TINJAUAN YURIDIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan oleh kalangan dunia usaha tersebut. daerah-daerah juga turut berlomba-lomba untuk memajukan dirinya dengan

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan

PENERAPAN HUKUM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM KAITANNYA DENGAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

Oleh: Riki Ardiansyah A.A Ketut Sukranatha Progam Kekhususan Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk Maskapai Andil Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas.

BAB I PENDAHULUAN. pada perekonomian merupakan pelaku-pelaku ekonomi, baik pelaku. tidak lain yaitu masyarakat itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.7 Latar Belakang. Perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran strategis

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk menjalankan usahanya dengan penuh bertanggung jawab. Pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dari efek negatif global warming dan memajukan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat dalam permasalahan lingkungan dan kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Novianty, 2011). Padahal di sisi lain perusahaan juga membawa

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. luas. Hal tersebut sesuai dengan ide dasar tentang tujuan negara dalam. mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

ABSTRAK. Kata Kunci: Limited Liability, Piercing the Corporate Veil, Pemegang saham, Perseroan Terbatas. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat yang dianut hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PERSEROAN TERBATAS

KEWAJIBAN PERUSAHAAN GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility

BAB II PENGATURAN TENTANG PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses modernisasi dan pembangunan ekonomi selama ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. struktur organisasi negara, termasuk bentuk-bentuk dan fungsi-fungsi lembaga

BAB I PENDAHULUAN. telah diatur dalam UU. No. 22 tahun 2001 pasal 40 butir 5 berbunyi Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Fokus Media UUD 1945 dan Amandemennya. Bandung: Fokus Media

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara yang dapat dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR...

BAB I PENDAHULUAN. lahan, pencemaran air, urbanisasi, perusakan pencemaran laut dan pantai, dan

I. PENDAHULUAN. Tingkat kehidupan ekonomi masyarakat yang terus berkembang berpengaruh kepada

Transkripsi:

TINJAUAN YURIDIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (Studi Di PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java) NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : ELY KUSUMARDANI C 100 120 050 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN Naskah Publikasi ini telah di terima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari : Rabu Tanggal : 20 April 2016 Pembimbing I Pembimbing II (Inayah S.H., M.H.) (Aristya Windiana P, S.H., LLM) Mengesahkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta (Dr. Natangsa Surbakti, S.H., M.Hum)

TINJAUAN YURIDIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (Studi Di PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java) Ely Kusumardani C.100120050 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta elykusumardani@gmail.com ABSTRAK Salah satu bentuk tanggungjawab pengusaha terhadap masyarakat adalah tanggungjawab sosial perusahaan yang dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam pelaksanaan CSR Pemerintah Indonesia telah mengaturnya dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam penulisan skrispsi ini terdapat dua permasalahan yaitu: Mengapa ketentuan CSR diatur dalam UU PT dan bagaimana pelaksanaan CSR Di PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java. Peneliti menggunakan metode yuridis empiris yaitu cara prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapanganlapangan. Pengaturan CSR telah diatur dalam UU PT sebagaimana yang dikenal dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang terdapat dalam Pasal 74. Adapun pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java, sebagai berikut: (1) Coke Tour/ Plant Visit; (2) Coke Farm; (3) Donor Darah; (4) Beasiswa; (5) Bakti Sosial; (6) Coca-Cola Forest;dan lain sebagainya yang berkaitan tentang kegiatan sosial dan lingkungan. Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java. ABSTRACT One of a corporation s responsibilities toward society is its social responsibility that is also known as Corporate Social Responsibility (CSR). The Indonesian government regulates the implementation of CSR under The Act No. 40/2007 concerning Limited Liability (UU PT). This undergraduate has two formulated problems: First is why the CSR is regulated by UU PT. Second is to observe how PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java implements the Corporate Social Responsibility. This research employs a juridical empirical research method, which is a research method that observes the secondary data before observing the primary data in the field. CSR is regulated The Act No. 40/2007 concerning Limited Liability and also known as the Environmental and Social Responsibility as stated in the Article 74. The implementation of CSR by PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java can be summarized as follows: (1) Coke Tour/ Plant Visit; (2) Coke Farm; (3) Blood Donation Program; (4) Scholarships; (5) Charity Programs; (6) Coca-Cola Forest; and other programs related to environment and society. Keywords: Corporate Social Responsibility, The Act No. 40/2007 concerning Limited Liability, PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java. 1

