BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB III ANALISA DATA

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB III METODE PENELITIAN

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN MESIN. Start. Motor Tersedia. Pemilihan Jenis Mesin Motor Daya. Daya Maksimum Tidak Ya

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI SARINGAN UDARA KARBURATOR TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PENGARUH VOLUME RUANG BAKAR SEPEDA MOTOR TERHADAP PRESTASI MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

ANALISA KINERJA MESIN BENSIN BERDASARKAN PERBANDINGAN PELUMAS MINERAL DAN SINTETIS

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

ANALISA KINERJA MESIN BENSIN BERDASARKAN PERBANDINGAN PELUMAS MINERAL DAN SINTETIS

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH JARAK CELAH KATUP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

Transkripsi:

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA Untuk berbagai kondisi operasi mesin.harga dari parameter untuk kerja bervariasi dan menggambarkan kemampuan untuk kerja mesin untuk satu daerah operasi tertentu.untuk mesin yang sama kondisi operasi dapat berubah-ubah salah satu atau keduanya secara bersamaan.perubahan kondisi operasi tersebut dapat di lakukan dengan mengubah katup gas atau mengubah beban dynamometer.untuk mendapatkan hasil pengujian serta perbandingan yang baik,maka untuk pengujian mesin dibuat ketentuan sebagai berikut : Pengujian dilakukan pada satu tempat yang sama dengan menggunakan dinamometer dan mekanisme yang sama. Pengukuran parameter dan unjuk kerja harus dilakukan dengan alat Ukur yang sama. Setiap pengukuran harus dilakukan setelah mencapai kondisi operasi yang maksimum pada,setiap parameter yang di inginkan. Pengujian dilakukan pada motor Suzuki Satria F 150 FU 4- Langkah berbahan bakr pertamax,satu silinder 150cc. 42

3.1 Instalasi Pengujian. Pengujian ini dilakukan di PT.Bintang Racing Team (BRT) yang berlokasi di JL.Mayor Oking 102 Cibinong Jawa Barat dengan menggunakan dinamoeter butan Dyno Dynamic (Australia) yang di lengkapi perangkat pendukung lainya seperti : Kipas pendingin (cooling fan),computer,takmometer,stopwatch,tali pengikat dan termometer. 3.2 Standar Prosedur Operasi Pengujian Standar prosedur operasi pengujian ini di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu : persiapan sebelum pengujian,cara menghidupkan mesin,pelaksana pengujian dan cara mematikan mesin. 3.2.1. Persiapan Sebelum Pengujian 1. Naikan kendaraan yang telah siap kondisinya untuk di dyno pada mesin dyno dan tempatkan roda yang bergerak pada roller yang di hubungkan pada dynamometer. 2. Ikatan tali pengikat (Strap) yang telah di sediakan pada kendaraan dengan sekuatkuatnya. 3. Posisikan Kipas pendingin pada bagian mesin yang panas. 4. Aktifkan perangkat komputer dan dalam kondisi siap dengan parameter yang akan di hitung. 3.2.2. Cara Menghidupkan Mesin. 1. Putar pemutus arus ke posisi on Lalu nyalakan mesin. 2. Biarkan mesin yang telah hidup tersebut pada posisi stasioner atau kira-kira pada putran 1000 rpm selama 15 menit. 43

3. Amati kendaraan mesin sambil memeriksanya agar tidak terjadi suatu masalah pada saat pengujian nanti. 4. Amati posisi perputaran ban dengan roller agar benar-benar berada di tengah. 3.2.3. Pengujian Mesin. Pengujian mesin di lakukan dengan sepuluh kali percobaan dengan menempatkan gigi trasmisi pada gigi no dua. Putaran mesin di mulai pada tingkat terendah yaitu di mulai dari 2000rpm sampai dengan angka 13.000rpm. Pembukaan katup gas dilakukan secara manual,artinya besar dan kecilnya bukan katup gas dilakukan oleh operator. Data-data yang di ambil berdasrkan dari data yang terbaik yaitu sampai tercapainya daya dan torsi yang paling maksimum yang dapat di hasilkan oleh mesin,dari sepuluh kali percobaan di lakukan,setiap data pada tiap kali percobaan dengan sendirinya langsung tersimpan oleh komputer dan dapat langsung terlihat dalam bentuk diagram yang diinginkan setelah pengujian telah selesai. 3.2.4. Cara Mematikan Mesin 1. Turunkan putaran mesinsampai pada kondisi stasioner pada keadaan awal dimulainya percobaan. 2. Biarkan kondisi mesin yang masih hidup tersebut selama 5 sampai dengan 10 menit untuk masuk dalam proses pendinginan suhu mesin. 3. Posisikan transmisi pada posisi netral dan putar kunci kontak pada posisi of 44

3.3. Parameter Pengujian Unjuk Kerja Mesin Hasil unjuk kerja mesin Suzuki Satria F 150 FU dengan menggunakan karbu standard maupun yang menggunakan karbu FE merupakan hasil pengujian yang dilakukan penulis bertempat di PT. Bintang Racing Team adalah sesuai dengan konsep awal dari tujuan percobaan yaitu hanya sebatas ingin mengetahui beberapa prestasi mesin yang umumnya sering dijadikan acuan untuk dapat menilai performa dari mesin motor bakar adapun prestasi yang ingin di ketahui adalah sebagai berikut : 1. Daya Efisien ( Ne ) 2. Torsi ( T ) 3. Pemakaian bahan bakar Spesifik ( Be ). 4. Efisiensi termal efekdf ( ) Selain dengan menggunakan dinamometer parameter di atas dapat juga diketahui nilai besarannya secara teoritis dengan menggunakan beberapa persamaan dengan beberapa tahap penghitungan yang dihitung secara bertahap dan terinci sesuai dengan diagram alir. Diagram alir ini di buat memudahkan penulis untuk melakukan perhitungan. 45

Diagram Alir Perhitungan dapat dilihat seperti yang tertera di bawah ini : Start Penghitungan jumlah udara (Ga) yang dipergunakan (kg/jam) Perhitungan jumlah bahan bakar (GF) yang dipergunakan ( kg/jam ) Penghitungan efisiensi thermal indikator ( ηi ) Perhitungan tekanan efektif rata-rata ( pe ) Kg /cm 2 Perhitungan daya efektif ( Ne ) PS Perhitungan momen torsi ( T ) N.m Pemakaian bahan bakar spesifik ( Be ) Perhitungan efisiensi termal efektif ( η e ) Kesimpulan Selesai 46

3.4. Perhitungan Parameter Perhitungan penulis lakukan kali ini dibatasi hanya dengan menghitung beberapa parameter dari prestasi mesin yang dilakukan pada uji dinamometer, yaitu : daya efektif,torsi,efisiensi efektif dan pemakaian bahan bakar spesfik. Tentunya dalam proses perhitungan secara matematis diperlukan data-data yang mendukung,kali ini penulis mengambil data tersebut berdasarkan spesifikasi Suzuki Satria F 150 FU yang berisi sebagai berikut : Jenis mesin Sistem pendingin : 4- Langkah,DOHC : Pendingin udara Jumlah silinder : 1 Diameter silinder Langkah piston Isi silinder : 62.0 mm : 48.8 mm : 147.3 mm Perbandingan kompresi : 10.2 : 1 Saringan udara Sistem starter Kerenggangan katup ( IN ) : Elemen kertas : kick starter : 0.10-0.20 mm ( EX ) : 0.20-0.30 mm Sistem pelumasan : Wetsump 47

Data spesifikasi diatas sangatlah penting peranannya dalam perhitungan seperti dalam menghitung volume langkah dan volume sisa yang dimiliki oleh Suzuki Satria F 150 FU Baik yang karburator standard maupun yang memakai karburator vakum.dikarenakan tidak dapat perubahan volume mesin pada Suzuki Satria menggunakan karburator vakum maka volume langkah dan volume sisa diperoleh dengan persamaan. VL = x D2 x z x L Dimana: V L = volume langkah (cm 3 ) D = diameter silinder ( cm ) Z = jumlah silinder L = langkah piston ( cm ) r = Dimana: r = perbandingan kompresi V s = volume sisa (cm 3 ) 48

