BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul INDONESIAN MARITIME MUSEUM DI YOGYAKARTA. Pendekatan pada teori teori proporsi pada arsitektur

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BAHARI DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HI-TECH

PUBLIKASI ILMIAH. INDONESIAN MARITIME MUSEUM DI YOGYAKARTA Pendekatan pada teori-teori proporsi pada arsitektur

L2B Ahmad Farid R Museum Armada TNI AngkatanLaut Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah Kanada, sehingga 2/3 luas wilayah Indonesia merupakan. untuk menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

Sejarah Peraturan Perikanan. Indonesia

Konsep Manajemen Pengelolaan Pesisir & Pulau- Pulau Kecil. Perencanaan Kawasan Pesisir

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

No b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENETAPAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN. Oleh : Ida Kurnia*

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Dilihat dari sejarah Indonesia ketika berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu, kemudian lahirnya

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan menjadi lebih baik, wilayah pesisir yang memiliki sumber daya alam

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

Pengantar Ilmu dan Teknologi Maritim

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Markas Komando Daerah Militer di Pontianak BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina. Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA : GEOPOLITIK-GEOSTRATEGI. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: 11Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dulu. Namun hingga sekarang masalah illegal fishing masih belum dapat

I. PENDAHULUAN. lainnya. Keunikan tersebut terlihat dari keanekaragaman flora yaitu: (Avicennia,

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mengenal Teluk Tomini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN SUMBER-SUMBER IKAN DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF ANTAR NEGARA ASEAN

Kunci Latihan Ulangan Semsester 1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dikelola oleh pergunian tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

Maritim Adalah Akar Budaya Kita 1

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang...

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul INDONESIAN MARITIME MUSEUM DI YOGYAKARTA Pendekatan pada teori-teori proporsi pada arsitektur. Indonesian : Perihal Indonesia; yang bersangkut paut dengan Indonesia, negara kepulauan di Asia Tenggara yg terletak di antara benua Asia dan benua Australia 1. Maritime : Segala sesuatu yg berhubungan dengan laut; kelautan 2. Museum : Sebuah lembaga yang bersifat tetap dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat dan perkembangannya, tidak mencari keuntungan, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan, kesenangan, bendabenda pembuktian manusia dan lingkungannya 3. Bangunan tempat orang, memelihara, menelaah, dan memamerkan barang-barang yang mempunyai nilai lestari, misalnya peninggalan sejarah, seni, ilmu dan barang-barang kuno 4. Yogyakarta : Daerah Istimewa setingkat Provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia 5. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 2 Ibid. 1 3 International Council Of Museum, ICOM. 4 Ensiklopedia Indonesia 5 http//www.wikipedia.com 1

Pendekatan : Penggunaan teori suatu bidang ilmu ntuk mendekati suatu masalah, proses, cara, perbuatan mendekati 6. Teori : Pendapat yg didasarkan pd penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi, Penyelidikan eksperimental yg mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi 7. Proporsi : Perbandingan, bagian, berimbang 8. Arsitektur : Seni dan ilmu merancang, metode dan gaya rancangan suatu bangunan 9. Jadi pengertian dari Indonesian Maritime Museum di Yogyakarta Pendekatan pada teori-teori proporsi pada arsitektur adalah suatu tempat yang mampu mengakomodir segala macam keinginan masyarakat akan kebutuhan informasi mengenai sejarah dan budaya dunia pelayaran nasional secara eksklusif dan menyeluruh dan tentunya juga menjadi ikon atas kebesaran kejayaan dunia pelayaran Indonesia. 1.2. Latar Belakang 1.2.1. Sejarah Maritim Indonesia Indonesia adalah Negara maritim yang berbentuk kepulauan (archipelago state). Karena hampir dua pertiga luas wilayah Indonesia adalah lautan yang ditaburi oleh kurang lebih 17.000 pulau-pulau besar dan kecil yang membujur kurang lebih 5000km sepanjang khatulistiwa. Luas daratan Indonesia mencapai 1.922.570km2, dan luas perairan 3.257.483km2 10. Selain sebagai Negara kepulauan, sejarah juga menceritakan bahwa bangsa Indonesia sejak dahulu telah menguasai jalur pelayaran laut dengan armada yang cukup tangguh. Fakta ini di perkuat dengan adanya relief kapal yang terdapat di Candi Borobudur yang 6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 8 Ibid. 7 9 Ibid. 7 10 http//www.wikipedia.com 2

