EFEKTIVITAS UU RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

WEWENANG KURATOR DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN PAILIT OLEH PENGADILAN

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UNTUK MELINDUNGI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PATI

PENETAPAN HAKIM TERHADAP PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT UNDANG-UNDANG NO.4 TAHUN 1979 (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran agama Islam yang. menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah itjima iyah

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan oleh kalangan dunia usaha tersebut. daerah-daerah juga turut berlomba-lomba untuk memajukan dirinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. hukum tidak berdasar kekuasaan belaka. 1 Permasalahan besar dalam. perkembangan psikologi dan masa depan pada anak.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. (2010 hingga 2014) sebanyak kasus anak terjadi di 34 provinsi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. instan tanpa memperdulikan adanya norma yang sudah diatur Negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan gizi tetapi juga masalah perlakuan seksual terhadap anak (sexual abuse),

I. PENDAHULUAN. melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak merupakan potensi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang besar. Perubahan tersebut membawa dampak, yaitu munculnya problema-problema terutama dalam lingkungan pada

ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM PENGELOLAAN ASET TANAH INSTANSI PEMERINTAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus. materiil spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

I. PENDAHULUAN. harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi diri sendiri hak-haknya, berkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak-hak anak.

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (human traficking) terutama terhadap perempuan dan anak

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

IMAM MUCHTAROM C

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan. diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

PERANAN HAKIM DAN PARA PIHAK DALAM USAHA UNTUK MEMPERCEPAT PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

SKRIPSI PERAN BAPAS DALAM PEMBIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MENJALANI CUTI MENJELANG BEBAS. (Studi di Balai Pemasyarakatan Surakarta)

I. PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa, memiliki potensi tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

Kekuatan Keterangan Saksi Anak Dibawah Umur dalam Pembuktian Perkara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Salah satu masalah sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

Oleh : Didit Susilo Guntono NIM. S BAB I PENDAHULUAN

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan. ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya.

Transkripsi:

0 EFEKTIVITAS UU RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : Nama : NURUL SOFYAN BADHAR NIM : C 100010080 NIRM : 01. 6. 106. 01000. 5. 0080 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan suatu intersub-sistem dalam masyarakat yang semakin luas ruang lingkup, maupun peranannya. Oleh karena itu, maka muncul masalah bagimanakah mengusahakan agar hukum semakin efektif, baik sebagai sarana pengendalian sosial, sarana mempermudah interaksi sosial, dan sarana pembaharu. Efektiftivitas peraturan ini dikaitkan dengan masalah sanksi, pemahaman masyarakat, dan tingkah laku masyarakat dalam mencerna dan mengimplementasikan peraturan peraturan hukum untuk memenuhi tujuan sebagai sarana pengendalian sosial, sarana interaksi sosial dan sarana pembaharu. Hukum sering kali dipandang sebagai gejala sosial yang sangat rumit. Semula pandangan-pandangan tersebut dilontarkan oleh orang-orang yang awam akan hukum, dalam arti tidak pernah mengalami pendidikan hukum. Namun kadang-kadang hanya mengetahuinya kalau telah terjadi suatu pelanggaran. 1 Berdasarkan teori, ukuran efektiftivitas suatu peraturan perundangundangan dikaitkan dengan masalah sanksi, pemahaman masyarakat, dan tingkah laku masyarakat dalam mencerna dan mengimplementasikan 1 Sordjono Soekamto, 1985, Efektivitas Hukum dan Peranan Sanksi, Bandung: CV. Remadja Karya, hal. 1.

