BAB I PENDAHULUAN. Pagi-pagi benar waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi keluar, Ia pergi ketempat yang sunyi dan berdoa disana.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH RETRET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAPTISAN ROH KUDUS. Yohanes 4 : 23 24

Gereja Menyediakan Persekutuan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yesus memilih ke duabelas muridnya

Ikutilah Yesus! Kehidupan Orang Kristen yang Sejati. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Yesus memilih ke duabelas muridnya

4 INJIL. Pelajaran ke 4 Hidup & Ajaran YESUS

Bab I PENDAHULUAN. : bangunan untuk tempat tinggal (KBBI) : mengundurkan diri dari kegiatan sehari hari dalam jangka. sendirian) - artikata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

BIARA KATOLIK ORDO TRAPPIST DI PURWOREJO

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

TEMPAT DOA KRISTIANI DI SEMARANG

Dalam Hadirat-Nya Meluangkan Waktu Bersama Allah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Ciputra News, 21 November Sumantri, Y, SJ. Akar dan Sayap, hal. 11, Kanisius Yogyakarta, 2002.

RUMAH RETRET KATHOLIK DI AMBARAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KARYA YB. MANGUNWIJAYA

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

no mate galitõ da õ. Suatu ungkapan yang hendak mengatakan bahwa tidak

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

RUMAH RETRET KHATOLIK DI TUNTANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNACULAR

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

GEREJA GMIM DI WOLOAN RECIPROCAL FRAME SEBAGAI MANIFESTASI SIMBOL KEKRISTENAN Febrian Franklin Korompu 1 Pierre H. Gosal 2 Vicky Makarau 3

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

Roh yang membawa Kepada kebenaran

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Kabupaten Malinau beragama Kristen yang menyebar di seluruh

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Rahasia dibalik Lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

KENAIKANYESUS KRISTUS

BAB II TINJAUAN UMUM KEGIATAN RETRET

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

Berakar dalam. Firman Tuhan. Pembacaan Alkitab setahun

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain?

PANDUAN PRAKTIS MEMPERSIAPKAN KHOTBAH

5 Posisi Penting Dalam Mengikuti Kristus

MENDENGAR SUARA TUHAN

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122

Gereja Melayani Orang

Mengapa yesus naik ke surga?

Dari Perjanjian Baru kita dapat belajar tentang baptisan Roh Kudus dan bagaimana orang-orang percaya dipenuhi Roh Kudus. Syarat-syarat apakah yang

Alkitab adalah Firman Allah. By Arianto Pakaang

Ikutilah Yesus! Langkah-langkah Pertama. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Mengusir Roh Jahat dari Anak yang Bisu

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

PENELAAHAN ALKITAB. Persiapan, Penyusunan dan Penyampaiannya. Pdt. Stephen Sihombing, MTh

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

Roh Kudus. Siapakah Roh Kudus itu? Dia adalah Tuhan. Dia adalah bagian dari KeTuhanan, yang mana terdiri dari Allah Bapa, Putra (Yesus) dan Roh Kudus.

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Ringkasan Khotbah 27 April Manusia yang Pertama Kali Menyaksikan Kebangkitan Yesus. Markus 16:9-11. Oleh: Pdt. Elyakin Phang

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

Ketika kita mempelajari kehidupan Petrus, kita menemukan seorang yang sangat kontras. Dia seorang yang impulsif dan mandiri namun disaat yang sama ia

Pendidikan Agama Kristen Protestan

PENGANTAR DAFTAR BACAAN 2017

Gereja Mengajarkan Kebenaran

2

Mencari Keterangan Tentang Yesus

Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

Yohanes 1. Buku Pembimbing: Injil Yohanes

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

BERDOA MENGGUNAKAN BAHASA ROH

DIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS

Ikutilah Yesus! Sifat Orang Kristen yang Sejati. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

Membangun Dalam Masyarakat

SEORANG MURID MEMBANGUN KEINTIMAN DENGAN BAPA SETIAP HARI

Menurut Perjanjian Baru, terutama Injil, Yesus Kristus, menjalani penderitaan dan kemudian mati disalibkan di bawah pemerintahan gubernur Yudea,

SILABUS PEMBELAJARAN

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

Kuasa Persekutuan Kecil

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

IKUTLAH AKU. Melayani dunia, Bagian 5. Dr. David Platt

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai?

