STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

PENGARUH KEBERSIHAN MODUL SURYA TERHADAP UNJUK KERJA PLTS

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

KAJIAN KELAYAKAN SISTEM PHOTOVOLTAIK SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA LISTRIK SKALA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI GEDUNG VEDC MALANG)

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS

Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIK DI DUSUN GUNUNG BATU DESA TANGKIL KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN

Latar Belakang dan Permasalahan!

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli Desember

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

BAB III METODE PENELITIAN

Sistem PLTS Off Grid Komunal

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR IDA BAGUS KADE SURYA NEGARA

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN OPTIMASI BERBASIS LABVIEW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN. Irwan Fachrurrozi

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan dan Realisasi Solar Charge Controller Maximum Power Point Tracker dengan Topologi Buck Converter untuk Charger Handphone

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

APLIKASI SEL SURYA SEBAGAI ENERGI LAMPU SUAR TANDA PELABUHAN

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

Analisa Performansi dan Monitoring Solar Photovoltaic System (SPS) Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Tuban Jawa Timur

PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL ABSTRAKSI

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA

PLTS ROOFTOP ON-GRID 1,6KW

PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

Perancangan Sistem Propulsi Fishing Boat 8M Displacement Dengan Solar Cell Sebagai Energi Alternatif

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN

Available online at Website

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: ,

SMART LIGHTING LED. SUTONO Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

ANALISA UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 15 KW DI DUSUN ASAH TEBEN DESA DATAH KARANGASEM TUGAS AKHIR

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

Transkripsi:

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email : garyanggara@gmail.com 1 Abstrak Pembangkit Listrik Tenaga Surya 1,9 kw di Universitas Udayana Bukit Jimbaran memiliki komponen dan spesifikasi seperti, PV module Solarex MSX60 dengan kapasitas 60 Wp sebanyak 32 unit, inverter SP500 SinePro dengan kapasitas 500 W, charger controller SinPro 10 A dan 2 unit baterai Delkor DIN60038 dengan kapasitas masing-masing baterai 100Ah. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran tegangan dan arus PV module. Pengukuran dimulai pada pukul 07.00 Wita sampai 18.00 Wita, maka diperoleh hasill pengukuran PV module, tegangan keluaran tertinggi sebesar 12.72 V dan arus sebesar 2.37 A pada pukul 13.00 Wita. Sedangkan tegangan keluaran terendah sebesar 0.57 V dan arus sebesar 0.14 A pada pukul 18.00 Wita. Total daya dari 32 PV module sebesar 960 W. Dari 32 PV module hanya 8 buah yang digunakan untuk mensuplai beban. Agar daya PLTS optimal maka 32 PV module akan digunakan untuk mensuplai beban di area internet corner. Baterai sebanyak 15 unit dengan kapasitas 1.455 Ah, inverter dengan kapasitas 6.000 Watt dan charger controller dengan rating arus 20 Ampere sebanyak 4 unit. Kata kunci: PLTS, PV module, karakteristik arus-tegangan 1. PENDAHULUAN Berdasarkan peta energi matahari, Bali memiliki radiasi harian matahari rata-rata 5,2 kwh/m 2. Maka provinsi Bali memiliki potensi yang baik untuk pengembangan pembangkit listrik dari energi surya [4]. Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana telah membangun sebuah PLTS dengan kapasitas 1,9 kw di kampus Bukit Jimbaran. PLTS di Jurusan Teknik Elektro dimanfaatkan untuk penerangan di area internet corner Jurusan Teknik Elektro. Komponen PLTS di Jurusan Teknik Elektro terdiri dari PV module, baterai, charger controller dan inverter. PV module yang digunakan jenis polycrystalline Solarex MSX60 sebanyak 32 unit. Keseluruhan PV module dibagi menjadi 4 array, yang masing-masing array terangkai dari 8 PV module terhubung parallel. Untuk merubah daya listrik DC keluaran dari baterai menjadi daya listrik AC sehingga mampu mensuplai beban AC yang terdapat di area internet corner, dipergunakan inverter SP500. Selain berfungsi untuk mengubah daya DC keluaran baterai menjadi daya AC, inverter SP500 telah dilengkapi dengan charger controller untuk melakukan pengisian baterai. Pada bangunan internet corner tersebut terdapat lima titik lampu LED 5 W dan 4 buah stop kontak yang digunakan untuk melakukan pengisian baterai handphone atau laptop oleh mahasiswa. Instalasi ini dilengkapi circuit breaker (cb) untuk memutus hubungan listrik secara otomatis apabila ada arus atau beban lebih. Dalam penelitian ini akan dilakukan studi terhadap unjuk kerja PLTS yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti faktor intensitas cahaya matahari, faktor temperatur PV module dan kondisi cuaca lingkungan. Untuk mengetahui besar pembangkitan daya dari PLTS, maka dilakukan pengukuran tegangan dan arus PV module. Pengukuran dilakukan selama 11 jam per hari. Pengukuran tegangan, arus, temperatur PV module dan intensitas cahaya matahari dimulai pada pukul 07.00 Wita dan berakhir pukul 18.00 Wita. Selain itu, juga menganalisis rekonfigurasi optimal PLTS. Seperti yang disebutkan pada buku ABBQT dengan judul Photovoltaic plants bahwa karakteristik arus dan tegangan pada PV module diperlihatkan pada gambar 1 saat kondisi hubungan tertutup (short-circuit) arus dalam kondisi nilai tertinggi (Isc), sebaliknya pada kondisi hubung terbuka (open-circuit) tegangan dalam kondisi nilai tertinggi (Voc). Berdasarkan dua kondisi yang disebutkan, daya yang dibangkitkan PV module adalah nol, dimana pada semua kondisi lainnya, ketiga tegangan meningkat maka produksi daya meningkat juga. Pada mulanya akan mencapai maximum power point (Pm) dan kemudian turun seketika hingga mendekati 118

