03/01/2014. UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

dokumen-dokumen yang mirip
UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

1/3/2014 I. PENDAHULUAN

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

1 of 6 18/12/ :41

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

Instrumen Pengawasan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

NASKAH PERJANJIAN. Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

-1- BERIKUT PENJELASANNYA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

TENTANG - RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Yogyakarta 22 s.d. 24 Juni 2012

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

SELAYANG PANDANG PENGELOLAAN KEUANGAN MODEL BADAN LAYANAN UMUM* Oleh: Sutrisna Wibawa (PRII UNY)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 005 TAHUN 2013 R TENTANG

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAGIAN V KEUANGAN 310

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA,

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MIPA KampusKetintang Surabaya Telp. (031) Fax (031) website :

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Metode Pembayaran Tagihan Negara

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR.24 TAHUN 2014 TENTANG. PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May :55 -

Sinkronisasi horizontal..., Irfan Huzairin, FH UI, Universitas Indonesia. 78 A. Hamid S. Attamimi. Op. Cit. Hal. 224

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Fasilitas Likuiditas. Pembiayaan Perumahan. Pedoman.

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pengelolaan. Pinjaman. Badan Layanan Umum.

B U P A T I B U N G O

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU 2 1

1. Kekayaan BLU merupakan kekayaan negara yangtidak dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan BLU bersangkutan. 2. Setiap BLU wajib menyusun RKA tahunan. 3. RKA serta Laporan Keuangan dan Kinerja BLUsebagai bagian yangtidak dipisahkan dengan RKA serta Laporan Keuangan dan Kinerja K/L. 4. Pendapatan BLU sehubungan jasa layanan merupakan Pendapatan Negara. 5. BLU dapat memperoleh Hibah atau Sumbangan dari masyarakat atau badan lain. 6. Pendapatan point 4dan 5dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU bersangkutan. pasal 68 dan 69 UU No. 1/2004 3 Instansi dilingkunganpemerintahyang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Pasal 1 PP no. 23/2005 4 2

PPK BLU Pola pengelolaan Keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 1 PP no. 23/2005 5 adalah setiap Satuan Kerja yang berkedudukan sebagai Pengguna Anggaran/Barang atau Kuasa Pengguna Anggaran/Barang Pasal 1 PP no. 23/2005 6 3

adalah Pejabat yang bertanggung jawab atas bidang tugas yang diemban oleh suatu BLU. pasal 1 PP no. 23/2005 7 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui: Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomis, efisien, efektif, dan produktivitas. Penerapan praktek bisnis yang sehat. Pasal 2 PP No. 23/2005 8 4

Memberikan pelayanan yang prima dengan beorientasi pada kepuasan konsumen; Mengoptimalkan PNBP dan mengefisienkan belanja BLU; Mereformasi birokrasi BLU dan mewujudkan Good Governance dengan melaksanakan prinsip efisien, efektif, ekonomis, produktif, transparan, dan akuntabel; Melakukan kemandirian dan otonomi; Mengamankan aset negara; 9 Diusulkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga Ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai satker yang menerapkan PPK BLU melalui proses penilaian terhadap pemenuhan persyaratannya Status BLU berupa Status Bertahap atau Penuh Dicabut oleh Menteri Keuangan karena: Kewenangan Usul dari Menteri/Pimpinan Lembaga Berubah status menjadi BUMN Pasal 5 dan 6 PP No. 23/2005 10 5

1. Berstatus hukum tetap sebagai instansi vertikal. 2. Menghasilkan semi barang/jasa (quasi public goods) yang dijual kepada masyarakat. 3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan(laba) 4. Dikelola dengan melaksanakan prinsip Good governance (ekonomis, efisien, efektif, transfaran, dan akuntabel) dan produktivitas serta ala korporasi. 5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada kementerian/lembaga induknya. 6. Memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan. 7. SDM-nya dapat terdiri dari PNS dan Non-PNS Profesional. 11 1. PNBP dapat digunakan langsung dan SPJ pengesahannya dengan SP3B BLU yang diajukan ke KPPN paling lambat triwulanan, 2. PNBP dapat digunakan 100%, sepanjang betulbetul diperlukan, 3. Belanja PNBP dapat dilakukan melebihi yang telah ditetapkan dalam DIPA dengan tidak melebihi ambang batas, sepanjang mempertimbangkan 4 kelayakan (Barang/Kegiatan, Jumlah, Harga dan Kwalitas), 12 6

