos kampling, 1 masjid Pangukrejo 216 Rumah Tinggal, 2 pertokoan, 1 3 pondok wisata, 34 pondok wisata, 1 TK, 1 SD, 14 warung kelontong, 4 Koperasi, lapangan sepak bola 1 pertokoan 3 Bengkel, 4 pos kampling, 1 masjid, 1 musholla Gondang - - 1 pondok wisata

28 Tabel 2.8 Data Kerusakan Bangunan Akibat Erupsi Merapi di Desa Umbulharjo (Lanjutan) Nama Dusun RB Rusak Berat RS Rusak Sedang RR Rusak Ringan Gambretan - 1 Masjid - Balong 3 Rumah tinggal 4 Rumah tinggal - Plosorejo - - - Karanggeneng - 1 Puskesmas Pembantu - Plosokerep - - - Pentingsari - 1 Masjid - Sumber : Kelurahan Desa Umbulharjo, 2012 Pengambilan data dengan cara literatur parameter data ini dilakukan karena kondisi beberapa bangunan yang Homogen di 3 padukuhan Desa Umbulharjo. Untuk memilih sampel dengan menggunakan literatur parameter data berdasarkan populasi Umbulharjo yang unsur-unsurnya bervariasi, sehinga perlu ditetapkan batas-batasnya. Untuk jumlah rumah warga yang mau dan tidak mau direlokasi dan data rekapitulasi jumlah Populasi dan jumlah KK Desa Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 2.9 dan tabel 2.10 di bawah ini; Tabel 2.9 Jumlah KK yang tidak mau direlokasi Desa Jumlah KK Mau Tidak mau relokasi relokasi Umbulharjo 306 85 220 Kepuharjo 784 681 100 Glagaharjo 791 165 616 Wukirsari 388 380 6 Argomulyo 228 118 110 Sindumartani 26 26 0 Jumlah 2.523 1.455 1.052 Sumber : Pemerintah Kabupaten Sleman, 2011 Pada tabel 2.10 di bawah ini yang akan digunakan sebagai data untuk mengetahui lokasi penelitian yang akan dipilih dan sebagai penentuan sampel yang diharapkan. Penentuan wilayah dan sampel yang akan digunakan lebih melihat pada lokasi KRB yang aman dan cocok. Maka, dari itu jumlah sampel responden yang dijadikan sebagai acuan untuk menentukan jumlah sampel adalah

29 jumlah KK, baru setelah itu menggunakan skala besar yang sesuaikan dengan jumlah sampel responden yang diharapkan dan beberapa ketentuan dari peneliti yang akan dibahas pada bab IV. Tabel 2.10 Data Rekapitulasi Jumlah populasi dan jumlah KK Akhir Bulan Agustus 2012 Desa Umbulharjo NO Nama Dusun Jumlah Populasi Jumlah KK 1 Pelemsari 207 86 2 Pangukrejo 718 228 3 Gondang 687 205 4 Gambritan 621 183 5 Balong 703 196 6 Plosorejo 482 140 7 Karanggeneng 536 170 8 Plosokerep 535 116 9 Pentingsari 376 119 Jumlah 4765 1493 Sumber : Data Sekunder Kelurahan Umbulharjo, 2012