berangka tahun 1 masehi. Data-data sejarah kebaharian Indonesia membuktikan bahwa Negara Indonesia pernah mencapai keemasan pada bidang bahari, yaitu pada jaman kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Kerajaan Islam. Selain itu, juga sejarah bahari tentang kegigihan dan perjuangan pahlawan-pahlawan bahari di Indonesia dalam melawan penjajah seperti Fatahillah, Sultan Iskandar Muda Hasanudin, Komodor Yos Sudarso serta yang lainnya yang tak akan terhapus dari lembaran sejarah bangsa Indonesia. Maka sudah selayaknya generasi muda dan masyarakat umumnya agar lebih banyak mempelajari, memahami, mencintai dan menggeluti masalah-masalah keberanian serta menjaga citra kepribadian dan semangat juang pahlawan-pahlawan bahari Indonesia. Maka salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut di atas adalah dengan menginformasikan dan mempublikasikan kekayaan potensi laut (laut sebagai sumber makanan baik hewani maupun nabati, laut sebagai medium transportasi), sejarah kebaharian Indonesia (sejarah bahari yang dimulai sebelum dan sesudah Indonesia merdeka, yaitu sejarah bahari yang dimulai dari jamannya sejarah keemasan kerajaan Sriwijaya, kerajaan Majapahit, kerajaan Islam, jaman melawan penjajah, jaman setelah Indonesia merdeka serta perkembangan teknologi bahari yang beriring dengan perkembangan jaman/waktu). Gambar 1.1. relief kapal di Candi Borobudur (sumber: http://indomaritimeinstitute.org/?p=138.html) 1.2.2. Sejarah Kerajaan Maritim di Indonesia Pada sekitar abad ke-14 dan permulaan abad ke-15 terdapat lima jaringan perdagangan (commercial zones). Antara lain: 3

a. Jaringan perdagangan Teluk Bengal, yang meliputi pesisir Koromandel di India Selatan, Sri Lanka, Burma (Myanmar), serta pesisir utara dan barat Sumatera. b. Jaringan perdagangan Selat Malaka. c. Jaringan perdagangan yang meliputi pesisir timur Semenanjung Malaka, Thailand, dan Vietnam Selatan. Jaringan ini juga dikenal sebagai jaringan perdagangan Laut Cina Selatan. d. Jaringan perdagangan Laut Sulu, yang meliputi pesisir barat Luzon, Mindoro, Cebu, Mindanao, dan pesisir utara Kalimantan (Brunei Darussalam). e. Jaringan Laut Jawa, yang meliputi kepulauan Nusa Tenggara, kepulauan Maluku, pesisir barat Kalimantan, Jawa, dan bagian selatan Sumatera. Jaringan perdagangan ini berada di bawah hegemoni Kerajaan Majapahit. Selain Sriwijaya dan bahkan sebelum Majapahit, Kerajaan Singosari juga memiliki armada laut yang kuat dan mengadakan hubungan dagang secara intensif dengan wilayah sekitarnya. Kita mengetahui strategi besar Majapahit mempersatukan wilayah Indonesia melalui Sumpah Amukti Palapa dari Mahapatih Gajah Mada. Kerajaan Majapahit telah banyak mengilhami pengembangan dan perkembangan nilai-nilai luhur kebudayaan Bangsa Indonesia sebagai manifestasi sebuah bangsa bahari yang besar. Setelah mencapai kejayaan budaya bahari, Indonesia terus mengalami kemunduran, terutama setelah masuknya VOC dan kekuasaan kolonial Belanda ke Indonesia. Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 antara Belanda dengan Raja Surakarta dan Yogyakarta mengakibatkan kedua raja tersebut harus menyerahkan perdagangan hasil wilayahnya kepada Belanda. Sejak itu, terjadi penurunan semangat dan jiwa bahari bangsa Indonesia, dan pergeseran nilai budaya, dari budaya bahari ke budaya daratan. 1.2.3. Menumbuhkan Kembali Kesadaran Bahari Masa depan kita akan lebih banyak ditentukan pada kemampuan kita memberdayakan sumber daya laut. Bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari 4

