Bentuk Tungguhan dan Ornamentasi Gender Wayang. Oleh: I Wayan Diana Putra (Mahasiswa PS Seni Karawitan)

dokumen-dokumen yang mirip
Gender Wayang di Banjar Kayumas Kaja. Kiriman I Nyoman Gede Haryana BAB I PENDAHULUAN

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

BAB I PENDAHULUAN. Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat

Bentuk Musikalitas Gambuh Kedisan Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

SKRIP KARYA SENI KELANGEN

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

ANGKLUNG KEBYAR. Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pelaku yang terlibat dalam suatu peristiwa.

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI MREGAPATI DI SANGGAR APTI BANGLI

PEMBELAJARAN NILAI MELALUI GENDER WAYANG DI SANGGAR GENTA MAS CITA, PANJER, DENPASAR SELATAN

Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 1

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya

BAB I PENDAHULUAN. Kawih wanda anyar merupakan salah satu genre kesenian. yang salah satu bentuk sajiannya menggunakan kacapi 1 sebagai alat

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TOKOH GALUH DALAM DRAMATRI ARJA DI SANGGAR SENI SIWARATRI DESA KERAMAS BLAHBATUH GIANYAR

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

SKRIP KARYA SENI KREASIKU

SKRIP KARYA SENI ELING OLEH : KADEK INDRA KESUMAJAYA NIM :

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

Foto 19. Peleburan tahap (ke-2)

SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu Kiriman: I Nyoman Kariasa,S.Sn., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Sebagai salah satu

KAMANALA SKRIP KARYA SENI OLEH I PUTU EKA ARYA SETIAWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Variasi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja

PRESENTASI HASIL PENELITIAN HIBAH I-MHERE BATCH III

BAB I PENDAHULUAN. Tari Legong Lasem Gaya Peliatan Dibengkel Tari Ayu Bulan Bandung

Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

GAMELAN RINDIK DI DESA SEDANG KECAMATAN ABIAN SEMAL KABUPATEN BADUNG OLEH : I MADE SUDIATMIKA NIM

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. landasan teori. Sebelum memaparkan landasan teori pada bab ini terlebih dahulu

ARTIKEL KARYA SENI BIANGLALA. Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIS PRAYOGA

G L O S A R I 121 GLOSARI

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. instrumen drumset. Hasil dari proses aplikasi tersebut, menciptakan tiga bentuk karya

Dinamika Pertumbuhan Kerajinan Kayu Di Desa Singakerta Kiriman: Drs. I Dewa Putu Merta, M.Si., Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar.

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

ARTIKEL LAGU PERAHU LAYAR PADA SEKA JOGED BUMBUNG CIPTA DHARMA KAJIAN ESTETIS, PROSES TRANSFORMASI, FUNGSI, DAN MAKNA

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

Rancang Bangun Media Pembelajaran Alat Musik Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL

LILA HREDAYA SKRIP KARYA SENI OLEH I WAYAN JUNIANTO NIM : PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

ARTIKEL SKRIPSI KARYA SENI HARMONI TIRTA EMPUL PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

SKRIP KARYA SENI MEGALA-GALA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

ARTIKEL KARYA SENI PERUBAHAN BENTUK DAN NILAI-NILAI PERTUNJUKAN JOGED BUMBUNG BINA REMAJA DI BANJAR SINDU DESA SAYAN KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIP KARYA SENI GENI SMARA OLEH : I WAYAN PRIMAWAN

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Gambar 5.

SKRIP KARYA SENI GERAHING MEDANG KEMULAN

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA


1. Toko-toko gerabah dan kerajinan di Desa Kapal dan Desa Sempidi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

SKRIP KARYA SENI DWI SWARA TUNGGAL OLEH: I WAYAN AGUS BUDI SETIAWAN NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian Lagu gedé dalam Karawitan. Sunda Sebuah Tinjauan Karawitanologi, diketahui keunggulan

Kerajinan Fungsi Hias

BAB IV ANALISIS MASALAH. Batu Matia Telu, Teorenda, Lelendo Ndao, dan Taibenu memiliki pola melodik dan ritmik tertentu yang khas sebagai berikut:

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3)