Dengan demikian VL = x ( 6,22 ) x 1 x 4,88 =, = 147.3 cm 3 dan 10.2 =, 10.2. VS = 147,3 + VS ( 10.2 1) VS= 147,3 VS =,, = 16 cm3 3.5. Perhitungan Dengan Menggunakan Karbu Standart 1. jumlah udara (G a ). Ga = VL x γ ai x z x n x x 60 = 147, 3 x 1,2 x 1x 10100 x 1 2x 60 = 53,56 kg/jam 49

2. Air/Fuel ratio (Perbandingan bahan bakar udara) dari grafik di dapat nilai F = 13,00 F = Sehingga Gf = =,, η = 4,12 kg/jam 3. Efisiensi termal indikator () ηi =, =, x =.... = 0,22 4.Tekanan efektif rata-rata (Pe) ηi =, ` ` / 0,20 =, x 50

.. 0,20 =... Pe =.... = 9,08 N/m 3 5. Daya Efektif ( Ne ) Ne = Pe rata rata. VL. z. n. a.,, / =. =.. = 15,00 = 14,79 hp = 10,94 kw 6. Torsi ( T ). T = =, x =. = 1,19 kg.m. 1,19 kg.m = 11,67 N.m 51

7. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik ( Be ) Be = 8. Efisiensi Termal Efektif ( ηe ) ηe = =,, = 0,28 kg/ps.jam =, =.... x = 0,20 3.6. Perhitungan dengan menggunakan karbu Pe 1. jumlah udara ( Ga ) Ga = VL x ai x z x n x 60 = 147,3 x 1,2 x 1x 10750 x 1 260 = 57 kg/jam 52

2. Air/Fuel ratio ( Perbandingan bahan bakar udara ) (F) dari grafik di dapat F = 12,06 F = Sehingga Gr = =, = 4,73 kg/jam 3.Efisiensi termal indikator ( ηi ) ηi = η, =, x =.... = 0,21 53

4. Tekanan efektif rata rata (Pe) ηi =, / 0.21 =,.. 0.21 =... Pe =.... = 10,26 N/m 3 5. Daya Efektif ( Ne ) Ne = Pe rata rata. VL. z. n. a.,, / = =, = 18,05 = 17,79 hp = 12,7 kw 54

6. Torsi ( T ) T =, = x =, = 1,62 kg.m, 1,62 kg.m = 16,57 N.m 7. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik ( Be ). Be = =,, = 0,26 kg/ps.jam 8. Efisiensi Termal Efektif ( ηe ). ηe =, =,, =. = 0,21 x 55

3.7. Hasil Pengujian Setelah melakukan pengujian sebanyak sepuluh kali yang dilakukan di PT. Bintang Racing Team (BRT) dengan menggunakan dinamometer Dyno Dynamics buatan Australia,Pada Suzuku Satria F 150 FU antara yang menggunakan karburator standard (vakum) dengan yang menggunakan karburator konvensional (PE28) diperoleh data hasil pengujian yang berupa grafik seperti terlihat pada lampiran.prosedur standard Operasi yang di lakukan dalam pengujian ini adalah dengan membuka katup gas ( throttle valve ) secara penuh hingga mesin mencapai putaran maksimum dam menghasilkan daya dan torsi maksimum,setelah keadaan tersebut tercapai,barulah katup gas di tutup secara perlahan hingga putaran mesin pun mengalami penurunan,metode pengambilan hasil pengujian ialah dengan mencari serta membandingkan hasil yang terbaik dari sepuluh kali pengujian.parameter yang ingin di ketahui pada pengujian ini adalah seperti tujuan awal di adakan pengujian yaitu ingin mengatahui penambahan daya dan torsi yang di hasilkan pada Suzuki Satria F 150 antara yang menggunakan karburator vakum dengan karburator konvensional. 56

Proses pengujian dapat dilihat seperti dibawah ini Gambar pada saat Pengujian dengan Dinamometer 3.8.Data Hasil Pengujian 3.8.1. Grafik Daya Efektif dari Hasil Pengujian Grafik Daya efektif vs Putaran poros engkol 57

3.8.2. Grafik Torsi dari Hasil Pengujian Grafik Torsi vs Putaran poros engkol 3.8.3. Grafik Perbandingan Bahan Bakar dan Udara/AFR dari Hasil Pengujian Grafik AFR vs Putaran poros engkol 58

