BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negatif. Dampak positif dari pembangunan nasional itu adalah terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. hanya menimbulkan dampak positif, tetapi ada beberapa kebiasaan yang dinilai

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan akan terus berkembang mengikuti dinamika masyarakat itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Internasional. Tidak mustahil peredaran narkotika yang sifatnya telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kejahatannya dipengaruhi oleh minuman keras. individu asalkan tidak menggangu ketertiban. Penyimpangan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. melanjutkan kehidupan yang baik pula.

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MASYARAKAT DI KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sangatlah membutuhkan pembangunan yang merata di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini kita sering mendegar dan melihat sejumlah berita di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan secara terus menerus usaha usaha dibidang pengobatan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Fungsi kepolisian adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai extra ordinary crime karena merupakan tindak pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan masyarakat secara wajar. Istilah narkoba muncul sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

berlandaskan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang Indonesia harus taat dan patuh terhadap hukum yang ada di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kejahatan yang paling sulit diberantas. Realitas ini

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai tanggung jawab. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I. Hakim sebagai salah satu penegak hukum bertugas memutus perkara yang. diajukan ke Pengadilan. Dalam menjatuhkan pidana hakim berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik pelaksanaan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abortus provocatus di Indonesia lebih populer disebut sebagai aborsi

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan bertransportasi, salah satu contoh yang sering terjadi dalam

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui, semua Negara pasti mempunyai peraturanperaturan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya bisa dikurangi atau sedikit dicegah. Antisipasi atas kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO MINUMAN KERAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. banyaknya persoalan-persoalan yang mempengaruhinya. Salah satu persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan rakyat. Peran dan partisipasi rakyat sangat besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan rakyat dapat diharapkan agar tujuan dan sasaran pembangunan itu akan tercapai sehingga dapat mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mewujudkan suatu keadaan tersebut, bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah yang kurang mendukung, bahkan dapat menjadi hambatan serta rintangan untuk pembangunan nasional yang dimana pembangunan nasional tersebut memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari pembangunan nasional itu adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Sedangkan salah satu dampak negatifnya adalah terjadinya peningkatan kriminalitas dalam berbagai cara dan bentuk. Dampak negatif tersebut sangat besar pengaruhnya dan dapat menghambat kelancaran serta keberhasilan pembangunan. Salah satu masalah yang sangat memprihatinkan dan harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah ialah masalah minuman keras yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas. Mengkonsumsi minuman 1

2 beralkohol yang berlebihan sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan tindakan pelaku yang mengarah kepada deviasi, seperti kebut-kebutan di jalan raya yang dapat mengganggu lalu lintas, membuat keributan dan kekacauan, dan mengganggu ketenangan masyarakat lainnya 1. Hal itu disebabkan control diri menjadi berkurang karena mengkonsumsi minuman keras secara berlebihan. Penyalahgunaan minuman keras dengan mengkonsumsinya di luar batas kewajaran, disamping akan menjadi masalah individu yang dapat merugikan diri sendiri, selain itu yang lebih luas lagi dapat menjadi masalah bagi masyarakat. Kebiasaan minum-minuman keras yang melebihi batas yang wajar dapat menyebabkan sikap seseorang menjadi anti sosial dan cenderung merugikan kepentingan orang lain. Disisi lain kebiasaan minum-minuman keras secara berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan menjadi ketergantungan terhadap minuman keras. Dapat kita lihat belakangan ini banyak jatuh korban meninggal dunia yang diakibatkan karena minuman keras oplosan yang selain dikonsumsi secara berlebihan juga dicampur dengan zat-zat kimia yang mematikan yang seharusnya tidak diperuntukkan untuk dikonsumsi manusia. Keadaan yang demikian itu apabila tetap dibiarkan akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat juga rusaknya generasi muda yang akan datang. Penyalahgunaan alkohol dapat membawa pengaruh yang sedemikian rupa, menyebabkan yang bersangkutan dapat berperilaku yang bertentangan dengan norma baik itu norma hukum maupun norma sosial yang hidup didalam masyarakat. 1 Soedjono Dirjosisworo, Alkoholisme, Paparan Hukum Dan Kriminologi, Remaja Karya, Bandung, 1984, hlm 111