2 peraturan peraturan hukum untuk memenuhi tujuan sebagai sarana pengendalian sosial, sarana interaksi sosial dan sarana pembaharu. Salah satu fungsi hukum, baik sebagai kaidah maupun sebagai sikap tindak atau perilaku teratur, adalah membimbing perilaku manusia, sehingga hal itu menjadi salah satu ruang lingkup studi tentang hukum secara ilmiah yang mempelajari sejauh mana pengaruh hukum terhadap sikap tindak atau perilaku manusia. Yang dapat dikelompokkan sebagai berikut: 2 1. Di dalam kondisi-kondisi yang bagimanakah manusia mempergunakan hukum? 2. Di dalam kondisi-kondisi yang bagimanakah timbul reaksi terhadap hukum? 3. Di dalam kondisi-kondisi yang bagimanakah manusia menentang hukum? 4. Di dalam kondisi-kondisi yang bagimanakah manusia menyalahgunakan hukum? 5. Di dalam kondisi-kondisi yang bagimanakah manusia mengacuhklan hukum? Dengan demikian suatu hukum akan dianggap efektif, apabila sikap atau tindak perilaku pihak lain menuju pada tujuan yang dikehendaki, artinya apabila pihak lain mematuhi hukum. Undang-Undang Dasar 1945 dirumuskan bahwa perjuangan bangsa Indonesia bertujuan untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, yaitu kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana 2 Ibid, hal. 3.

3 setiap warga negara hidup layak, bebas dari penindasan, bebas dari kemiskinan dan bebas ikut serta dalam aktivitas-aktivitas sosial untuk mempertinggi kesejahteraan orang perorangan, keluarga, golongan dan masyarakat, dimana pembangunan bukan hanya untuk satu golongan atau sebagian masyarakat saja, akan tetapi semua lapisan masyarakat baik tua, muda, maupun anak-anak. Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa, dimana diperlukan pembinaan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan yang dapat meningkatkan perilaku agar tidak melanggar norma-norma. Oleh karena itu, diperlukan perlindungan terhadap hal-hal yang bisa merusak dan membentuk kepribadian anak untuk menuju hal-hal yang bisa melanggar norma-norma, baik itu hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Perlindungan yang dilakukan terhadap anak selayaknya dilakukan oleh pihak-pihak yang mengasuhnya yang dapat dilakukan oleh orang tua, wali, ataupun lembaga-lembaga sosial dan dibawah pengawasan serta bimbingan negara. Bilamana diperlukan, maka kewajiban mengasuh dan membimbing dilakukan oleh negara sendiri. Orang tua, wali, LSM serta pemerintah berkewajiban mengasuh dan membimbing dan melindungi anak dari gangguan-gangguan yang datang dari luar maupun dari anak itu sendiri. Dimana dengan adanya implementasi terhadap perlindungan anak tersebut, maka akan mengusahakan kesejahteraan terhadap anak. Kesejahteraan yang di dapat anak tersebut dapat berupa penghidupan yang layak, dan mental yang baik, sehingga akan mencegah anak untuk berbuat hal-hal yang bisa

4 mengakibatkan kerugian terhadap anak tersebut ataupun terhadap orang lain. Untuk lebih mewujudkan perlindungan terhadap anak, maka pemerintah sebagai badan eksekutif dan DPR sebagai badan legislatif menetapkan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 1 Undang-Undang No. 23 tahun 2002 menyatakan bahwa pengertian perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 3 Menurut Arif Gosita, bahwa perlindungan terhadap anak terdiri dari beberapa hal, antara lain: 4 1. Pengayoman yaitu bahwa anak merasa nyaman dan aman dalam perlindungan tersebut. 2. Usaha bersama yaitu bahwa perlindungan terhadap anak menjadi tanggung-jawab bersama. 3. Kepentingan bersama yaitu bahwa perlindungan terhadap anak dapat berkibat melindungi terhadap diri sendiri. 4. Luas lingkup perlindungan yaitu perlindungan terhadap kebutuhan pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, dan kesehatan. 5. Perlindungan mengandung unsur edukatif yaitu bahwa perlindungan bersifat membangun. 3 Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 3. 4 Arif Gosita, 1992, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 4-6

