PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN /REHABILITASI KOPI ROBUSTA TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN/ REHABILITASI KOPI ORGANIK (SPECIALTY) TAHUN 2010

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN INTEGRASI KOPI - TERNAK TAHUN 2010

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 282/Kpts/KU.210/4/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 63/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN INTENSIFIKASI/ REHABILITASI TEH TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2008

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PANDUAN PELAKSANAAN FASILITASI PEMBINAAN WANAWIYATA WIDYAKARYA TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN HIBAH

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir, MS Nip

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK. 02/2006 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 24/Menhut-II/2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Pelaksanaan Penanaman Tanaman Nilam Tahun 2013

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014

Draft LOGO PIHAK KEDUA KONTRAK KERJASAMA. Antara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA (NEW INISIATIF) TAHUN 2013

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 34 TAHUN 2007

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN SAPI/KERBAU BETINA BUNTING TAHUN 2015

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN KEPOLISIAN RESOR TULANG BAWANG TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Dana Cadangan. Benih Nasional. Benih Unggul.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN PAKET C UNTUK WARGA TRANSMIGRAN UPT. PELABI KABUPATEN LEBONG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2011

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL BIRO KEUANGAN. 4. Bantuan Lainnya

( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kota/Kabupaten :. : Daerah Istimewa Yogyakarta NO. NAMA JABATAN KETERANGAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47A TAHUN

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN /REHABILITASI KOPI ROBUSTA TAHUN 2010 DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, 2010

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN /REHABILITASI KOPI ROBUSTA TAHUN 2010 KOPI [Coffee sp] DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, 2010

KATA PENGANTAR Tingkat produktivitas kopi di Indonesia saat ini masih rendah yaitu rata-rata sekitar 700 kg biji kering per hektar per tahun atau baru mencapai 60% dari potensi produktivitas yang dimilikinya. Untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas kopi Indonesia, peran Pemerintah yang dapat dilakukan antara lain : memfasilitasi penyediaan benih unggul, menyediakan Pedoman Teknis Budidaya dan melakukan pembinaan. Salah satu upaya yang dilakukan pada tahun 2010 melalui anggaran APBN Tugas Pembantuan (TP) telah ditampung kegiatan Pengembangan/Rehabilitasi Kopi Robusta melalui bantuan benih unggul di 5 (lima) Provinsi (8 Kabupaten) seluas 425 hektar. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan/ Rehabilitasi Kopi Robusta disusun mengacu pada DIPA 2010, Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bantuan Sosial kepada Petani dan Pedoman Teknis Budidaya Kopi, agar penyelenggaraan kegiatan tertib administrasi dan tertib secara teknis. Pedoman ini sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan dalam penyusunan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis sesuai dengan kegiatan yang tertampung dalam DIPA TA. 2010 dan potensi sumberdaya serta kebutuhan di masing-masing Daerah. Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Perkebunan Achmad Mangga Barani NIP. 19490612 197503 1 001 Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 DAFTAR ISI i

Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN... 3 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan... 3 B. Spesifikasi Teknis... 6 III. PELAKSANAAN KEGIATAN... 8 A. Ruang Lingkup... 8 B. Pelaksanaan... 9 C. Lokasi Kegiatan, Jenis dan Volume Bantuan... 11 D. Pengorganisasian Pelaksana Kegiatan... 12 IV. PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI... 13 V. PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN... 15 VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN... 17 VII. PEMBIAYAAN KEGIATAN TAHUN 2010... 18 VIII. PENUTUP. 19 DAFTAR LAMPIRAN Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 ii