3 Saat ini penggunaan minuman keras di luar batas kewajaran (overdosis) banyak sekali terjadi di Indonesia, salah satunya di daerah Sleman Yogyakarta yang dimana masyarakatnya banyak yang menjadi peminat mengkonsumsi minuman keras oplosan. Gejala ini dapat dilihat dengan banyaknya tempat-tempat yang menjual minuman keras oplosan. Dengan banyaknya para penjual minuman keras tersebut menyebabkan meluasnya juga konsumen minuman keras dimana untuk mendapatkan minuman keras tersebut menjadi hal yang sangat mudah / gampang sehingga menjangkau kalangan para remaja. Seringkali kita lihat, terjadinya peningkatan angka kriminalitas yang terjadi didalam masyarakat terutama tindak pidana umum / konvensional seperti pencurian, pemerkosaan, perampokan, penodongan, penganiayaan, serta pengrusakan fasilitas umum, yang dimana tidak sedikit pelakunya berada dibawah pengaruh minuman keras. Hal tersebut itulah yang menguatkan adanya pernyataan serta opini masyarakat bahwa minuman keras dapat memicu tindak kejahatan, oleh karena itu dikaitkan dengan akibat negatif dari penyalahgunaan minuman keras, maka perlu untuk ditindaklanjuti dengan upaya penanggulangan oleh aparat penegak hukum yang dalam hal ini ialah aparat kepolisian. Upaya penegakan hukum sebagai salah satu pilar demokrasi paling tidak dipengaruhi oleh empat faktor. Faktor yang pertama ialah hukum itu sendiri, baik dalam arti substansial dari suatu peraturan perundang-undangan maupun hukum formal untuk menegakkan hukum materiil. Kedua ialah profesionalisme penegak hukum. Ketiga, sarana dan prasarana yang cukup

4 memadai. Dan yang keempat ialah persepsi masyarakat untuk hukum itu sendiri 2. Polisi sebagai aparatur Negara dalam hal penegakan hukum memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting yaitu sebagai pemelihara keamanan yang dalam implementasinya ialah mencegah dan menanggulangi suatu tindak kejahatan serta pelanggaran. Polisi pada umumnya memiliki dua jenis kekuasaan. Yang pertama ialah kekuasaan polisi dalam bidang hukum, dan yang kedua ialah kekuasaan polisi dalam bidang pemerintahan. Kedua kekuasaan tersebut melahirkan tiga fungsi utama dalam kepolisian yaitu sebagai aparat penegak hukum, sebagai pelayan yang didalamnya termasuk penjaga ketertiban umum, dan sebagai pengayom masyarakat. Menjalankan tugas dan fungsinya, polisi dapat bersifat preventif maupun represif. Sebagai penjaga ketertiban umum, pada awalnya polisi lebih menekankan pada aspek preventif yaitu melakukan upaya pencegahan agar tindak kejahatan tidak terjadi dengan adanya dukungan serta partisipasi aktif dari masyarakat. Apabila upaya pencegahan gagal maka polisi mengambil langkah yang bersifat represif. Dalam hal penegakan hukum dan pembasmi kejahatan, karakter polisi yang bersifat represif lebih ditonjolkan 3. Upaya penanggulangan yang dilakukan aparat kepolisian sejauh ini tidak menunjukkan adanya penekanan terhadap angka kejahatan yang terjadi, malahan tingkat kejahatan semakin hari semakin tinggi. Di sisi lain, perkembangan masyarakat yang menyediakan fasilitas kemudahan publik 2 Soejono Soekanto, Efektifitas Hukum Dan Sanksi, Jakarta, Remaja Karya 1985, hlm 27 3 Ibid., hlm 126

5 membuat peredaran minuman keras dalam masyarakat itu sendiri menjadi subur. Peredaran minuman keras yang tidak terkendali berdampak pada alkoholisme dalam masyarakat dan kejahatan yang terkait dengan minuman keras. Alkoholisme adalah suatu keadaan yang dimana seseorang tidak mampu lagi mengontrol banyaknya jumlah alkohol yang diminumnya 4. Hal tersebut sekarang yang menjadi tugas dari aparat kepolisian untuk selalu senantiasa aktif dalam mengatasinya. Dengan demikian, peran dari aparat kepolisian sangat dibutuhkan supaya bekerja lebih ekstra lagi dengan cara menindak secara tegas para penjual minuman keras eceran tersebut untuk dapat memberikan efek jera agar keamanan dan ketertiban masyarakat dapat selalu terjaga. Berdasarkan dari uraian yang ada di atas, maka saya selaku penulis dalam hal ini akan membahas tentang Peran Aparat Kepolisian Dalam Memberantas Peredaran Minuman Keras di Wilayah Kabupaten Sleman B. Rumusan Masalah 1. Upaya apa yang dilakukan oleh aparat Kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras di wilayah Kabupaten Sleman? 2. Kendala apa saja yang dihadapi aparat Kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras di wilayah Kabupaten Sleman? 4 Ibid., hlm 3

6 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang peran aparat Kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan memberikan masukan terhadap Ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya di bidang hukum pidana tentang peran aparat kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras yang ada didalam masyarakat. 2. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan bahaya penyalahgunaan minuman keras terutama untuk kesehatan. 3. Bagi kepolisian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi aparat penegak hukum agar lebih meningkatkan lagi upayanya dalam melakukan penanggulangan terhadap peredaran minuman keras yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat akan dampak negative dari penyalahgunaan minuman keras.

7 4. Bagi peneliti Sebagai suatu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan jenjang S1 di Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY). Selain itu juga untuk menambah wawasan bagi peneliti tentang gambaran aparat kepolisian akan perannya didalam melakukan pemberantasan terhadap peredaran minuman keras dan apa saja upaya yang telah dilakukan. E. Keaslian Penelitian Penulisan Hukum / Skripsi ini merupakan hasil karya asli dari penulis sendiri, bukan merupakan duplikasi maupun plagiasi dari hasil karya penulis lain. Dalam Penulisan Skripsi ini penulis akan menulis tentang kasus di bidang hukum pidana tentang Peran Aparat Kepolisian Dalam Memberantas Peredaran Minuman Keras di Wilayah Hukum Polres Sleman Yogyakarta. F. Batasan Konsep Penelitian hukum ini penulis memilih judul Peran Aparat Kepolisian Dalam Memberantas Peredaran Minuman Keras Di Wilayah Kabupaten Sleman, sehingga dapat dikemukakan batasan konsep yang terdiri dari: 1. Peran adalah merupakan perangkat tingkatan yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat dan badan pemerintahan, pegawai pemerintahan sebagai suatu alat perlengkapan Negara. 2. Aparat Kepolisian merupakan Badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar Undang-undang dan sebagainya)

8 3. Memberantas adalah membasmi, melenyapkan, memusnahkan. 4. Peredaran adalah perpindahan satu barang tertentu dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui proses distribusi. 5. Minuman keras atau Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu / tidak, menambahkan bahan lain / tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampurkan konsentrat dengan ethanol atau dengan cara pengeceran minuman mengandung ethanol 6. Alkoholisme adalah suatu masalah yang timbul akibat mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol secara berlebih-lebihan dan merupakan keadaan yang timbul karena kebiasaan penggunaan secara berlebih-lebihan tersebut. 7. Upaya adalah suatu usaha melakukan tindakan untuk menyampaikan maksud / mencari jalan keluar 8. Mabuk adalah suatu keadaan terhadap pelaku yang kebanyakan minumminuman keras sehingga tidak dapat lagi untuk menguasai salah satu panca inderanya / anggota badannya. 9. Rehabilitasi adalah suatu proses untuk memulihkan keadaan seperti semula. 10. Penegakan hukum adalah suatu proses untuk menunjukkan keinginankeinginan dalam hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh masyarakat.

9 11. Pre-emtif adalah suatu langkah yang ditempuh polisi dengan segala usaha untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan cara berkomunikasi dua arah (dialogis) dengan masyarakat dalam rangka usaha ikut serta aktif demi terwujudnya situasi dan kondisi yang mampu untuk menangkal dan mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat terhadap peraturan Negara. 12. Preventif adalah segala upaya di bidang kepolisian dengan mengawasi secara ketat mengenai hal-hal yang dianggap akan bisa menimbulkan tindak pidana dengan tujuan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban masyarakat, memelihara keselamatan orang-orang dan harta bendanya termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan, khususnya mencegah dilakukannya perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum dan perbuatan lainnya yang pada hakekatnya dapat mengancam / membahayakan keamanan dan ketertiban umum. 13. Represif adalah suatu langkah tindakan yang diambil oleh polisi dalam rangka menegakkan hukum yang berlaku agar dipatuhi oleh masyarakat. Langkah ini dapat memaksakan kehendak seseorang karena langkah ini merupakan suatu penerapan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan (diproses sampai pengadilan) G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang menggunakan data sekunder,

10 berfokus pada norma-norma hukum yang berlaku untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang akan diteliti. 2. Sumber Data Dalam melakukan penelitian hukum normatif maka sumber data yang akan diperoleh dari peraturan perundang-undangan sebagai sumber data utama. Data yang akan digunakan didapat dari : a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang kekuatan berlakunya mengikat, seperti peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini yang terkait dengan minuman keras, antara lain : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 2. Keppres RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 86/Men.kes/Per/IV/1997 Tahun 1997 tentang Minuman Keras 4. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 641/KMK.05/1997 Tahun 1997 tentang Pemberian dan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Tempat Penjualan Eceran Etil Alkohol dan Minuman Mengandung Etil Alkohol b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder ialah berupa pendapat hukum yang diperoleh dari buku-buku, makalah ataupun tulisan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan peran aparat kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras.