PENDAHULUAN Ketentuan Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan prinsip yang terdapat dalam Pasal 33 ayat (4) tersebut bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 1 Kesejahteraan masyarakat Indonesia tidak semata-mata tanggungjawab salah satu pihak saja, akan tetapi tanggungjawab semua yang berkepentingan (stakeholders) seperti negara dan pengusaha yang ikut menikmati kekayaan Negara Republik Indonesia. Salah satu bentuk tanggungjawab pengusaha terhadap masyarakat adalah tanggungjawab sosial perusahaan yang dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR). 2 Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. 3 Hukum sebagai perangkat norma-norma kehidupan dalam bermasyarakat merupakan salah satu instrumen terciptanya aktivitas bisnis yang lebih baik. Para 1 Penjelasan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas 2 Umar Hasan, Kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) Dilihat Dari Perspektif Hukum, Majalah Hukum Forum Akademika, Nomor 1 Tahun 2014 (Maret, 2014), hal: 1-2. 3 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsbility, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 1. 2

pelaku bisnis (perusahaan) dan masyarakat hendaknya tercipta hubungan yang harmonis. Untuk itulah perusahaan dan masyarakat harus dapat bersinergi, dalam hal ini perusahaan harus mampu menghapus segala kemungkinan kesenjangan yang terjadi. Perusahaan merupakan badan usaha yang berbadan hukum yang merupakan subjek hukum dengan demikian perusahaan mempunyai hak dan tanggung jawab hukum juga mempunyai tanggung jawab moral, dimana tanggung jawab moral ini dapat menjadi cerminan dari perusahaan tersebut. 4 Dalam kebijakannya pemerintah Indonesia telah mengatur mengenai tanggungjawab sosial perusahaan yang salah satunya diatur dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Disebutkan bahwa dalam Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 adalah : Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Ayat (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Ayat (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dengan adanya ketentuan kewajiban menjalankan CSR bagi perusahaan di Indonesia, perusahaan tidak hanya diharapkan pada tanggung jawab Single Bottom Line, yaitu tanggung jawab pada kondisi finansial perusahaan saja, tapi 4 I Nyoman Tjager, et al, Corporate Governance (Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia), Jakarta: PT. Prehalindo, 2002, hal. 142. 3

perusahaan juga dihadapkan pada tanggung jawab Triple Bottom Lines, maksudnya adalah selain tanggung jawab finansial, perusahaan juga diharapkan kepada tanggung jawab lingkungan dan sosial. Karena kelangsungan perusahaan yang berkelanjutan (Sustaineble) tidak bisa hanya dilihat dari aspek finansial saja, tetapi perlu dilihat juga dari aspek sosial dan lingkungan sekitar perusahaan. 5 Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan perlunya pengaturan Corporate Social Responsibility dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan untuk mengetahui pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT Coca- Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris yaitu prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan. 6 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan tujuan untuk menggambarkan berbagai gejala dan fakta yang terdapat dalam kehidupan sosial secara mendalam. 7 Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai Tinjauan Yuridis Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007. 5 Hendrik Budi Untung,. Op. Cit, hal: 25. 6 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif SuatuTinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Pers, 1985, hal: 52. 7 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hal: 57. 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Ketentuan Pengaturan CSR Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), diatur secara tegas di Indonesia, dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Terdorong oleh motivasi bahwa pembangunan berkelanjutan, yang hanya dapat dicapai atau dipertahankan manakala tercipta keseimbangan antara aspek-aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, telah melahirkan kesadaran baru di kalangan komunitas bisnis di Indonesia untuk melakukan CSR. Oleh sebab itu dan karena banyaknya persoalan kesenjangan sosial, pemerintah mengambil keputusan untuk mengatur CSR dalam peraturan perundang-undangan. 8 Dalam hal ini pemerintah, berkeinginan untuk mencegah dan mengurangi rusaknya lingkungan yang diakibatkan oleh operasional korporasi yang tidak memperhatikan lingkungan hidup dan masyarakat di sekitarnya. 9 Dengan diaturnya CSR dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka terdapat empat alasan hukum perlunya CSR diatur dalam UUPT. Keempat alasan hukum tersebut terdiri dari : 1. Alasan Filosofis Dalam rangka lebih meningkatkan pembangunan perekonomian nasional yang sekaligus memberikan landasan yang kokoh bagi dunia usaha dalam menghadapi perkembangan perekonomian di era globalisasi pada masa mendatang, perlu didukung oleh suatu undang-undang yang mengatur tentang 8 Mukti Fajar, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Indonesia. Study tentang Penerapan Ketentuan CSR pada Perusahaan Multinasional, Swasta Nasional dan BUMN di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, hal. 157. 9 Ibid, hal. 2. 5