4. Pengelolaan kas dengan menciptakan surplus yang tidak perlu disetor dan dijadikan Saldo Kas, 5. Saldo kas dapat digunakan untuk biaya Operasional (belanja barang dan belanja modal) pada tahun anggaran berikutnya, 6. Idle money dapat digunakan untuk investasi jangka pendek (dalam bentuk deposito ataupun obligasi yg berumur tidak lebih dari 1 tahun), 7. Pengelolaan piutang yang meliputi: a. Memberikan piutang, dan b. Penghapusan piutang, 13 FLEKSIBILITAS BLU 8. Pengelolaan utang jangka pendek dan jangka panjang, 9. Pengelolaan barang yang meliputi: a. Penghapusan barang inventaris dengan alasan efisiensi dan efektivitas. b. Melakukan kerja sama aset tetap dalam rangka tugas fungsi BLU (termasuk ATM/kantor kas bank, kantin dan cafe, parkir, sewa aula/training center, sewa sarana olah raga, dan sewa wisma/guest house). 14 7

10. Pengangkatan pejabat pengelola dan pegawai BLU dari tenaga profesional non PNS utk tenaga tehnis maupun administratif. 11. Pemberian remunerasi, berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme, yang sumber dananya berasal dari PNBP. 12. Menetapkan Standar biaya masukan dan keluaran sepanjang tidak ditetapkan Menkeu. 13. Satker yang menerapkan PPK BLU bukan subjek pajak PPh Badan. 15 1. Persyaratan Substantif 2. Persyaratan Teknis 3. Persyaratan Administratif Pasal4PPNo23/2005 16 8

1. Jenis barang/jasa yang dihasilkan a. Bidang kesehatan b. Bidang pendidikan c. Bidang penelitian d. Bidang pendanaan e. Bidang pengelolaan wilayah/kawasan 2. Pengguna barang/jasa adalah masyarakat 17 1. Kinerja layanan yang baik 2. Jumlah SDM yang memadai 3. Jumlah SKILL yang memadai 4. Threshold : a.jumlahnominalaset. b. Jumlah nominal pendapatan. c. Rasio PNPB terhadap jumlah biaya operasional. d. Rasio jumlah gaji terhadap jumlah biaya operasional 18 9

1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja; 2. Tata kelola(corporate governance); 3. RencanaStrategisBisnis; 4. Laporan Keuangan pokok; 5. Standar Pelayanan Minimum; dan 6. Laporan audit terakhir/pernyataan bersedia diaudit. 19 1. Menyusun Rencana Strategis Bisnis 2. Menyusun Rencana Kerja/Anggaran Satker 3. Menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) 4. Membuka Rekening BLU dengan ijin Menkeu 5. Pengajuan SP3B untuk pertanggungjawaban 6. Menyusun Laporan Keuangan (SAK dan SAP) 7. Membuat Sistem Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh menteri teknis bersangkutan 20 10

8. Mengusulkan tarif perjenis layanan kepada Menkeu melalui Menteri/Pimpinan Lembaga 9. Mengusulkan remunerasi pejabat pengelola BLU,Dewas dan pegawai BLU kepada Menkeu 10. Membentuk Satuan Pemeriksa Internal(SPI) 11. Membuat SOP pengelolaan keuangan 12. Membentuk Dewas bagi yang telah memenuhi persyaratan 21 1. Pendapatan BLU terdiri dari: a. Penerimaan anggaran dari APBN b. Pendapatan operasional BLU (meliputi hasil penjualan barang/jasa, hibah, dan hasil kerja sama dengan pihak lain) 2. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran Rupiah Murni, dapat mengajukan tambahan anggaran kepada Menkeu melalui Menteri/Pimpinan lembaga. Pasal 14 dan 15 PP no 23/2005 22 11