11 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian hukum normatif, metode yang digunakan adalah : a. Studi lapangan yang dilakukan dengan mengadakan wawancara yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber tentang masalah yang diteliti b. Studi kepustakaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur, bahan-bahan ilmiah, dokumen, buku-buku, peraturan perundang-undangan baik dari perpustakaan ataupun dari tempat lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti 4. Narasumber Metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan narasumber yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dalam bentuk tanya jawab secara tatap muka dengan subyek yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini yang menjadi narasumber adalah Bapak AKP.Andre Siswan Amsyah,SIK selaku Kasat Reskrim Polres Sleman 5. Analisa Data Data sekunder yang diperoleh, dikategorikan ke dalam bentuk bahanbahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer yaitu berupa hukum positif yang kekuatan berlakunya mengikat. Dapat dianalisis dengan cara : a. Deskripsi tentang peran aparat kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras di wilayah hukum Polres Sleman

12 b. Sistematisasi secara vertikal yaitu antara Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dengan Keppres RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol, dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 86/Men.kes/Per/IV/1997 Tahun 1997 tentang Minuman Keras dan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 641/KMK.05/1997 Tahun 1997 tentang Pemberian dan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Tempat Penjualan Eceran Etil Alkohol dan Minuman yang Mengandung Etil Alkohol. Dari sistematisasi tersebut tidak terdapat antinomi maka dipakai prinsip penalaran hukum secara subsumsi, sehingga tidak diperlukan asas berlakunya suatu Undang-undang / Hukum c. Interpretasi / Penalaran 1. Gramatikal yaitu dengan mendefinisikan peran aparat kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras yang terjadi di wilayah hukum Polres Sleman 2. Sistematisasi yaitu secara vertikal dan tidak terdapat antinomi d. Meneliti hukum positif dalam hubungan antara peran aparat kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras di wilayah hukum Polres Sleman dengan cita-cita hukum yang menghendaki terwujudnya penegakan hukum dan ketertiban masyarakat demi kelancaran pembangunan. Bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum yang diperoleh dari buku-buku, makalah ataupun tulisan ilmiah lainnya, serta narasumber,

13 dideskripsikan dengan memaparkan uraian tentang peran aparat kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras di wilayah hukum Polres Sleman, sehingga diperoleh pengertian atau pemahaman serta pandangan tentang peran aparat kepolisian di dalam memberantas peredaran minuman keras di Kabupaten Sleman. Setelah analisis dilakukan maka dapat dibandingkan apa yang terdapat dalam bahan hukum primer dengan apa yang terdapat dalam bahan hukum sekunder yang dimana terdapat kesenjangan antara cita hukum dengan pelaksanaannya oleh pihak yang berwenang dalam hal ini pihak kepolisian. Kesimpulan dilakukan dengan sistem penalaran secara deduktif yaitu penalaran hukum yang bertolak dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini (aksiomatik) dan berakhir pada suatu pengetahuan baru yang bersifat khusus. Dalam hal ini proposisi yang bersifat umum terkait dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah mengenai minuman keras, sedangkan yang bersifat khusus berupa upaya yang dilakukan aparat kepolisian dalam memberantas peredaran minuman keras di wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta. H. Sistematika Penulisan Hukum / Skripsi Untuk memudahkan dalam memberi gambaran secara umum mengenai isi skripsi ini serta agar dapat memberi gambaran hubungan antara bab yang satu dengan yang lain, maka penulis menguraikannya secara garis besar. Adapun isi dari skripsi ini terbagi menjadi 3 (tiga) Bab, yaitu :

14 BAB I : Berisi Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum. BAB II : Menguraikan masalah mengenai Minuman Keras dan upaya pemberantasannya, yang terdiri dari : A. Tinjauan umum tentang Polisi, yang berisi: Pengertian Polisi, Tugas, Fungsi, dan Wewenang Polisi; dan Asas-asas Pelaksanaan Tugas Polisi. B. Tinjauan Umum tentang Minuman Keras, yang berisi: Pengertian Minuman Keras, Faktor-faktor Penyebab Maraknya Peredaran Minuman Keras, Dampak Negatif Penggunaan Minuman Keras, dan Peraturan Perundangundangan Mengenai Minuman Keras. C. Pemberantasan Minuman Keras, yang berisi: Upaya Yang Dilakukan oleh Polres Sleman guna Memberantas Peredaran Minuman Keras di Wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta, dan Kendala yang dihadapi Polres Sleman Yogyakarta dalam Usahanya Memberantas Peredaran Minuman Keras. BAB III : Berisi Penutup yang terdiri dari Kesimpulan yang memuat inti sari dari permasalahan serta Saran yang merupakan pendapat penulis yang berkaitan dengan permasalahan.