dengan hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya. Sebagai bangsa bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di dalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga ditentukan dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut. Oleh karena itu, dokumentasi sejarah serta informasi mengenai dunia pelayaran Indonesia membutuhkan suatu tempat yang mampu mengakomodir segala macam keinginan masyarakat akan kebutuhan informasi mengenai dunia pelayaran nasional, yang mampu secara lengkap memberikan informasi secara eksklusif dan menyeluruh tentunya juga menjadi ikon atas kebesaran kejayaan dunia pelayaran Indonesia. Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari kepulauan Indonesia yang membentang luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya. Ada beberapa aspek pemanfaatan dan pengelolaan potensi laut yang dapat memberikan manfaat kepada manusia dibeberapa bidang, diantaranya yaitu : a. Transportasi, laut sebagai medium transportasi telah dikenal sejak dahulu, baik antar pulau antar benua mulai dari teknologi sederhana hingga saat ini dengan teknologi modern. b. Sumber makanan, laut sebagai sumber protein hewani (perikanan), nabati (rumput laut). Peran ini bukan hanya menjadi sumber makanan saja, tetapi menjadi komoditi perdagangan. Bangsa Indonesia seharusnya dapat menghargai dan mensyukuri suatu anugerah yang sangat besar, yaitu hidup dalam suatu Negara Kepulauan yang merupakan wilayah sepanjang 3.000 mil laut berupa hamparan laut luas dari Merauke sampai Sabang. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.500 meliputi wilayah laut yurisdiksi nasional lebih kurang 5,8 juta km², Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terletak pada posisi yang sangat strategis, yaitu pada persilangan dua benua dan dua samudera, serta memiliki wilayah laut yang memiliki kekayaan laut yang besar, sekaligus sebagai urat nadi perdagangan dunia. Posisi Indonesia yang sangat strategis tersebut memberikan konsekuensi 5

bagi bangsa Indonesia yaitu untuk menjalankan aturan sebagaimana yang termaktub dalam United Nation Convention on the Law of the Sea 1982. Sesungguhnya, secara pemikiran dan konsepsi, Bangsa Indonesia sudah lama ingin kembali ke laut. Pada tahun 1957, Bangsa Indonesia mendeklarasikan Wawasan Nusantara, yang memandang bahwa wilayah laut di antara pulau-pulau Indonesia sebagai satu-kesatuan wilayah nusantara, sehingga wilayah laut tersebut merupakan satu keutuhan dengan wilayah darat, udara, dasar laut dan tanah yang ada di bawahnya serta seluruh kekayaan yang terkandung di dalamnya sebagai kekayaan nasional yang tidak dapat dipisah-pisahkan. 1.2.4. Menjamin Kelestarian Lingkungan Laut Indonesia juga masih mengalami kesulitan untuk menjaga kelestarian lingkungan laut dan marine mega biodiversity nya. Indonesia memiliki lebih dari 80,000 km persegi daerah terumbu karang atau sekitar 14 persen terumbu karang dunia. Bersama Phillipina dan Papua New Guinea, wilayah Indonesia merupakan 35% wilayah terumbu karang dunia, menjadikan wilayah ini sebagai wilayah prioritas untuk memelihara kelestarian marine biodiversity di Asia-Pasifik yang dikenal sebagai Coral Triangle. Terdapat hutan bakau seluas 2,5 juta hektar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Hutan bakau antara lain berfungsi sebagai daerah pembiakan, pembesaran dan mencari makan bagi ikan, udang dan organisme laut lain, serta melindungi pantai dari abrasi dan erosi. Rumput laut juga tumbuh di banyak pantai di Indonesia. Dalam kenyataannya, Indonesia mengalami degradasi lingkungan laut yang sangat serius, yang juga mengancam kelangsungan kehidupan mega biodiversity di Asia-Pasifik. Dalam 50 tahun terakhir, kerusakan terumbu karang meningkat dari sekitar 10% menjadi 50%. Hutan bakau di Indonesia juga berkurang dengan cepat karena pembangunan fasilitas pantai dan tambak liar. Tanpa upaya yang cepat dan serius maka seluruh terumbu karang Indonesia akan lenyap dalam 20 sampai 40 tahun. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi dengan industri perikanan dan kelautan serta wisata bahari di Indonesia. Penyebab utama kerusakan karang dan lingkungan laut adalah penangkapan ikan yang 6

merusak, pengembangan wilayah pantai yang tidak terkendali dan sedimentasi serta polusi. Mengalir dari uraian di atas, tampak jelas bahwa Indonesia membutuhkan segera adanya kebijakan pembangunan maritim nasional yang dimulai dengan perumusan persepsi bangsa Indonesia dalam melihat pengaruh laut terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan sistem pertahanan dan keamanan nasional. 1.3. Museum Sebagai Representasi Sejarah dan Budaya Nusantara Bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari dengan hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya, sudah selayaknya generasi muda dan masyarakat umumnya agar lebih banyak mempelajari, memahami, mencintai dan menggeluti masalahmasalah keberanian serta menjaga citra kepribadian dan semangat juang pahlawan-pahlawan bahari Indonesia. Beberapa fakta tersebut diatas merupakan bukti masih minimnya pengetahuan kita akan manfaat (potensi) laut yang sangat besar bagi hidup manusia tetapi sekaligus dapat pula menimbulkan bahaya (ancaman), maka diperlukan fasilitas publik yang dapat mewadahi kepentingan yang bersifat rekreatif dan sekaligus kepentingan edukatif yang berkaitan dengan dunia bahari. Fasilitas publik yang dimaksud adalah museum bahari. Kota Yogyakarta yang populer sebagai kota wisata budaya dan seni, memiliki sejarah dan bangunan-bangunan bersejarah, potensi museum yang dimiliki DIY baik museum negeri maupun museum swasta sejumlah 30 buah museum yang terdiri Museum Benda Cagar Budaya dan kesenian, 7 Museum Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dan 9 Museum perjuangan. Perancangan Indonesian Maritime Museum Di Yogyakarta ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut di atas adalah dengan menginformasikan dan mempublikasikan sejarah dan budaya dunia pelayaran nasional secara eksklusif dan menyeluruh dan tentunya juga menjadi ikon atas kebesaran kejayaan dunia pelayaran Indonesia. 7

