REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

kelembagaan yang satu ke unsur kelembagaan yang lain. Dengan demikian, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif.

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Sistem Kesehatan Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Amandemen UU no. 18/2002

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG STUDI KOHOR KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERIZINAN PENELITIAN ASING. PP No 41/2006

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN REGISTRI PENELITIAN KLINIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN CILACAP

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN INDUSTRI PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 94 TAHUN 1999 (94/1999) TENTANG DEWAN RISET NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN INDUSTRI PERTAHANAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 57

2 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

K A T A P E N G A N T A R

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 1999 TENTANG DEWAN RISET NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

Latar Belakang dan Tujuan Pemberlakuan MTA

MATRIK KONSEP PERUBAHAN AD ART HIMPENINDO MENYESUAIKAN PP 11 /2017 TTG MANAJ PNS DAN KEBUTUHAN ORGANISASI POIN PERUBAHAN AD/ART HIMPENINDO

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN. Bagian Kesatu. Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian. Pasal 42

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA Dr. Siswanto, MHP, DTM Director for Center for Applied Health Technology and Clinical Epidemiology/NIHRD

Peraturan dalam Riset Klinik UUD 1945 UU No 18 Tahun 2002 PP No 39 Tahun 1995 PP No 20 Tahun 2005 PP No 41 Tahun 2006 PP No 35 Tahun 2007 Perpres No 72 Tahun 2012 Kepmenkes No 1179A Tahun 1999 Permenkes No 657 Tahun 2009 Permenkes No 66 Tahun 2013

Perubahan ke 4 UUD 1945 - Pasal 31 ayat (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia

UU No 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Asas dan Tujuan (UU. No. 18/2002) Asas Pasal 3 Berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME, tanggung jawab negara, kesisteman dan percepatan, kebenaran ilmiah serta tanggung jawab akademik Tujuan Pasal 4 Memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara Meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara di dunia internasional

Elemen Sistem Iptek (UU. No. 18/2002) 1. Kelembagaan Iptek Unsur Perguruan tinggi Fungsi membentuk sumber daya manusia Iptek Tanggung Jawab meningkatkan kemampuan pendidikan & pengajaran, litbang, dan pengabdian masyarakat Lembaga litbang Badan usaha Lembaga penunjang menumbuhkan kemampuan pemajuan Iptek menumbuhkan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi memberikan dukungan dan membentuk iklim yang kondusif mencari berbagai invensi serta menggali potensi pendayagunaannya mengusahakan pendayagunaan manfaat keluaran perguruan tinggi dan lembaga litbang mengatasi kesenjangan yang menghambat sinergi antara perguruan tinggi, lembaga litbang dan badan usaha

Elemen Sistem Iptek (UU. No. 18/2002) 2. Sumber Daya Iptek Unsur: keahlian, kepakaran, kompetensi manusia, dan pengorganisasiannya; kekayaan intelektual dan informasi; sarana dan prasarana iptek. 3. Jaringan Iptek Fungsi jaringan Iptek: membentuk jalinan hubungan interaktif yang memadukan unsur-unsur kelembagaan - Pasal 15 (1) Perguruan tinggi dan lembaga litbang wajib mengusahakan alih teknologi dan hasil litbang yang dibiayai sepenuhnya atau sebagian oleh pemerintah dan pemerintah daerah - Pasal 16 (1) Perguruan tinggi dan lembaga litbang pemerintah berhak menggunakan pendapatan yang diperoleh dari hasil alih teknologi dan / atau pelayanan jasa iptek untuk mengembangkan dirinya - Pasal 16 (3)

Fungsi dan Peran Pemerintah (UU. No. 18/2002) Berfungsi menumbuhkan motivasi dan memberikan stimulasi dan fasilitas, dan menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan sistem iptek Pasal 18 (1) wajib merumuskan arah, prioritas utama, serta kerangka kebijakan yang dituangkan ke dalam kebijakan strategis pembangunan iptek - Pasal 18 (2) & 20 Untuk mendukung perumusan prioritas dan berbagai aspek kebijakan iptek dibentuk DRN dan DRD Pasal 19 (2) & 20(4) Perumusan prioritas dan berbagai aspek kebijakan iptek wajib memperhatikan: penguatan ilmu dasar dan kapasitas litbang, penguatan pertumbuhan industri berbasis teknologi, penguatan kemampuan audit teknologi yang dikaitkan dengan pemberdayaan SNI - Pasal 19 (3) Pemerintah wajib mengembangkan instrumen kebijakan, serta menjamin kepentingan masyarakat dan negara, melindungi HKI, kearifan lokal, nilai budaya, serta kekayaan hayati dan non hayati di Indonesia - Pasal 21, 22 dan 23