5 6. Perlindungan penimbulan korban dalam pemberian perlindungan yaitu pencegahan terhadap yang dilindungi menjadi korban dari pihak yang melindungi. Apabila kita melihat uraian di atas, maka secara naluriah kita akan berfikir bahwa masa depan anak benar-benar telah mendapatkan perlindungan. Akan tetapi bila kita melihat data di bawah ini yang dihimpun oleh Analisis Situasi Ibu dan Anak (ASIA) tahun 2003, bahwa permasalahan anak yang sering didapati antara lain: Kasus anak jalanan (376 anak), buruh anak (645 anak), kenakalan remaja (120 anak), anak yang dilacurkan (54 anak), anak korban kekerasan (28 anak). 5 Berkaitan dengan hasil data yang diuraikan di atas, maka dapat kita lihat bahwa perlindungan terhadap anak yang berupa jaminan dan perlindungan terhadap anak serta hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sesuai dengan bunyi Pasal 1 UU No. 23 tahun 2002 tentang pengertian perlindungan anak belum terealisasi secara nyata. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mencoba mengangkat permasalahan tentang realisasi Pasal 1 UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan menyusunnya dalam sebuah skripsi dengan mengambil judul: EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM 5 Henggianto Adi Nugroho, 2006, Skripsi Pelaksanaan Perlindungan Anak TerhadapKorban Tindak Kekerasan Seksual Oleh Komisi Independen Perlindungan Perempuan dan Anak Surakarta, Surakarta: Fak. Hukum UMS, hal. 3.

6 PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah segala sesuatu yang akan dijadikan sasaran atau mengenai hal apa yang sebenarnya akan diteliti dalam suatu penelitian. Perumusan masalah akan memudahkan bagi penulis untuk mengerjakan dan dapat mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Perumusan masalah dapat juga dikatakan sebagai inti dari suatu penelitian karena akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji atau diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah efektivitas Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Pelindungan Anak dalam penanggulangan tindak pidana kekerasan terhadap anak? 2. Hambatan-hambatan apa saja yang dalam penegakkan Undnag-Undang Perlindungan anak? C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini memiliki dua tujuan pokok, yaitu tujuan objektif dan tujuan subjektif, dengan penjelasannya adalah sebagai berikut:

7 1. Tujuan Obyektif a) Untuk mengetahui efektivitas Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Pelindungan Anak dalam penanggulangan tindak pidana kekerasan terhadap anak. b) Untuk mengetahui Hambatan-hambatan apa saja yang dalam penegakkan Undnag-Undang Perlindungan anak. 2. Tujuan Subjektif a) Untuk menambah pengetahuan penulis dalam kaitannya dengan Perlindungan Anak dan efektivitas Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak. b) Untuk memperluas wacana pemikiran dan pengetahuan penulis dalam hukum pidana dan hukum pidana anak, khususnya mengenai efektivitas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 dalam melindungi anak dari kekerasan. c) Untuk memperoleh data yang penulis pergunakan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. D. Manfaat Penelitian Di dalam melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat yang dapat diambil baik bagi diri penulis sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. Manfaat penelitian ini dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu:

8 1. Manfaat Teoritis a) Hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam memberikan pengetahuan tentang efektivitas UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam menanggulangi kekerasan terhadap anak. b) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Hukum Pidana Anak dan umumnya Hukum Pidana.. 2. Manfaat Praktis a) Hasil penelitian ini akan berguna dalam memberikan jawaban terhadap masalah yang akan diteliti. b) Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan gambaran kepada masyarakat pada umumnya dan semua pihak yang berkepentingan pada khususnya dalam bahwa perlindungan anak terhadap kekerasan sangat diperlukan untuk anak itu sendiri yang dapat berupa pembentukan kejiwaan dari anak. E. Landasan Teoritis Batas usia anak, dalam pengertian pidana dirumuskan dengan jelas dalam ketentuan hukum yang terdapat pada Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 3 tentang Peradilan Anak, yang menyatakan: Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.

