LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011 TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK : PER - 64/PJ/2010 : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKEBUNAN

LAMPIRAN I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-50/PJ/2008 tentang Pengenaan Pajak Bumi Bangunan sektor Perkebunan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 11/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... Kantor Pelayanan Pajak...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PEDOMAN STANDARISASI PENULISAN NAMA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK/SUBJEK PAJAK/OBJEK PAJAK DALAM BASIS DATA PAJAK PADA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN STANDARISASI PENULISAN NAMA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK/SUBJEK PAJAK/OBJEK PAJAK DALAM BASIS DATA PAJAK PADA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

PER - 36/PJ/2011 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Istilah dan Pengertian PEMBENTUKAN BASIS DATA

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK SEKTOR KEHUTANAN SELAIN HUTAN TANAMAN INDUSTRI TAHUN :... : 1. NOP : Perusahaan 2. Kontraktor : 2.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

PER - 50/PJ/2008 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKEBUNAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK PBB SEKTOR PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI TAHUN :...

PBB ONLINE KABUPATEN BANTUL DPPKAD KABUPATEN BANTUL Panduan Pengisian -- 8/10/2016

KLASIFIKASI DAN BESARNYA NJOP BUMI TAHUN... PROVINSI : 35 - JAWA TIMUR KECAMATAN : TEMPUR SARI

1 of 11 7/26/17, 12:19 AM

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-71/PJ/2010 TENTANG : TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK USAHA BIDANG PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI TAHUN :

PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR ISIAN SENSUS (FIS) SENSUS PAJAK NASIONAL

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PENOMORAN BANGUNAN DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KANTOR PELAYANAN PAJAK... Nomor : SE-38/PJ.6/1997 Tanggal : 17 Desember 1997

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.03/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SE - 81/PJ/2008 PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-50/PJ/2008 TENTANG

BUPATI INDRAGIRI HULU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR : 72 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 106 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDATAAN DAN PELAPORAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT SETORAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SSPBB)

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR... (1) TENTANG PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Sehubungan dengan Luapan Lumpur Sidoarjo. yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :... Alamat :... Kecamatan :... Provinsi :... Nomor Telepon :...

Mengajukan permohonan pengurangan BPHTB sebesar 100% (seratus persen) dari BPHTB yang terutang ***) : berdasarkan Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP);

Lampiran I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : 6/PJ/2008 TENTANG : TATA CARA PENGURANGAN DENDA ADMINISTRASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK USAHA BIDANG PENGUSAHAAN SUMBERDAYA PANASBUMI TAHUN :...

Page : 1

dengan ini mengajukan keberatan atas SPPT PBB tersebut di atas dengan alasan sebagai berikut :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 45/PJ/2013 TENTANG

BESARNYA INDEKS BIAYA TANAMAN (IBT) UNTUK PENENTUAN SATUAN BIAYA TANAMAN (SBt) KELAPA SAWIT

Landasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG

(Kop Surat) KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR... (1) TENTANG KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ATAS SPPT/SKP PBB *) NOMOR... (2) TANGGAL...

E. DATA BANGUNAN 3 JUMLAH BANGUNAN F. PERNYATAAN SUBJEK PAJAK Saya menyatakan bahwa informasi yang saya berikan dalam formulir ini termasuk lampiran a

BUPATI INDRAGIRI HULU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR : 71 TAHUN 2012

FORMULIR PERMOHONAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP)

Suwawa,... Kepada Yth. Perihal : PERMOHONAN MUTASI OBJEK/SUBJEK PBB

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

...,... Nomor : Lampiran : Kepada Perihal : Permohonan Pengesahan Yth. Menteri Keuangan Republik Indonesia

(Kop Surat) KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR... (1) TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PER - 11/PJ/2012 TATA CARA PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN

SURVEI HARGA PRODUSEN

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KP, PBB 3.14

ANALISIS PENATAUSAHAAN DAN PERHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHUN PAJAK 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pajak. Bumi dan Bangunan. Pemberian. Pengurangan. Pencabutan.