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

Transkripsi:

Bentuk Tungguhan dan Ornamentasi Gender Wayang Oleh: I Wayan Diana Putra (Mahasiswa PS Seni Karawitan) Tungguhan merupakan istilah untuk menunjukan satuan dari alat gamelan yang terdiri dari pelawah dan bagian-bagiannya berikut bilah atau pencon 6. Gender wayang merupakan sebuah tungguhan berbilah dengan terampa yang terbuat dari kayu, sebagai alas dari resonator berbentuk silinder dari bahan bambu atau yang lebih dikenal dengan sebutan bumbung sebagai tempat menggantung bilah. Bentuk tungguhan dari segi bilah gamelan Gender Wayang dalam buku Ensiklopedi Karawitan Bali karya Pande Made Sukerta disebutkan berbentuk bulig yaitu bilah yang terbuat dari perunggu atau bilah kalor adalah bilah yang permukaannya menggunakan garis linggir (kalor) dan dalam buku ini juga disebutkan bilah ini biasa digunakan pada jenis-jenis tungguhan gangsa seperti halnya gamelan Gender Wayang. Bilah bulig adalah bentuk bilah yang digunakan di gamelan Gender Wayang secara umum di Bali 7. Kemudian terampa ataupun pelawah dari gamelan Gender Wayang di Bali memiliki model dan bentuk yang sama, yaitu 2 (dua) buah adeg-adeg yang terbuat dari kayu berfungsi sebagai penyangga gantungan bilah dan tempat resonator atau bumbung. Meskipun secara umum model dan bentuknya sama, faktanya dari setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing sesuai dengan budaya seni dan kreativitas seniman di daerah setempat. Hal ini terletak pada ornamentasi yang berarti hiasan atau pepayasan. Di sini sesuai dengan pendapat dari Mantle Hood yang menyebutkan bahwa dalam kontes etnomusikologi musik itu dipelajari melalui peraturan-peraturan tertentu yang dihubungkan dengan bentuk kesenian lainnya; seperti tari, drama, arsitektur, dan ungkapan kebudayaan lain termasuk bahasa, agama, dan filsafat. Unsur arsitektur yang merupakan induk dari ornamentasi dan pepayasan juga hadir sebagai bagian dari alat musik, yang berkaitan dengan bidang tertentu. Khususnya dalam gamelan Gender Wayang terlatak pada bidang terampa atau tungguhan. Setiap daerah di Bali memiliki sebuah persepsi yang tidak sama, walaupun berakar dari satu konsep style atau gaya di Bali, hal ini juga berkaitan dengan kearifan lokal atau disebut local genius dari masyarakat Bali yang majemuk. 6 Pande Made Sukerta,op.cit. p.182 7 Pande Made Sukerta, op.cit. p.20