Lampiran 1. Rencana Usaha Kelompok (RUK)... 2. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok... 3. Kwitansi Dana Bantuan Sosial... 4. Surat Perjanjian Kerjasama... 5. Surat Pernyataan Penerima Paket Bantuan... 6. Tanda Terima Penyerahan Paket Bantuan... 7. Form 01 Ditjen Perkebunan... 8. Form 02 Ditjen Perkebunan... 9. Form 03 Ditjen Perkebunan... 10. Berita Acara Terima Penyerahan Paket Bantuan... Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 iii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan perkebunan kopi di Indonesia telah dilaksanakan selama ± 30 tahun, berbagai upaya telah dilakukan. Dari segi fisik telah menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Total luas areal Kopi untuk Perkebunan Rakyat (PR) pada tahun 1970 sebesar 351.096 juta hektar telah meningkat menjadi 1.302.893 hektar pada tahun 2008. Namun demikian ditinjau dari tingkat produktivitas dan mutu hasil belum seperti yang diharapkan. Hasil evaluasi menunjukkan produktivitas sebagian besar Perkebunan Rakyat (PR) berkisar 60%. Pengamatan menunjukkan dengan berbagai keterbatasan dalam kepemilikan faktor produksi. Rendahnya produktivitas kopi rakyat antara lain sebagian besar tanaman sudah tua, berasal dari varietas lokal/asalan sementara kopi varietas lokal yang dikembangkan oleh masyarakat saat ini sebagian besar adalah jenis seedling berasal dari bahan tanaman biji sapuan dengan tingkat produktivitas relatif rendah 656 Kg/Ha. Sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mutu tanaman maka pada TA. 2010 diprogramkan kegiatan Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 1

Pengembangan/Rehabilitasi kopi robusta melalui benih unggul dan sambung pucuk. Untuk mendukung Pengembangan/Rehabilitasi kopi robusta, peran Pemerintah yang dapat dilakukan antara lain : memfasilitasi penyediaan benih unggul, menyediakan pedoman teknis budidaya dan melakukan pembinaan. B. Tujuan Tujuan pengembangan/rehabilitasi kopi robusta adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman kopi sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat pekebun kopi. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 2

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan 1. Daerah sasaran kegiatan Pengembangan/Rehabilitasi Kopi Robusta adalah daerah sentra produksi kopi robusta, daerah miskin, daerah peratasan dan daerah pasca konflik. 2. Petani/kelompok tani sasaran adalah petani/pekebun didaerah sasaran seperti pada [butir 1], petani/kelompok tani yang sudah ada yang telah diseleksi. Selanjutnya Calon Petani (CP) yang telah diseleksi di tetapkan oleh Pemerintah Daerah (Bupati) setempat atau Kepala Dinas Perkebunan atau Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten setempat. 3. Calon lahan (CL), adalah lahan milik petani seperti pada [butir 2], yang tidak dalam sengketa dan secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat. 4. Standar Teknis : a. Pengembangan kopi robusta; Pengembangan kopi robusta dilakukan pada areal bukaan baru, tersedia bahan tanam unggul, tersedia teknologi tepat guna dan bukan daerah Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 3

sebaran Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang mematikan. b. Rehabilitasi kopi robusta Rehabilitasi kopi robusta dapat dilakukan pada kebun-kebun yang jumlah tegakannya masih diatas 70 % dan masih produktif. Secara teknis dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Iklim a) Garis lintang 0 0-10 0 LS sampai 0 0-5 0 LU. b) Tinggi tempat 400 s/d 800 m dpl. c) Curah hujan 2.000 s/d 3.000 mm/th. d) Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) selama + 3 bulan. e) Suhu udara rata-rata 30 0-33 0 C. 2) Tanah a) Kemiringan tanah kurang dari 25%. b) Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm. c) Tekstur tanah lempung berdebu berpasir bersifat gembur, drainase dan aerasi baik. d) Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0-30 cm) : - Kadar bahan organic 3,5% -10%. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 4

- Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) untuk Topsoil < 12 me/100 g tanah dan lapisan Subsoil < 5 me/100 g tanah. - Kejenuhan basa > 35%. - ph tanah 5,5 6,5. - Kandungan Ca CO 3 < 1 % dan Ca CO 4 < 0,5% 5. Kriteria Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL) dapat diatur lebih rinci dalam petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi berdasarkan wilayah, kemudian diatur secara spesifik dalam petunjuk teknis (JUKNIS) oleh Kabupaten/Kota sesuai kondisi petani dan budaya setempat. 6. Paket bantuan merupakan hibah dan pelaksanaannya mengacu kepada Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Untuk Pertanian yang dikeluarkan oleh Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian. Contoh proses pengajuan dan penyaluran dana Bansos seperti pada [lampiran 1]. 7. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan oleh petani melalui kelompok tani atau kelembagaannya Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 5

dilaksanakan dengan bimbingan oleh petugas daerah yang ditunjuk. B. Spesifikasi Teknis Benih/bibit Kopi Robusta yang digunakan adalah benih unggul dalam polybag dengan kriteria sebagai berikut : 1. mengunakan varietas unggul yang telah dilepas melalui Keputusan Menteri Pertanian, yaitu : a. Varietas BP 42 sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 740/Kpts/TP.240/7/97. b. Varietas BP 534 sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 420/Kpts/SR.120/8/2003. c. Varietas BP 288 sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 738/Kpts.TP.240/7/97. d. Varietas BP 409 sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 733/Kpts.TP.240/7/97. e. Varietas BP 237 sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 734/Kpts/TP.240/7/97. f. Varietas unggul lokal yang sesuai dengan wilayah dan sudah direkomendasikan Instansi terkait. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 6

2. Spesifikasi teknis benih/bibit Kopi Robusta secara setek siap tanam adalah : a. Ukuran polybag : 15 cm X 25 cm b. Umur bibit : 7 12 bulan c. Jumlah daun : 6 8 pasang daun normal dengan sepasang cabang primer 3. Spesifikasi teknis Sambung Pucuk a) Batang atas (entres) Entres diambil dari pohon yang sehat, subur dan produksi tinggi berupa cabang orthotrop (wiwilan) atau plagiotrop (lateral) berumur + 4 bulan. b) Batang Bawah Tempat penumbuhan wiwilan pada cabang utama yang letaknya menyebar pada 3 posisi dengan ketinggian antara 80 100 cm, 120 140 cm dan 160 180 cm (seperti sistem pangkasan batang tunggal). 4. Dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih) oleh Institusi yang berwenang (BP2MB, IP2MB atau UPTD Perbenihan). Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 7

III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan Pengembangan/Rehabilitasi Kopi Robusta melalui anggaran APBN Tugas Pembantuan (TP) adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan/rehabilitasi Kopi Robusta di 5 (lima) Provinsi pada 8 (delapan) Kabupaten seluas 425 ha, yaitu : Provinsi Lampung (Kab. Lampung Barat 58 ha, Tanggamus 58 ha dan Hanakau 5 Ha), Prov. Sumatera Selatan (Kab. Empat Lawang seluas 120 Ha) Prov. Bengkulu (Kab. Kepahiyang seluas 60 ha dan Rejang Lebong seluas 300 ha), Prov. Jambi (Kab. Kerinci 100.000 btng), Prov. D.I. Yogyakarta (Kab. Sleman seluas 24 ha). 2. Pengadaan benih kopi robusta oleh kelompok tani kepada penangkar benih dengan bimbingan dan pendampingan oleh Petugas yang ditunjuk. 3. Pengawalan kegiatan dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Provinsi dan kabupaten, yang masing-masing dibiayai oleh APBD I dan APBD II, sedangkan Pengawalan oleh Pusat dibiayai oleh APBN. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 8

