I. PENDAHULUAN. komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian. manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS KEDALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP PERILAKU

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Tentang Pendidikan Lalu Lintas. a. Pengertian Pendidikan Lalu Lintas. Tahun. 2003) dijelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. heran karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. (rakyat), dan dalam hubungan antara sesama warganegara. HAM yang berisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA (2013) : 104,211 JUTA UNIT JUMLAH SEPEDA MOTOR : 86,253 JUTA UNIT 82,27 %

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB II LANDASAN TEORI. Supir (pengemudi) atau bahasa Inggrisnya driver adalah orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepatuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang pesat pada masa reformasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa. Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang sangat komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Dalam lembaga pendidikan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Secara formal untuk menyipakan kondisi, sarana/prasarana, dan kurikulum yang mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan yuridis yang kuat. Namun, hal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis ketaatan para generasi muda. Dalam hal ini perilaku taat terhadap peraturan lalu lintas yang menerpa semua lapisan masyarakat, termasuk juga pada anak-anak usia sekolah. Contohnya adalah banyak anak usia sekolah yang mengendarai sepeda

2 motor tanpa memakai helm, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas serta tidak melengkapi dokumen kendaraan. Untuk mencegah lebih parahnya perilaku tidak taat terhadap peraturan lalu lintas, kini upaya tersebut mulai dirintis melalui pengintegrasian pendidikan lalu lintas kedalam mata pelajaran PKn. Pendidikan Kewarganegaraan (P Kn) adalah nama salah satu mata pelajaran sebagai muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (pasal 37 Ayat 1 UU SPN). Selanjutnya dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi ditegasan bahwa PKn termasuk cakupan kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian, dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Selain itu pula perlu ditanamkan kesadaran wawasan kebangsaan, jiwa patriotisme dan bela negara, pengharagaan terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, dan sikap serta perilaku berlalu lintas. Untuk membentuk perilaku taat hukum siswa dalam berlalu lintas maka pemerintah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan mengintegrasikan pendidikan lalu lintas kedalam mata pelajaran PKn. Pendidikan lalu lintas dalam menjalankan fungsinya adalah sebagai salah satu sarana untuk mempersiapkan generasi yang akan datang, yang sedang

3 mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaan. Dengan demikian, pendidikan alu lintas ini merupakan sesuatu yang sangat urgen dan perlu diperhatikan serta dikembangkan sebaik mungkin. Pengintegrasian pendidikan lalu lintas sudah lama diterapkan pada dunia pendidikan, namun pelaksanaannya masih dirasakan kurang atau lemah dalam pembentukan perilaku tertib dalam berlalu lintas. Kelemahan itu dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak sekolah dan banyaknya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak sekolah serta maraknya geng motor yang juga melibatkan anak sekolah. Hal tersebut merupakan contoh belum terbentuknya perilaku tertib dalam berlalu lintas. Berdasarkan gambaran di atas maka diperlukan kegiatan pengendalian lalu lintas secara menyeluruh dan terpadu, tidak cukup hanya dengan penegakkan hukum semata, namun perlu melakukan upaya yang ditunjang oleh eluruh komponen bangsa, adanya peran aktif dari masyarakat dalam mewujudkan rasa kesadaran dan disiplin dalam melakukan aktivitas dijalan raya. Hal ini sesuai dengan amanat pasal 258 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009, bahwa : masyarakat wajib berperan serta dalam pemeliharaan sarana dan prasarana, pengembangan disiplin dan etika berlalu lintas dan berpartisipasi dalam pemeliharaan keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Pengintegrasian pendidikan lalu lintas selain di integrasikan kedalam kegiatan intrakulikuler juga di integrasikan kedalam kegiatan

4 ektrakulikuler, yakni kegiatan Saka Bhayangkara Lalu Lintas yang diikuti oleh sebagian besar siswa MA Mamba ul Huda. Disiplin berlalu lintas merupakan salah satu pencerminan dari disiplin nasional yang menunjukkan harga diri atau martabat bangsa. Jadi semakin tinggi tigkat kedisiplinan warga negara dalam mematuhi peraturan lalu lintas maka semakin tinggi pula harga diri atau martabat bangsa tersebut. Etika adalah ilmu dan pengetahuan tentang perilaku manusia yang terkait dengan norma dan nilai-nilai atau ukuran buruk dan baik yang berlaku pada masyarakatnya. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada salah satu siswa kelas XI mengungkapakan bahwa efektivitas pengintegrasian pendidikan lalu lintas dinilai belum efektif dalam pembentukan perilaku tertib berlalu lintas siswa hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas, seperti tidak melengkapi dokumen diri, tidak mematuhi rambu lalu lintas, tidak menggunakan helm, tidak menghidupkan lampu utama pada siang hari, dan membawa penumpang lebih dari satu orang. Mengingat siswa merupakan generasi penerus bangsamaka pendidikan tentang taat hukum seperti pengintegrasian materi pendidikan lalu lintas disekolah sangat penting. Untuk itu saya berencana akan mengadakan penelitian tentang Pengaruh Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Kedaam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Perilaku

5 Tertib Berlalu Lintas Siswa Kelas XI di MA Mamba ul Huda Tri Rejomulyo Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Efektifitas pengintegrasian pendidikan lalu lintas. 2. Tingkat kesadaran siswadalam menerapkan perilaku tertib berlalu lintas. 3. Program sekolah dalam mendukung pelaksanaan program implementasi pendidikan lalu lintas. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan Identifikasi Masalah di atas, agar penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti, yaitu : Pengaruh pengintegrasian pendidikan lalu lintas kedalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap perilaku tertib berlalu lintas siswa kelas XI di MA Mamba ul Huda Tri Rejomulyo Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimanakah pengaruh pengintegrasian pendidikan lalu lintas kedalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap perilaku

6 tertib berlalu lintas siswa kelas XI di MA Mamba ul Huda Tri Rejomulyo Tahun Pelajaran 2014/2015. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pengintegrasian pendidikan lalu lintas kedalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap perilaku tertib berlalu lintas siswa kelas XI MA Mamba ul Huda Tri Rejomulyo Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu pendidikan yang termasuk kedalam ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang upaya membangun kesadaran hukum dalam berlalu lintas pada diri siswa. b. Kegunaan Praktis Kegunaan penelitian secara praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

7 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi dinas pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah/lembaga pendidikan agar berperan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru untuk memberikan contoh yang baik agar dapat dijadikan teladan oleh siswa. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi siswa dalam membentuk perilakutertib dalam berlalu lintas. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraanpada wilayah kajian hukum dan kemasyarakatan karena mengkaji tentang pengaruh pengintegrasian pendidikan lalu lintas kedalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap perilaku tertib berlalu lintas siswa. 2. Ruang Lingkup Subyek Ruang lingkup subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di MA Mamba ul Huda Tri Rejomulyo.

8 3. Ruang Lingkup Obyek Ruang lingkup obyek dalam penelitian ini adalah pengaruh pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas kedalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku tertib berlalu lintas siswa kelas XI MA Mamba ul Huda Tri Rejomulyo. 4. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah MA Mamba ul Huda Tri Rejomulyo. 5. Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai.