KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Jane Soepardi NIP

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KESEHATAN ANAK. Website:

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Buku Indikator Kesehatan

TIM PENYUSUN Pengarah Editor Penyusun Designer/Layouter Kontributor

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

Pendahuluan Landasan Hukum Hak-Hak Anak Batasan Usia Anak

PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based). Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI, Sekretariat KKI, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri. Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Jawa Timur maupun kabupaten/kota di provinsi tersebut. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan drg. Oscar Primadi, MPH NIP. 196110201988031013

DAFTAR ISI Profil Singkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 1 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2013 2 Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 3 Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2013 4 Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2013 5 Estimasi Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 6 Jumlah Puskesmas Provinsi Jawa Timur per Desember 2013 7 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2013 9 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 10 Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 11 Jumlah Fasilitas Kesehatan Keluarga Berencana Sesuai Standar di Indonesia Tahun 2012 12 Kabupaten/Kota Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) Provinsi Jawa Timur 13 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2013 14 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 15 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2013 16 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 17 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2013 18 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 19 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2013 20 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 21 Alokasi dan Realisasi Dana BOK Provinsi Jawa Timur per 1 Desember 2013 22 Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2012 24 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 25 Perubahan IPKM 2007-2010 26 Persentase Wanita Berstatus Kawin Umur 15-49 Tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB di Indonesia (KB Aktif), SDKI 2012 27 Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012 28 Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia Tahun 2013 30

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 31 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Indonesia Tahun 2013 32 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 33 Kunjungan KN1 di Indonesia Tahun 2013 34 Kunjungan KN1 Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 35 Cakupan Imunisasi Campak di Indonesia Tahun 2013 36 Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 37 Drop Out Rate Imunisasi DPT/HB1-Campak pada Bayi di Indonesia Tahun 2013 38 Drop Out Rate Imunisasi DPT/HB1-Campak pada Bayi Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 39 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia Tahun 2013 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 41 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Indonesia Tahun 2013 42 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 43 Persentase Balita Ditimbang (D/S) di Indonesia Tahun 2013 44 Persentase Balita Ditimbang (D/S) di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 45 Success Rate TB di Indonesia Tahun 2013 46 Case Notification Rate (CNR) TB Paru di Indonesia Tahun 2012 47 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia Tahun 2012 48 Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Layak di Indonesia Tahun 2012 49 Persentase Rumah Tangga menurut Akses Air Minum Layak dan Air Kemasan/Isi Ulang di Indonesia Tahun 1995-2012 50 Persentase Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Minum PDAM yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi di Indonesia Tahun 2012 51 Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Sanitasi Layak di Indonesia Tahun 2012 52 Persentase Kabupaten/Kota Penyelenggara Kabupaten/Kota Sehat (KKS) di Indonesia Tahun 2012 53

PROFIL SINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 1 Jumlah kabupaten/kota 9 Tenaga Kesehatan Kabupaten 29 Dokter spesialis 3,435 Kota 9 Dokter umum 11,964 Jumlah 38 Dokter gigi spesialis 471 Dokter gigi 3,648 2 Jumlah kecamatan 662 Perawat 32,828 Bidan 15,548 3 Jumlah kelurahan 782 Farmasi 6,227 Tenaga Kesehatan 4 Jumlah desa 7,741 Lainnya 11,195 5 Luas wilayah (km2) 47,799.75 6 Estimasi Jumlah Penduduk Tahun 2013 38,268,825 Laki-Laki 18,893,068 Perempuan 19,375,757 7 Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 800.61 8 Sarana Kesehatan - Puskesmas Rawat Inap 504 - Puskesmas Non Rawat Inap 456 Jumlah Puskesmas 960 Rumah Sakit 315 Sumber : Kementerian Dalam Negeri; Kemkes: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Sekretariat KKI, Pusat Data dan Informasi

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2013 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 248.422.956 Sumber : Pusdatin, 2013 Estimasi jumlah penduduk tahun 2013 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju pertumbuhan penduduk provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Papua Barat.