DATA PENGANGKUTAN 12. Jenis sarana pengangkut darat : Nomor Polisi :... DATA PERDAGANGAN 14. Harga Penyerahan :...

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-5/PJ/2011 TENTANG : TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOHONAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PEMBERIAN NAMA-NAMA JALAN, GANG DAN NOMOR RUMAH/ BANGUNAN

FORMULIR PENYAMPAIAN SSB. Nama Wajib Pajak :... NPWP :... Alamat :... Desa/Kelurahan :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota :... No. Telepon :...

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-28/BC/2010 TENTANG

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-70/PJ/2010 TENTANG : TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Nama, Alamat pengangkut : 13. Berat Kotor (kg) 14. Volume (m 3 )

FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) ( MIKRO / KECIL / MENENGAH / BESAR )

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP

SURAT KETERANGAN BEBAS PPh PASAL 22 ATAS IMPOR EMAS BATANGAN UNTUK TUJUAN EKSPOR PERHIASAN EMAS NOMOR :... TANGGAL :...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pabean. Kawasan. Perdagangan. Pelabuhan. Pemberitahuan. Perubahan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

JADWAL KEGIATAN MASA TRANSISI PENDATAAN DAN PENILAIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN 2000 JANUARI

FORMULIR LAPORAN PENILAIAN INDIVIDUAL OBJEK PAJAK RUMAH MEWAH DAN RUKO/RUKAN BERIKUT PENJELASANNYA & INFORMASI RINCI OBJEK PAJAK

PROSEDUR PEMBAYARAN BPHTB OLEH PENERIMA HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR: 30 TAHUN TENTANG TATA CARA PENDATAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannasional selain dari aspek sumber daya manusia, sumber daya

Page : 1

Y. PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI FORMULIR TAHUN PAJAK

MENTERI KEUANGAN CONTOH FORMULIR B

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 12 /PJ/2010 TENTANG NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

LAPORAN PEMINDAHBUKUAN PENERIMAAN PBB MELALUI FASILITAS ELEKTRONIK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-64/PJ/2012 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 175 TAHUN 2012 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 27/PJ/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 27/PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH XI JAWA TIMUR KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SIDOARJO

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011 TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

DENAH LOKASI OBJEK PAJAK KETERANGAN Gambarkan Denah lokasi objek pajak (tanpa skala), yang dihubungkan dengan jalan raya/ jalan protokol, jalan lingkungan dan lain- lain, yang mudah diketahui oleh umum. Sebutkan batas-batas pemilikan sebelah Utara, Selatan,Timur, dan Barat Contoh Penggambaran Denah