nilai tegangan tanpa beban [1]. Gambar 1 merupakan kurva I-V pada PV module. Gambar 1. Kurva I-V pada PV module [1] Oleh karena itu, data karakteristik dari PV module dapat dijabarkan sebagai berikut: I sc = arus hubung singkat PV module (A) V oc = tegangan tanpa beban (V) P m = produksi daya maksimum pada kondisi standar (W) I m = produksi arus pada maximum power point (A) V m = produksi tegangan pada maximum power point (V) Menurut penilitian yang telah dilakukan Dirgantara tentang Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur dan Susunan Modul. Menyebutkan bahwa intensitas radiasi sangat mempengaruhi besar kecilnya arus yang dihasilkan. Arus short circuit (I sc ) mengalami penurunan ketika intensitas radiasi yang diterima oleh sel surya berkurang. Intensitas radiasi yang berkurang menyebabkan elektron-elektron yang terlepas semakin sedikit sehingga arus listrik menurun [2]. tegangan open circuit (V oc ). open circuit semakin berkurang ketika intensitas radiasi dikurangi tetapi perubahannya tidak signifikan. Berdasarkan datasheet dari PV module Solarex MSX60. PV module akan bekerja secara optimum pada temperatur konstan yaitu 25 C dengan iradiasi matahari 1000 W/m². Jika temperatur disekitar PV module meningkat melebihi 25 C, maka akan mempengaruhi daya keluaran PV module, sehingga tegangan akan berkurang seperti Gambar 3. Selain itu, efisiensi PV module juga akan menurun beberapa persen. Sedangkan sebaliknya, arus yang dihasilkan akan meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur pada PV module [7]. Gambar 3. Kurva arus dan tegangan terhadap perubahan temperatur PV module [7] 2. Perencanaan Sistem PLTS Dalam merencanakan sistem PLTS didasarkan dari kapasitas PV module, charger controller, baterai dan inverter. Untuk menentukan keluaran harian PV module diperlukan data Peak Hour per Day yang diterima oleh PV module. Seperti data yang didapat, tentang faktor Peak Hour per Day untuk daerah Bali adalah 4,85 Ph/day [4]. Maka dapat menentukan keluaran harian PV module dengan persamaan 1 [8]: E modul = P out Ph/day (1) Gambar 2. Kurva arus dan tegangan sel surya terhadap intensitas radiasi [2] Gambar 2 memperlihatkan intensitas radiasi berpengaruh terhadap perubahan E modul = Produksi energi harian PV module (Wh) P out = Daya keluaran PV module (W) Ph/day = Peak hour per day (Hour) Baterai adalah komponen PLTS yang berfungsi menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh PV module pada siang hari, untuk kemudian dipergunakan pada malam hari dan pada saat cuaca mendung. Untuk menentukan total kapasitas baterai yang dapat 119