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Estimasi Jumlah Penduduk Jawa Timur: 38.268.825 Sumber : Pusdatin, 2013 Estimasi jumlah penduduk tahun 2013 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Timur terdapat di Kota Surabaya dan terendah di Kota Mojokerto. Proporsi penduduk di Kota Surabaya sebesar 7,38% dan di Kota Mojokerto sebesar 0,32%.

ESTIMASI PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2013 Indonesia Struktur penduduk di Indonesia dan Jawa Timur termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun), walaupun jumlah kelahiran telah menurun jika dibandingkan dengan lima tahun yang lalu dan angka harapan hidup yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia tua. Badan piramida membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif. Sumber : Pusdatin, 2013 Provinsi Jawa Timur

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Kemendagri, 2013; Pusdatin, 2013 Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2013 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 130 penduduk per KM 2. Estimasi kepadatan penduduk paling besar terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 15.063, Jawa Barat sebesar 1.285 dan Banten 1.193. Estimasi kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Provinsi Papua Barat dengan kepadatan penduduk 9, Papua sebesar 10 dan Kalimantan Tengah sebesar 15 penduduk per km 2.

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Sumber : Kemendagri, 2013; Pusdatin, 2013 Penyebaran penduduk di Provinsi Jawa Timur belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota yang tidak sama. Kab/Kota dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Surabaya sebesar 8.056 jiwa per KM 2. Kepadatan terendah terdapat di Kab. Banyuwangi dengan kepadatan penduduk 275 jiwa per KM 2. Jumlah penduduk dan luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.

JUMLAH PUSKESMAS PROVINSI JAWA TIMUR PER DESEMBER 2013 NO KABUPATEN/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 1 PACITAN 11 13 24 2 PONOROGO 19 12 31 3 TRENGGALEK 18 4 22 4 TULUNGAGUNG 14 17 31 5 BLITAR 14 10 24 6 KEDIRI 8 29 37 7 MALANG 26 13 39 8 LUMAJANG 18 7 25 9 JEMBER 17 32 49 10 BANYUWANGI 16 29 45 11 BONDOWOSO 25 0 25 12 SITUBONDO 12 5 17 13 PROBOLINGGO 19 14 33 14 PASURUAN 18 15 33 15 SIDOARJO 13 13 26 16 MOJOKERTO 15 12 27 17 JOMBANG 17 17 34 18 NGANJUK 9 11 20 Berlanjut...

NO KABUPATEN/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH...lanjutan Sumber : Pusdatin Kemkes RI 19 MADIUN 9 17 26 20 MAGETAN 17 5 22 21 NGAWI 8 16 24 22 BOJONEGORO 12 24 36 23 TUBAN 8 25 33 24 LAMONGAN 32 1 33 25 GRESIK 14 18 32 26 BANGKALAN 22 0 22 27 SAMPANG 15 6 21 28 PAMEKASAN 15 5 20 29 SUMENEP 30 0 30 30 KOTA KEDIRI 3 6 9 31 KOTA BLITAR 2 1 3 32 KOTA MALANG 4 11 15 33 KOTA PROBOLINGGO 2 4 6 34 KOTA PASURUAN 0 8 8 35 KOTA MOJOKERTO 2 3 5 36 KOTA MADIUN 1 5 6 37 KOTA SURABAYA 16 46 62 38 KOTA BATU 3 2 5 JUMLAH 504 456 960

RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Pusdatin, Desember 2013 Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi di Indonesia menunjukkan nilai yang bervariasi. Rata-rata di Indonesia 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 25,730 penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk tertinggi terdapat di Provinsi Papua Barat dan rasio puskesmas per 100.000 penduduk terendah terdapat di Provinsi Banten.

RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Sumber : Pusdatin, Desember 2013 Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk di Jawa Timur sebesar 2,51. Pada Provinsi Jawa Timur dengan estimasi jumlah penduduk tahun 2013 sebesar 38.268.825 dan jumlah puskesmas yang telah teregistrasi sebesar 960, maka 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 39.863 penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk tertinggi terdapat di Kab. Pacitan dan rasio puskesmas per 100.000 penduduk terendah terdapat di Kab. Sidoarjo.

RUMAH SAKIT DI PROVINSI JAWA TIMUR PER 1 DESEMBER 2013 KATEGORI KEPEMILIKAN RS UMUM RS KHUSUS TOTAL RS PUBLIK Pemerintah 83 11 94 - Kemkes 0 1 1 - Pemda Propinsi 5 8 13 - Pemda Kabupaten 41 0 41 - Pemda Kota 8 0 8 - Kementerian Lain 1 0 1 - TNI/POLRI 28 2 30 Swasta Non Profit 81 33 114 RS PRIVAT SWASTA 52 42 94 BUMN 11 2 13 TOTAL 227 88 315 Sumber : Ditjen BUK 01 Desember 2013

JUMLAH FASILITAS KESEHATAN KELUARGA BERENCANA SESUAI STANDAR DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA Jumlah fasilitas kesehatan keluarga berencana sesuai standar terbanyak ada di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 8.270. Jumlah terendah terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 54 tempat fasilitas kesehatan keluarga berencana sesuai standar.

KABUPATEN/KOTA DAERAH BERMASALAH KESEHATAN (DBK) PROVINSI JAWA TIMUR No. Kabupaten/Kota 1 Probolinggo 2 Bangkalan 3 Pamekasan 4 Sumenep 5 Sampang 6 Kota Probolinggo

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013 Rasio dokter umum di Indonesia tahun 2013 adalah 37,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 8,9 151,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 8 provinsi telah mencapai target.

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013 Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Jawa Timur berkisar 4,6 156,9 dengan rasio tertinggi Kota Malang dan rasio terendah Kab. Sampang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 76% kab/kota belum mencapai target

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013 Rasio dokter gigi di Indonesia tahun 2013 adalah 9,7 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2,7 50,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 7 provinsi telah mencapai target.

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013 Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Jawa Timur berkisar 1,3 47,9 dengan rasio tertinggi Kota Surabaya dan rasio terendah Kab. Sampang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 76% kab/kota belum mencapai target

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013 Rasio perawat di Indonesia tahun 2013 adalah 119,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 66,9 320,1 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 117,5 per 100.000 penduduk, secara nasional telah mencapai target dan hanya 8 provinsi belum mencapai target.

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013 Rasio perawat per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Jawa Timur berkisar 27,3 350,9 dengan rasio tertinggi Kota Kediri dan terendah Kab. Pasuruan. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio 117,5 perawat per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 74% kab/kota belum memenuhi target.

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013 Rasio bidan di Indonesia tahun 2013 adalah 55,1 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,5 204,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 4 provinsi telah mencapai target.

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013 Rasio bidan per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Jawa Timur berkisar 22,9 98,1 dengan rasio tertinggi Kota Kediri dan terendah Kab. Pasuruan. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio 100 bidan per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 100% kab/kota belum memenuhi target

ALOKASI DAN REALISASI DANA BOK PROVINSI JAWA TIMUR PER 1 DESEMBER 2013 NO KABUPATEN/ KOTA ALOKASI DANA PELAKSANAAN PERSENTASE 1 Kab. Pacitan 2,085,600,000 1,070,561,800 51.33 2 Kab. Ponorogo 2,674,650,000 1,396,141,300 52.20 3 Kab. Trenggalek 1,917,300,000 1,234,168,700 64.37 4 Kab. Tulungagung 2,674,650,000 1,669,383,300 62.42 5 Kab. Blitar 2,085,600,000 1,499,539,875 71.90 6 Kab. Kediri 3,179,550,000 1,860,858,190 58.53 7 Kab. Malang 3,347,850,000 1,820,866,825 54.39 8 Kab. Lumajang 2,169,750,000 1,059,997,900 48.85 9 Kab. Jember 4,189,350,000 1,874,537,350 44.75 10 Kab. Banyuwangi 3,852,750,000 2,288,821,400 59.41 11 Kab. Bondowoso 2,169,750,000 1,722,113,825 79.37 12 Kab. Situbondo 1,496,550,000 517,030,900 34.55 13 Kab. Probolinggo 2,842,950,000 2,197,362,100 77.29 14 Kab. Pasuruan 2,842,950,000 1,336,596,600 47.01 15 Kab. Sidoarjo 2,253,900,000 1,167,172,600 51.78 16 Kab. Mojokerto 2,338,050,000 1,038,149,900 44.40 17 Kab. Jombang 2,927,100,000 1,668,496,100 57.00 18 Kab. Nganjuk 1,749,000,000 847,269,850 48.44 19 Kab. Madiun 2,253,900,000 1,100,886,150 48.84 Berlanjut...

