ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada. Buruh Pemetik Cabe Di UD. Sri Kundari Kota Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

ABSTRAK. perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN SOKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI DESA TALANG AUR KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan. menjadi lebih dominan yang dialami oleh pekerja. Di sisi lain, ternyata

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KURSI DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA FK UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

Reisma Wulandari. Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro PENDAHULUAN

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

NASKAH PUBLIKASI ADI OKANANTO J Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN.

KELUHAN SUBYEKTIF NYERI PINGGANG PADA PENGEMUDI BUS

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ADI OKANANTO J

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA


BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN NYERI PINGGANG PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGEMASAN INDUSTRI FARMASI TAMBAKAJI SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

GAMBARAN SIKAP KERJA DAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENYORTIR KOPI DI INDUSTRI KOPI BABURRAYYAN TAKENGON ACEH TENGAH TAHUN 2010 SKRIPSI OLEH

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KURSI DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA FK UNDIP LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

Hubungan Posisi Kerja Dan Waktu Kerja Terhadap Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain) Pada Pekerja Pengolahan Bandeng Presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal Tahun 2014 Dyah Lathu Warapsari 1, Zaenal Sugiyanto 2, Eko Hartini 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2 Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : dyah.lathu@yahoo.com ABSTRACT There are 2 home industries process bandeng presto (pressured cooked milkfish) in Bandengan Village Kendal District that workers work in sitting position for a long time. It could be a risk of low back pain disorders. This research aims to know relationship between work position, working time and low back pain on Bandeng Presto workers in Bandengan Village Kendal District. Research was explanatory research, with survey method and cross sectional design. Population was 85 workers in bandeng presto processing in Bandengan Village Kendal District. Samples were 58 workers selected by purposive sampling method. Fisher's Exact test was used for data analysis. The results showed, a total of 44 workers (74,9%) work in un-ergonomic positions, such as bending foot (100%), head/neck in leaning position more than 20 0 (96.6%), neck/nape leaning forward more than 2 times per minute (96.6%), legs bend more than 2 times per minute and back bend forward more than 20 0 (94,8%). Statistics test showed there was relationship between work position and low back pain (p-value 0.012), but there was no relationship between working time and low back pain (p-value 0.142). Researcher suggests workers should work in upright position, does not bend back, neck and legs for long time. Keywords : work position, work time, low back pain. ABSTRAK Pada 2 home industry pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal pekerja bekerja dengan posisi duduk dalam waktu yang lama dapat berisiko mengalami gangguan Low Back Pain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara posisi kerja dan waktu kerja terhadap nyeri 1

2 pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal. Jenis penelitian ini adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 85 pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 pekerja dengan metode pengambilan sampel purposive sampling dan analisis menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan, sebanyak 44 orang (74,9%) bekerja dengan posisi yang tidak ergonomi, terdiri dari posisi kaki menekuk 100%, posisi leher kepala/tengkuk condong kedepan >20 0 96,6%, leher/tengkuk condong ke depan >2x /menit 96,6%, posisi kaki menekuk >2x /menit 96,6% dan punggung membungkuk ke depan >20 0 94,8%.Berdasarkan hasil uji statistik, ada hubungan posisi kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) (p-value 0,012), tidak ada hubungan waktu kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) (p-value 0,142). Berdasarkan hasil penelitian disarankan pekerja selama bekerja sebaiknya bekerja dengan posisi tubuh tegap, punggung tidak membungkuk, leher tidak menunduk dan kaki tidak menekuk. Kata Kunci : Posisi Kerja, Waktu Kerja, Low Back Pain. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK), penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. 1 Dari penelitian yang pernah dilakukan bahwa pada pemakaian kursi, meja kerja yang tidak tepat ukurannya cenderung membuat sikap atau posisi duduk yang