digunakan pada tegangan dasar terpakai (12V/24V) berdasarkan periode penyimpanan yang diinginkan sebagai berikut [9]: EB Ah batt = (2) Vs EB = Energi yang dibangkitkan PV module (Wh/hari) V s = dasar yang dipakai (V) Ah batt = Total Kapasitas baterai yang diperlukan pada tegangan dasar terpakai (Ah) Sedangkan untuk menghitung jumlah unit baterai yang diperlukan dapat menggunakan persamaan berikut [9]: Cb = (3) Ah batt = Total Kapasitas baterai yang diperlukan pada tegangan dasar terpakai (Ah) d = Hari otonomi (Hari) = Depth of Discharge (%) Cb = Jumlah baterai yang digunakan (Ah) Charger controller adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengatur pengisian arus searah dari PV module ke baterai dan mengatur penyaluran arus dari baterai ke peralatan listrik. Charger controller mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah terisi penuh maka secara otomatis pengisian arus dari PV module berhenti. Berdasarkan arus maksimum yang dimiliki PV module dan jumlah PV module, maka dapat dihitung kapasitas arus charger controller yang digunakan. Kapasitas arus charger controller merupakan hasil kali dari arus maksimum PV module dan jumlah PV module, rumus: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Unjuk Kerja PLTS di Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana Unjuk kerja PLTS dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti, faktor temperatur PV module, faktor intensitas cahaya matahari, dan kondisi cuaca lingkungan. Untuk mengetahui besar pembangkitan daya dari PLTS di Jurusan Teknik Elektro, maka dilakukan pengukuran tegangan dan arus PV module. Pengukuran tegangan, arus, temperatur PV module dan intensitas cahaya matahari dimulai pada pukul 07.00 Wita dan berakhir pukul 18.00 Wita. Lux meter digunakan untuk mengukur besar intensitas cahaya matahari yang mengenai permukaan PV module. Tabel 1 merupakan hasil pengukuran keluaran PV module pada saat kondisi cuaca dominan cerah. Tabel 1. Hasil pengukuran keluaran PV module pada saat kondisi cuaca dominan cerah Waktu (Voc) (Vn) Arus (In) Daya (Watt) Temp PV ( o C) Intensitas Cahaya Matahari (Lux) Kondisi Cuaca 7:00 15.78 0.70 0.12 0.08 28 13300 Mendung 8:00 16.98 0.99 0.20 0.20 30 21700 Cerah 9:00 18.62 1.71 0.32 0.55 31 54300 Cerah 10:00 18.01 10.85 2.09 22.68 32 74900 Cerah 11:00 17.77 12.40 2.36 29.26 34 82700 Cerah 12:00 17.39 12.57 2.36 29.67 36 117000 Cerah 13:00 17.49 12.72 2.37 30.15 40 144300 Cerah 14:00 17.58 12.13 2.25 27.29 39 110400 Cerah 15:00 17.97 9.37 1.83 17.15 34 71500 Cerah 16:00 18.02 6.30 1.23 7.75 33 54200 Cerah 17:00 16.64 0.92 0.18 0.17 30 22100 Cerah 18:00 16.22 0.57 0.14 0.08 28 13800 Berawan I maks = I mp N modul (4) I maks = Kapasitas arus charger controller (A) I mp = Arus maksimum PV module (A) N modul = Jumlah PV module yang digunakan (N) Inverter berfungsi untuk merubah arus dan tegangan listrik DC (direct current) yang dihasilkan array menjadi arus dan tegangan listrik AC (alternating current). Inverter yang digunakan adalah inverter dengan kapasitas tergantung dari kapasitas daya array yang dibangkitkan dengan tegangan keluaran AC 220 Volt [3]. Gambar 5. Daya keluaran PV module saat cuaca dominan cerah Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa daya keluaran PV module tertinggi sebesar 30.15 W pada pukul 13.00 Wita dan daya keluaran terendah sebesar 0.08 W pada pukul 18.00 Wita. Berikut tabel 2 merupakan hasil 120

