PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 9 /PBI/1999 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/2/PBI/2002 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 22 /PBI/2000 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13 / 21 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 15 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA LEMBAGA BUKAN BANK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 21 /PBI/2012 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MDC UNDANG UNDANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.4/5/DSM Jakarta, 28 Maret 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

No.5/24/DSM Jakarta, 3 Oktober 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA. Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Oleh Lembaga Keuangan Non Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 22 /PBI/2011 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 2/ 23 /DSM Jakarta, 10 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

No. 1/ 9 /DSM Jakarta, 28 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA [LN 1999/66, TLN 3843]

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/23/PBI/2001 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/2/PBI/2001 TENTANG PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL GUBERNUR BANK INDONESIA,

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa K

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 4 /PBI/1999 TENTANG PENYELENGGARAAN SURVEI OLEH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

2 statistik, terutama statistik Neraca Pembayaran, Posisi Investasi Internasional, statistik Utang Luar Negeri Indonesia, dan Indikator Keuangan Perus

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 18 /PBI/2009

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 28 /PBI/2008 TENTANG PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 1 /PBI/ 2010 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/17/PBI/2008 TENTANG PRODUK BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/11/PBI/2000 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/8/PBI/2015 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

2 Mengingat d. bahwa penerapan prinsip kehati-hatian tersebut sejalan dengan upaya untuk mendorong pendalaman pasar keuangan domestik; e. bahwa penera

2 Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/13/PBI/2000 TENTANG JAMINAN PEMBIAYAAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.03/2016 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL MENJADI BANK SYARIAH

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/ 2 /PBI/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/5/PBI/2018 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK (Peraturan Bank Indonesia No. 1/9/PBI/1999 tanggal 28 Oktober 1999) GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemantauan kegiatan lalu lintas devisa sangat dibutuhkan dalam rangka penyusunan neraca pembayaran dan posisi investasi internasional Indonesia; b. bahwa laporan kegiatan lalu lintas devisa yang lengkap, benar dan tepat waktu merupakan faktor penting dalam perumusan dan peningkatan efektivitas kebijakan di bidang moneter, sistem pembayaran dan perbankan; c. bahwa berhubung dengan itu, perlu ditetapkan ketentuan tentang Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa dengan Peraturan Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-undang no. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BN No. 6314 hal. 8B-13B dst) (LN Tahun 1999 No. 66, TLN No. 3843); 2. Undang-undang No. 24 Tahun 1999 (BN No. 6315 hal. 9B-10B) tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar (LN Tahun 1999 No. 67, TLN No. 3844). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia ini dengan : 1. Lalu Lintas Devisa adalah perpindahan aset dan kewajiban finansial antara penduduk dan bukan penduduk termasuk perpindahan Aset dan Kewajiban Finansial Luar Negeri antar penduduk; 2. Aset dan Kewajiban Finansial Luar Negeri adalah aset dan kewajiban finansial terhadap bukan penduduk, antara lain dalam bentuk simpanan, surat-surat berharga dan pinjaman baik dalam valuta asing maupun rupiah; 3. Penduduk adalah orang, badan hukum, atau badan lainnya yang berdomisili atau berencana berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik Republik Indonesia di luar negeri; 4. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992 (BN No. 5240 hal. 1B-10B dst) tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang no. 10 Tahun 1998 (BN No. 6240 hal. 4B-9B dst); 5. Lembaga Keuangan Non Bank meliputi asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura, dan perusahaan pembiayaan, serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat. Pasal 2 Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank wajib menyampaikan keterangan dan data kepada Bank Indonesia mengenai kegiatan lalu lintas devisa yang dilakukan secara lengkap, benar dan tepat waktu. Pasal 3 Keterangan dan data yang disampaikan kepada Bank Indonesia bersifat rahasia.