Lanjutan... NO KABUPATEN/ KOTA ALOKASI DANA PELAKSANAAN PERSENTASE 20 Kab. Magetan 1.917.300.000 1.071.106.500 55,87 21 Kab. Ngawi 2.085.600.000 1.451.164.510 69,58 22 Kab. Bojonegoro 3.095.400.000 2.155.054.800 69,62 23 Kab. Tuban 2.842.950.000 1.607.155.300 56,53 24 Kab. Lamongan 2.758.800.000 1.557.581.000 56,46 25 Kab. Gresik 2.758.800.000 2.047.746.500 74,23 26 Kab. Bangkalan 1.917.300.000 986.580.050 51,46 27 Kab. Sampang 1.833.150.000 1.453.737.250 79,30 28 Kab. Pamekasan 1.749.000.000 953.150.500 54,50 29 Kab. Sumenep 2.590.500.000 1.142.204.000 44,09 30 Kota Kediri 832.550.000 200.138.050 24,04 31 Kota Blitar 325.250.000 178.341.300 54,83 32 Kota Malang 1.328.250.000 651.044.000 49,02 33 Kota Probolinggo 577.700.000 281.234.080 48,68 34 Kota Pasuruan 748.400.000 578.989.000 77,36 35 Kota Mojokerto 493.550.000 239.251.200 48,48 36 Kota Madiun 661.850.000 353.152.000 53,36 37 Kota Surabaya 5.199.150.000 2.876.055.100 55,32 38 Kota Batu 493.550.000 252.412.600 51,14 PROVINSI 83.260.250.000 47.406.052.405 56,94 Sumber : http://www.gizikia.depkes.go.id diunduh tanggal 21 Januari 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2012 IPM rendah IPM sedang IPM tinggi Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012 Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran IPM per kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi dengan kategori IPM rendah maupun tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012 IPM rendah IPM sedang IPM tinggi Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar 72,83 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota 61,67-78,43. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur termasuk IPM kategori sedang.

Maluku Sulbar NTT Papua Goron Malut Pa-bar Sulsel NTB Kalteng Banten Sultra Kalbar Sulteng Jambi Aceh Sumsel Lamp Jabar Kalsel Sumbar Babel Sumut Riau Jawa Jateng Beng Sulut Kep.R Kaltim Bali DKI DIY PERUBAHAN IPKM 2007 2010 *) 1.00 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 IPKM 2007 IPKM 2010 *) Komposit 7 indikator Riskesdas 2007 dan 2010 untuk Provinsi: Prevalensi Gizi Kurang, Prevalensi Anak Pendek, Kunjungan Neonatus, Imunisasi, Penolong persalinan oleh nakes, pemantauan pertumbuhan, Sanitasi

PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF), SDKI 2012

ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA HASIL SDKI 2012 Target MDG s 2015 23 Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.

ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA, HASIL SDKI 2012 Target MDG s 2015 32 Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 86,52%. Hal itu berarti, belum mencapai target renstra pada tahun 2013 yang sebesar 93%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 10 provinsi (30,3%) yang telah mencapai target tersebut.

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Target Renstra 2013: 93% Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 ialah sebesar 86,81%. Nilai cakupan ini tidak dapat mencapai target renstra tahun 2013 yakni sebesar 93%. Namun demikian, terdapat 7 dari 38 (18,42%) Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Timur yang dapat mencapai target tersebut pada tahun 2013.

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 90,88%. Hal itu berarti, capaian ini telah memenuhi target renstra pada tahun 2013 yang sebesar 89%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi (36,37%) yang belum mencapai target tersebut.

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%) DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Target Renstra 2013: 89% Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 ialah sebesar 97,53%. Capaian provinsi Jawa Timur tersebut dapat memenuhi target renstra tahun 2013 yang sebesar 89%. Namun demikian, masih terdapat 3 dari 38 (7,89%) Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Timur yang tidak dapat mencapai target tersebut pada 2013.

