PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

Bekti Kusumaningrum 1, Suripto 2, Imam Suyanto 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPANMODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 PLARANGAN

Keywords: Pair Check, concrete media, fraction

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Kata kunci: cooperative script, peningkatan, IPS

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENGGUNAAN MIND MIND DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEDUNGWINANGUN

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD N 2 JATINEGORO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN STRATEGI GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS III SDN KRADENAN

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DISERTAI MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN 2 WONOYOSO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAH BERBAGAI MACAM BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

Keywords: RME, paper folding media, fraction

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3. Dosen PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

Keywords: learning, STAD, media charge cards, integers

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

PENGGUNAAN METODE JARIMAGIC DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNANAN METODE HYPNOTEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BENERWETAN TAHUN AJARAN

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

Keywords: Index Card Match, card number, Learning Mathematics

Key Word: creative-productive, buzz group, increasing, mathematic

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN METODE MIND MAP DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN PATEMON GOMBONG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

hidup; e) membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan ilmu IPS sesuai dengan

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENERAPAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR KELAS V SD

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW)

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN BAHAN BACAAN KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SDN PENEKET TAHUN AJARAN

PENERAPAN METODE STAD DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA JAWA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

Transkripsi:

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD Oleh: Siti Hanisah 1, Tri Saptuti 2, H. Setyo Budi 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen e-mail: sitihanisah5@gmail.com Abstract: The Use of Models Cooperative Learning Group Investigation type in Improveing Learning Mathematic about Fraction of V Grade Students SD. This study aimed to describe the use of models cooperative learning type group investigation in improving result learning mathematic of type V grade students. This study is the Classroom Action Research (CAR) which consists of three cycles, each cycle there are two meetings. The conclusions of this study is that the use of models cooperative learning type group investigation can improve the process and learning mathematic about fraction. The result show that improving value average of result learning every cycles. Keyword: Group Investigation, Learning Outcomes, Mathematic. Abstrak: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Pecahan pada Siswa Kelas V SD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam meningkatkan pembelajaran matematika siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus ada dua pertemuan. Simpulan penelitian ini adalah bahwa penggunaan model investigation dapat meningkatkan proses dan hasil belajar matematika tentang pecahan pada siswa kelas V. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa tiap siklus. Kata Kunci: Grup investigasi, Hasil Belajar, Matematika. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang telah berkembang cukup pesat baik materi maupun kegunaannya. Pernyataan Mulyono Abdurrahman (mengutip simpulan Cockroft) bahwa Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena, (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang (2003: 253). Mengingat betapa pentingnya pembelajaran matematika, maka cara untuk meningkatkan mutu hasil belajar matematika di Sekolah Dasar adalah dengan menggunakan kurikulum, penguasaan materi, strategi mengajar, penggunaan model pembelajaran, penggunaan metode dan media yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan. Pelajaran matematika harus dikuasai oleh anak sejak dari SD, sehingga anak terampil dan dapat menggunakan atau menerapkan ilmu matematika dalam kehidupan seharihari. Dari uraian tersebut secara nyata menunjukkan bahwa mata pelajaran Matematika sangat penting dan bermanfaat bagi peserta didik ke depan. Sehingga diharapkan pembelajaran di sekolah dapat membantu peserta didik untuk bepikir kritis 1

dan dapat mengambil keputusan secara rasional. Pembelajaran matematika diharapkan menggunakan model pembelajaran yang sesuai atau mudah diterima oleh siswa agar hasil belajar meningkat. Guru dikatakan berhasil dalam mengajar bila ada peningkatan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Sebagai contoh studi kasus di SDN 2 Abean, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, dengan observasi pada saat guru kelas melakukan kegiatan belajar mengajar guru tersebut hanya menggunakan metode ceramah kemudian siswa diberi contoh latihan soal dan siswa memperhatikan penjelasan guru tanpa menggunakan metode dan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa bersikap pasif. Berdasarkan data yang peneliti peroleh mengenai perbandingan nilai mata pelajaran matematika dengan mata pelajaran yang lain siswa kelas V SDN 2 Abean hanya mencapai 33% yang tuntas dari KKM dari jumlah siswa 18 anak, dengan perincian tuntas ada 6 anak (33%) dan tidak tuntas ada 12 anak (67%) dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 30 dari KKM 60. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika belum berhasil. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dipakai oleh guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Menurut Rusman (mengutip Mafune, 2005) bahwa model investigation dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial (2012: 222). Berdasarkan masalah tersebut, peneliti memberikan alternatif untuk menjadikan pembelajaran matematika di kelas V menjadi suatu pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan siswa dapat mengetahui dengan jelas makna dari pembelajaran matematika tersebut. Model investigation dapat dipakai oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, diharapkan siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan dapat meningkatkan pembelajaran matematika. Sehingga siswa akan memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu, peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 2 ABEAN TAHUN AJARAN 2012/2013. Rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan model investigation dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang pecahan pada siswa kelas V SDN 2 Abean tahun ajaran 2012/2013? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang pecahan pada siswa kelas V SDN 2 Abean tahun ajaran 2012/2013? 3. Apakah kendala dan solusi penggunaan model investigation dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang pecahan? Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan pembelajaran Matematika tentang pecahan siswa kelas V SDN 2 Abean tahun ajaran 2012/2013. Secara teoretis penelitian ini untuk menambah wawasan tentang pengembangan khazanah ilmu pengetahuan khususnya bidang pembelajaran pada mata pelajaran 2