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi saat ini, berbagai kesibukan menyita waktu manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia semakin jauh dari kehidupan sosial (hubungannya dengan sesama dan lingkungan) dan kehidupan rohani (hubungannya dengan Tuhan), sehingga tidak ada komunikasi dengan dunia luar. Kesibukan dan rutinitas yang demikian mengakibatkan manusia mengalami kejenuhan baik secara jasmani dan rohani. Oleh karena itu manusia membutuhkan kelepasan dari rasa jenuh untuk mendapatkan kesegaran kembali dan dimampukan untuk memperbaiki hubungan dengan Tuhan, sesama dan lingkungannya. Dalam agama Kristen dan Katholik, terdapat kegiatan yang disebut dengan Retret. Kegiatan retret bukanlah kegiatan yang sama dengan persekutuan atau kebaktian tiap hari Minggu. Retret dilakukan dalam waktu tertentu dengan berbagai persiapan yang diperlukan, misalnya tempat, materi, pembimbing dan lain-lain. Kegiatan retret diambil dari kebiasaan Tuhan Yesus ketika berkarya di dunia yang kemudian dilanjutkan oleh para pengikut-nya hingga sekarang. Istilah retret diambil dari beberapa bahasa. Dalam bahasa Prancis, retret disebut dengan kata La Retraite yang berarti pengunduran diri dan meninggalkan dunia ramai. Dalam bahasa Indonesia, istilah retret sering disebut dengan kata Khalwat yang berarti mengasingkan diri di tempat yang sunyi. Dalam bahasa Inggris, retret disebut dengan kata Retreat yang berarti mengundurkan diri dari segala keramaian, dari tugas lingkungan hidup sehari-hari agar dapat merasakan asal, isi, dan tujuan hidup ini 1. Di dalam Alkitab, kata retret memang tidak di temukan. Namun kegiatan pengasingan atau pengunduran diri sesuai dengan arti kata retret telah dilakukan. Seperti misalnya dalam Kitab Perjanjian Baru, Markus 1:35 dituliskan : Pagi-pagi benar waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi keluar, Ia pergi ketempat yang sunyi dan berdoa disana. Kalimat tersebut megungkapkan secara jelas mengenai makna retret yaitu.pergi ke tempat sunyi dan berdoa disana. Dalam ayat tersebut diceritakan bagaimana 1 AM Mangunharjana, SJ, Membimbing Rekoleksi, Kanisius, Yogyakarta, 1985, hal 7 1

Tuhan Yesus mengutamakan relasi-nya dengan Allah dalam retret pribadi. Selain itu Tuhan Yesus sendiri juga mengajarkan kepada para murid dan melibatkan mereka dalam retret disela-sela kesibukan dalam pelayanan mereka (Markus 6:31-32). Menurut David E Rosage, retret berawal dari peristiwa penantian yang dilakukan oleh Para Rasul untuk menerima Roh Kudus yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yesus setelah kenaikan-nya ke Surga. Dalam Kisah Para Rasul 1:13, dikatakan : Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka keruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Thomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus dan Simon orang Zelot, dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa apa yang dilakukan oleh para murid berawal dari memperhatikan keteladanan yang diberikan oleh Tuan Yesus dalam menjaga dan membina relasi dengan Allah yaitu dengan mencari kesunyian untuk bersekutu dengan Allah. Para Rasul dan murid-murid lainnya mengikuti keteladanan Sang Guru setelah Tuhan Yesus naik ke Surga. Secara khusus mereka retret bersama-sama untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Pada saat penantian tersebut, para Rarul berkumpul diruang atas sebuah rumah dan dan berdoa bersama-sama dan mempersiapkan diri diri mereka untuk menerima kuasa dari atas (Roh Kudus). 2 Berdasarkan keteladanan dan pemahaman atas kesaksian Alkitab, maka komunitas Kristen di dalam gereja mula-mula, juga mengadakan retret sebagai proses pendewasaan iman. Kegiatan retret berkembang dan terus dilakukan oleh para pengikut Tuhan Yesus. Pada awalnya retret hanya diperuntukkan bagi para pelayan gereja dengan tujuan untuk mempersiapkan mereka sebelum melaksanakan pelayanan kepada jemaat. Namun dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan retret bisa dilakukan oleh semua anggota jemaat gereja yang berminat. Perkembangan ini sangat baik karena dapat membantu setiap pribadi yang melakukannya, untuk dapat mengetahui kehidupan rohaninya dan juga membantu seseorang untuk instropeksi diri mengenai hubungannya dengan sesama, dengan lingkungan dan dengan Tuhan. Walaupun disebut sebagai kegiatan mengasingkan / pengasingan diri atau pengunduran diri dari kegiatan sehari-hari atau keramaian, bukan berarti bahwa dalam 2 ibid 1, hal 3 2

retret tidak ada kegiatan apa-apa atau hanya berdiam diri saja. Pengunduran diri atau pengasingan diri dalam retret diarahkan kepada diri secara pribadi dan kepada Tuhan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Retret adalah kegiatan pengasingan diri atau pengunduran diri yaitu dengan memutuskan hubungan aksi dan komunikasi dengan sesama dan lingkungan sehari-hari dan hanya menjalin aksi serta komunikasi antara dirinya dengan Tuhan. 3 Dari kegiatan retret inilah diharapkan dapat mengembalikan keadaan manusia sesuai dengan hakekatnya sebagi mahluk Tuhan dan sebagai mahluk sosial Dalam pelaksanaan kegiatan retret, biasanya acara yang akan dijalani dijadwalkan terlebih dulu, sehingga peserta dapat mengikutinya dengan teratur dan terarah. Kegiatan pokok yang biasa dilakukan dalam retret, secara umum, antara lain: membaca Alkitab, berdoa, bernyanyi, meditasi, refleksi, diskusi, dan konsultasi. 4 Dengan perkembangan yang ada dalam retret dimana peserta dari semua golongan baik dari segi umur, profesi, dan pendidikan, maka acara dalam kegiatan retret juga mengalami perkembangan yaitu dengan diselingi oleh kegiatan lain seperti misalnya adanya hiking dan permainan. Walaupun diselingi acara hiking dan permainan, bukan berarti bahwa tujuan retret menjadi berubah. Namun justru melalui permainan atau hiking dan semacamnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai metode penyampaian bahan retret. Misalnya hiking, melalui hiking ini peserta diajak untuk mengenal alam atau lingkungan ciptaan Tuhan yang sering diabaikan oleh manusia. Dengan menyadari bahwa manusia telah kehilangan komunikasi dengan alam akan dapat mengembalikan rasa penghargaan manusia pada Tuhan dan lingkungan dan pengakuan bahwa mereka saling membutuhkan. Pelaksanaan retret biasanya dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh gereja yaitu antara 1 2 kali dalam setahun. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk melakukan retret secara pribadi dengan atau tanpa pembimbing, seperti yang bisa dilakukan di Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono Salatiga. 5 Waktu yang diperlukan untuk retret adalah antara 2 hari sampai 30 hari atau disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta retret. Kegiatan retret bersifat religius, meditative dan reflektif. Disebut religius sebab menyangkut kehidupan keagamaan atau kepercayaan atau kerohanian 3 Team Retret Civita, Siapakah Aku?, Obor, Jakarta, 1986, hal.4 4 Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, Jadwal Kegiatan Retret, Salatiga, hal. 12 5 Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan Suster Louis di Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono Salatiga tanggal 22 Mei 2004 3

seseorang. 6 Menurut Kamus Bahasa Indonesia, meditative berasal dari kata meditasi yang berarti berdiam diri, terpekur atau mencurahkan pikiran sepenuhnya. 7 Meditative dalam perspektif Kristen mengarah pada tindakan merenung atau memikirkan sesuatu secara mendalam. 8 Reflektif dalam bahasa Inggris disebut dengan reflection yang berarti bayangan, pemantulan atau permenungan. Jadi, reflektif berarti tindakan untuk melihat diri sendiri yaitu siapa dan bagaimana dirinya baik sebagai mahluk social maupun ciptaan Tuhan dan kemudian merenungkan secara mendalam mengenai apa yang akan dilakukan untuk masa yang akan datang. 9 Melihat arti, tujuan, bentuk kegiatan dan lamanya pelaksanaan retret, maka diperlukan pendukung yang memadai. Salah satu pendukung yang penting dalam pelaksanaan kegiatan retret adalah masalah tempat. Tempat penyelenggaraan retret yang kurang tepat dapat mempengaruhi konsentrasi peserta dalam mengikuti setiap kegiatan. Tempat yang diperlukan dalam pelaksanaan retret adalah tempat yang mendukung suasana religius, reflektif dan meditative. Oleh karena itu lokasi yang dipilih untuk menjadi tempat retret adalah lokasi yang jauh dari keramaian, jauh dari kesibukan sehari-hari, mudah dijangkau serta memiliki kondisi yang alami dengan udara yang segar. 10 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana merancang Rumah Retret di Ketep sebagai sarana yang dapat mewadahi aktivitas kegiatan secara religius, meditative dan reflektif. b. Bagaimana merancang Rumah Retret yang menyatu dengan lingkungan alam dan selaras dengan tipologi Rumah Tradisional Jawa di Ketep dengan menggunakan tipologi rumah tradisional setempat. 1.3 Tujuan Merancang sebuah rumah retret di Ketep sebagai sarana kegiatan retret yang religius, meditative dan reflektif yang menyatu dengan alam Ketep dengan menggunakan Perancangan Arsitektur Tradisional Jawa setempat. 6 Rt. Rev. Mgsr. David E Rosage, Retreats and The Catholic Carismatic Renewal, Logos International, New Jersey, 1971, hal 3 7 Drs. Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English, Jakarta, 1991, hal. 954 8 Lukas Eko Sukoco, Bertemu Tuhan dalam Keheningan, Yayasan Andi, Yogyakarta, 2002, hal. 47-48 9 sda, hal. 46 10 sda, hal. 45 4