pengukuran keluaran PV module pada saat cuaca dominan mendung. Tabel 2. Hasil pengukuran keluaran PV module pada saat kondisi cuaca dominan mendung Waktu (Voc) (Vn) Arus (In) Daya (Watt) Temp PV ( o C) Intensitas Cahaya Matahari (Lux) Kondisi Cuaca 7:00 15.13 0.28 0.04 0.01 26 13300 Mendung 8:00 17.46 1.78 0.59 1.05 28 16500 Mendung 9:00 17.37 4.28 0.43 1.84 28 33100 Mendung 10:00 17.62 9.86 1.08 10.65 30 29200 Mendung 11:00 17.84 7.71 0.58 4.47 28 36600 Mendung 12:00 18.19 9.98 1.18 11.78 30 36700 Mendung 13:00 17.63 9.87 2.52 24.87 31 39600 Berawan 14:00 17.41 11.76 2.57 30.22 37 41500 Berawan 15:00 17.75 9.58 2.32 22.23 36 12700 Berawan 16:00 17.73 9.56 1.67 15.97 34 17900 Cerah 17:00 17.47 2.28 0.84 1.92 30 23700 Cerah 18:00 15.17 1.46 0.12 0.18 27 8100 Mendung 32 PV module yang terbagi menjadi 4 PV array, hanya 1 PV array yang dimanfaatkan untuk melakukan pengisian baterai. Dan 3 PV array hanya terhubung pada terminal yang ada dalam kontrol panel. Melihat dari kondisi tersebut, sering kali terjadinya low baterai. Maka akan dilakukan rekonfigurasi yang optimal pada PLTS di Jurusan Teknik Elektro dengan memanfaatkan 4 PV array untuk melakukan pengisian baterai. 3.2.1 Pengujian Kapasitas PV module Pada perancangan ini menggunakan PV module yang telah terpasang pada atap internet corner Jurusan Teknik Elektro dengan kapasitas 1 PV module sebesar 60 Wp sebanyak 32 unit. Berdasarkan hasil pengukuran PV module yang terpasang hanya menghasilkan daya keluaran sebesar 50% dari total daya keluaran optimalnya. Jadi total keseluruhan kapasitas PV module menjadi 960 Wp. Seperti yang telah dibahas pada kajian pustaka tentang tentang faktor peak hour per day untuk daerah Bali sebesar 4,85 Ph/day [4]. Maka menggunakan persamaan 1 selama sehari PV module mampu mensuplai energi sebesar: 960 4,85 = 4.656 Wh/day Jadi total energi sistem yang digunakan sebesar 4.656 Wh/day Gambar 6. Daya keluaran PV module saat cuaca dominan mendung Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa daya keluaran PV module tertinggi sebesar 30.22 W pada pukul 14.00 Wita dan daya keluaran terendah sebesar 0.01 W pada pukul 07.00 Wita. Intensitas cahaya matahari berfluktuasi setiap waktu. Demikian juga daya keluaran PV module mengikuti fluktuasi intensitas cahaya matahari. Selain itu perubahan intensitas cahaya matahari diikuti oleh perubahan temperatur PV module. Melihat dari kondisi tersebut intensitas cahaya matahari sangat mempengaruhi daya keluaran PV module. Besarnya daya yang dibangkitkan PV module disaat cuaca mendung berkaitan erat dengan tebalnya awan saat cuaca mendung yang mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang diterima PV module. 3.2 Rekonfigurasi PLTS Berdasarkan hasil pengamatan kondisi existing PLTS di Jurusan Teknik Elektro. PLTS tidak bekerja secara optimal, dikarenakan dari 3.2.2 Menghitung Kapasitas Baterai Untuk menghitung kapasitas total baterai. Dibutuhkan data energi yang dibangkitkan PV module dan tegangan baterai yang akan digunakan. Dengan menggunakan persamaan 2, maka kapasitas baterai adalah: Ah batt = = 4656 12 = 388 Ah 3.2.3 Menghitung Jumlah Baterai Perhitungan jumlah baterai yang digunakan. Studi ini menggunakan 3 hari otonomi dan baterai 80%. Maka jumlah baterai dapat dihitung dengan rumus 3: Cb = = 388 3 80% = 1.455 Ah 15 unit 121