3 salah, hal ini apabila dilakukan terus menerus dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh serta menimbulkan kelelahan pada otot yang akhirnya akan mengakibatkan nyeri pada pinggang atau Low Back Pain. 2 Menurut data Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja Amerika periode tahun 1996 1998 terdapat 4.390.000 kasus penyakit akibat kerja yang dilaporkan, 64% atau 2.811.000 kasus diantaranya adalah gangguan yang berhubungan dengan faktor resiko ergonomi. Data yang dikeluarkan oleh National safety Council (NSC) menunjukkan bahwa penyakit akibat kerja yang frekuensi kejadiannya paling tinggi di Amerika sepanjang pertengahan tahun 2005 adalah sakit pinggang, yaitu sekitar 22% dari 1.900.000 kasus. 3 Dari hasil survei awal pada bulan Desember 2013 yang dilakukan peneliti dengan observasi dan wawancara terhadap 20 pekerja dari 85 pekerja dari 2 home industry yang ada di Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal, didapatkan hasil 90% pekerja sering mengalami gejala low back pain yaitu nyeri pada pinggang selama dan setelah bekerja. Jenis pekerjaan yang ada di pengolahan bandeng presto di Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal yaitu pembelian bahan baku, pencucian, pembuangan sisik, insang dan isi perut, penyortiran, pencucian, pemberian bumbu dan pemasakan. Dari kedua home industry tersebut semua orang pekerja bekerja sesuai dengan bagiannya masing-masing. Pada bagian pembuangan sisik, insang dan isi perut, penyortiran dan pencucian akhir dilakukan dengan posisi duduk. Pada bagian pencucian awal, pemberian bumbu dan pengangkutan ke tempat pemasakan dilakukan dengan posisi berdiri. Pekerja pengolah bandeng presto mulai bekerja dari jam 08.00 16.00 dan bekerja selama seminggu tanpa ada hari libur. Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja menggunakan alat kerja yang sederhana dan tradisional. Pekerja selalu bekerja dalam posisi jongkok atau duduk di atas kursi kayu kecil yang disebut dingklik. Bahan yang dikerjakannya diletakkan di depan tubuh atau diletakkan di atas tanah atau lantai selanjutnya sikap tubuh pengrajin menyesuaikan dengan bahan yang dikerjakan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak alamiah, yaitu posisi kerja duduk dengan punggung terlalu membungkuk, kaki terlalu

4 menekuk dan kepala terlalu menunduk yang apabila berlangsung lama dan menetap dapat mempertinggi risiko terjadinya kelelahan otot bahkan menyebabkan nyeri pinggang. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diteliti tentang hubungan posisi kerja dan waktu kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah survei dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasional atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). 4 Metode yang digunakan adalah survei, yaitu penelitian mengumpulkan data dari responden dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pada 2 home industry pengolahan bandeng presto di Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal yaitu sebanyak 85 orang. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi, yaitu pekerja umur 20-45 tahun, masa kerja 1 tahun dan tidak menderita sakit pinggang dan mempunyai riwayat trauma tulang belakang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan kuesioner. Uji yang digunakan untuk menganalisa data adalah uji Fisher Exact. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi frekuensi umur dan masa kerja Variabel N Minimum Maksimum Mean SD Umur 58 20 45 34,38 6,649 Masa kerja 58 2 25 9,79 4,937