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK SEKTOR PERHUTANAN PERHATIAN: 1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'huruf' dimulai dari kotak awal dengan huruf balok. 3. Pengisian 'angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan. 4. Bagian yang diarsir diisi oleh petugas. No. Formulir : Empat digit pertama diisi dengan tahun pajak, empat digit kedua diisi dengan nomor bundel dan tiga digit terakhir diisi dengan nomor urut. KANTOR WILAYAH DJP : Cukup Jelas Kantor Pelayanan Pajak Pratama : Cukup Jelas TAHUN PAJAK : Diisi sesuai Tahun Pajak. 1. JENIS TRANSAKSI : Beri tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan. 2. JENIS HUTAN : Beri tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan jenis hutan. 3. NOP : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak. A. INFORMASI TAMBAHAN UNTUK DATA BARU 4. NOP ASAL : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak asal. B. DATA LETAK OBJEK PAJAK 5. NAMA JALAN : Diisi dengan nama jalan alamat objek pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. 6. BLOK/KAV/NOMOR : Diisi dengan nomor, blok, kaveling alamat objek pajak. Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma (,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus (-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan oleh spasi. 7. KELURAHAN/DESA : Diisi dengan nama kelurahan/desa dimana objek pajak berada. 8. RW : Diisi dengan nomor RW dimana objek pajak berada. 9. RT : Diisi dengan nomor RT dimana objek pajak berada. 10. KECAMATAN : Diisi dengan nama kecamatan dimana objek pajak berada. 11. KABUPATEN/KOTA : Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana objek pajak berada. 12. KODE POS : Diisi dengan nomor kode pos alamat objek pajak. C. DATA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK 13. JENIS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi. Bentuk Badan Hukum (untuk badan hukum) dan Gelar (untuk orang pribadi) ditulis di kolom yang telah disediakan. 14. STATUS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi. 15. NAMA : Diisi dengan nama lengkap wajib pajak. 16. NPWP : Harus diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Apabila objek pajak milik perorangan maka dicantumkan NPWP Perseorangan dan apabila Badan maka dicantumkan NPWP Badan. 17. NOMOR TELEPON : Diisi dengan nomor telepon yang dapat terhubung dengan wajib pajak. 18. TIPE LOKASI : Diisi dengan tipe lokasi alamat wajib pajak. Tipe lokasi yang digunakan adalah: GEDUNG RUKO PERUMAHAN RUKAN KOMPLEK WISMA APARTEMEN KAWASAN 19. NAMA LOKASI : Diisi dengan nama lokasi alamat wajib pajak. Penulisan nomor/nama lantai agar didahului dengan kata "LT" untuk memudahkan dalam membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama lantai. 20. TIPE JALAN : Diisi dengan tipe lokasi alamat wajib pajak. Tipe jalan yang digunakan adalah: JL = Jalan DSN = Dusun GG = Gang PSL = Persil DS = Desa SB = Subak KP = Kampung BJ = Banjar LR = Lorong DK = Dukuh PS = Pasar 21. NAMA JALAN : Diisi sesuai dengan nama jalan alamat wajib pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik. 22. TIPE NOMOR : Diisi dengan tipe nomor alamat wajib pajak. Tipe nomor yang digunakan adalah: NO = Nomor BLOK = Blok KAV = Kaveling

23. NOMOR : Diisi dengan nomor, blok, kaveling dimana wajib pajak bertempat tinggal. Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma (,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus (-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan spasi. 24. KELURAHAN/DESA : Diisi dengan nama kelurahan/desa dimana wajib pajak bertempat tinggal. 25. RW : Diisi dengan nama RW dimana wajib pajak bertempat tinggal. 26. RT : Diisi dengan nama RT dimana wajib pajak bertempat tinggal. 27. KECAMATAN : Diisi dengan nama kecamatan dimana wajib pajak bertempat tinggal. 28. KABUPATEN/KOTA : Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana wajib pajak bertempat tinggal. 29. KODE POS : Diisi dengan nomor kode pos dimana wajib pajak bertempat tinggal. D. JUMLAH LAMPIRAN 30. JUMLAH LAMPIRAN : Diisi sesuai dengan jumlah lembar Lampiran SPOP. E. PERNYATAAN WAJIB PAJAK 31. TANGGAL/BULAN/TAHUN : Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun saat pengisian SPOP. 32. TANDA TANGAN : Diisi diatas garis yang disediakan. 33. NAMA LENGKAP : Diisi dengan lengkap, sesuai petunjuk angka 15. F. PENDATA&PEJABAT YANG BERWENANG Cukup jelas. DENAH LOKASI OBJEK PAJAK Digambar oleh subjek pajak atau Wajib Pajak.

LAMPIRAN IIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011 TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN * Isi Sesuai Izin Pemanfaatan Hutan ** Coret yang tidak perlu

Dilanjutkan di halaman berikutnya

* Dalam hal terdapat lebih dari 4 jenis pipa/tangki/silo, informasi diisikan pada bagian C. Informasi Lainnya dilanjutkan di halaman berikutnya

PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK SEKTOR PERHUTANAN (HUTAN TANAMAN) PERHATIAN: 1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'huruf' dimulai dari kotak awal dengan huruf balok. 3. Pengisian 'angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan. 4. Bagian yang diarsir diisi oleh petugas. No. Formulir : Empat digit pertama diisi dengan tahun pajak, empat digit kedua diisi dengan nomor bundel dan tiga digit terakhir diisi dengan nomor urut. TAHUN PAJAK : Diisi sesuai Tahun Pajak. 1. JENIS TRANSAKSI : Beri tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan. 2. NOP : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak. 3. JUMLAH LEMBAR : Diisi dengan jumlah lembar pada masing-masing jenis lampiran. 4. LEMBAR KE : Diisi dengan lembar ke berapa dari jumlah lembar pada masing-masing jenis lampiran. Lampiran I-A A. DATA UMUM 5. IZIN PEMANFAATAN HUTAN : Diisi dengan Nomor, Tanggal dan Jenis lzin yang dimiliki. 6. PRODUKTIVITAS RATA-RATA : Diisi dengan rata-rata hasil produksi per tahun per hektar dalam satuan PER TAHUN PER HEKTAR meter kubik atau ton. 7. KONTUR TANAH : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi. 8. KETERSEDIAAN : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada INFRASTRUKTUR saat formulir diisi. 9. AKSESIBILITAS : Kondisi jalan dan jenis perkerasan jalan, diisi dengan tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi. Jarak terhadap pemukiman, diisi dengan jarak dari pemukiman penduduk sekitar dalam satuan kilo meter. 10. JARAK BLOK : Jarak blok tebangan dari Log Ponds, Log Yards, dan Pabrik Pengolahan, TEBANGAN DARI diisi dalam satuan kilo meter. B. DATA TANAH HUTAN TANAMAN 11. AREAL PRODUKTIF : Diisi dengan luas areal produktif untuk masing-masing jenis tanaman dalam satuan meter persegi.contoh: Jenis Tanaman Luas (M2) a. JATI 12000000 b. MAHONI 5000000 JUMLAH LUAS AREAL Diisi dengan jumlah keseluruhan areal produktif, berupa penjumlahan PRODUKTIF (M2) luas jenis tanaman pada huruf a sampai dengan huruf d. 12. AREAL BELUM PRODUKTIF (M2) : Diisi dengan luas areal belum produktif dalam satuan meter persegi 13. AREAL EMPLASEMEN (M2) : Diisi dengan masing-masing luas dalam satuan meter persegi. 14. AREAL LAINNYA (M2) : Diisi sesuai dengan luasnya dalam satuan meter persegi. JUMLAH LUAS AREAL Diisi dengan jumlah keseluruhan areal lainnya, berupa penjumlahan LAINNYA (M2) huruf 14a, 14b dan 14c. 15. JUMLAH LUAS YANG : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas tanah, berupa penjumlahan luas DIUSAHAKAN (M2) areal angka 11 sampai dengan angka 14 dalam satuan meter persegi. 16. LUAS AREAL SESUAI : Diisi dengan jumlah luas tanah yang sesuai dengan izin yang diberikan IZIN YANG DIBERIKAN (M2) dalam satuan meter persegi. Dalam hal terdapat perbedaan antara jumlah luas yang diusahakan dengan luas areal sesuai izin yang diberikan, Wajib Pajak harus memberikan keterangan dalam lembar terpisah disertai dengan dokumen pendukung. Lampiran II-A RINCIAN LUAS AREAL TANAMAN SESUAI TAHUN TANAM JENIS TANAMAN : Diisi dengan jenis tanaman yang sesuai, misalnya jati, mahoni, meranti, kamper dan sebagainya. TAHUN TANAM : Diisi dengan tahun tanam masing-masing jenis tanaman. LUAS AREAL TANAMAN (M2) : Diisi sesuai dengan luas tanaman per tahun tanam dalam satuan meter persegi pada masing-masing jenis tanaman. Contoh: JENIS TANAMAN: JATI NO TAHUN TANAM LUAS AREAL TANAMAN (M2) 01. 1990 1100000 02. 1994 10810000 03. 2000 420000 JUMLAH LUAS (M2) : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas areal tanaman masing-masing jenis tanaman dalam satuan meter persegi.