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah baterai yang dibutuhkan untuk mensuplai kebutuhan beban listrik di area internet corner Jurusan Teknik Elektro sebanyak 15 unit baterai 100 Ah. 3.2.4 Menentukan Kapasitas Charger Controller Kapasitas arus charger controller merupakan hasil kali dari arus maksimum PV module dan jumlah PV module, berdasarkan hasil pengukuran arus PV module yang terpasang pada atap area internet corner sebesar 1.5 A, dapat dihitung dengan rumus 4 dibawah ini: I maks = I mp N modul = 1.5 8 = 12 A Jadi kapasitas arus yang mengalir pada charger controller sesuai perhitungan diatas adalah sebesar 12 A. Karena dipasaran tidak terdapat charger controller sebesar 12 A, maka yang digunakan kapasitas sebesar 20 A. Sistem PLTS di Jurusan Teknik Elektro memiliki 4 array, jadi jumlah charger controller yang digunakan sebanyak 4 buah dengan kapasitas 20 A. 3.2.5 Menentukan Kapasitas Inverter Inverter berfungsi untuk merubah arus dan tegangan listrik DC (direct current) yang dihasilkan array menjadi arus dan tegangan listrik AC (alternating current). Pada pemilihan inverter diupayakan kapasitas kerjanya mendekati kapasitas daya yang dibangkitkan array. Hal ini agar efisiensi kerjanya maksimal. PLTS di Jurusan Teknik Elektro terdapat 32 PV module dengan energi maksimum sebesar 4.656 Wh/hari. Kapasitas inverter yang digunakan sebesar 6.000 Watt dengan efisiensi 90% sehingga daya yang dapat digunakan sebesar 5.400 Watt. dengan kapasitas 6.000 Watt dan charger controller dengan rating arus 20 A sebanyak 4 unit. DAFTAR PUSTAKA [1] ABB. Technical Application Papers N0.10 Photovoltaic Plants. 2010. Italy. Bergamo. [2] Dirgantara, M. dkk. Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur dan Susunan Modul. 2012. Bogor: Institut Pertanian Bogor [3] Jati, I Nengah. Studi Pemanfaatan PLTS Hibrid dengan PLN di Vila Adleson Ubud. 2011. Denpasar: Universitas Udayana [4] Mario. Analisa Penggunaan Solar Cell Untuk Kampus Elektro Bukit Jimbaran. 2009. Denpasar: Universitas Udayana [5] Rahardjo, Amien dkk. Optimalisasi Pemanfaatan Sel Surya Pada Bangunan Komersial Secara Terintegrasi Sebagai Bangunan Hemat Energi. 2008. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia. [6] SinePro. Inverter Charger 12VDC To 220VAC. 2013. Indonesia [7] Solarex, Data Sheet Photovoltaic Modules MSX 60. 1998. USA [8] Utomo, Teguh. Kajian Kelayakan Sistem Photovoltaik Sebagai Pembangkit Daya Listrik Skala Rumah Tangga (Studi Kasus Di Gedung VEDC Malang). 2009. Indonesia [9] Wibowo, dkk. Perancangan Sistem Hibrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dengan Jala-Jala Listrik PLN Untuk Rumah Perkotaan. 2008. Universitas Trisakti 4. SIMPULAN Dari hasil studi terhadap unjuk kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya 1,9 kw di Universitas Udayana Bukit Jimbaran, maka diperoleh hasill pengukuran daya keluaran PV module tertinggi sebesar 30.15 W pada pukul 13.00 Wita dan daya keluaran terendah sebesar 0.08 W pada pukul 18.00 Wita. Dari 32 PV module hanya 8 unit yang digunakan untuk mensuplai beban. Agar daya PLTS optimal maka 32 PV module akan digunakan untuk mensuplai beban di area internet corner Jurusan Teknik Elektro. Baterai sebanyak 15 unit dengan kapasitas 1.455 Ah, inverter 122