4. Laporan kegiatan dilaksanakan secara berjenjang oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Kabupaten ke Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Provinsi, selanjutnya dari Provinsi dilaporkan ke tingkat Pusat (Ditjen Perkebunan). B. Pelaksanaan 1. Kegiatan Pusat a. Menyusun Pedoman Umum; b. Melakukan sosialisasi ke Provinsi dan Kabupaten dalam rangka menyamakan persepsi tentang pelaksanaan kegiatan Pengembangan/ Rehabilitasi Kopi Robusta; c. Melakukan konsultasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan Pengembangan/ Rehabilitasi Kopi Robusta; d. Melakukan monitoring dan evaluasi; e. Menyusun laporan akhir kegiatan. 2. Kegiatan Provinsi a. Menetapkan Tim Pembina dan Menyusun Petunjuk Pelaksanaan; b. Melakukan sosialisasi ke Kabupaten dalam rangka menyamakan persepsi tentang Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 9

pelaksanaan kegiatan Pengembangan/ Rehabilitasi Kopi Robusta; c. Membahas penetapan Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL); d. Memonitor proses penetapan Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL); e. Melakukan konsultasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan perluasan Kopi Robusta; f. Melakukan monitoring dan evaluasi; g. Menyusun laporan perkembangan kegiatan setiap bulan. 3. Kegiatan Kabupaten a. Menetapkan SATKER, Pejabat KPA, P2K, Bendahara, Tim Teknis, dll. Yang terkait dengan kegiatan Tugas Pembantuan oleh Bupati/Walikota; b. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis); c. Melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan petani calon penerima bantuan dalam rangka menyamakan persepsi Pengembangan/ Rehabilitasi Kopi Robusta; d. Membahas penetapan Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL); Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 10

e. Melakukan penetapan Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL); f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pendampingan dan fasilitasi kegiatan Pengembangan/Rehabilitasi Kopi Robusta; g. Melakukan monitoring dan evaluasi; h. Menyusun laporan pelaksanaan untuk disampaikan ke Dinas Perkebunan Provinsi dan Pusat. C. Lokasi Kegiatan, Jenis dan Volume Bantuan 1. Lokasi dan volume kegiatan pengembangan/ rehabilitasi kopi robusta Tahun Anggaran 2010 di 5 (lima) Provinsi pada 8 (delapan) Kabupaten seluas 425 Ha, yaitu : Provinsi Lampung (Kab. Lampung Barat 58 Ha, Tanggamus 58 Ha dan Hanakau 5 Ha), Prov. Sumatera Selatan (Kab. Empat Lawang seluas 120 Ha) Prov. Bengkulu (Kab. Kepahiyang seluas 60 ha dan Rejang Lebong seluas 300 ha), Prov. Jambi (Kab. Kerinci 100.000 btng), Prov. D.I. Yogyakarta (Kab. Sleman seluas 24 ha). 2. Jenis dan volume bantuan langsung yang diberikan kepada petani melalui wadah kelompok tani adalah yang termasuk Jenis Belanja Sosial Lainnya adalah Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 11

bibit unggul Kopi Robusta dalam polibag sejumlah 1.000 batang per Ha atau entres untuk sambung pucuk dan bantuan upah kerja untuk sambung pucuk. D. Pengorganisasian Pelaksana Kegiatan Organisasi pelaksana kegiatan adalah Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Kabupaten dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku, sedangkan organisasi pelaksana tingkat kelompok tani diatur sesuai musyawarah kelompok. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 12

IV. PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK PERTANIAN Proses Pengajuan dan Penyaluran Dana Bantuan Sosial Untuk Pertanian : 1. Rencana Usaha Kelompok (RUK) disusun oleh kelompok sasaran dan disahkan oleh ketua kelompok serta dua anggota kelompok. 2. Kelompok tani membuka rekening tabungan pada Kantor Cabang/Unit BRI atau bank lain terdekat dan memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) Kabupaten. 3. Ketua kelompok mengusulkan RUK kepada P2K Kabupaten setelah diverifikasi oleh Penyuluh Pertanian dan disetujui oleh Ketua Tim Teknis. 4. P2K meneliti RUK dari masing-masing kelompok yang selanjutnya diajukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kabupaten/Kota. KPA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dengan lampiran sebagai berikut : a SK Bupati atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten tentang Penetapan Kelompok Tani. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 13