Peran serta Masyarakat (UU. No. 18/2002) Hak: 1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk berperan serta dalam melaksanakan kegiatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan Iptek. 2) Setiap warga negara yang melakukan litbang dan penerapan Iptek mempunyai hak memperoleh penghargaan yang layak sesuai dengan kinerja yang dihasilkan. 3) Setiap orang mempunyai hak untuk menggunakan dan mengendalikan kekayaan intelektual yang dimiliki sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4) Setiap warga negara mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang HKI Kewajiban & Tanggungjawab 1) Masyarakat wajib memberikan dukungan serta turut membentuk iklim yang dapat mendorong perkembangan Sistem Nasional Iptek. 2) Masyarakat Iptek bertanggung jawab untuk berperan serta mengembangkan profesionalisme dan etika profesi melalui organisasi profesi. Pasal 24-25

PP No 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Tujuan (PP No 39 Tahun 1995 ) Penelitian dan pengembangan kesehatan bertujuan untuk memberikan masukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan lain yang diperlukan untuk menunjang pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pasal 6 Ayat 1 Dalam rangka pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan, penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan dapat: a. mengirim spesimen ke lembaga penelitian dan pengembangan kesehatan ke luar negeri untuk penelitian dan pengembangan lebih mendalam sepanjang hal tersebut tidak mampu dilaksanakan di dalam negeri; b. memasukkan spesimen dan/atau sarana penelitian dan pengembangan kesehatan dari luar negeri untuk keperluan penelitian dan pengembangan kesehatan. Ayat 2 Syarat dan tata cara pengiriman spesimen ke atau dari luar negeri ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 7 Penelitian dan pengembangan kesehatan dapat diselenggarakan oleh lembaga asing, atau melibatkan peneliti asing, atau kerja sama dengan lembaga asing yang memenuhi persyaratan, dilakukan atas dasar izin berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang mengatur tentang penelitian bagi orang asing

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan terhadap Manusia Pasal 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 Informed consent bagi subyek penelitian Perlindungan terhadap; kerahasiaan, keselamatan dan kesejahteraan subyek

Hasil Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pasal 16, 17 Penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan berhak sepenuhnya atas hasil penelitian dan pengembangan kesehatan. Penghargaan kepada penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan yang hasil penelitian dan pengembangan kesehatannya merupakan suatu temuan atau teknologi baru bagi pembangunan kesehatan.

PP No 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Tujuan (PP. No. 20/2005) Menyebarluaskan Iptek Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan dan menguasai Iptek

Kepemilikan (PP. No. 20/2005) Pasal 5 1) Kekayaan intelektual serta hasil kegiatan litbang yang yang dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah dan/atau Pemda merupakan milik Pemerintah dan/atau Pemda. 2) pembiayaan kegiatan litbang yang dibiayai sebagian oleh Pemerintah dan/atau Pemda dan sebagian oleh pihak lain, merupakan milik Pemerintah dan/atau Pemda dan pihak lain yang bersangkutan secara bersama. 3) Pemilikan secara bersama atas kekayaan intelektual serta hasil kegiatan litbang dilaksanakan melalui perjanjian bersama perguruan tinggi dan lembaga litbang dengan pihak lain yang membiayai sebagian kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dapat dilakukan secara 1. Komersial Alih Teknologi (PP. No. 20/2005) 2. Non komersial diarahkan pada: a. mendorong penguasaan dan pemanfaatan iptek, b. mendorong terciptanya temuan-temuan iptek, c. mendorong perkembangan badan usaha kecil dan menengah pasal 14 & 15 Perguruan tinggi dan lembaga litbang wajib membentuk unit kerja yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan alih teknologi Pasal 16

Mekanisme alih teknologi: lisensi, kerjasama, pelayanan jasa iptek, dan atau publikasi. Pasal 20 Alih Teknologi (PP. No. 20/2005) Pembiayaan pelaksanaan alih teknologi serta hasil kegiatan litbang dibebankan kepada penerima teknologi Pasal 35 Pemerintah dapat membiayai pelaksanaan alih teknologi serta hasil kegiatan litbang sesuai Peraturan PerUndang-undangan Pasal 36

