SNI Standar Nasional Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak

I. REFERENSI II. TUJUAN III. DASAR TEORI

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu

METODE PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN BETON INTI

METODE UJI UJI KUAT TEKAN BETON UJI MODULUS ELASTISITAS BETON UJI KUAT TARIK BAJA

Metode pengujian kuat tarik belah beton

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU DI LABORATORIUM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

Cara uji geser langsung batu

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Daftar Isi. Daftar Isi... i. Prakata... ii. Pendahuluan... iii

SNI SNI Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR. Standar Nasional Indonesia

Metode pengujian lentur posisi tidur kayu dan bahan struktur bangunan berbasis kayu dengan pembebanan titik ke tiga

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

Metode pengujian susut kering mortar yang mengandung semen Portland

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

BAB III LANDASAN TEORI. A. Beton

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA BETON

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

Metode pegambilan dan pengujian beton inti

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara uji modulus elastisitas batu dengan tekanan sumbu tunggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland untuk pekerjaan sipil

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

Soal :Stabilitas Benda Terapung

Pd M Ruang lingkup

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL

III. METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

Perancangan dan Kriteria Penerimaan Mutu Beton Menurut SNI Benda Uji Kubus atau Silinder. 07 Apr 15. 1

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

2. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa sengkang

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

Cara uji abrasi beton di laboratorium

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

Dinding Penahan Tanah

PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR

KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT (251M)

TINJAUAN KUAT GESER KOMBINASI SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG U ATAU n DENGAN PEMASANGAN SECARA VERTIKAL PADA BALOK BETON SEDERHANA

BAB III LANDASAN TEORI

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

Metode Pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan Beton pada umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 4, No. 2 : 25-34, September 2017

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

SNI 03-4154-1996 Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 Badan Standarisasi Nasional

DAFTAR ISI Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II KETENTUAN-KETENTUAN... 2 2.1 Umum... 2 2.2 Teknis... 2 2.2.1 Benda Uji... 2 2.2.2 Peralatan... 2 2.2.3 Persiapan Pengujian... 4 2.2.4 Kecepatan Pembebanan... 5 2.2.5 Pengukuran... 5 2.2.6 Perhitungan Kuat Lentur... 5 BAB III CARA UJI... 7 3.1 Persiapan Uji... 7 3.2 Pengujian... 7 BAB IV LAPORAN UJI... 8 Halaman i LAMPIRAN A: LAIN-LAIN... 9 LAMPIRAN B: DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA... 10

BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode Pengujian Kuat Lentur Beton dengan Balok Uji Sederhana yang Dibebani Terpusat langsung ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan uji juat lentur di laboratorium. 1.1.2 Tujuan Tujuan metode pengujian ini adalah memperoleh kuat lentur beton untuk keperluan perencanaan struktur. 1.2 Ruang Lingkup Metode pengujian ini mencakup : 1) ketentuan-ketentuan dan cara uji; 2) pengukuran beban terpusat tunggal yang bekerja langsung pada balok beton; 3) penentuan besarnya kuat lentur. 1.3 Pengertian Yang dimaksud dengan : 1) kuat lentur adalah nilai tegangan tarik yang dihasilkan dari momen lentur dibagi dengan momen penahan penampang balok uji; 2) balok uji adalah balok beton berpenampang bujur sangkar dengan panjang total balok empat kali lebar penampangnya; 3) beban terpusat tunggal adalah beban maksimum yang menyebabkan keruntuhan balok uji.

BAB II KETENTUAN-KETENTUAN 2.1 Umum Ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut : 1) setiap balok uji harus diberi identitas dan tanggal pembuatan; 2) mesin uji tekan yang dipakai harus sudah dikalibrasi sesuai ketentuan yang berlaku; 3) hasil pengujian harus ditandatangani oleh pelaksana dan kepala laboratorium sebagai penaggungjawab pengujian, dengan mencantumkan nama, tanda tangan dan tanggal pengesahan. 2.2 Teknis 2.2.1 Benda Uji Balok uji harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1) SNI 03-2493-1991 tentang Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di laboratorium yang berlaku untuk balok uji lentur dengan panjang balok empat kali lebar balok, tinggi balok lebih besar dri lebar balok untuk lebar balok 150 mm; 2) semua bidang permukaan harus rata dan bebas dari cacat goresan, lubanglubang dan lekukan-lekukan; 3) bidang-bidang samping harus tegak lurus terhadap bidang atas dan bidang bawahnya. 2.2.2 Peralatan Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) mesin uji takan yang dapat menghasilkan beban dengan kecepatan kontinu dalam satu kali gerakan tanpa menimbulkan efek kejut dan mempunyai ketelitian pembacaan maksimum 0,5 kn;