5 Dari 58 responden yang diteliti rata-rata mempunyai umur 34,38 tahun dengan standar deviasi 6,649. Umur minimal 20 tahun dan umur maksimal 45 tahun. Ratarata masa kerja selama 9,79 tahun dengan standar deviasi 4,937, masa kerja minimal 2 tahun dan maksimal 25 tahun. 2. Waktu Kerja Responden Tabel 2 Distribusi frekuensi waktu kerja responden Waktu kerja f % Ada 44 75,9 Tidak ada 14 24,1 Total 58 100 Berdasarkan distribusi frekuensi pekerjaan selain pengolah bandeng presto, pekerja yang memiliki pekerjaan selain sebagai pengolah bandeng sebesar 75,9% responden dan yang tidak sebesar 24,1%. Dengan adanya pekerjaan lain selain sebagai pengolah bandeng ini berarti merupakan waktu kerja berlebih dalam hal waktu kerja yang menurut aturan adalah 6-8 jam per hari. 3. Posisi Kerja Tabel 3 Distribusi frekuensi hasil observasi posisi kerja duduk pada pengolah bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal Posisi Kerja Duduk Tempat Ergonomi Tidak Kerja ergonomi Total Pengolahan bandeng presto industri A 5 27 32 Pengolahan bandeng presto industri B 9 17 26 Total 14 44 58 Berdasarkan hasil observasi menggunakan metode BRIEF menunjukan bahwa dari 58 responden yang diteliti, sebanyak 44 responden bekerja dengan posisi duduk tidak ergonomi yang berisiko untuk mengalami nyeri pinggang, terdiri dari 27 responden dari industri A dan 17 responden dari industri B. Sedangkan 14 responden dengan posisi duduk yang ergonomic, terdiri dari 5 rsponden dari industri A dan 9 responden dari industri B.

6 4. Keluhan Nyeri Pinggang Tabel 4 Distribusi frekuensi keluhan nyeri pinggang bawah pada pengolah bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal Derajat Keluhan LBP % I (normal) 3 5,2 II (ringan) 14 24,1 III (sedang) 23 39,7 IV (berat) 18 31,0 Total 58 100 Deskripsi keluhan nyeri pingang bawah pada responden berdasarkan checklist derajat nyeri yang dirasakan responden diketahui 3 orang responden tidak mengalami keluhan nyeri pinggang (derajat I), 14 responden mengalami keluhan nyeri pinggang ringan (derajat II), 23 responden mengalami keluhan nyeri pinggang sedang (derajat III) dan 18 responden mengalami keluhan nyeri pinggang berat (derajat IV). 5. Hubungan posisi kerja dan waktu kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal. Tabel 5 Hasil uji chi square posisi kerja dan waktu kerja tambahan terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) No Hipotesis P-value Kesimpulan 1. Hubungan posisi kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain). 0,012 Ada hubungan posisi kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain). 2. Hubungan beban kerja tambahan terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain). 0,142 Tidak ada hubungan beban kerja tambahan terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi square dengan tingkat signifikansi 95% didapatkan p-value sebesar 0,012 dimana nilai p-value lebih kecil dari 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan posisi kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal. Variabel waktu kerja p-

7 value sebesar 0,142 dimana nilai p-value lebih besar dari 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan waktu kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal. PEMBAHASAN 1. Hubungan Posisi Kerja Duduk Terhadap Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain) Pada Pekerja Pengolahan Bandeng Presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tubuh. Namun demikian kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah dan apabila tenaga kerja harus bekerja untuk periode yang lama, maka kelelahan pada otot akan terjadi. 5 Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji fisher exact dengan tingkat signifikansi 95% didapatkan p-value sebesar 0,012 dimana nilai p-value lebih kecil dari 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan posisi kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Yunus bahwa ada hubungan antara posisi kerja duduk dengan keluhan Low Back Pain dengan hasil p-value = 0,00 (<0,05). 6 Berdasarkan hasil penelitian pada posisi kerja menunjukkan pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal bekerja dengan posisi duduk kerja yang tidak ergonomi (75,9%) yang terdiri dari posisi kaki menekuk (100%), leher condong ke depan >20 0 (96,6%) dan punggung membungkuk condong ke depan >20 0 (94,8%), maka pekerja berisiko mengalami keluhan Low Back Pain. Saat bekerja posisi tubuh yang baik adalah duduk tegap tidak dengan posisi punggung yang membungkuk >20 0. Apabila pekerja bekerja dengan