Lampiran III-A A. DATA BANGUNAN Kolom 3 JUMLAH UNIT : Diisi sesuai dengan jumlah unit masing-masing jenis bangunan Kolom 4 LUAS TOTAL (M2) : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas bangunan dalam satuan meter persegi PIPA : Diisi dengan bahan, diameter (inci) dan panjang (meter) masing-masing jenis pipa sesuai dengan bahan dan diameter. TANGKI : Diisi dengan volume (meter kubik), tinggi (meter) dan jumlah masing-masing jenis tangki sesuai dengan ukuran. SILO : Diisi dengan volume (meter kubik), tinggi (meter) dan jumlah masing-masing jenis silo sesuai dengan ukuran. B. RINCIAN DATA BANGUNAN Kolom 3 JUMLAH LANTAI : Diisi pada masing-masing jenis bangunan sesuai dengan jumlah lantai. Kolom 4 TAHUN DIBANGUN : Diisi pada masing-masing jenis bangunan sesuai dengan tahun dibangun. Kolom 5 TAHUN RENOVASI : Diisi pada masing-masing jenis bangunan yang dilakukan renovasi sesuai dengan tahun renovasi terakhir. Kolom 6 LISTRIK (WATT) : Diisi daya listrik masing-masing jenis bangunan dalam satuan watt. Kolom 7 KONDISI BANGUNAN : Diisi kondisi pada umumnya bangunan masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Kolom 8 KONSTRUKSI : Diisi jenis konstruksi bangunan masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Kolom 9 ATAP : Diisi jenis material penutup atap masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan. Kolom 10 DINDING : Diisi jenis material dinding masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan. Kolom 11 LANTAI : Diisi jenis material penutup lantai masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan. Kolom 12 LANGIT-LANGIT : Diisi jenis material penutup langit-langit masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan. C. INFORMASI LAINNYA Diisi dengan informasi lain yang perlu disampaikan

LAMPIRAN IIB PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011 TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN * Isi Sesuai Izin Pemanfaatan Hutan ** Coret yang tidak perlu

* Coret yang tidak perlu ** Pilih/Isi sesuai dengan satuan yang digunakan untuk mengghitung hasil hutan Dilanjutkan di halaman berikutnya

* Coret yang tidak perlu ** Pilih/Isi sesuai dengan satuan yang digunakan untuk menghitung hasil hutan

* Dalam hal terdapat lebih dari 4 jenis pipa/tangki/silo, infromasi diisikan pada bagian C. Informasi Lainnya Dilanjutkan di halaman berikutnya

PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK SEKTOR PERHUTANAN (HUTAN ALAM) PERHATIAN: 1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'huruf' dimulai dari kotak awal dengan huruf balok. 3. Pengisian 'angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan. 4. Bagian yang diarsir diisi oleh petugas. No. Formulir : Empat digit pertama diisi dengan tahun pajak, empat digit kedua diisi dengan nomor bundel dan tiga digit terakhir diisi dengan nomor urut. TAHUN PAJAK : Diisi sesuai Tahun Pajak. 1. JENIS TRANSAKSI : Beri tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan. 2. NOP : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak. 3. JUMLAH LEMBAR : Diisi dengan jumlah lembar pada masing-masing jenis lampiran. 4. LEMBAR KE : Diisi dengan lembar ke berapa dari jumlah lembar pada masing-masing jenis lampiran. Lampiran I-B A. DATA UMUM 5. IZIN PEMANFAATAN HUTAN : Diisi dengan Nomor, Tanggal dan Jenis lzin yang dimiliki. 6. PRODUKTIVITAS : Diisi dengan rata-rata hasil produksi per tahun dalam satuan meter RATA-RATA PER TAHUN kubik atau ton. 7. KONTUR TANAH : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi. 8. KETERSEDIAAN : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada INFRASTRUKTUR saat formulir diisi. 9. AKSESIBILITAS : Kondisi jalan dan jenis perkerasan jalan, diisi dengan tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi. Jarak terhadap pemukiman, diisi dengan jarak dari pemukiman penduduk sekitar dalam satuan kilo meter. 10. JARAK BLOK : Jarak blok tebangan dari Log Ponds, Log Yards, dan Pabrik Pengolahan, TEBANGAN DARI diisi dalam satuan kilo meter. B. DATA TANAH HUTAN ALAM 11. AREAL PRODUKTIF (M2) : Diisi dengan luas areal produktif dalam satuan meter persegi. 12. AREAL BELUM PRODUKTIF (M2) : Diisi dengan luas areal belum produktif dalam satuan meter persegi. 13. AREAL EMPLASEMEN (M2) : Diisi dengan luas areal emplasemen dalam satuan meter persegi. 14. AREAL LAINNYA (M2) : Diisi sesuai dengan luasnya dalam satuan meter persegi. JUMLAH LUAS AREAL Diisi dengan jumlah keseluruhan areal lainnya, berupa penjumlahan LAINNYA (M2) huruf 14a, 14b dan 14c. 15. JUMLAH LUAS YANG : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas tanah, berupa penjumlahan luas DIUSAHAKAN (M2) areal angka 11 sampai dengan angka 14 dalam satuan meter persegi. 16. LUAS AREAL SESUAI : Diisi dengan jumlah luas tanah yang sesuai dengan izin yang diberikan IZIN YANG DIBERIKAN (M2) dalam satuan meter persegi. Dalam hal terdapat perbedaan antara jumlah luas yang diusahakan dengan luas areal sesuai izin yang diberikan, Wajib Pajak harus memberikan keterangan dalam lembar terpisah disertai dengan dokumen pendukung. Lampiran II-B DATA HASIL PRODUKSI JENIS HASIL HUTAN : Diisi dengan jenis tanaman yang sesuai, misalnya jati, mahoni, meranti, kamper dan sebagainya. Kolom 3 Satuan : Diisi sesuai dengan satuan yang digunakan untuk menghitung hasil hutan, dalam satuan meter kubik atau Ton. Kolom 4 Volume : Diisi dengan jumlah hasil produksi pada masing-masing bulan dari bulan Oktober tahun (n-2) sampai dengan bulan September tahun (n-1), n adalah tahun pajak. Contoh: Untuk Tahun Pajak 2011, jumlah hasil produksi yang dilaporkan adalah dari bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan September 2010. Kolom 5 Harga Satuan : Diisi harga satuan hasil produksi pada masing-masing bulan. Lampiran III-B A. DATA BANGUNAN Kolom 3 JUMLAH UNIT : Diisi sesuai dengan jumlah unit masing-masing jenis bangunan. Kolom 4 LUAS TOTAL (M2) : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas bangunan dalam satuan meter persegi PIPA : Diisi dengan bahan, diameter (inci) dan panjang (meter) masing-masing jenis pipa sesuai dengan bahan dan diameter.

TANGKI : Diisi dengan volume (meter kubik), tinggi (meter) dan jumlah masing-masing jenis tangki sesuai dengan ukuran. SILO : Diisi dengan volume (meter kubik), tinggi (meter) dan jumlah masing-masing jenis silo sesuai dengan ukuran. B. RINCIAN DATA BANGUNAN Kolom 3 JUMLAH LANTAI : Diisi pada masing-masing jenis bangunan sesuai dengan jumlah lantai. Kolom 4 TAHUN DIBANGUN : Diisi pada masing-masing jenis bangunan sesuai dengan tahun dibangun. Kolom 5 TAHUN RENOVASI : Diisi pada masing-masing jenis bangunan yang dilakukan renovasi sesuai dengan tahun renovasi terakhir. Kolom 6 LISTRIK (WATT) : Diisi daya listrik masing-masing jenis bangunan dalam satuan watt. Kolom 7 KONDISI BANGUNAN : Diisi kondisi pada umumnya bangunan masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Kolom 8 KONSTRUKSI : Diisi jenis konstruksi bangunan masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Kolom 9 ATAP : Diisi jenis material penutup atap masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan. Kolom 10 DINDING : Diisi jenis material dinding masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan. Kolom 11 LANTAI : Diisi jenis material penutup lantai masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan. Kolom 12 LANGIT-LANGIT : Diisi jenis material penutup langit-langit masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan. C. INFORMASI LAINNYA Diisi dengan informasi lain yang perlu disampaikan