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1) DI INDONESIA Target Triwulan IV : 89% Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Sampai dengan November tahun 2013 cakupan KN 1 di Indonesia sebesar 93,34% yang telah memenuhi target triwulan IV 2013 sebesar 89%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi telah memenuhi target tersebut. Provinsi dengan capaian tertinggi adalah Kepulauan Bangka Belitung sebesar 97,92%, sedangkan terendah adalah Provinsi Papua Barat sebesar 25,54%.

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Target Triwulan IV : 89% Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Provinsi Jawa Timur memiliki capaian sebesar 91,27% yang telah memenuhi target 89%. Kabupaten/kota dengan capaian KN1 tertinggi adalah Kota Pasuruan. Sedangkan Kota Blitar memiliki capaian terendah sebesar 72,81%.

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI INDONESIA PER DESEMBER 2013 Target WHO: 90% Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013 Capaian imunisasi campak di Indonesia sampai dengan Desember 2013 sebesar 90,82%. Capaian tertinggi adalah Provinsi Jambi. Sedangkan capaian terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 50,35%.

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PROVINSI JAWA TIMUR PER DESEMBER TAHUN 2013 Target WHO: 90% Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013 Provinsi Jawa Timur memiliki capaian sebesar 94,73%. Kabupaten/kota dengan capaian imunisasi campak tertinggi adalah Kota Blitar. Sedangkan Kab. Bangkalan memiliki capaian terendah sebesar 49,39%.

DROP OUT RATE IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013 DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun tidak mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1. Terdapat 20 provinsi memiliki DO Rate di bawah 5%. Sedangkan sebanyak 14 provinsi memiliki DO rate lebih dari 5%.

DROP OUT RATE IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013 DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun tidak mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1. DO Rate Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2013 di bawah batas < 5% yaitu 1,9 %. Terdapat 32 kab/kota memiliki DO Rate di bawah 5%. Sedangkan hanya 7 kab/kota memiliki DO rate lebih dari 5%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 17provinsi sudah memenuhi target Renstra 2012 yaitu 87%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi di provinsi Jawa Timur sudah mencapai target Renstra yaitu 89,53%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA DI INDONESIA TAHUN 2013 Target renstra 2013 83% Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan pelayanan anak balita di Indonesia (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 69,75% berarti belum memenuhi target Renstra Kemkes yang harus dicapai pada tahun 2013 yang sebesar 83%. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan cakupan pelayanan kesehatan anak balita tertinggi. Terendah yaitu Provinsi Papua.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Target renstra 2013 83% Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Provinsi Jawa Timur (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 79,41% yang berarti belum mencapai target renstra 2013 yang sebesar 83%. Tertinggi dicapai Kota Mojokerto dan terendah Kab Kediri sebesar 47,52%. Sebanyak 18 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur telah mencapai target renstra kemkes 2013.

PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S) DI INDONESIA TAHUN 2013 Target renstra 2013 80% Sumber: : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan D/S di Indonesia pada tahun 2013 (Laporan B.12) mencapai 80,01%. Berarti telah mencapai target Renstra Kemkes 2013 yang sebesar 80%. Cakupan tertinggi dicapai Jawa Tengah sebesar 89,43% dan terendah Papua sebesar 37,89%. Sedangkan Kalimantan Barat memiliki cakupan persentase balita ditimbang (Laporan B12 2013) sebesar 63,18%.

PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Target renstra 2013 80% Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan D/S di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 (Laporan B12) mencapai 88,36%. Sementara target Renstra Kemkes 2013 sebesar 80%. Berarti Provinsi Jawa Timur telah mencapai target Renstra 2013. Cakupan tertinggi dicapai Kab Trenggalek sebesar 99,8% dan terendah Kab Ponorogo sebesar 70,04%. Sebanyak 30 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur telah mencapai target renstra kemkes 2013.

SUCCESS RATE TB PARU DI INDONESIA Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013 Success Rate (SR) di Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan triwulan 3 sebesar 90,8%, yang berarti telah mencapai target WHO yang sebesar 85%. Terdapat 26 provinsi (78,79%) telah mencapai target WHO.

CASE NOTIFICATION RATE (CNR) TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013 Case Notification Rate (CNR) Tb semua kasus di Indonesia sampai dengan triwulan 3 tahun 2013 sebesar 96 per 100.000 penduduk. Provinsi Papua menempati posisi teratas yaitu sebesar 442 dan untuk DI Yogyakarta menempati posisi paling bawah sebesar 55 per 100.000 penduduk

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI INDONESIA TAHUN 2012 Target Renstra 2012: 60% Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kemkes, 2013 Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia sebesar 56,2 persen. Sepuluh provinsi mempunyai persentase lebih besar dibandingkan dengan persentase nasional. Persentase terbesar ada di Provinsi Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Persentase terkecil rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat terdapat di Papua, Papua Barat dan Sulawesi Tengah.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Susenas Triwulan I 2012, BPS Persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak di Indonesia sebesar 41,66%. Provinsi dengan persentase tertinggi untuk sumber air minum layak terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 61,38%. Terdapat 16 provinsi yang persentasenya berada diatas persentase nasional. Persentase terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 20,40%. Terdapat 17 provinsi yang persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak kurang dari persentase nasional.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT AKSES AIR MINUM LAYAK DAN AIR KEMASAN/ISI ULANG DI INDONESIA TAHUN 1995 2012 Sumber : Susenas 1995-2012, BPS Susenas Triwulan I 2012 Persentase rumah tangga yang dapat mengakses air minum layak dengan air kemasan/isi ulang di Indonesia menunjukkan tren yang berlawanan. Air minum layak dalam pembahasan ini tidak termasuk air minum kemasan/isi ulang. Hal ini dikarenakan air kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari wilayah lain. Persentase penduduk yang mengkonsumsi air minum layak semakin menurun jika dibandingkan dengan penduduk yang mengkonsumsi air kemasan/isi ulang. Penduduk yang mengkonsumsi air dalam kemasan semakin meningkat. Pada tahun 2011 persentase penggunaan air minum layak sebesar 42,76% dan persentase penggunaan air minum kemasan/isi ulang sebesar 22,13%, sedangkan pada tahun 2012 persentase penggunaan air minum layak sebesar 41,66% dan persentase penggunaan air minum kemasan/isi ulang sebesar 23,33%.

PERSENTASE HASIL PEMERIKSAAN KUALITAS AIR MINUM PDAM YANG MEMENUHI SYARAT MIKROBIOLOGI DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Direktorat Penyehatan Lingkungan, 2012 Persentase hasil pemeriksaan kualitas air minum PDAM yang memenuhi syarat mikrobiologi di Indonesia sebesar 95,39%. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 20 provinsi di Indonesia mempunyai kualitas air minum PDAM yang baik, karena dari jumlah sampel yang diuji nilainya 100% memenuhi syarat mikrobiologi. Persentase terendah terjadi di Provinsi Bali, hasil pengujian sampel hanya sebesar 34,78% yang memenuhi syarat mikrobiologi, sedangkan di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 62,47%.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT AKSES TERHADAP SANITASI LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Susenas Triwulan I 2012, BPS Persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak di Indonesia sebesar 56,24%. Provinsi dengan persentase tertinggi untuk menurut akses terhadap sanitasi layak terdapat di Provinsi Bali sebesar 87,86% dan Provinsi DI Yogyakarta sebesar 80,37%. Terdapat 12 provinsi yang persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak berada diatas persentase nasional. Persentase terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 25,92% dan Nusa Tenggara Timur sebesar 27,33%. Terdapat 21 provinsi yang persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak dari persentase nasional

PERSENTASE KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARA KABUPATEN/KOTA SEHAT (KKS) DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, 2013 Persentase kabupaten/kota yang telah menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) terbesar ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Ketiga provinsi ini 100% dari kabupaten/kota yang ada telah menyelenggarakan KKS. Kondisi yang berbeda terjadi di Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua yang seluruh kabupaten/kotanya belum menyelenggarakan KKS