Daerah Bali Utara yaitu Buleleng dan sekitarnya Gender Wayang memiliki ciri khas terampa dengan penuh kesederhanaannya yaitu adeg-adeg di buat hanya sesuai bentuk wadag (kasar) saja dan dengan bambu resonator yang dibiarkan alami yang difinishing (diselesaikan) dengan sentuhan perpaduan warna merah dan biru dari cat. Perpaduan warna merah dan biru inilah yang menjadikan sebuah ciri khas tersendiri dari daerah Buleleng dengan julukannya Bumi Panji Sakti dengan warna merah sebagai warna kebesaran. Dari warna inilah orang langsung mengetahui bahwa Gender Wayang itu milik dan ciri khas daerah Buleleng. Di daerah Badung dan Denpasar, dari segi bentuk dan model hampir persis dengan yang ada di daerah Bali Utara khususnya Buleleng, pelawah di daerah Badung dan Denpasar memiliki sebuah keunikan tersendiri yaitu tungguhan pelawahnya bisa dilipat apabila sudah selesai dimainkan, hal ini menurut seniman gender dari Banjar Kayu Mas, I Wayan Suweca, Sskar. pada kelas Filsafat Seni Karawitan dikatakan hal ini berkaitan dengan mitologi Ciwa Tattwa dan mengandung konsep Purusa dan Predana. Purusa dan Predana yaitu sebuah filsafat yang menguraikan dua hal yang berbeda apabila bersatu akan menghasilkan sebuah energi yang besar yang biasa disebut dengan lanang wadon atau laki perempuan 8. Walaupun bentuk dan model sama persis, pelawahnya di kedua daerah ini sudah dibubuhi dengan sedikti ornamentasi atau pepayasan pada adeg-adeg berupa beberapa jenis motif ukiran sebagai pemanis dan diberi aksen warna emas dari warna prada. Di daerah Gianyar sebagai daerah gudangnya seni, tentu memiliki kekayan ornamentasi yang lebih dari daerah lainnya, sebut saja daerah-daerah sentra kerajinan popular di Bali diantaranya berada di daerah Gianyar diantaranya desa Blahbatuh, Sukawati, Sindu, Madangan, Singapadu, Tegalalang, dan lainnya. Dari sekian desa tersebut keberadaan gamelan Gender Wayang juga tumbuh subur di daerah tersebut, apalagi di daerah Blahbatuh yang merupakan salah satu tempat pembuatan gamelan Bali, tentu juga akan memberikan sentuhan seni tinggi dari segi hiasan ornamentasinya. Perbedaan yang mencolok dari segi hiasan adalah pada adeg-adeg yang diukir secara utuh, pada sela-sela bambu resonator dipasang batangan-batangan kayu yang telah dipipihkan yang lebih dikenal dengan penyelah. Penyelah ini biasanya diukir dengan motif ukiran batun timun, kapu-kapu kambang, mas-masan, dan sebagainya. Aksen akhir dari sentuhan ornamentasi setelah tahap pengukiran, yaitu pemberian prada yang didasari oleh cat merah 8 Wawancara dengan I Wayan Suweca, SS.Kar, di kampus ISI Denpasar, tanggal 9 Desember 2009

ataupun hitam. Dewasa ini ada pelawah gamelan Gender Wayang yang dikatagorikan mewah karena diprada dengan prada Cina kualitas nomor satu, seperti halnya prada yang digunakan untuk menghiasi ukiran bagian dari bangunan Pura. Hal ini disebabkan oleh totalitas pemilik dalam mengapresiasi sebuah benda seni disamping kelayakan dari segi materi. Perbedaan tersebut bukan merupakan sebuah jurang pemisah yang menyekat antara satu local genius dengan local genius yang lain, namun merupakan sebuah kekayaan tanpa batas yang beragam yang tidak dapat dicapai ujung pangkalnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap daerah memiliki kekayaan intelektual tersendiri terlepas dari satu jenis pencapaian, etnomusikologi hadir sebagai lentera penerang yang memberikan jalan dan celah untuk membedah sebuah kekayaan yang tersimpan. Kekayaan yang tersimpan itu mungkin sebelumnya belum mampu dijamah dari satu sudut pandang, kemudian memberikan sebuah opsi sudut pandang yang berbeda sehingga menemukan hal yang baru dari suatu tradisi yang ada didalamnya. Begitu halnya dalam sudut pandang ornamentasi yang merupakan sebuah bagian diluar jalur musik sebagai sumber dari segala sumber, mampu menerangkan dan menunjukan sebuah kekayaan dari bagian gamelan Gender Wayang. 3.2.3 Repertoar atau Bentuk Lagu Nama repertoar dari gending-gending Gender Wayang pada prinsipnya bisa dikatakan bersifat umum, artinya nama-nama gendingnya sebagian besar sama. Di hampir semua sekeha Gender Wayang didapatkan adanya repertoar yang sama, meski kadang-kadang yang terjadi adalah bahwa namanya sama akan tetapi gendingnya yang berbeda atau sebaliknya 9. Yang jelas masing-masing repertoar dari tiap-tiap sekeha Gender Wayang mempunyai perbedaan dari hal garap, dari setiap sekeha didapatkan tafsir garap yang berbeda-beda. Tafsir garap yang dimaksud adalah seperti perbedaan teknik, style, dan rasa, seperti halnya ditemukan satu jenis repertoar yang sama namun bentuk kotekan, ngumbang ngisep maupun rasanya berbeda. Di sinilah kembali muncul hal-hal yang menyangkut kreativitas masing-masing seniman dalam setiap daerah. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh I Gede Mawan, S.Sn, seorang dosen karawitan di Institut Seni Indonesia Denpasar yang mengatakan bahwa setiap daerah memiliki kelebihan ataupun perbedaan masing-masing repertoar atau bentuk gending yang dimiliki. Hal ini menurut 9 Pande Made Sukerta, op.cit. p.49