3.9. Analisa Data Hasil Pengujian Berdasarkan atas hasil pengujian dengan menggunakan dinamometer,didapat dari nilai prestasi mesin yang langsung dapat diketahui dan dilihat dalam bentuk grafik.namun sebagai point untuk koreksi penulis pun mencoba untuk mencari nilai prestasi mesin tersebut dengan menggunakan persamaan sehingga dapat di bandingkan dan di analisa lebih lanjut. Bila dilihat hasil penghitungan dan pengujian terdapat perbedaan nilai parameter prestasi mesin antara motor standard dengan motor yang menggunakan kaburator perbedaan besar parameter itu adalah : 1. Daya efektif Daya efektif maksimum yang di hasilkan oleh motor yang menggunakan karburator PE diperoleh nilai yang paling besar dibandingkan dengan motor yang menggunakan karburator standard,persentase kenaikannya adalah sebesar 13%. Kenaikan angka tersebut dapat di analisa secara teoritis yaitu denga melihat persamaan yang di gunakan,disitu terlihat adanya hubungan antara daya efektif dengan tekanan efektif adalah berbanding lurus,sehingga apabila nilai tekananefektif besar maka berakibat daya yang dihasilkan pun akan bertambah dan hal ini dapat di buktikan dengan melihat daya maksimum yang di hasilkan oleh motor yang menggunakan karburator PE. Keadaan ini lebih lanjut dapat dianalisa karena menggunakan karburator PE diperoleh AFR yang lebih ideal dibandingkan dengan menggunakan karbu standard. 2. Torsi Maksimum Torsi maksimum yang di hasilkan pada Satria F 150 yang menggunakan karburator PE berdasarkan grafik Torsi versus putaran mesin dapat di lihat,terjadi peningkatan sebesar 17% 59

namun jika di bandingkan dengan nilai yang di hasilkan dengan menggunakan persamaan secara matematis didapat angka peningkatan sebesar 41%. Nilai torsi yang di hasilkan oleh dinamometer lebih kecil dikarenakan adanya looses yang disebabkan oleh transfer putaran mesin ke rantai penggerak roda dan di transferkan lagi ke dinamometer inilah yang menyebabkan perbedaan nilai torsi antara hasil pengujian dan hasil perhitungan. 3. Efisiensi Termal Efektif Peningkatan efisiensi pada motor yang mengunakan karburator PE lebih disebabkan oleh adanya peningkatan daya maksimum yang menjadi hasil bagi dengan nilai kalor bahan bakar di kalikan dengan jumlah bahan bakar adalah 1% dari motor standard secara teoritis.penyebab lainya adalah dikarenakan terjadinya pembakaran yang lebih baik yang menggunakan karburator PE. 4. Pemakaian bahan bakar spesifik. Besarnya pemakaian bahan bakar spesifik antara motor yang menggunakan karburator standard dengan menggunakan karburator PE secara teoritis terjadi perubahan, dimana untuk motor yang menggunakan karburator PE bahan bakar spesifik yang digunakan lebih hemat 2% dibandingkan dengan motor standard. Hal tersebut dikarenakan motor yang menggunakan karburator PE memiliki efisiensi termal efektif yang lebih besar. Dengan penghematan 2% bila diasumsikan pemakaian perhari 8 jam maka didapat 0.16% kg/ps.jam pemakaian bahan bakar yang sebanding dengan 2 liter ( 1 liter 0.7kg) maka jika dikalikan dengan harga pertamax maka uang yang dapat di hemat perharinya adalah sebesar 2 x Rp 6.500= Rp 13.000,00. 60

Semua data hasil perhitungan maupun pengujian dapat terlihat pada tabel dibawah ini: Paramater Karbu Standard Karbu PE Jumlah Udara (Ga) 53.56 kg/jam 57 kg/jam Air/Fuel Ratio (Perbandingan Bahan Bakar Udara) (F) 4.12 kg/jam 4.73 kg/jam Efisiensi termal indikator (ηi) 20% 21% Tekanan Efektif Rata-rata (Pe) 9.08 N/ 10.26 / Daya Efektif (Ne) 10.94 kw 12.7 kw Torsi (T) 11.67 N.m 16.57 N.m Pemakaian B. Bakar Spesifik (Be) 0.28 kg/ps. Jam 0.26 kg/ps.jam Efisiensi Termal (ηe) 20% 21% 61