perseroan terbatas yang dapat menjamin terselenggaranya iklim dunia usaha yang kondusif. 10 Tujuan dan fungsi Negara Indonesia dibentuk secara tegas dinyatakan dalam Alinea ke-iv Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 antara lain berbunyi: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2. Alasan Historis Semenjak keruntuhan rezim diktatoriat Orde Baru, masyarakat semakin berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin bertanggungjawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat memunculkan kesadaran baru tentang pentingnya melaksanakan apa yang kita kenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Pemahaman itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja sehingga ter-alienasi atau mengasingkan diri dari lingkungan 10 Konsideran Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). 6

masyarakat di tempat mereka bekerja, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. 11 3. Alasan Sosiologis Pada dasarnya pembentukan pengaturan terkait CSR juga tidak terlepas dari adanya teori stakeholders dan teori legitimasi. Dalam hal ini adanya pengaturan CSR dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tidak terlepas peran dari pemerintah mencoba untuk mempertimbangkan kondisi stakeholders yang berada di sekitar perusahaanperusahaan besar yang terdapat di Indonesia. Selain itu tidak mengherankan jika saat ini masyarakat resah, bahkan ketakutan akan dampak dan implikasi langsung yang ditimbulkan terhadap aktivitas perusahaan yang melakukan eksplorasi sumber daya alam. Hal tersebut juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi logis bagi masyarakat sekitarnya. Diantaranya adalah berubahnya struktur dan tatanan sosial ekonomi dan budaya masyarakat, kondisi fisik dan kerusakan lingkungan, serta beban psikologis dan trauma masyarakat sekitar. Atas dasar kekhawatiran dari masyarakat sekitar peruasahaanperusahaan SDA tersebut yang membuat pemerintah untuk menggoalkan aturan terkait CSR di dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dengan demikian teori stakeholder mengartikan bahwa perusahaan akan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan kepada stakeholder khususnya masyarakat sekitar agar perusahaan tersebut mampu untuk bertahan dalam usahanya. Pada saat ini kegiatan bisnis 11 Djuhaendah Hasan, Pengkajian Hukum Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2009, hal. 51. 7

perusahaan eksplorasi pertambangan dituntut untuk mengerjakan lebih dari sekedar menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan. 12 4. Alasan Yuridis Dengan situasi yang berkembang CSR memerlukan regulasi hukum yang tepat. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas belum diatur mengenai CSR. Namun setelah tanggal 16 Agustus 2007, CSR di Indonesia telah diatur setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) yang menggantikan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Penerapan kegiatan CSR di Indonesia baru dimulai pada awal tahun 2000, walaupun kegiatan dengan esensi dasar yang sama telah berjalan sejak tahun 1970-an, dengan tingkat yang bervariasi, mulai dari yang paling sederhana seperti donasi sampai kepada yang komprehensif seperti terintegrasi ke dalam strategi perusahaan dalam mengoperasikan usahanya. Belakangan melalui Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pemerintah memasukkan pengaturan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ke dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas. 13 Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Di PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java Di Coca-Cola Amatil Indonesia, menerapkan empat pilar kunci sebagai parameter untuk menjalankan program-program CSR & Sustainability yang harmonis. Empat pilar kunci tersebut adalah menjaga dan melestarikan 12 Isya W., dan Busyra A., Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan, dan Implementasi, Malang: In-TRANS Institut, 2008, hal: 187. 13 Djuhaendah Hasan, Op. Cit, hal: 33. 8