beliau dikarenakan oleh faktor-faktor warisan budaya, dalam bentuk kesenian berupa musik yang ada sebelumnya pada suatu daerah tertentu. Misalnya di daerah Buleleng gending-gending Gender Wayang banyak dipengaruhi oleh gending-gending Angklung khas Buleleng dan sangat pekat dengan aroma kebyarnya, sangat berbeda dengan yang berkembang di daerah Gianyar, Badung maupun Denpasar yang sangat kental dengan kompleksitasnya atau kerumitan dari segi ubit-ubitan 10 Banjar Kayumas di daerah Kodya Denpasar merupakan salah satu barometer dari keberadaan gamelan Gender Wayang yang memiliki ciri khas khusus dari repertoar atau bentuk lagu yang dimiliki dengan tokohnya I Wayan Suweca, SS,Kar. Beberapa jenis lagu yang populer beredar di masyarakat lebih dominan menggunakan style dari Kayu Mas seperti gending Candi Rebah, Sekar Taman, Burisrawa, dan Katak Ngongkek. Seperti yang ada di dalam kaset produksi Bali Record dengan judul Gamelan Gender Volume 1. Kayumas Kaja, Badung. B. 643. Gending-gending style Kayumas memiliki kesan gending yang pelan, lembut, dan halus, tidak banyak dijumpai adanya kotekan (interlocking patern), walaupun ada biasanya menggunakan kotekan tiga atau telu. Sangat berbeda dengan gending-gending gender dari Sukawati yang merupakan pusat (centre) dari perkembangan gamelan gender di daerah Gianyar. Gendinggending di Sukawati memiliki rasa kekebyaran dalam ritme dan dinamikanya 11. Hal ini juga diamini oleh seorang penggrawit asal Banjar Taman Kaja Ubud I Wayan Pasek Sucipta yang merupakan salah satu murid dari I Wayan Loceng (Alm) seniman gender kawakan dari desa Sukawati. Pasek mengatakan bahwa gending-gending Gender Wayang style Sukawati memiliki kerumitan yang sangat tinggi di dalam kotekannya dan jalur melodi yang jelimet dari jenis gending instrumentalia ataupun untuk gending iringan wayang 12. Di daerah Gianyar sendiri selain terdapat style Sukawati, juga terdapat style gending Gender Wayang Pengosekan, menurut I Gusti Nyoman Darta (Komin) style Pengosekan sendiri adalah sebuah style yang berada diantara style Kayumas dan style Sukawati, yang memiliki bentuk gending yang sama namun namanya berbeda dengan apa yang ada di Kayumas. Cara memukulnya berbeda, lebih keras dari Kayumas dan lebih pelan dari Sukawati. Perbedaan style 10 Wawancara dengan I Gede Mawan, Ssn, di gedung Lata Mahosadhi, kampus ISI Denpasar, tanggal 19 September 2009 11 Petter Stelle, Facebook, tanggal 9 Januari 2010 12 Wawancara dengan I Wayan Pasek Sucipta, di rumahnya banjar Taman Kaja, Ubud, tanggal 9 Januari 2010

ini terjadi karena adanya perbedaan rasa atau mood dari pemain ataupun pencipta gendinggending Gender Wayang itu sendiri 13, seperti apa yang disampaikan oleh I Gusti Nyoman Darta pada work shop dengan gamelan community di kampus University of California Berkeley pada hari Kamis, tanggal 22 September 2009 dalam rangka United States Tour 2009 bersama group Gamelan Salukat dan Bang on A Can (BOAC). Pada saat itu penulis ikut terlibat dalam whork shop tersebut sebagai penyaji gending-gending Semar Pegulingan. 13 Whork Shop oleh I Gusti Nyoman Darta, di University of California Berkeley, USA, tanggal 22 September 2009