ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

EVALUASI KARAKTERISTIK GENERATOR SINKRON PADA PLTG DI PT. PLN ( PERSERO ) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SEKTOR PEMBANGKITAN KERAMASAN KERTAPATI PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

BAB II GENERATOR SINKRON

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

ANALISIS PENGARUH BEBAN TERHADAP EFISIENSI GENERATOR SINKRON PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) PANGKALAN SUSU

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

Politeknik Negeri Sriwijaya

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR STUDI SISTEM EKSITASI DENGAN MENGGUNAKAN PERMANENT MAGNET GENERATOR (APLIKASI PADA GENERATOR SINKRON DI PLTD PT. MANUNGGAL WIRATAMA)

GENERATOR SINKRON Gambar 1

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR SINKRON DI PLTD MERAWANG KABUPATEN BANGKA INDUK SUNGAILIAT

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB II DASAR TEORI. Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator adalah

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC).

Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perubahan beban terhadap karakteristik generator sinkron 3 fasa PLTG Pauh

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR

KONDISI TRANSIENT 61

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

Mesin Arus Bolak Balik

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA BEBAN RESISTIF,INDUKTIF,KAPASITIF GENERATOR SINKRON 3 FASA MENGGUNAKAN METODE POTTIER

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON. Abstrak :

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II LANDASAN TEORI

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB III OPERASI PARALEL GENERATOR PLTU UNIT 3/4 TANJUNG PRIOK

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA PADA MOTOR SINKRON 3 FASA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

PROTOTIPE GENERATOR MAGNET PERMANEN AXIAL AC 1 FASA PUTARAN RENDAH SEBAGAI KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

PENGENDALIAN TEGANGAN TERMINAL GENERATOR SINKRON TERHADAP PERUBAHAN ARUS DAN FAKTOR DAYA BEBAN

SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK MOTOR INDUKSI TIGA FASA

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : MESIN ELEKTRIK / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

Gambar 1. Karakteristik torka-kecepatan pada motor induksi, memperlihatkan wilayah operasi generator. Perhatikan torka pushover.

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

MAKALAH MOTOR SINKRON

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

KONSTRUKSI GENERATOR DC

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PEMODELAN SISTEM GENERATOR INDUKSI TEREKSITASI SENDIRI (SELF-EXCITED INDUCTION GENERATOR (SEIG))

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang ) Oleh: Sepannur Bandri Dosen Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Padang sepannurbandria@yahoo.com Abstrak Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang digunakan sebagai alat pembangkit energi listrik dengan cara menkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Pada generator, energi mekanik didapat dari penggerak mula yang bisa berupa mesin diesel, turbin, baling-baling dan lain-lain. Pada pembangkit-pembangkit besar, salah satu alat konversi yang sering digunakan yaitu generator sinkron 3 phase. Generator sinkron yang ditinjau adalah generator sinkron 37 MVA, 10.5 kv, hubungan Y pada PLTG Pauh Limo. Pengoperasian generator dituntut suatu kestabilan agar kinerja generator menjadi optimal. Kestabilan generator dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu beban, arus eksitasi, faktor daya, jumlah putaran generator, dan lain sebagainya. Perubahan besar tegangan terminal akibat dihubungkan ke beban akan menyebabkan ketidakstabilan generator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan melihat kinerja generator sinkron tiga fasa terhadap perubahan beban daya aktif. Dari hasil analisa diperoleh bahwa semakin bertambahnya beban maka GGL induksi juga akan naik dan arus medan juga naik dimana GGL induksi yang di dapat pada saat beban puncak dari factor daya lagging adalah 6397.211 V dan arus medan 304.629 A, GGL induksi pada factor daya leading adalah 6043.474 V dan arus medan 287.784 A. Kata Kunci : Genearator Sinkron, Beban dan Penguatan Arus Medan Abstrac Generator is one type of electric machine is used as a means of generating electrical power by means menkonversikan mechanical energy into electrical energy. In a generator, mechanical energy obtained from the first mover can be diesel engines, turbines, propellers and others. In large power plants, one conversion tool that is often used is 3 phase synchronous generator. Synchronous generator is a synchronous generator which reviewed 37 MVA, 10.5 kv, the relationship Y on PLTG Pauh Limo. Operation of the generator requires a stability that generator performance is optimal. The stability of the generator can be affected by several things, namely load, excitation current, power factor, the round number generator, and others. Changes due to the voltage terminal connected to the load generator will cause instability. The purpose of this study was to examine and look at the performance of the three-phase synchronous generator active power load changes. From the analysis found that the increasing burden of the GGL induction will also rise and the flow field where the GGL induction also increased in the can at the time of peak load power factor is lagging 6397.211 V and the field current 304 629 A, GGL induction on leading power factor is 6043,474 V and the field current 287 784 A. Key words: synchrony, generator, load, field current regulation 1. Pendahuluan oleh konsumen setiap harinya tidak tetap. Hal ini akan menyebabkan beban yang Seiring dengan perkembangan teknologi diterima oleh generator akan berubah-ubah yang semakin meningkat, kebutuhan akan sehingga akan mempengaruhi sistem tenaga listrik setiap hari juga semakin ketenaga listrikannya sendiri. meningkat. Tenaga listrik yang dibutuhkan Generator adalah salah satu jenis mesin Jurnal Teknik Elektro Volume 2, No. 1, Januari 2013 42