1.4. Permasalahan 1.4.1. Permasalahan Umum Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Indonesian Maritime Museum Di Yogyakarta ini sebagai salah satu upaya untuk menginformasikan dan mempublikasikan sejarah dan budaya dunia pelayaran nasional secara eksklusif dan menyeluruh dan tentunya juga menjadi ikon atas kebesaran kejayaan dunia pelayaran Indonesia dengan pendekatan pada teori-teori proporsi pada arsitektur 1.4.2. Permasalahan Khusus a. Bagaimana menata kawasan museum di lokasi terpilih (Pantai Sadeng) yang didalamnya mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan informasi mengenai sejarah dan budaya dunia pelayaran nasional. b. Bagaimana menerapkan teori-teori proporsi dalam arsitektur ke dalam penampilan fisik bangunan baik interior maupun eksterior bangunan museum. 1.5. Tujuan dan Sasaran 1.5.1. Tujuan Merancang sebuah wadah yang mampu mengakomodir segala macam keinginan masyarakat akan kebutuhan informasi mengenai sejarah dan budaya dunia pelayaran nasional secara eksklusif dan menyeluruh dan tentunya juga menjadi ikon atas kebesaran kejayaan dunia pelayaran Indonesia. 1.5.2. Sasaran Mendapatkan konsep dasar perencanaan dan perancangan Indonesian Maritime Museum di Yogyakarta dengan pendekatan pada teori-teori proporsi pada arsitektur.: a. Menentukan penampilan fisik bengunan baik interior maupun eksterior, penentuan gubahan massa dan karakteristik bangunan dengan penerapan teori-teori proporsi dalam arsitektur. 8

b. Mendapatkan ketentuan yang harus dipenuhi dalam konsep perencanaan dan perancangan bangunan museum sehingga dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan. c. Penentuan pengelompokan kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, pola hubungan dan organisasi ruang, serta persyaratan ruang yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan yang ditampung pada bangunan museum. 1.6. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan berada pada disiplin ilmu arsitektur yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai yaitu pembahasan tentang konsep Indonesian Maritime Museum di Yogyakarta dengan pendekatan pada teori-teori proporsi pada arsitektur. Hal-hal diluar disiplin ilmu arsitektur dibatasi dan disesuaikan dengan masalah-masalah yang muncul dalam mewujudkan Indonesian Maritime Museum. 1.7. Metode Pembahasan 1.7.1. Observasi Yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap museum-museum sejenis yang sudah ada sebagai studi banding. 1.7.2. Studi Literatur Yaitu dengan mengambil beberapa referensi sebagai bahan acuan dan pelengkap dalam penyusunan dan juga sebagai landasan teori. 1.7.3. Analisis Pembahasan dilakukan dengan metode analisis deduktif yaitu menganalisa permasalahan yang bersifat umum dan khusus tentang museum. 1.7.4. Sintesis Melakukaan penyusunan dari hasil analisis dalam bentuk kerangka yang terarah dan terpadu berupa diskripsi konsep perancangan sebagai pemecahan, yang selanjutnya menghasilkan suatu kesimpulan. 9

1.8. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisikan uraian mengenai pengertian judul, latar belakang permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Merupakan tinjauan pustaka mengenai sejarah dan budaya maritim Indonesia. Tinjauan tentang museum, tinjauan tentang fasilitasfasilitas museum dan sarana pendukung lainnya untuk menentukan aktifitas yang akan diwadahi disertai studi banding terhadap proyek sejenis. BAB III TINJAUAN LOKASI Tinjauan mengenai kondisi dan potensi Indonesian Maritime Museum di Yogyakarta secara umum yang berkaitan dengan sejarah dan budaya maritim Indonesia. BAB IV ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INDONESIAN MARITIME MUSEUM DI YOGYAKARTA Mengungkapkan analisa permasalahan baik analisa fisik maupun non fisik dan pendekatan konsep dasar desain Indonesian Maritime Museum di Yogyakarta, mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan. 10