PP No 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan Orang Asing

Perizinan Kegiatan litbang oleh perguruan tinggi asing, lembaga litbang asing, badan usaha asing, dan orang asing dilakukan atas dasar izin tertulis dari Menteri Pasal 3 ayat (2) Pemberian izin dilakukan berdasarkan hasil penilaian atas objek perizinan dan sifat kerugian yang ditimbulkan Pasal 2 ayat (3) Penilaian atas obyek perizinan dan sifat kerugian yang dapat ditimbulkan dikoordinasikan oleh Menteri Pasal 4 ayat (1) Dalam melakukan penilaian Menteri dapat membentuk Tim Koordinasi Pasal 4 ayat (3) Izin diberikan untuk jangka waktu paling lama 1 tahun - Pasal 11, dan dapat diperpanjang paling banyak 2 kali secara berturut-turut untuk jangka waktu paling lama 1 tahun Pasal 12 ayat (1)

Pelaporan dan Pelaksanaan Penelitian Pelaporan melaporkan kedatangan dan maksud kegiatan penelitian kepada Gubernur, Walikota/Bupati, dan kepolisian negara setempat Pasal 18 melaporkan hasil pelaksanaan penelitian yang dilakukan kepada Menteri secara berkala Pasal 19 ayat (1) Pelaksanaan Penelitian penelitian dilakukan harus sesuai dengan izin yang diberikan Pasal 20 ayat (1) tidak diperkenankan membawa sample dan/atau spesimen keluar wilayah NKRI, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan Pasal 20 ayat (2) Menghormati adat istiadat dan norma-norma kebudayaan yang berlaku Pasal 21

PP No 35 Tahun 2007 tentang Pengalokasian Sebagian Pendapatan Badan Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Perekayasaan, Inovasi, dan Difusi Teknologi

Tujuan Mendorong partisipasi dunia usaha untuk melakukan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi. Meningkatkan kinerja produksi, daya saing barang, dan jasa.

Batasan Badan Usaha Badan Usaha yang mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk meningkatkan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi dalam meningkatkan kinerja produksi dan/atau daya saing barang dan/atau jasa yang dihasilkan Catatan: Badan usaha adalah badan atau lembaga berbadan hukum yang melakukan kegiatan usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pendapatan adalah pengertian penghasilan sebagaimana dimaksud di dalam peraturan perpajakan

Bentuk Insentif Insentif perpajakan fasilitas Pph untuk biaya R&D, beasiswa, magang dan pelatihan (UU No 7/1983 ttg Pajak Penghasilan dan yang diubah dengan UU No 17/2000, Pasal 6) fasilitas Pph untuk penanaman modal di bidang usaha dan atau daerah tertentu (UU No 7/1983 ttg Pajak Penghasilan dan yang diubah dengan UU No 17/2000, Pasal 31A). Kepabeanan pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang untuk keperluan litbang ilmu pengetahuan (PP No 146/2000, KMK No 143/KMK/05/1997) Bantuan teknis penelitian dan pengembangan mencakup antara lain penempatan tenaga ahli, pemanfaatan fasilitas lab di lembaga litbang besar dan jenis insentif diatur sesuai peraturan perundang-undangan

Perpres No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional

PENGERTIAN SKN Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Perpres 72/2012 Pasal 1 angka 2) Berjenjang di Pusat dan Daerah Memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang kesehatan

Tujuan SKN menjadi acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dimulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi; (Pasal 5) terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Butir 96 Lampiran)

KEPMENKES 131/2004 disusun 02-03 SKN 2004 2004 ditetapkan Presiden 13 Agus 2012 diundangkan Menkumham 17 Okt 2012 Komposisi: 10 Pasal 485 Butir Lampiran HISTORIS SKN PERPRES 72/2012 disusun 10-12 SKN 2012 2012 1982 SKN 1982 disusun 80-82 KEPMENKES 99a/1982 SKN 2009 disusun 08-09 KEPMENKES.../2009 2009 P 167 (4) UU 36 / 2009 ttg Kesehatan

SUB-SISTEM SKN UPAYA KESEHATAN LITBANG PEMBIAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA FARMASI, ALKES, MAKANAN MANAJEMEN, INFORMASI, REGULASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SUBSISTEM LITBANG Pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan terbagi atas penelitian dan pengembangan biomedis dan teknologi dasar kesehatan, teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, teknologi intervensi kesehatan masyarakat, humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat

Prinsip a. terpadu, berkesinambungan, dan paripurna; b. akurat dan akuntabel; c. persetujuan setelah penjelasan; d. bekerja dalam tim secara cepat dan tepat; e. norma agama; f. kebenaran ilmiah; dan g. perlindungan terhadap subjek penelitian dan etik.