listrik yang digunakan sebagai alat pembangkit energi listrik dengan cara menkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Untuk mendapatkan tegangan terminal generator yang konstan, maka arus jangkar dan sudut daya harus tetap pula. Besarnya perubahan beban yang dapat ditanggung generator perlu diketahui yang disesuaikan dengan kemampuan generator sehingga kestabilan generator dapat dijaga. Pembangkitan GGL induksi pada generator sinkron membutuhkan arus penguatan (eksitasi) untuk menimbulkan fluksi magnetik pada kutub-kutub medan generator yang terletak pada rotor. Sistem penguatan (excitation) menentukan kestabilan tegangan yang dihasilkan oleh generator. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji kinerja generator sinkron, dengan menganalisa pengaruh perubahan pembebanan generator terhadap karakteristik generator sinkron Untuk lebih mengarahkan pokok pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membuat batasan masalah, sebagai berikut : 1. Beban yang diubah adalah beban daya aktif. 2. Analisa hanya dilakukan pada generator sinkron tiga phasa. 3. Data yang digunakan adalah generator sinkron PLTG Pauh Limo Padang. 4. Frekuensi dan kecepatan rotor tetap. 5. Analisa difokuskan untuk melihat hubungan antara daya aktif terhadap GGL induksi generator, arus medan dan arus beban. Sehubungan dengan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menganalisa kinerja generator sinkron tiga phasa saat terjadi perubahan beban daya aktif. Manfaat yang diharapkan pada Penulisan Tugas Akhir ini adalah dapat : 1. Dapat mengetahui batas aman kerja generator sinkron tiga phasa. 2. Dapat memberikan gambaran kinerja generator sinkron tiga phasa terhadap perubahan beban daya aktif. 2. Landasan Teori 2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai berikut : 1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap. 2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya. 3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut, hal tersebut sesuai dengan Persamaan 2.1 e = N dφ dt (2.1) E eff = Cnφ m (2.2) Jurnal Teknik Elektro Volume 2, No. 1, Januari 2013 43

Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120 0 satu sama lain. 2.2 Reaksi Jangkar Generator Sinkron Saat generator sinkron bekerja pada beban nol tidak ada arus yang mengalir melalui kumparan jangkar (stator), sehingga yang ada pada celah udara hanya fluksi arus medan rotor. Namun jika generator sinkron diberi beban, arus jangkar Ia akan mengalir dan membentuk fluksi jangkar. Fluksi jangkar ini kemudian mempengaruhi fluksi arus medan dan akhirnya menyebabkan berubahnya harga tegangan terminal generator sinkron. Reaksi ini kemudian dikenal sebagai reaksi jangkar. Pengaruh yang ditimbulkan oleh fluksi jangkar dapat berupa distorsi, penguatan (magnetising), maupun pelemahan (demagnetising) fluksi arus medan pada celah udara. Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan fluksi jangkar tergantung kepada beban dan faktor daya beban, yaitu : a. Untuk beban resistif (cosφ = 1 ) Pengaruh fluksi jangkar terhadap fluksi medan hanyalah sebatas mendistorsinya saja tanpa mempengaruhi kekuatannya (cross magnetising). b. Untuk beban induktif murni (cosφ = 0 lag) Arus akan tertinggal sebesar 90 0 dari tegangan. Fluksi yang dihasilkan oleh arus jangkar akan melawan fluksi arus medan. Dengan kata lain reaksi jangkar akan demagnetising artinya pengaruh raksi jangkar akan melemahkan fluksi arus medan. c. Untuk beban kapasitif murni (cosφ = 0 lead) Arus akan mendahului tegangan sebesar 90 0. Fluksi yang dihasilkan oleh arus jangkar akan searah dengan fluksi arus medan sehingga reaksi jangkar yang terjadi akan magnetising artinya pengaruh reaksi jangkar akan menguatkan fluksi arus medan. d. Untuk beban tidak murni (induktif/kapasitif) Pengaruh reaksi jangkar akan menjadi sebagian magnetising dan sebagian demagnetising. Saat beban adalah kapasitif, maka reaksi jangkar akan sebagian distortif dan sebagian magnetising. Sementara itu saat beban adalah induktif, maka reaksi jangkar akan sebagian distortif dan sebagian demagnetising. Namun pada prakteknya beban umumnya adalah induktif. 3. Metodologi 3.1 Jenis Penelitian Penelitian dilakukan pada pembangkit tenaga listrik mempelajari tentang pengaruh kinerja generator sinkron tiga phasa terhadap perubahan beban daya aktif pada kondisi arus eksitasi yang berubah-rubah dan pengaruhnya terhadap ggl induksi, Arus Dasar, dan arus beban guna menjaga kestabilan generator. 3.2 Lokasi Kajian Lokasi kajian studi ini adalah pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pauh limo Padang. 3.3 3Data-data yang dibutuhkan Data yang dibutuhkan dalam studi kasus ini adalah data teknis generator sinkron tiga phase, serta data-data penunjang lainnya. 3.4 Metode Pengambilan data Metode pengambilan data ialah dengan melakukan observasi langsung kelapangan yakni ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pauh Limo. Jurnal Teknik Elektro Volume 2, No. 1, Januari 2013 44

3.5 Metode Jalannya Penelitian Adapun metode jalannya penelitian ini adalah: tidak Mulai Data Teknis Generator : a. Tegangan Nominal b. Arus Nominal c. Daya Nominal d. Cos φ e. Tahanan dan Reaktansi Data Operasi : a.15.2 MW b.15.7 MW c.16.9 MW Perhitungan : 1. Daya Aktif 2. Arus Beban 3. Arus Dasar 4. GGL Induksi 5. Arus Eksitasi ya Analisa dan Kesimpulan Type : WY 14 L061 LLT Merk : Alsthom Hub Kumparan Stator : Bintang (Y) Daya Nominal : 37000 KVA Arus Nominal : 2034 A Frekuensi : 50 Hz Tegangan Nominal : 10,5 KV Phasa : 3 Putaran : 3000 RPM Faktor Daya (Cos φ) : 0,8 Tahanan Jangkar (Ra) : 0,00636 Ω Reaktansi Sinkron : 14,3 % Rasio Hubung Singkat : 0,42 4.2 Hasil Penelitian Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Arus Beban, Tegangan Induksi dan Arus Eksitasi Saat Generator diberi Beban Pada Factor Daya Lagging. No Beban Daya Aktif ( MW ) 1 15,2 2 15,7 3 16,9 Faktor Daya Lagging Ia Ea If 1479-55,601 1495-54,732 1534-52,719 6384,936 1,957 6386,814 2,003 6397,211 2,025 304,044 1,957 304,134 2,03 304,629 2,025 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Nilai Arus Beban, Tegangan Induksi dan Arus Eksitasi Saat Generator diberi Beban Pada Factor Daya Leading. Selesai 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Data Penelitian Untuk mendapatkan analisa dan perhitungan terhadap Generator Sinkron,adapun data yang diambil adalah dari PLTG Pauh Limo. Data yang dipergunakan untuk proses perhitungan ini adalah sebagai berikut: No Beban Daya Aktif ( MW ) 1 15,2 2 15,7 3 16,9 Faktor Daya Leading Ia Ea If 1479 55,601 1495 54,732 1534 52,719 6036,999 2,179 6038,82 2,227 6043,474 2,339 287,476 2,179 287,563 2,227 287,784 2,339 Jurnal Teknik Elektro Volume 2, No. 1, Januari 2013 45

Gambar 4.1 Hubungan antara GGL Induksi (Ea) Terhadap Arus Medan (If) saat Faktor Daya Lagging Gambar 4.3 Hubungan antara GGL Induksi (Ea) Terhadap Arus Beban (Ia) saat Faktor Daya Lagging Gambar 4.2 Hubungan antara GGL Induksi (Ea) Terhadap Arus Medan (If) saat Faktor Daya Leading Pada gambar 4.1 dan 4.2 di atas terlihat bahwa jika arus eksitasi atau arus medan dinaikan sesuai dengan pertambahan beban, maka ggl induksi yang terbangkitkan juga akan bertambah besar. Dengan berobahnya arus eksitasi sehingga akan merubah tegangan ggl induksi, yang akhirnya akan diperoleh tegangan terminal yang tetap. Gambar 4.4 Hubungan antara GGL Induksi (Ea) Terhadap Arus Beban (Ia) saat Faktor Daya Leading Pada gambar 4.3 dan 4.4 di atas terlihat bahwa semakin bertambahnya beban maka arus beban juga akan semakin bertambah maka GGL induksi juga akan semakin bertambah sesuai dengan pertambahan arus eksitasi agar diperoleh tegangan terminal yang stabil atau tetap. Jurnal Teknik Elektro Volume 2, No. 1, Januari 2013 46