2) mesin harus dilengkapi dengan dua buah blok tumpuan dan satu buah blok beban yang dapat menyalurkjan beban tunggal terpusat dan reaksi-reaksi tumpuan tegak lurus pada permukaan balok uji dengan garis-garis kerja sejajar satu sama lain, dan tidak menimbulkan eksentrisitas, sebagai berikut : (1) selama pengujian berlangsung kedua blok tumpuan tidak boleh bergeser sehingga bentang balok berubah lebih dari 2,5 mm; (2) bentang di antara kedua blok tumpuan adalah 450 mm dengan toleransi 9 mm; (3) jarak beban tunggal terpusat ke tumpuan terdekat adalah 225 mm dengan toleransi 4,5 mm; (4) blok beban dan blok-blok tumpuan tingginya maksimal 64 mm diukur terhadap sumbu putar blok, dan panjang blok minimal sama dengan lebar baok uji; Lihat Gambar 1. GAMBAR 1 SKEMA ALAT UJI KUAT LENTUR DENGAN BALOK UJI SEDERHANA YANG DIBEBANI TERPUSAT LANGSUNG 3) konstruksi blok beban dan blok-blok tumpuan harus : (1) bidang permukaan yang menempel pada balok uji harus merupakan setengah silinder yang sumbunya berimpit dengan sumbu batang putar blok tumpuan sendi atau blok beban, atau berimpit dengan sumbu putar bola blok tumpuan rol, dan dapat berputar minimal 45 ;

(2) ketidak-rataan permukaan blok maksimal 0,05 mm; (3) ketiga blok bertumpu pada batang putar atau bola putar yang dilengkapi dengan pegas spiral, dan harus berada dalam posisi tetap vertikal. 4) alat ukur : (1) pengukur panjang yang dapat mengukur sampai 1000 mm dengan ketelitian 1 mm; (2) jangka sorong panjang 160 mm dengan ketelitian 0,05 mm; (3) alat peraba yang dapat mengukur lebar celah antara 0,10 mm dan 0,38 mm; (4) timbangan kapasitas minimum 35 kg dengan ketelitian 10 gram. 5) gerinda; 6) pita kulit dengan tebal merat 6,40 mm, lebar 25 mm sampai dengan 50 mm, dan panjang lebih dari 150 mm; 7) alat kaping. 2.2.3 Persiapan Pengujian Persiapan pengujian harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) mesin uji dan blok-blok tumpuan disiapkan sehingga jarak sesuai dengan Ayat 2.2.2 butir 2 sub butir 2; 2) balok uji diletakan simetris atas kedua blok tumpuan dengan kedua sisi samping bidang bekas cetakan sebagai bidang atas dan bidang bawah; 3) blok beban diletakan tepat di tengah-tengah antara kedua bblok tumpuan pada posisi sejajar; 4) blok beban diturunkan perlahan-lahan sampai menempel pada bidang atas balok, dan memberikan beban sebesar 3 % sampai 6 % beban maksimum yang diperkirakan dapat dicapai; 5) celah-celah antara permukaan balok uji dengan permukaan blok beban dan blok-blok tumpuan diamati dan diukur dengan alat peraba, bila terdapat celah yang lebih besar dari 0,38 mm maka pada bagian tersebut balok uji harus digerinda atau diratakan dengan cara diberi kaping; 6) celah yang besarnya antara 0,10 mm sampai 0,38 dapat dihilangkan dengan digerinda, diberi kaping, atau dipasang pita kulit sepanjang bidang permukaan blok;