BAB II PELAPORAN OLEH BANK Pasal 4 1) Keterangan dan data yang wajib dilaporkan oleh Bank sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 meliputi : a. Perpindahan devisa melalui Bank baik untuk kepentingan Bank maupun nasabah, yaitu transaksi : 1. Penerimaan dari dan pembayaran ke luar negeri baik dalam rupiah maupun valuta asing; 2. Penerimaan dari dan pembayaran kepada bukan penduduk di dalam negeri baik dalam rupiah maupun valuta asing; 3. Penerimaan dan pembayaran di dalam negeri antar penduduk dalam valuta asing; b. Posisi aset dan kewajiban finansial luar negeri Bank. (2) Bank wajib meminta keterangan dan data kepada nasabah yang melakukan kegiatan lalu lintas devisa melalui Bank dimaksud. (3) Nasabah yang melakukan kegiatan lalu lintas devisa melalui Bank wajib memberikan keterangan dan data kepada Bank ybs. BAB III PELAPORAN OLEH LEMBAGA KEUANGAN NON BANK Pasal 5 Keterangan dan data yang wajib dilaporkan oleh Lembaga Keuangan Non Bank sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 meliputi : a. Perpindahan devisa dalam rangka transaksi : 1. Penempatan, pembayaran serta penerimaan antara Lembaga Keuangan Non Bank dengan bukan penduduk baik dalam rupiah maupun valuta asing; 2. Penempatan, pembayaran serta penerimaan antara Lembaga Keuangan Non Bank dengan penduduk dalam valuta asing; b. Posisi aset dan kewajiban finansial luar negeri Lembaga Keuangan Non Bank.

BAB IV PENELITIAN KEBENARAN LAPORAN Pasal 6 Dalam hal keterangan dan data yang disampaikan diragukan kebenarannya, Bank Indonesia dapat meneliti kebenaran keterangan dan data tersebut, termasuk meminta bukti pembukuan, catatan dan dokumen yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2. Pasal 7 Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank, atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan pembukuan, catatan dan dokumen yang ada padanya. Pasal 8 Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala pembukuan, catatan, dokumen dan penjelasan yang disampaikan oleh ybs. BAB V SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 9 (1) Keterlambatan penyampaian laporan dikenakan sanksi administratif berupa denda sebagai berikut : a. Bagi Bank sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta Rupiah); b. Bagi Lembaga Keuangan Non Bank sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta Rupiah); untuk setiap hari kelambatan. (2) Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank yang tidak menyampaikan laporan dikenakan sanksi administratif berupa denda sebagai berikut : c. Bagi Bank sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta Rupiah); d. Bagi Lembaga Keuangan Non Bank sebesar Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta Rupiah); ditambah dengan denda keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 10 Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank yang menyampaikan laporan secara tidak lengkap dan atau tidak benar dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebagai berikut :

a. Bagi Bank paling banyak sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta Rupiah); b. Bagi Lembaga Keuangan Non Bank paling banyak sebesar Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta Rupiah); Pasal 11 Bank yang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 selama 6 (enam) periode berturut-turut atau paling lama 6 (enam) bulan dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha bank. Pasal 12 Bagi Lembaga Keuangan Non Bank yang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 selama 6 (enam) periode berturut-turut atau paling lama 6 (enam) bulan, Bank Indonesia merekomendasikan sanksi administratif berupa pencabutan atau pembatalan izin usaha kepada instansi yang berwenang. Pasal 13 Pengaturan lebih lanjut dari ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini akan ditetapkan dengan Surat Edaran Bank Indonesia. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 Oktober 1999 GUBERNUR BANK INDONESIA, ttd. SYAHRIL SABIRIN LEMBARAN NEGARA RI TAHUN 1999 NOMOR 207

PENJELASAN UMUM Seperti telah ditetapkan dalam Undang-undang No. 24 tahun 1999 tentang Lalu lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar bahwa Pemerintah tetap menganut sistem devisa bebas. Dengan demikian setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa yang dimilikinya. Namun mengingat di satu sisi, devisa merupakan salah satu sumber pembiayaan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional dan di sisi lain, keterangan dan data mengenai kegiatan lalu lintas devisa selama ini belum terpenuhi secara lengkap maka dibutuhkan suatu sistem pemantauan lalu lintas devisa yang efektif. Sistem pemantauan lalu lintas devisa yang efektif tersebut akan mendukung penerapan sistem devisa bebas agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian nasional. Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa meliputi pemantauan semua transaksi yang menimbulkan terjadinya perpindahan aset dan kewajiban finansial antar penduduk dan bukan penduduk. Disamping itu, dalam rangka memperoleh informasi mengenai pergerakan devisa dari dan ke sektor finansial, pemantauan atas perpindahan aset dan kewajiban finansial luar negeri antar penduduk perlu pula dilakukan. Pemantauan tersebut dimaksudkan terutama untuk keperluan penyusunan statistik neraca pembayaran dan posisi investasi internasional Indonesia. Dengan adanya sistem pemantauan tersebut memungkinkan otoritas moneter memiliki statistik mengenai kegiatan lalu lintas devisa secara lengkap, akurat, dan tepat waktu sehingga dapat mendukung perumusan dan peningkatan efektivitas kebijakan di bidang moneter. Berkenaan dengan itu, maka untuk mewujudkan sistem pemantauan lalu lintas devisa yang efektif tersebut, seluruh Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank yang melakukan kegiatan lalu lintas devisa diwajibkan untuk menyampaikan laporan kegiatan lalu lintas devisa baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Bank Indonesia.

PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 s/d angka 5 Pasal 2 Pasal 3 Keterangan dan data yang bersifat rahasia adalah keterangan dan data yang bersifat individual. Pasal 4 Ayat (1) Keterangan dan data yang dilaporkan antara lain meliputi : a. Nilai dan jenis transaksi; b. Tujuan atau maksud transaksi; c. Pelaku transaksi; d. Negara tujuan atau asal pelaku transaksi. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa Bank. Ayat (2) Nasabah yang wajib dimintakan keterangan dan data oleh Bank adalah nasabah penduduk. Keterangan dan data tersebut diperlukan dalam rangka mendukung pelaporan Bank kepada Bank Indonesia. Ayat (3) Kewajiban nasabah memberikan keterangan dan data mengenai kegiatan lalu lintas devisa kepada Bank merupakan laporan tidak langsung kepada Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (2) Undang-undang No. 24 tahun 1999. Keterangan dan data dimaksud meliputi nilai dan jenis transaksi, tujuan atau maksud transaksi, pelaku transaksi dan negara tujuan atau asal pelaku transaksi.

Pasal 5 Keterangan dan data yang dilaporkan antara lain meliputi : e. Nilai dan jenis transaksi; f. Tujuan atau maksud transaksi; g. Pelaku transaksi; h. Negara tujuan atau asal pelaku transaksi. Penempatan dana oleh Lembaga Keuangan Non Bank meliputi antara lain dalam bentuk deposito, pembelian surat berharga dan penyertaan pada perusahaan. Pembayaran oleh Lembaga Keuangan Non Bank meliputi antara lain pelunasan utang, pembayaran dividen, pembayaran premi asuransi dan pembayaran fee. Penerimaan Lembaga Keuangan Non Bank meliputi antara lain penarikan pinjaman, pelunasan kredit yang diberikan, pelunasan surat-surat berharga, penerimaan dalam rangka penyertaan modal, penerimaan dividen, klain asuransi, klaim penjaminan, penerimaan fee, penjualan piutang dan penarikan dana simpanan. Yang dimaksud dengan transaksi dalakm valuta asing antara Lembaga Keuangan Non Bank dengan penduduk adalah penempatan, pembayaran dan penerimaan Lembaga Keuangan Non Bank yang pelaksanaannya dilakukan dalam mata uang selain Rupiah. Pasal 6 s/d Pasal 8 Pasal 9 Ayat (1) Bank dan LKNB dianggap terlambat menyampaikan laporan apabila laporan Bank dan LKNB diterima oleh Bank Indonesia melewati masa penyampaian laporan sampai dengan batas waktu keterlambatan penyampaian laporan. Masa dan batas waktu keterlambatan penyampaian laporan ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan hari adalah hari kalender. Ayat (2) Bank dan LKNB dianggap tidak menyampaikan laporan apabila Bank Indonesia belum menerima laporan Bank dan LKNB sampai dengan batas waktu keterlambatan penyempaian laporan.

Pasal 10 s/d Pasal 12 Pasal 13 Hal-hal yang akan diatur dalam SE Bank Indonesia antara lain : a. btasan besarnya kegiatan lalu lintas devisa yang wajib dilaporkan secara rinci; b. prosedur dan tata cara penyampaian laporan; c. prosedur dan tata cara pengenaan sanksi. Pasal 14 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I NOMOR 3915.