akan naik dan arus eksitasi juga naik untuk menjaga agar tegangan terminal tetap stabil. Sistem eksitasi sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya.sistem eksitasi yang baik dapat menyebabkan sistem mampu bertahan terhadap gangguan sehingga dapat meningkatkan kestabilan Gambar 4.5 Hubungan Antara Arus Medan (If) Terhadap Arus Beban (Ia) saat Faktor Daya Lagging Saat generator dihubungkan dengan beban akan menyebabkan tegangan keluaran generator akan turun, karena medan magnet yang dihasilkan dari arus penguat relatif konstan. Agar tegangan generator konstan, maka harus ada peningkatan arus penguatan sebanding dengan kenaikan beban. Gambar 4.6 Hubungan Antara Arus Medan (If) Terhadap Arus Beban (Ia) saat Faktor Daya Leading Pada Gambar 4.5 dan 4.6 di atas terlihat bahwa jika arus beban bertambah yang di akibatkan dari penambahan beban maka arus eksitasi juga harus bertambah karena untuk menjaga agar tegangan terminal selalu dalam keadaan stabil atau konstan. 5 Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Dari analisis yang dilakukan dalam tugas akhir ini dapat di ambil beberapa kesimpulan : 1. Nilai GGL induksi pada factor daya lagging lebih besar dari nilai GGL induksi pada factor daya leading. GGL induksi yang di dapat pada saat beban puncak dari factor daya lagging adalah 6397,211 V sedangkan GGL induksi yang di dapat pada saat beban puncak dari factor daya leading adalah 6043,474 V 2. Dari perbandingan hasil analisa diketahui bahwa semakin besar beban yang ditempatkan pada sistem, maka arus medan akan semakin besar, yaitu sebesar 304,629 pada saat lagging dan 287,784 pada saat leading. 3. Perubahan arus beban terjadi akibat perubahan nilai beban yang terpakai sehingga juga akan mempengaruhi nilai tegangan yang dibangkitkan oleh generator itu sendiri. 4. Pada pengoperasian generator sinkron selalu ada batas tertentu dari besarnya daya yang dapat dihasilkan dan besarnya Berdasarkan hasil grafik diatas antara hubungan GGL induksi dengan arus beban, hubungan GGL induksi dengan arus medan dan hubungan arus medan dengan arus beban, dapat dilihat bahwa semakin bertambahnya beban maka GGL induksi juga daya yang dapat dipikul oleh sebuah Jurnal Teknik Elektro Volume 2, No. 1, Januari 2013 47

generator sinkron agar dapat bekerja dengan normal. 5. Pengoperasian generator dituntut suatu kestabilan agar kinerja generator menjadi efektif dan efisien. Dengan penentuan karakteristik generator maka didapatkan nilai yang tepat dalam pengoperasian generator. 4.2 Saran Setelah melakukan pengumpulan, mengolah dan menganalisa data, maka penulis menyarankan : 1. Dalam pengoperasian generator perlu selalu diperhatikan nilai parameternya agar tidak melebihi dari kemampuan generator sehingga kestabilan generator terjaga, tahan lama dan dapat beroperasi secara kontiniu. 2. Selalu menjaga kelayakan dari sistem kontrol generator dan proteksi guna mendapatkan pengaturan yang tepat bagi generator. DAFTAR PUSTAKA [1] A.E.Fitzgerald., Charles Kingsley, Jr., dan Stephen D.Umans. Mesin-Mesin Listrik. Edisi 4 (Terjemahan Ir. Djoko Achyanto, M.Sc. EE), Jakarta, Penerbit Erlangga, 1992. [2] Budiono Mismail. Analisa Sistem Tenaga, Malang, Universitas Brawijaya Malang, 1983. [3] Eugene C. Lister. Mesin Dan Rangkaian Listrik. Edisi 6. (Terjemahan Ir. Drs. Hanapi Gunawan), Jakarta, Penerbit Erlangga, 1988. [3] Paulus S dkk. Generator dan Motor Listrik AC dan DC, Bandung, Carya Remadja, 1997. [5] Zuhal. Dasar Tenaga Listrik, Bandung, Penerbit ITB, 1977. [6] Drs. Yon Rijono. Dasar Teknik Tenaga Listrik, Edisi Revisi, Yogyakarta, Andi, 1997. Jurnal Teknik Elektro Volume 2, No. 1, Januari 2013 48