8 posisi punggung membungkuk dapat memberikan risiko yang tinggi terhadap keluhan Low Back Pain. Sarana kerja harus disesuaikan dengan jenis pekerjan dan ditopang dengan sandaran punggung. Tempat duduk dan meja harus dibuat sedemikian rupa agar posisi dan sikap yang mantap, memberikan relaksasi otot yang sedang digunakan untuk bekerja sehingga tidak mengalami penekanan-penekanan bagi tubuh yang mengganggu sirkulasi darah dan sensibilitas. 7 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan pemeriksaan intensitas nyeri menggunakan standart APPLEY DAN SOLOMON menunjukkan sebagian besar para pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal mengalami nyeri pinggang bawah yang merupakan gejala dari Low Back Pain. Dari hasil penelitian terdapat 3 orang tidak mengalami keluhan nyeri pinggang (derajat I), 14 responden mengalami keluhan nyeri pinggang ringan (derajat II), 23 responden mengalami keluhan nyeri pinggang sedang (derajat III) dan 18 responden mengalami keluhan nyeri pinggang berat (derajat IV). Keluhan-keluhan tersebut dapat disebabkan oleh aktifitas pekerja yang melakukan gerakan berulang dan monoton selama bekerja yang menyebabkan otot bekerja statis dimana pembuluh-pembuluh darah dapat tertekan sehingga aliran darah dalam otot menjadi berkurang. Dari 2 home industry diketahui pada industri A pekerja yang bekerja dengan posisi yang ergonomi sebesar 5 orang dan pekerja pada industri B sebesar 9 orang. Untuk pekerja yang bekerja dengan posisi kerja tidak ergonomi pada industri A sebesar 27 orang dan pada industri B sebesar 17 orang. Pada jumlah keluhan low back pain dimana pekerja yang mengalami nyeri pada industri A sebesar 29 orang dan pada industri B semua responden mengalami nyeri yaitu sebesar 26 orang. Pada industri A lebih banyak yang bekerja dengan posisi kerja tidak ergonomi dan mengalami nyeri karena sebagian besar pekerja pada industri A berjenis kelamin laki-laki dan memiliki pekerjaan sebagai nelayan sehingga lebih mempertinggi risiko low back pain. Sarana kerja pada industri ini kurang

9 nyaman untuk bekerja karena bahan yang dikerjakan diletakkan di bawah atau di lantai, sehingga pekerja menyesuaikan bahan yang dikerjakan. Pada industri B sebagian besar berjenis kelamin perempuan dan sebagian bekerja dengan posisi yang ergonomi. Hal ini didukung dengan sarana kerja yang lebih baik dibandingkan pada industri A. Pada industri ini disediakan meja kecil sehingga pekerja tidak perlu terlalu menunduk dan mencondongkan punggungnya selama bekerja. Namun semua responden pada industri ini mengalami nyeri pada pinggang. Dari penelitian lain yang pernah dilakukan bahwa pada pemakaian kursi, meja kerja yang tidak tepat ukurannya cenderung membuat sikap atau posisi duduk yang salah, hal ini apabila dilakukan terus menerus dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh serta menimbulkan kelelahan pada otot yang akhirnya akan mengakibatkan nyeri pada pinggang atau Low Back Pain. 2 2. Hubungan Waktu Kerja Terhadap Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain) Pada Pekerja Pengolahan Bandeng Presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal Lamanya bekerja seseorang dalam sehari yang telah ditetapkan pada umumnya 6 8 jam. Jumlah waktu kerja yang efisien untuk seminggu adalah antara 40 48 jam yang terbagi dalam 5 atau 6 hari kerja dan maksimum waktu kerja tambahan yang masih efisien adalah 30 menit. Selain itu perlu diatur waktu-waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja, kesegaran jasmani dapat tetap dipertahankan dalam batas-batas toleransi dan sisanya untuk istirahat atau untuk bersama keluarga serta masyarakat. 8 Lama kerja dapat berpengaruh terhadap cadangan energi sehingga perlu diimbangi dengan istirahat yang cukup dalam sehari. Istirahat yang cukup akan mengembalikan energi yang hilang selama bekerja. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja pengolahan bandeng presto di Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal mempunyai pekerjaan lain selain sebagai pengolah bandeng presto, yaitu sebagai nelayan (75,9%). Pekerjaan tersebut dilakukan setelah bekerja sebagai pengolah bandeng presto, yaitu dari sore hari hingga pagi hari. Waktu kerja di