9 Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang di dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Dengan demikian, anak-anak akan dapat tumbuh dan berkembang secara wajar. anak-anak perlu diperhatikan secara sunggguh-sungguh. Akan tetapi, sebagai makhluk sosial yang paling rentan dan lemah, ironinya anakanak justru seringkali ditempatkan dalam posisi yang paling dirugikan, tidak memiliki hak untuk bersuara, dan bahkan mereka sering menjadi korban tindak kekerasan dan pelanggaran terhadap hak-haknya. Perlindungan anak adalah suatu hasil interaksi karena adanya interaksi antara fenomena yang ada, dan saling mempengaruhi. Perlindungan yang baik atau buruk bergantung pada fenomena tertentu, yang relevan, dan merupakan faktor pendukung atau penghambat yang mempengaruhi adanya perlindungan anak tersebut. 6 Untuk mewujudkan perlindungan terhadap anak, maka pemerintah membuat peraturan yang mengatur tentang perlindungan anak yaitu Undang- Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang dimaksudkan sebagai kaidah maupun sebagai sikap tindak atau perilaku teratur manusia. Dengan demikian, apabila kaidah dan sikap tindak laku manusia dapat diatur dengan benar, maka tujuan dari pembuatan Undang-Undang Perlindungan Anak telah terimplikasikan. 6 Arif Gosita, Op. Cit. hal. 28.

10 Untuk mengukur valid atau tidaknya suatu peraturan, tidak hanya sebatas telah memenuhi tujuan pembuatan peraturan tersebut, akan tetapi juga dipertimbangkan efektivitas Undang-Undang Perlindungan Anak. Efektiftivitas suatu peraturan ini diukur dengan masalah sanksi yaitu mengenai tepat/tidak penerapan hukuman; pemahaman masyarakat yaitu dapat diterima atau tidaknya dan dipatuhi peraturan tersebut dimasyarakat serta tingkah laku masyarakat dalam mencerna dan mengimplementasikan peraturan peraturan hukum untuk memenuhi tujuan sebagai sarana pengendalian sosial, sarana interaksi sosial dan sarana pembaharu. G. Metode Penelitian Metode penelitian berfungsi sebagai alat atau cara untuk pedoman melakukan penelitian, sedangkan penelitian adalah suatu cara yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang bersifat ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum yuridis empiris kuantitatif, dimana penulis meneliti data primer di lapangan dan data sekunder. Yuridis akan mengungkapkan dasar hukum yang mengatur tentang tindak pidana terhadap anak disertai dengan sampel kasus tentang tindak pidana terhadap anak, sedangkan

11 empiris adalah mendiskripsikan mengenai efektivitas dari peraturan hukum tersebut dalam penanggulangan tindak pidana terhadap anak yang dilakukan dengan penelitian untuk mendapatkan suatu data yang mencakup: - Pengetahuan masyarakat mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, antara lain: - Pengetahuan masyarakat tentang isi Undang-Undang perlindungan Anak. - Pengetahuan masyarakat tentang tindak pidana terhadap anak. - Pengetahuan masyarakat tentang hukum. 2. Lokasi penelitian Lokasi yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengadakan penelitian ini adalah di kota Surakarta, dengan pertimbangan sebagai berikut: lokasi penelitian merupakan domisili dari peneliti dan dengan demikian maka akan menghemat biaya serta waktu. 3. Jenis data dan Sumber Data a. Sumber data primer Data primer ini berupa fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari lapangan dan sumber data, sehingga diharapkan nantinya penulis dapat memperoleh hasil yang sebenarnya dari obyek yang diteliti untuk menjawab permasalahan yang penulis teliti yaitu mengenai efektivitas dari Undang-Undang No. 23 Perlindungan Anak terhadap kekerasan terhadap anak di kota Surakarta.

12 b. Sumber Data sekunder Data yang berupa dokumen, majalah, referensi, dari berbagai buku atau informasi dari berbagai media massa yang berkaitan dengan objek penelitian. 6 Data yang telah diperoleh dikumpulkan dengan melakukan penulisandan didukung dengan peraturan hukum yang mengatur tentang tindak pidana terhadap anak, dilengkapi dengan kasus tindak pidana terhadap anak. 4. Tehnik Pengumpulan Data Pada pengumpulan data yang penulis gunakan, berkisar pada tiga instrumen ini: observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Untuk dapat memperoleh data dalam penelitian deskriptif, maka dapat dipakai teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Wawancara (interview) Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dan lisan dengan responden, guna memperoleh informasi atau keterangan yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. 7 b. Studi Kepustakaan (library research) Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bacaan, termasuk peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan masalah di atas. Cara 6 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardino, 2004, Metode Penelitian Hukum, Buku Pegangan Kuliah, Surakarta: FH UMS, hal. 47. 7 S. Nasution, 2001, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: PT. Buana Aksara, hal 113.

13 ini dimaksud untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, atau pendapat yang berhubungan dengan pokok permasalahan. 5. Tehnik Analisa Data Dalam penelitian ini mengunakan metode deskriptif normatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, melakukan hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat juga mencakup juga metode-metode deskriptif. H. SISTEMATIKA SKRIPSI Sistematika penyusunan skripsi ini tertuang dalam empat (4) bagian yang tersusun dalam bab-bab, yang mana satu sama lain saling berkaitan, dan di setiap bab terdiri dari sub-sub bab. Agar dapat memberikan gambaran mengenai skripsi ini nantinya, maka penulis akan memberikan gambaran secara garis besarnya sebagai berikut: Bab Pertama mengenai Pendahuluan dari proposal penelitian ini yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Landasan Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum.

14 Bab dua berisikan Tinjauan Pustaka, yang akan diuraikan tentang Tinjauan Umum Efektivitas, yang meliputi pengertian efektivitas dan konsep efektivitas. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana, yang meliputi pengertian tindak pidana, jenis-jenis tindak pidana dan unsur-unsur tindak pidana. Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana Anak meliputi pengertian anak dan batasan umur anak, hak-hak anak, anak sebagai korban tindak pidana. Tinjauan Umum Tentang kebijaksanaan kriminal meliputi pengertian kebijaksanaan kriminal dan ruang lingkup kebijaksanaan kriminal. Bab tiga berisikan mengenai Hasil Pembahasan dari Penelitian yang antara lain: Pertama, Implementasi pelaksanaan perlindungan anak menurut UU No. 23 tahun 2002, sehingga apabila telah diketahui bagaimana pelaksanaan perlindungan anak tersebut, maka akan diketahui efektivitas UU No. 23 tahun 2002 dalam menanggulangi kekerasan terhadap anak. Kedua, Hambatan-hambatan apa saja yang menggangu terjadinya perlindungan anak terhadap kekerasan menurut UU No. 23 tahun 2002, dan bagaimana cara mengatasinya. Bab keempat merupakan Penutup, yang berisikan Kesimpulan dan Saran yang akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran penulisan hukum yang bermanfaat bagi perlindungan anak.

15 DAFTAR PUSTAKA Arif Gosita. Masalah Perlindungan Anak. Sinar Grafika. Jakarta. 1992. Dimyati, Khudzaifah dan Kelik Wardino. Metode Penelitian Hukum, Buku Pegangan Kuliah. FH UMS. Surakarta. 2004. Henggianto Adi Nugroho. Skripsi Pelaksanaan Perlindungan Anak Terhadap Korban Tindak Kekerasan Seksual Oleh Komisi Independen Perlindungan Perempuan dan Anak Surakarta. Fak. Hukum UMS. Surakarta. 2006. Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia. Jakarta. 1986. Nasution, S. Metode Research (Penelitian Ilmiah). PT. Buana Aksara. Jakarta. 2001. Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Sinar Grafika. Jakarta. 2002.