matematika untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun secara praktis diharapkan memberi manfaat bagi (1) Guru, memberikan pengetahuan bagi guru tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang pecahan pada siswa kelas V. (2) Siswa, meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran matematika. (3) Peneliti, mendapatkan pengalaman secara langsung dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. (4) Sekolah, memberikan sumbangan bagi SDN 2 Abean dalam memperbaiki proses Kegiatan Belajar Mengajar di kelas dan meningkatkan kualitas mata pelajaran matematika. Masa usia Sekolah Dasar (usia 6-12 tahun) merupakan tahapan perkembangan penting bahkan fundamental bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang perkembangan peserta didik sangatlah penting bagi guru untuk menentukan pendekatan, metode, media pembelajaran dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik. Menurut Piaget ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu: 1) Tahap sensori motor, yaitu ketika anak berusia sekitar 0 sampai 2 tahun; 2) Tahap praoperasional, pada tahap ini usia anak 2 sampai 7 tahun; 3) Tahap operasionalkonkret, anak berumur 7 sampai 12 tahun; 4) Tahap operasional formal, anak berusia sekitar 12 tahun atau lebih (Sri Anitah, 2009: 9). Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir (Johnson dan Myklebust, 2003: 252). Pecahan adalah suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan terurut dari bilangan cacah, dimana b 0. Pada pecahan, a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Tujuan matematika adalah untuk melatih cara berpikir dengan 3 memahami konsep, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Kaitannya dengan penelitian, peneliti menekankan tujuan matematika pada memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan yang diperoleh. Ruang lingkup matematika antara lain: bilangan, geometri dan pengukuran, sifat-sifat dan maknanya, pengolahan data. Peneliti menekankan ruang lingkup bilangan karena yang diteliti tentang pecahan, dan pecahan tersebut termasuk dalam lingkup bilangan. 1) Macam-macam Pecahan: a) Pecahan murni atau sejati adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya dan pecahan itu tidak dapat 1 1 5 11 disederhanakan lagi. Contoh :,,, 2 3 7 15 b) Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari campuran bilangan bulat dengan bilangan pecahan murni/sejati. 1 5 8 Contoh: 1, 2, 5 2 9 17 2) Mengubah pecahan ke bentuk persen dan sebaliknya 3 3 x 25 75 Contoh: = = = 75%. 4 4 x 25 100 3) Mengubah bentuk persen menjadi bentuk 50 pecahan desimal. Contoh: 50% = = 0,50 100 4) Menentukan persentase sederhana dari kuantitas atau banyak benda Contoh: Jumlah telur ibu ada 15 butir. Kemudian digoreng 3 butir. Berapa persentase banyaknya telur yang telah digoreng? Jawab: Persentase banyaknya telur yang digoreng = 15 3 x 15% = 20% 5) Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan 3 2 9 8 17 5 Contoh: + = + = = 112 4 3 12 12 12 6) Operasi hitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan

Contoh: 5 3 x 2 1 = 5 3 x 2 1 = 10 3 METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Abean pada semester II tahun ajaran 2012/2013. Subjek dalam penelitian ini yaitu: siswa kelas V dengan jumlah berjumlah 18 anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa, teman sejawat, kepala sekolah dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, lembar tes dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik meliputi observasi, wawancara, dan tes untuk sumber data yang sama. Sedangkan triangulasi sumber meliputi siswa, peneliti, dan observer. Triangulasi sumber dilakukan dengan pengecekan kembali data yang telah diperoleh melalui ketiga sumber tersebut untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan. Data yang akan diukur validitasnya dengan triangulasi adalah hasil observasi peneliti, teman sejawat, dan hasil wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah menggunakan teknik analisis kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984), langkah-langkahnya yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2009). Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini tercapai apabila: (1) dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation; (2) selama pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model investigation siswa yang aktif mencapai 80% siswa; (3) kemampuan siswa dalam memahami materi pecahan (hasil belajar) mencapai 80% dari jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 70. 4 Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti menggunakan prosedur penelitian menurut Arikunto (2010: 17) yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi-refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, masingmasing siklus dua pertemuan. Pada perencanaan tindakan dilakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan penelitian, menyiapkan media, menentukan observer, menyusun RPP dan LKS, serta menyusun instrumen tes dan non tes. Pada tahap pelaksanaan tindakan, kegiatan pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Pertama guru menyiapkan beberapa topik yang akan dibahas. Selanjutnya guru membagi siswa dalam 4 kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa secara heterogen. Kemudian siswa berdiskusi/ untuk membahas topik pembelajaran. Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas oleh perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain yang dilanjutkan dengan penyusunan laporan akhir untuk dikumpulkan. Tahap Observasi, kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi yang dilakukan mencakup aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran menggunakan model investigation. Tahap Refleksi, pada tahap ini peneliti mengkaji ulang proses penggunaan model investigation yang telah dilaksanakan, kendala yang terjadi pada saat pembelajaran dan solusinya. Hasil ini kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti menganalisis nilai pretest sebagai kondisi awal siswa. Dari hasil analisis ternyata siswa yang tuntas baru 1 siswa (6%), belum tuntas 17 siswa (94%) dan nilai ratarata kelas hanya 44. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V belum menguasai pelajaran matematika tentang pecahan karena dari 18 siswa hanya satu anak yang tuntas. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menggunakan model investigation, karena dengan model pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai acuan bagi siswa. Pada kegiatan inti, guru menggunakan model investigation untuk membahas topik permasalahan tentang materi yang dipelajari. Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi siswa dalam 4 kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa secara heterogen. Kemudian siswa berdiskusi untuk membahas topik pembelajaran. Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas oleh perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain yang dilanjutkan dengan penyusunan laporan akhir untuk dikumpulkan. Selama proses pembelajaran guru memberikan penilaian kepada siswa, baik dalam penguasaan materi, keaktifan menjawab pertanyaan guru atau saat presentasi. Pada kegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari. Pada siklus I hasil belajar siswa masih kurang baik, terbukti dengan masih rendahnya nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa, sehingga masih perlu diperbaiki pada siklus II. Hasil pelaksanaan pada siklus II terjadi peningkatan cukup baik. Akan tetapi hasil belajar yang diperoleh siswa belum memenuhi indikator kinerja yang diharapkan, sehingga peneliti melanjutkan penelitian siklus III. Hasil siklus III sangat memuaskan sehingga peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas ini. Berikut tabel 1 Persentase Penilaian Proses Siklus I-III. Tabel 1. Persentase Penilaian Proses Siklus I- III Persentase Penilaian No Proses Keterangan S 1 S 2 S 3 1 73% 76% 82% Meningkat 2 74% 78% 85% Meningkat 3 75% 77% 84% Meningkat Penilaian proses dilakukan guru saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan tabel 1, persentase proses belajar siswa selalu mengalami peningkatan setiap siklusnya dan dapat mencapai KKM ( 80). Selain penilaian proses peneliti juga melakukan penilaian hasil. Berikut tabel 2 Nilai Ratarata Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus. Tabel 2. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus No Siklus Rata-rata Ketuntasan 1. I 57 22% 2. II 71 61% 3. III 79 83% Berdasarkan tabel 2, nilai rata-rata hasil belajar siswa selalu mengalami peningkatan setiap siklusnya. Di akhir siklus III rata-rata hasil belajar siswa mencapai 79 sementara ketuntasan siswa mencapai 83%. Hasil belajar tersebut telah melebihi KKM yang ditentukan (70) atau telah melebihi indikator keberhasilan yang ditentukan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam pembelajaran matematika di kelas V SD melalui 3 siklus dalam 6 kali pertemuan. Pada setiap pertemuan pembelajaran disesuaikan dengan skenario pembelajaran yang sudah ditentukan, dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada langkah- 5

langkahnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari 6 langkah yaitu: Langkah pertama, pembentukan kelompok, sesuai dengan pendapat dari Miftahul Huda (2011) dalam model investigation, siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Sementara menurut Isjoni (2011) pada model investigation siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Langkah kedua, identifikasi topik pembelajaran, menurut Isjoni (2011) pada model investigation siswa memilih topik telah ditentukan guru, selanjutnya siswa dan guru merencanakan tujuan, langkah-langkah belajar berdasarkan topik yang dipilih. Langkah ketiga, pelaksanaan penelitian topik, menurut Isjoni (2011) pada model investigation siswa mulai belajar dengan berbagai sumber belajar baik di dalam atau di luar sekolah. Sedangkan pendapat dari Miftahul Huda (2011) setelah masing-masing anggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untuk proses penelitian atau investigasi. Langkah keempat, persiapan laporan akhir, sesuai dengan pendapat dari Miftahul Huda (2011) bahwa setelah masing-masing anggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untuk menyimpulkan hasil penelitian. Langkah kelima, presentasi penelitian, sesuai dengan pendapat dari Miftahul Huda (2011) menyajikan laporan akhir. Sedangkan menurut Isjoni (2011) pada model pembelajaran kooperatif tipe group investigation siswa mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas. Langkah keenam, evaluasi, sesuai dengan pendapat dari Miftahul Huda (2011), yaitu: dari hasil diskusi kelas, masing-masing kelompok mengevaluasi hasil penelitiannya lagi sesuai dengan saran atau kritik yang didapat dalam forum diskusi kelas. Setelah peneliti melaksanakan ketiga siklus pembelajaran matematika di kelas V SD dengan menggunakan model investigation, mendapatkan banyak hal-hal baru yang menjadikan sebuah pengalaman berarti baik bagi peneliti sendiri maupun bagi siswa. Pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis dari siklus I, siklus II, dan siklus III peneliti menemukan kendala dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, yaitu: a) pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang bermain dengan kelompok lain; b) pada saat pembentukan kelompok siswa ramai berebut anggota; c) ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan beberapa topik yang ditulis oleh guru di papan tulis; d) pada waktu diskusi kelompok, ada beberapa siswa yang masih menggantungkan diri pada temannya yang pintar; e) pada waktu presentasi masih ada siswa yang merasa grogi. Dari siklus I, siklus II, dan siklus III peneliti mengatasi kendala-kendala yang terjadi dengan solusi sebagai berikut: (1) guru sebaiknya mengkondisikan siswa sebaik mungkin sehingga pada saat pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang bermain dengan kelompok lain; (2) siswa dibuatkan berbagai aturan tentang pembentukan kelompok; (3) siswa dikondisikan dengan baik agar semua siswa memperhatikan beberapa topik yang ditulis oleh guru di papan tulis (4) siswa dibimbing dan diberi motivasi pada saat diskusi kelompok; (5) siswa diberi motivasi agar pada waktu presentasi tidak merasa grogi. SIMPULAN DAN SARAN Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam meningkatkan hasil belajar matematika di kelas V, dapat disimpulkan sebagai berikut: 6

Pada pelaksanaan tindakan penggunaan model investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V terdiri dari 6 langkah yaitu: pembentukan kelompok, identifikasi topik pembelajaran, pelaksanaan penelitian topik, persiapan laporan akhir, presentasi penelitian, evaluasi. Kendala penggunaan model investigation dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V adalah sebagai berikut: a) pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang bermain dengan kelompok lain; b) pada saat pembentukan kelompok siswa ramai berebut anggota; c) ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan beberapa topik yang ditulis oleh guru di papan tulis; d) pada waktu diskusi kelompok, ada beberapa siswa yang masih menggantungkan diri pada temannya yang pintar; e) pada waktu presentasi masih ada siswa yang merasa grogi. Sedangkan solusinya antara lain: (1) guru sebaiknya mengkondisikan siswa sebaik mungkin sehingga pada saat pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang bermain dengan kelompok lain; (2) siswa dibuatkan berbagai aturan tentang pembentukan kelompok; (3) siswa dikondisikan dengan baik agar semua siswa memperhatikan beberapa topik yang ditulis oleh guru di papan tulis (4) siswa dibimbing dan diberi motivasi pada saat diskusi kelompok; (5) siswa diberi motivasi agar pada waktu presentasi tidak merasa grogi. Saran dari peneliti yaitu, (1) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah di atas dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas V; (2) Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat diterapkan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: PGSD FKIP UNS. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktural, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purwanti. 2012. Pilihan Terbaik Matematika SD. Yogyakarta: Mata Elang Media. Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 7