10 pengolahan bandeng presto, yaitu satu minggu tanpa ada hari libur, dengan begitu waktu kerja dalam sehari menjadi melebihi batas waktu kerja yang dianjurkan. Dengan demikian lama bekerja para pekerja melebihi aturan ergonomi yaitu > 8 jam/hari. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji fisher exact dengan tingkat signifikansi 95% didapatkan p-value sebesar 0,142 dimana nilai p-value lebih besar dari 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan waktu kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal. Semakin berat beban kerja atau semakin lama waktu kerja seseorang maka akan timbul kelelahan kerja. Beban kerja berlebih dapat menimbulkan kelelahan otot yang ditandai dengan gejala tremor atau rasa nyeri yang terdapat pada otot. Kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan dengan pendekatan berbagai cara, dengan pengelolaan waktu bekerja dan lingkungan tempat kerja. Banyak hal dapat dicapai dengan menerapkan jam kerja dan waktu istirahat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisa di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada hubungan posisi kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal dengan nilai p-value sebesar 0,012 (< 0,05). 2. Tidak ada hubungan waktu kerja terhadap nyeri pinggang bawah (low back pain) pada pekerja pengolahan bandeng presto Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal dengan nilai p-value sebesar 0,142 (> 0,05).

11 SARAN 1. Bagi home industry pengolahan bandeng presto Perlu dilakukan promosi ergonomi dan kesehatan kerja berupa penyuluhan maupun poster bergambar tentang posisi kerja yang ergonomi kepada pekerja di tempat kerja, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit akibat kerja. 2. Bagi pekerja a. Selama bekerja sebaiknya bekerja dengan posisi tubuh tegap, punggung tidak membungkuk, leher tidak menunduk dan kaki tidak menekuk. b. Selama bekerja lebih dari 8 jam dalam sehari hendaknya diimbangi dengan istirahat yang lebih dari 1 jam, agar energi yang hilang dapat pulih kembali. Selain itu selama bekerja di selingi dengan relaksasi otot agar otot tidak terlalu tegang DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia. Direktorat Bina Peran Masyarakat Depkes RI. 2. Soeripto. Ergonomi dan Produktivitas Kerja. Hiperkes dan KK. Vol. XXI No.4. Pusat Hiperkes Depnaker RI. Jakarta. 1988. 3. Permana, Dinda Rizki dan Ida Wahyuni. Perbedaan Nilai Kesegaran Punggung Sebelum Dan Sesudah Pemberian Stretching Mc. Kenzie Extension Pada Pekerja Wanita Pengepak Jamu Pt X Semarang. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol. 9 No. 1. April 2010. 4. Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung. 2000. 5. Kurniawidjaja, L. Meily. Teori Dan Aplikasi Kesehatan Kerja. UI Press. Depok. 2011. 6. Yunus Muhammad. Hubungan Posisi Kerja Duduk Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Pekerja Pemecah Batu Granit Tradisional Di Kelurahan Tg. Batu Kota Kabupaten Karimun. FKM Undip. Semarang. 2008.

12 7. Anonim. Understanding Back Pain. http://www.lowbackpain.com. Diakses 17 September 2013. 8. Nurmanto Eko. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya. Surabaya. 1998. 9. Tarwaka. Solichul HA, Bakri, Lilik Diajeng. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan dan Produktivitas. Surakarta. 2004.