lingkungan, menyediakan beragam pilihan produk kepada pelanggan perusahaan, mempertahankan budaya kerja yang baik dan nilai-nilai positif di kalangan karyawan perusahaan dan akhirnya berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi seluruh masyarakat di mana perusahaan ini beroperasi. Berikut pelaksanan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan yang dilakukan oleh PT Coca Cola Amatil Bottling Indoneisa Central Java yang merupakan salah satu bagian dari pabrik produksi CCAI yang berdomisili di area Jawa Tengah, sebagai berikut: (a) Coke Tour; (b) Coke Farm; (c) Coca-Cola Forest; (d) Pengobatan Gratis; (e) Bakti Sosial; (f) Penyerahan Bantuan Pendidikan; (g) Donor Darah; (h) Support Local Soccer Club; (i) Sosialisasi HIV And AIDS; (j) Bantuan Infrastrukutur di Lingkungan Sekitar Perusahaan; (k) Melakukan Pembersihan Candi Gedongsongo; (l) Membantu Korban Longsor; (m) Mendonasikan Hewan Kurban; (n) Buka Puasa; (o) Sponsorship. Dengan adanya aturan CSR dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas termuat dalam Pasal 74, maka untuk unsur yang pertama yaitu Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. PT. CCBI Central Java sebagai perseroan yang mempergunakan sumber daya alam di sekitar perusahaan tersebut berdiri, PT. CCBI Central Java telah melakukan program CSR sesuai yang diperintahkan dalam Pasal 74 UUPT. Dalam pelaksanaan program CSR PT. CCBI Central Java telah menganggarkan biaya tersendiri guna pelaksanaan program CSR yang telah dimasukkan ke dalam biaya perusahaan sesuai dengan unsur yang kedua yaitu 9

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Sebagai perusahaan besar, PT. CCBI Central Java selalu berusaha untuk menyisihkan sebagian keuntungan yang telah didapatkan. Keuntungan tersebut nantinya akan digunakan untuk kegiatan sosial yang berkaitan dengan hubungan kemasyarakatan yang akan dilaksanakan oleh PT. CCBI Central Java. Dengan demikian jika dikaitkan dengan unsur diperhitungkan, maka biaya yang digunakan PT. CCBI untuk melaksanakan CSR sudah diperhitungkan oleh CCAI sehingga biaya yang dikeluarkan bisa lebih besar atau lebih kecil dari yang sudah dianggarkan oleh CCAI. Namun jika dikaitkan dengan hal memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Hal tersebut bisa dikatakan sudah memperhatikan kewajaran dan kepatutan namun di sisi lain juga bisa dikatakan belum memperhatikan kewajaran dan kepatutan. Dari kegiatan CSR yang sudah dilakukan PT. CCBI Central Java hal tersebut dirasa belum memenuhi aspek memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Karena besarnya biaya untuk program CSR masih terlalu sedikit untuk perusahaan sebesar seperti PT. CCBI Central Java. Jika dihitung-hitung PT. CCBI Central Java dalam setahun cuma mengeluarkan 20-25 juta untuk pelaksanaan program CSR. Semua kegiatan sosial yang dilakukan PT. CCBI Central Java tersebut merupakan bagian dari Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan yang dilakukan oleh PT. CCBI Central Java kepada masyarakat di sekitar perusahaan. Dalam pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT. CCBI hanya mencakup lima 10

kecamatan di sekitar perusahaan saja, yaitu Kecamatan Bergas, Bawen, Desa Samban, Lemahireng, Randugunting, Jatijajar dan Harjosari. PT. CCBI Central Java dalam melaksanakan CSR juga melaksanakan Social Reporting terhadap CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Social Reporting dari PT. CCBI Central Java berupa Kabar Zone-1 yang dipublikasikan atau yang dipasang di papan informasi yang ada di Kecamatan, Desa dan Kelurahan yang masuk dalam Zone-1 area yaitu Kecamatan Bergas, Bawen, Desa Samban, Lemahireng, Randugunting, Jatijajar dan Harjosari. Selain itu Social Reporting yang dilakukan perusahaan berupa peliputan setiap kegiatan CSR oleh media berupa media cetak, sehingga masyarakat diluar kawasan PT. CCBI Central Java mengetahui kegiatan CSR yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan. Hampir semua program CSR yang dilaksanakan oleh PT. CCBI Central Java selalu dipublikasikan melalui media cetak lokal sehingga masyarakat diluar lingkungan perusahaan dapat mengetahui program CSR yang diamanatkan pada Pasal 74 UU PT sudah dilaksanakan oleh PT CCBI Central Java atau belum. PENUTUP Simpulan Pertama, berkaitan dengan ketentuan pengaturan CSR dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), diatur secara tegas di Indonesia, dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hal ini dilatarbelakangi oleh amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial harus diatur oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Selain itu berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini 11