1. Terdiri dari kelembagaan, pejabat pengelola, dan kepegawaian. 2. Dalam hal satker yang menerapkan PPK BLU, akan merubah kelembagaannya dan merubah struktur kelembagaannya agar mendapat persetujuan Kemen PAN dan SDM. 3. Pejabat pengelola terdiri dari Pimpinan, Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis. 4. Kepegawaian terdiri dari PNS dan Non PNS. Pasal32PPno23/2005 23 1. Monitoring dan evaluasi; 2. Pembinaan kepada satker PK BLU; 3. Melakukan pelatihan/bimbingan teknis/workshop kepada satker PK BLU; 4. Penilaian kinerja dibidang keuangan dan layanan; 5. Memberikan peringatan dan teguran atau mengusulkan pencabutan penetapan satker yang menerapkan PPK BLU, apabila tidak memenuhi kewajibannya atau kinerjanya jelek; 24 12

1. Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan Keuangan Negara, Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Barang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan dalam UU APBN. 2. Sedangkan Pimpinan Unit Organisasi K/L bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam UU APBN. Penjelasan UU No.17/2003 25 1. PENGGUNA ANGGARAN, 2. KUASA PENGGUNA ANGGARAN, 3. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, 4. PEJABAT PEMBUAT dan PENANDA TANGAN SPM, 5. BENDAHARA, 26 13

1. KUASA PENGGUNA ANGGARAN, 2. BENDAHARA PENERIMAAN, 3. BENDAHARA PENGELUARAN, Sebagai pejabat perbendaharaan harus dijabat oleh pegawai negeri sipil 27 1. Menyusun Dokumen pelaksanaan anggaran. 2. Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Barang. 3. Menunjuk pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran. 4. Mengangkat Bendahara Penerimaan untuk tugas pelaksanaan anggaran pendapatan. 5. Mengangkat Bendahara Pengeluaran untuk tugas pelaksanaan anggaran belanja. Pasal4dan10 UUNo.1/2004 28 14

1. Menyusun rencana strategis bisnis(rsb) BLU. 2. Menyusun dan menanda tangani DIPA dan RBA, 3. Memberikan arahan kepada PPK dan mengawasi dalam pelaksanaan DIPA dan RKA-K/L, 4. Menerbitkan surat tugas perjalanan dinas. 5. Menanda tangani usulan revisi DIPA 6. Melakukan pemeriksaan triwulanan terhadap Bendahara. 29 7. Menyusun dan menandatangani laporan Keuangan. 8. Menerima hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa dari PPK dan menandatangani BAST. 9. Bertanggungjawab terhadap kelayakan barang dan jasa yang akan diadakan. 10. Bertanggungjawab terhadap kinerja keuangan dan layanan. 30 15

1. Menerima arahan dari KPA berkaitan dengan pelaksanaan RKA-K/L dan DIPA. 2. Mengajukan usulan pejabat pengadaan dan panitia pengadaan barang/jasa untuk ditetapkan oleh KPA. 3. Melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan dibantu oleh pejabat pengadaan atau panitia lelang. 31 4. Menandatangani surat perjanjian kontrak, surat perintah kerja dan kuitansi. 5. Menyusun dan menandatangani SPP. 6. Menyerahkan hasil pengadaan barang/jasa kepada KPA dengan BAST. 7. Bertanggungjawab atas kebenaran pelaksanaan dengan perencanaan dan jumlah/kualitas barang/ jasa. 32 16

