BAB I PENDAHULUAN. untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang telah didapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mana dalam komunikasi terjadilah interaksi. Semakin baik interaksi. maka semakin baik pula hubungan yang terjadi antar sesama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PEDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya. Dalam menghadapi tantangan global, baik berupa persaingan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

semakin sulit dan kecil peluangnya akibat krisis ekonomi yang

PENGARUH MOTIVASI DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERWIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan di era global perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurursan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. 1 (10 november 2016)

1.1. PENGERTIAN MANUSIA PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan peningkatan jumah lapangan pekerjaan yang tersedia. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Sehingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

PENGARUH BESARAN MODAL DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PADA CELLULER PHONE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

ENTREPREUNERSHIP. KOESNOTO SOEPRANIANONDO FKH-Unair Surabaya. Editor : Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

PENGARUH MODAL DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PEDAGANG KAIN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

PENDAHULUAN. orang-orang yang melanggar perintahnya, maka amal perbuatan mereka akan

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

ANALISIS PERBEDAAN MENTAL WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN NON PARAMETRIK

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap lulusan perguruan tinggi (PT) tentunya mempunyai harapan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang telah didapat selama studynya sebagai salah satu pilihan untuk berprofesi. Secara realitas ada tiga pilihan yang dialami oleh lulusan perguruan tinggi setelah menyelesaikan studynya. Pertama menjadi karyawan atau pegawai, baik pegawai swasta, ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kedua pengangguran intelektual, yang saat ini menjadi realita dan merupakan masalah besar bagi kalangan pendidikan. Ketiga membuka usaha sendiri (berwirausaha). Untuk mengembangkan dan menggalakkan kewirausahaan di kalangan mahasiswa atau perguruan tinggi, perlu dilakukan berbagai upaya untuk menumbuhkan jiwa wirausaha tersebut. Dalam hal ini perguruan tinggi berperan besar dan strategis dalam mengubah sikap mahasiswa dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja atau berwirausaha. Upaya ini perlu dilakukan mengingat paradigma yang terbentuk di masyarakat Indonesia pada umumnya mengharuskan anak-anaknya setelah lulus kuliah supaya dapat bekerja sesuai bekal dan keterampilan yang diperolehnya, tanpa menyadari permasalahan yang dialami dunia pendidikan dan lingkungan sekitarnya, seperti keterbatasan lapangan kerja, tidak kompetennya lulusan, tidak 1

2 sesuainya kompetensi lulusan dengan tuntutan dunia kerja, dan lain sebagainya. Jiwa wirausaha tampaknya hanya sekedar upaya terakhir jika mereka gagal dalam persaingan mendapatkan pekerjaan. Sementara itu, pemerintah kurang begitu tanggap untuk mengubah pola pikir masyarakat. Kalaupun ada, sebagian kecil baru dimulai tahun 1990, baik melalui materi kuliah atau cara lain. Baru pada tahun 2000 kegiatan wirausaha mulai digalakkan lagi. Pemerintah melalui lembaga pendidikan tinggi memasukkan melalui mata kuliah dan dengan harapan mampu menciptakan jiwa-jiwa wirausaha sehingga mereka mampu mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan yang setiap tahunnya bertambah terus 1. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari tahun 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total penganguran yang mencapai 7,17 juta orang 2. Untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran tersebut, perlu dibangun semangat entreprenuership baik di lingkungan perguruan tinggi maupun masyarakat umum guna melahirkan entreprenuer-entreprenuer baru. Menurut Ir. Ciputra dalam buku From Zero To Hero, untuk menjadi negara maju dibutuhkan jumlah entreprenuer minimal 2% dari populasi suatu bangsa, sehingga mampu mendobrak atau mendorong kemajuan ekonomi bangsa 3. 1 Kasmir, Kewirausahaan, Edisi 1-2, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 2-3. 2 Data BPS Februari, 2013. 3 Iftida Yasar, From Zero to Hero: Rahasia Menciptakan Pribadi Unggul di Pekerjaan dan Kehidupan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010, hlm. 79.

3 Virus entreprenuer harus disuntikkan sejak kecil agar Negara Indonesia menjadi unggul. Jika virus-virus disuntikkan 5% saja dari seluruh penduduk Indonesia maka virus tersebut dapat menghasilkan 5% entreprenuer, maka Indonesia sudah bisa melebihi Taiwan dan Jepang. Entreprenuer yang ada di taiwan hanya 4,8% dari jumlah penduduknya, sedangkan yang ada di Jepang mencapai 4% dari jumlah penduduknya. entreprenuer di Indonesia saat ini baru mencapai 1,2% dan masih kalah dengan negara Filipina, yang entreprenuernya sudah mencapai 1,5% dari seluruh penduduknya 4. Hal ini menunjukkan semakin pentingnya dunia entrepreneur di dalam perekonomian suatu Negara. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh para entrepreneur yang dapat membuka lapangan kerja, karena kemampuan pemerintah sangat terbatas dan pemerintah tidak akan mampu membuka lapangan pekerjaan untuk memenuhi seluruh masyarakat di Indonesia. Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk Indonesia saat ini. Berwirausaha yang mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersedian lapangan kerja yang ada. Jika seseorang mempunyai kemauan dan keinginan serta siap untuk berwirausaha. Berarti seseorang itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, tidak perlu mengandalkan orang lain maupun perusahan lain untuk mendapatkan pekerjaan. Bahkan 4 M. Suyanto, Smart In Entreprenuer,Yogyakarta : CV. Andi Offset,2006, hlm. 76.

4 dengan berwirausaha justru dapat membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain. Islam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit terkait konsep kewirausahaan (entrepreneurship). Dalam islam digunahkan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi) dan tidak cengeng. Setidaknya terdapat dalam ayat Al-Quran dapat dijadikan rujukan pesan dalam aktifitas berwirausaha. 1. Allah berfirman dalam surat (At-Taubah [9]: 105): "# $%&! '( )*+,$ -. 9 9:7;' 45678 /0123 %? @;ABCD. -<' -.,IJ)K 7 E7FG'H< MN97'(, Artinya: Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. 2. Allah berfirman dalam surat (Ar Ra ad: 11): +U 87 '+ 9S' T PQ O 078 '+ 9S' T 4VWI F 2&#_78X BYZ[\]^7 `U 87 '+ 4 " F. d2''+ P c $% MNN h f*+ g*f*]$2 f*s+:$e. Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 5. 5 Software Al-Quran dan Terjemahan.

5 Dari ayat Al-Quran di atas, ini jelas memberikan isyarat agar manusia dituntut untuk bekerja keras dan hidup mandiri. Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan. Dengan kata lain, orang yang berani melewati resiko akan memperoleh peluang rezeki yang besar serta Allah memerintahkan agar rezeki tersebut untuk hal kebaikan. Dalam sejarah Nabi Muhammad SAW. Dan sebagian besar sahabatnya adalah seorang entreprenuer mancanegara yang piawai. Beliau sendiri adalah praktisi ekonomi dan sosok teladan bagi umat Islam 6. Entreprenurship (wirausaha) memiliki dampak positif bagi suatu perekonomian dan masyarakat terutama kekuatan dan stabilitas ekonomi. Salah satu dampak terpenting dari entreprenuership adalah penyediaan lapangan pekerjaan, entreprenuership telah terbukti mampu mengatasi tingkat pengangguran melalui penciptaan lapangan pekerjaan. Selain itu entreprenurship juga dikenal sebagai inisiator perubahan dalam struktur bisnis dan masyarakat 7. Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi bangsa serta membangun sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahawan baru. Asumsinya sederhana, kewirausahaan (entrepreneurship) pada dasarnya adalah kemandirian, upaya pembentukan calon wirausahawan baru sangatlah tidak gampang. Hal ini dikarenakan kewirausahaan memuat nilai-nilai yang diwujudkan dalam 6 M. Hamdani, Entrepreneurship: Kiat Melihat & Memberdayakan Potensi Bisnis, Jogjakarta : Starbooks, 2010, hlm. 219-220. 7 Serian Wijayanto, Pengantar Entreprenuership, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, hlm. 16.