7) tidak boleh dilakukan penggerindaan ke arah memanjang blok uji. 2.2.4 Kecepatan Pembebanan Kecepatan pembebanan harus kontinu tanpa menimbulkan efek kejut dan memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) pada pembebanan sampai mencapai ± 50 % dari beban maksimum yang diperkirakan, kecepatan pembebanan boleh lebih cepat dari 6 kn; 2) sesudah itu, sampai terjadi keruntuhan balok uji, kecepatan pembebanan harus diatur antara 4,3 kn sampai 6 kn per menit. 2.2.5 Pengukuran Pengukuran penampang patah balok uji harus memenuhi ketentuan berikut : 1) lebar dan tinggi penampang adalah lebar rata-rata dan tinggi rata-rata minimum dari tiga kali pengukuran; 2) jika patahan terjadi di tempat yang diberi kaping, maka tinggi penampang yang diukur termasuk tebal kaping. 2.2.6 Perhitungan Kuat Lentur Kuat lentur dihitung menggunakan persamaan berikut :... 1) Keterangan : f lt = kuat lentur, dalam Mpa; P = beban maksimum yang mengakibatkan keruntuhan balok uji, dalam Newton; L = panjang bentang di antara kedua blok tumpuan, dalam mm; b = lebar balok rata-rata pada penampang runtuh, dalam mm; d = tinggi balok rata-rata pada penampang runtuh, dalam mm.

2.2.7 Hasil Pengujian Hasil pengujian bukan merupakan alternatif dari Rancangan SNI tentang Metode Pengujian Kuat Lentur Beton dengan Benda Uji Balok Sederhana yang Dibebani Terpusat Tak Langsung.

BAB III CARA UJI 3.1 Persiapan Pengujian Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut : 1) siapkan mesin uji dan blok-blok tumpuan sesuai Ayat 2.2.3 butir 1; 2) letakan balok uji sesuai Ayat 2.2.3 butir 2; 3) letakan blok beban sesuai Ayat 2.2.3 butir 3; 4) turunkan blok beban dan berikan beban sesuai Ayat 2.2.3 butir 4; 5) ukur dalamnya celah antara permukaan balok dengan permukaan blokblok, sesuai Ayat 2.2.3 butir 5; 6) ratakan permukaan beton sesuai Ayat 2.2.3 butir 6 dan 7. 3.2 Pengujian Lakukan pengujian sebagai berikut : 1) berikan pembebanan sesuai Ayat 2.2.4; 2) catat besarnya beban maksimum yang mengakibatkan keruntuhan; 3) ukur penampang runtuh sesuai Ayat 2.2.5; 4) hitung kuat lentur sesuai Ayat 2.2.6; 5) isikan semua nilai hasil pengukuran dan perhitungan dalam formulir pada Lampiran.

BAB IV LAPORAN UJI Laporan hasil pengujian kuat lentur beton dengan balok uji sederhana yang dibebani terpusat langsung memuat : 1) nomor laporan; 2) identifikasi benda uji; 3) tanggal pengujian atau umur uji; 4) jarak tumpuan; 5) beban maksimum; 6) ukuran penampang patah rata-rata; 7) kuat lentur; 8) tanggal pembuatan laporan; 9) nama dan tanda tangan teknisi penguji; 10) nama dan tanda tangan kepala laboratorium.

LAMPIRAN A CONTOH ISIAN LAPORAN PENGUJIAN KUAT LENTUR BETON DENGAN BALOK UJI SEDERHANA YANG DIBEBANI TERPUSAT LANGSUNG Nomor Contoh : Tanggal Pengiriman : 20 Januari 1994 Pemberi Tugas : PT. Jingga Perkasa Tanggal Pengujian : 29 Januari 1994 Pengirim Contoh : NOMOR URUT Tanggal pembuatan IDENTIFIKASI BENDA UJI f Ukuran rata-rata (mm) lt [MPa] rencana Lebar Tinggi Panjang Berat (gr) Tanggal Uji atau Umur Uji Nomor Urut Beban Maksimum (kn) UKURAN BIDANG TEKAN LEBAR (mm) PANJANG (mm) LUAS (mm 2 ) KUAT TEKAN (MPa) 1. 1 Jan 94 25 125 151 247 15700 29 Jan 94 670 150 150 22500 29,78 JENIS MESIN : MESIN UJI TEKAN KAPASITAS :... KETELITIAN : Bandung, 3 Februari 1995 Pelaksana Pengujian, Penanggung Jawab, (Tumino) (Ir. Sumaryono)

DAFTAR PADANAN ASTM Standard, C. 31-91 Standard Practice for Making Curing Concrete Test Specimens in the Field. DAFTAR RUJUKAN ASTM Standards : C. 192 Practice for Making Curing Concrete Test Specimens in the Laboratory. C. 470 Specification for Moist Cabinets, Moist Rooms, and Water Storage Tanks Used the Testing of Hydraulic Cements and Concretes. C. 511 Specification for Moist Cabinets, Moist Rooms, and Water Storage Tanks Used the Testing of Hydraulic Cements and Concretes. C. 617 Practice for Capping Cylindrical Concrete Specimens.