lembaga legislatif, berkeinginan untuk mencegah dan mengurangi rusaknya lingkungan yang diakibatkan oleh operasional korporasi yang tidak memperhatikan lingkungan hidup dan masyarakat di sekitarnya. Dengan diaturnya CSR dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka terdapat empat alasan hukum perlunya CSR diatur dalam UUPT. Keempat alasan hukum tersebut terdiri dari alasan filosofis, alasan historis, alasan sosiologis, dan alasan yuridis. Kedua, berkaitan dengan pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan di PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java. CSR di Indonesia diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pengaturan tersebut sudah menjadi aturan hukum untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menerapkan program CSR. Sebagai contoh perusahaan yang sudah melakukan program CSR adalah PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java. Sebagai perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam dan menpergunakan sumber daya alam di sekitar perusahaan, PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java sudah melaksanakan program CSR sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Adapun kegiatan dan program pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java, sebagai berikut: (1) Coke Tour/ Plant Visit; (2) Coke Farm; (3) Donor Darah; (4) Beasiswa; (5) Bakti Sosial; (6) Coca- Cola Forest; (7) Pengobatan Gratis; (8) Support Local Soccer Club; (9) Coca- Cola Bins; (10) Sponsorship dan lain sebagainya yang berkaitan tentang kegiatan sosial dan lingkungan. 12

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia Central Java yang berbentuk Perseroan Terbatas dalam melaksanakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR) sudah sesuai yang diamanatkan dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Saran Pertama, pengaturan CSR dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebaiknya dipertegas lagi. Dalam Pasal 74 kurang mempertegas masalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan CSR. Kedua, dalam bentuk dan pemberian sanksi bagi perusahaan yang tidak melakukan program CSR, pada UU PT tidak dijelaskan secara rinci sanksi yang harus diberikan pada perusahaan yang tidak melakukan program CSR, sebaiknya dalam UU PT disebutkan secara rinci bentuk sanksi yang akan diberikan bagi perusahaan yang tidak melakukan program CSR. Ketiga, dalam pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan sebaiknya perlu diawasi pelaksanaannya oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah dapat mengawasi pelaksanaan CSR perusahaan dari tahap awal hingga akhir dan juga dapat memperingatkan kepada perusahaan yang belum melaksanakan CSR. Keempat, dalam melaksanakan kegiatan seperti pengobatan gratis dan acara sosialisasi seharusnya PT CCBI Central Java terjun langsung ke masyarakat sehingga program tersebut tepat sasaran dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar. 13

Kelima, program CSR yang dilakukan oleh PT CCBI Central Java seharusnya bisa diperluas lagi, tidak hanya di lima kelurahan sekitar pabrik saja tapi bisa lebih meluas ke wilayah lain. Buku DAFTAR PUSTAKA Fajar, Mukti. 2013. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Indonesia. Study tentang Penerapan Ketentuan CSR pada Perusahaan Multinasional, Swasta Nasional dan BUMN di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hasan, Djuhaendah. 2009. Pengkajian Hukum Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Saebani, Beni Ahmad. 2009. Metode Penelitian Hukum. Bandung: Pustaka Setia. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 1985. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Rajawali Pers. Tjager, I Nyoman. 2002. et al. Corporate Governance (Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia). Jakarta: PT. Prehalindo. Untung, Hendrik Budi. Grafika. 2008. Corporate Social Responsbility. Jakarta: Sinar W., Isya dan Busyra A.. 2008. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan, dan Implementasi. Malang: In-TRANS Institut. Jurnal/Artikel Hasan, Umar. Kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) Dilihat Dari Perspektif Hukum. Majalah Hukum Forum Akademika, Nomor 1 Tahun 2014 (Maret, 2014). Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasca Amandemen. Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4756. 14