6 perilaku seseorang sebagai dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan tujuan hasil yang diharapkan 8. Jiwa kewirausahaan ini ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan resiko. IAIN Walisongo sebagai salah satu perguruan tinggi Islam yang ada di Semarang, yang mahasiswanya rat-rata dari kalangan ekonomi menengah kebawah 9. IAIN Walisongo berupaya membekali para mahasiswanya untuk menjadi wirausaha melalui pemberian mata kuliah, menyelenggarakan seminar, workshop, pelatihan-pelatihan dan pengembangan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa. Oleh karena itu, pemahaman mengenai kewirausahan perlu dipelajari sejak dini, baik di lingkungan formal maupun informal. Disebabkan filosofi kewirausahaan dapat melatih anak lebih mandiri dan jeli melihat peluang sehingga punya daya cipta yang lebih kreatif, sehingga diharapkan dimasa yang akan datang bangsa Indonesia dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Ekonomi Islam merupakan salah satu jurusan yang berupaya membekali para mahasiswanya dalam bidang wirausaha melalui mata kuliah yang diberikan seperti: mata kuliah kewirausahaan, pengantar bisnis, study kelayakan bisnis, pengantar bisnis dan manajemen, manajemen resiko dan 8 Cucu Cuanda (ed), Pengembangan Masyarakat Islam, dari Ideologi, Strategi, sampai Tradisi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001, hlm. 48. 9 Dokumen diperoleh dari Sub bag regrestasi kampus I IAIN Walisongo Semarang, Tanggal 25 Oktober 2013, pukul 09:00.

7 manajemen pemasaran. Akan tetapi dengan mata kuliah tersebut mahasiswa yang terjun dalam bidang wirausaha umumnya masih sangatlah sedikit. Sehubungan dengan adanya latar belakang di atas, maka penulis mencoba untuk mengamati dan mencermati faktor-faktor yang membentuk jiwa wirausaha pada mahasiswa, yang di tuangkan dalam skripsi dengan judul: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Jiwa Wirausaha Pada Mahasiswa Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor apa saja yang mepengaruhi pembentukan jiwa wirausaha pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang? 2. Faktor manakah yang paling dominan yang mepengaruhi pembentukan jiwa wirausaha pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini, tentunya untuk menjawab rumusan masalah yang ditentukan diatas yaitu : 1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan jiwa wirausaha pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang?

8 2. Untuk mengidentifikasi faktor yang paling dominan yang mempengaruhi pembentukan jiwa wirausaha pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang? 1.4 Manfaat Penelitian Harapan penulis disusunnya proposal penelitian ini, yang nanti akan ditindak lanjuti dengan penelitian, dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Kegunaan yang bersifat teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan sumbangan informasi bagi para ilmuan ekonomi sehingga dapat memperkaya dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang entrepreneurship. 2. Kegunaan yang bersifat praktis : a. Bagi Penulis Sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori yang telah di peroleh selama masa perkuliahan berlangsung di perguruan tinggi dengan kasus-kasus nyata di dunia kewirausahaan b. Bagi Mahasiswa Memberikan gambaran tentang pembuatan skripsi, khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mepengaruhi pembentukan jiwa wirausaha mahasiswa.

9 c. Bagi Universitas Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. d. Bagi Masyarakat Luas Sebagai wacana dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mepengaruhi pembentukan jiwa wirausaha mahasiswa. 1.5 Sistematika Penelitian BAB I : Menguraikan tentang latar balakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Berisi tentang landasan teori sebagai kerangka acuan pemikiran dalam pembahasan masalah yang diteliti dan sebagai dasar analisis yang diambil dari berbagai literatur yang berkaitan dengan panelitian ini, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis penelitian. BAB III : Bab ini memberikan penjelasan tentang lokasi dan obyek penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data serta metode analisis data yang digunakan untuk mengolah data. BAB IV : Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan BAB V : Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dapat diberikan pada penelitian tersebut.