Kepmenkes No 1179A Tahun 1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Keadaan & Masalah Penelititan dan Pengembangan Kesehatan Kegiatan penelitian maupun hasil penelitian dan pengembangan kesehatan belum terkoordinasi dengan baik, belum sepenuhnya dilakukan kerjasama aktif, terencana, terprogram dan berkesinambungan Belum dimanfaatkan secara optimal dan mendukung program pembangunan kesehatan

Pelaksanaan Manajemen Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Bertujuan untuk memberdayakan seluruh potensi penelitian dan pengembangan kesehatan agar bersinergi Dilakukan melalui pendekatan jaringan dan kemitraan di dalam jaringan penelitian dan pengembangan kesehatan nasional (JPPKN)

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Mengacu pada kesepakatan Trades-Related Intellectual Property Rights Perlu dikembangkan kerjasama antara Departemen Kesehatan dan Departemen Kehakiman untuk melindungi hasil penelitian

Permenkes No 657 Tahun 2009 tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologi, dan Muatan Informasinya

Tujuan memberikan perlindungan kepada masyarakat, peneliti, pelaksana dan fasilitas pelayanan kesehatan serta lembaga penelitian dan pengembangan dari bahaya penyebaran dan gangguan kesehatan penyebab penyakit infeksi new emerging dan reemerging, termasuk penyalahgunaannya sebagai senjata dan atau bahan senjata biologi memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi potensi ditemukan dan digunakannya ilmu pengetahuan dan teknologi penanggulangan penyakit infeksi new emerging dan re-emerging dalam menunjang ketahanan Nasional;

Ruang Lingkup Pasal 3 Spesimen yang diatur adalah yang memiliki aspek penting dalam ketahanan nasional; dapat disalahgunakan, mempunyai nilai komersil, menimbulkan potensi pandemik

Persyaratan Pasal 4 Setiap fasilitas pelayanan kesehatan, lembaga penelitian dan pengembangan atau lembaga lainnya yang mengirimkan, membawa dan atau mengunakan spesimen klinik, materi biologik dan/atau muatan informasinya dalam rangka penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan, pelayanan kesehatan, pendidikan serta kepentingan lainnya ke luar negeri atau sebaliknya, harus dilengkapi dengan Perjanjian Alih Material dan dokumen pendukung yang relevan.

Pasal 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12 Tata cara pengiriman spesimen Prosedur dan ketentuan untuk persetujuan Penjanjian Alih Material Fasilitas kesehatan/sarana/ laboratorium yang memenuhi syarat Persyaratan lembaga penelitian yang memenuhi syarat dalam menerima spesimen

Pasal 14, 15, 16, 17, 18 Tata cara pengiriman spesimen pada Kejadian Luar Biasa (KLB) Komisi Nasional Penelitian Penyakit Infeksi Tim penelaah Perjanjian Alih Material Kepemilikan spesimen Penelusuran kembali spesimen jika diperlukan Pembagian kemanfaatan bersama pada pemanfaatan spesimen

Permenkes No 66 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Registrasi Penelitian Klinik

Tujuan Pengawasan terhadap setiap penelitian klinik untuk menjamin suatu penelitian klinik yang akuntabel dan transparan serta dalam rangka perlindungan terhadap kesehatan masyarakat,

Penyelenggaraan Registrasi Penelitian Klinik Perguruan tinggi asing, lembaga penelitian dan pengembangan asing, dan orang asing yang melakukan kegiatan penelitian klinik harus bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia melibatkan peneliti Indonesia Dalam rangka mempermudah pelaksanaan registri, Kepala Badan atas nama Menteri dapat mengadakan kerja sama dengan institusi pendidikan tinggi kedokteran/kedokteran gigi/farmasi, dan lembaga lainnya yang memiliki kompetensi dalam pelaksanaan Penelitian Klinik

Persyaratan registri penelitian klinik Persetujuan etik Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik Surat Persetujuan Perjanjian Alih Material