1.4 Sasaran 1. Melakukan studi tentang retret 2. Melakukan studi tentang rumah retret melalui survey dan studi literatur 3. Melakukan studi tentang religius, meditative, dan reflektif dalam retret 4. Melakukan studi tentang potensi alam yang ada di Ketep 5. Melakukan studi tentang tipologi Arsitektur Tradisional Jawa setempat 1.5 Lingkup 1. Retret dibatasi pada kegiatan yang religius, meditative dan reflektif 2. Rumah retret dibatsi pada suasana rumah retret yang ditimbulkan dari penggunaan arsitektur tropis 3. Sifat religius, meditative dan reflektif dibatasi pada bentuk bangunan 4. Potensi alam di Ketep dibatasi pada penggunaan iklim mikro, lahan per kontur dan material alam yang tersedia 5. Arsitektur tradisonal Jawa dibatasi pada tipologi dan fungsi secara specifik pada bangunan religius yang bersifat meditative dan reflektif 1.6 Metode Metode yang digunakan oleh penyusun adalah sebagai berikut : 1.6.1 Metode mencari Data 1. Studi Pustaka Dalam langkah ini penyusun melakukan studi mengenai retret, macam retret, jenis kegiatan, kebutuhan atau fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan retret serta studi mengenai arsitektur setempat yang akan digunakan sebagai acuan perancangan. 2. Wawancara Dalam langkah ini, penyusun melakukan wawancara secara langsung dengan pengelola rumah retret, pembimbing retret. 3. Survey Dalam langkah ini, penyusun melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung bangunan rumah-rumah retret yang ada di Kabupaten Magelang dan diluar Kabupaten Magelang. 5

1.6.2 Metode Menganalisa Metode menganalisa yang digunakan penyusun adalah : 1. Metode Kualitatif Yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui mengenai pengguna rumah retret melalui animo masyarakat di Kabupaten Magelang 2. Metode Kuantitatif Yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah rumah retret yang ada di Kabupaten magelang. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TERHADAP AKTIVITAS RETRET Berisi tentang pengertian retret, dasar Alkitabiah kegiatan retret, fungsi retret, tujuan retret, retret sebagai kegiatan gerejawi, jenis retret, macam kegiatan retret, bentuk kegiatan retret, perkembangan retret,kegiatan didalam rumah retret, kebutuhan yang diperlukan dalam retret, fasilitas kebutuhan retret, sistem pengelolaan rumah retret, lokasi sebagai tempat retret, studi banding pada rumah retret dan kesimpulan BAB III TINJAUAN ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA SETEMPAT DAN PENDEKATAN DESAIN RELIGIUS Berisi tentang pengertian arsitektur tradisional Jawa, ciri-ciri arsitektur tropis, faktor yang mempemgaruhi perancangan pada daerah tropis, penggunaan material bangunan pada daerah tropis, pembagian daerah iklim tropis, tinjauan tentang religius, pengertian religius, berbagai ungkapan arsitektur dalam membentuk suasana religius dan suasana pada rumah retret. BAB IV KETEP SEBAGAI LOKASI RUMAH RETRET DENGAN PENDEKATAN DESAIN RUMAH TRADISIONAL JAWA SETEMPAT Berisi tentang kondisi umum desa ketep, analisa site, analisa tipologi rumah Jawa, pendekatan pembentuk suasana ruang, analisa sirkulasi, analisa hirarki ruang, 6

gubahan massa, pengelompokan kegiatan, pendekatan program ruang, pola hubungan ruang, studi besaran ruang dan sistem utilitas. BAB V KONSEP PERENCANAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang perencanaan site dan topografi, perencanaan perletakan bangunan, perencanaan perletakan zoning ruang pada kawasan, perencanaan sirkulasi, perencanaan vegetasi, perencanaan zona publik, perencanaan zona semi privat, perencanaan zona privat, perencanaan orientasi bangunan, perencanaan pencahayaan, perencanaan struktur bangunan, perencanaan utilitas serta besaran ruang. 7