Melakukan pengujian atas SPP; Memeriksa keabsahan dokumen pendukung SPP; Memeriksa ketersediaan pagu anggaran; Memeriksa kebenaran atas hak tagih; Menerbitkan dan menandatangani SPM; Menyampaikan SPM kepada KPPN; Mengarsipkan bukti asli pengeluaran; Melaporkan seluruh kegiatan kepada KPA; Bertanggungjawab atas pelaksanaan pengujian serta akibat yang timbul. 33 Mengelola Uang Persediaan; Menata usahakan dan menyusun Laporan pertanggungjawaban bendahara: Melakukan pembukuan atas pengeluaran melalui UP dan LS (baik melalui rek Bendahara atau pihak ke-3); Menerima dan menyetor penerimaan pajak dan penerimaan lainnya; Menyiapkan SPP UP, SPP TUP, SPP GUP dan SPP LS untuk ditandatangani oleh KPA/PPK; Dapat dibantu oleh Pemegang Uang Muka Cabang(PUMC); PUMC bertanggungjawab kepada Bendahara Pengeluaran. 34 17

Pembinaan teknis BLU dilakukan oleh Menteri K/L. Pembinaan keuangan BLU dilakukan oleh Menteri Keuangan. Untuk pelaksanaan pembinaan tersebut dibentuk Dewan Pengawas. Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Menteri K/L atas persetujuan Menteri Keuangan. Pasal 34 PP no. 23/2005 35 Dewan Pengawas melakukan pengawasan pengelolaan BLU yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLU terhadap pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis (RSB), Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA), RKA-K/L, DIPA dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan PMK 109/PMK.05/2007 36 18

Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewas adalah orang perseorangan yang memenuhi kriteria: memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan BLU, serta dapat menyediakan waktu yg cukup untuk melaksanakan tugasnya; mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tdk pernah dinyatakan pailit atau tdk pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewas yg dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit, atau orang yg tdk pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yg merugikan keuangan Negara. 37 Usulan Keanggotaan Dewas disertai tentang kompetensi paling kurang berupa: Daftar riwayat hidup; Salinan ijazah terakhir yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. Komposisi keanggotaan Dewas Jumlah Anggota Dewas Pejabat K/L Pejabat Kemenkeu Tenaga Ahli 3 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 5 Orang 2 Orang 2 Orang 1 Orang Pejabat K/L adalah pejabat struktural/fungsional. Yang tidak diperkenankan menjadi anggota Dewas adalah staf khusus Menteri, penasehat Menteri, Kepala Daerah serta anggota legislatif. 38 19

Menelaah RKA K/L dan RBA serta kebenaran pencantuman saldo awal dan saldo akhir pada RBA dan DIPA. Menadatangani RBA selaku pihak yang mengetahui RBA. Memberikanpendapatdansaran kepadamenteri/ PimpinanLembaga danmenterikeuanganmengenairsb dan RBA. Melaporkan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan jika terjadi gejala penurunan kinerja BLU. Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan pendapat dan saran kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan. 39 Memberikan masukan, saran, atau tanggapan atas laporan keuangan dan laporan kinerja BLU kepada pejabat pengelola BLU. Memberikan masukan, saran, atau tanggapan atas kelayakan, kualitas, jumlahdanhargabarangyang dibeli. Mengawasi dan memberikan nasehat pelaksanaan pengelolaan keuangan BLU dan kapatuhan terhadap peraturan. PMK 109/PMK.05/2007 40 20

Memberikanpersetujuan penghapusan secara bersyarat terhadap piutang BLU dengan jumlah lebih dari Rp.200 juta s.d. Rp.500 juta per penanggung utang. PMK 230/PMK.05/2009 Memberikanpersetujuan atas pinjaman jangka pendek untuk peminjaman yang bernilai di atas 10% s.d. 15% dari jumlah pendapatan BLU TA sebelumnya yang tidak bersumber dari APBN dan hibah terikat. PMK 77/PMK.05/2007 41 Mengetahui perobahan belanja melebihi yang melebihi pagu Dipa, baik dalam ambang batas maupun melebihi ambang batas. Mengetahui penggunaan saldo awal kas untuk menambah belanja barang maupun modal. Per 55/PB /2011 42 21

TERIMAKASIH 43 22