b Rekapitulasi RUK (sesuai format Lampiran 2) dengan mencantumkan : 1) Nama kelompok; 2) Nama ketua kelompk; 3) Nomor petani anggota kelompok; 4) Nama Kantor Cabang/Unit BRI atau bank lain terdekat; 5) Jumlah dana dan susunan keanggotaan kelompok. c d Kwitansi harus ditanda tangani oleh ketua kelompok tani dan diketahui/disetujui oleh P2K Kabupaten (sesuai format Lampiran 3). Surat Perjanjian Kerjasama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Kelompok Tani tentang pemanfaatan dana penguatan modal kelompok dengan format sebagaimana Lampiran 4. 5. Atas dasar SPP-LS, Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PPPP) menguji dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS). Selanjutnya KPA menyampaikan SPP-LS ke KPKN setempat. 6. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sesuai ketentuan yang akan diterbitkan oleh Departemen Keuangan. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 14

V. PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN Pembinaan kelompok dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD. Tanggung jawab teknis pelaksanaan berada pada Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Kabupaten. Tanggung jawab tingkat koordinasi pembinaan program ada pada Dinas Perkebunan atau Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Provinsi. Tanggung jawab atas program dan kegiatan adalah Direktorat Jenderal Perkebunan. Pengendalian melalui jalur srtuktural dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten, Tim Pembina Provinsi dan Pusat. Sedangkan pengendalian kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing Instansi. Pengawasan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku agar penyelenggaraan kegiatan dapat menerapkan prinsip-prinsip partisipatif, transparansi dan akuntabel. Pengawasan dilakukan oleh Pemerintah melalui aparat pengawas fungsional Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 15

(Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Daerah maupun lembaga pengawas lainnya) dan oleh masyarakat. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 16

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Dalam pelaksanaan kegiatan monitoring, evalauasi dan pelaporan memperhatikan SK Menteri Pertanian RI tentang SIMONEV. Tim Teknis Kabupaten dan Tim Pembina Provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan ke Pusat, meliputi : 1. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja; 2. Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan; 3. Permasalahan yang dihadapai dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi; 4. Format pelaporan menggunakan format yang telah disepakati dan dituangkan dalam JUKLAK dan JUKNIS. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 17

VII. PEMBIAYAAN KEGIATAN TAHUN 2010 Pembiayaan kegiatan Pengembangan/Rehabilitasi Kopi Robusta TA. 2010 bersumber dari dana APBN yang dialokasikan pada DIPA TA. 2010 dana Tugas Pembantuan (TP). Untuk kegiatan pengawalan dan pembinaan oleh Provinsi dan Kabupaten dianggarkan melalui APBD I dan APBD II, sedangkan kegiatan pengawalan dan pembinaan oleh Pusat dianggarkan melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan, Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2010. Alokasi anggaran merupakan Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) yang implementasinya mengacu pada PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK PERTANIAN yang diterbitkan Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 18

VIII. PENUTUP Penyusunan Pedoman Umum Pengembangan/Rehabilitasi Kopi Robusta TA. 2010 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan Pengembangan/ Rehabilitasi Kopi Robusta. Pedoman Umum ini akan ditindak lanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkat Kabupaten. Diharapkan dengan adanya Pedoman Umum ini kegiatan Pengembangan/ Rehabilitasi Kopi Robusta TA. 2010 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Desember 2009. Pedoman Umum Kopi Robusta 2010 19

Lampiran 1. Rencana Usaha Kelompok (RUK) RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK) TAHUN ANGGARAN 2010 Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... D e s a :... Nama Kelompok Tani :... Nama Ketua Kelompok Tani :... Komoditi :... No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Petani Luas (ha) Paket Bantuan Bibit... Vol Rp Vol Rp Tanda Tangan dst Menyetujui, Mengetahui, Ketua Kelompok Tani, Manbun/KCD/PPL Kepala Desa ( ) (..) (....)

Lampiran 2. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok Kelompok :... Desa/Kelurahan :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota :... Provinsi :... REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK TA. 2010 Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran Kabupaten/Kota. Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota/Kepala Dinas No tanggal tentang Penetapan Kelompok Tani Kegiatan.. dengan ini kami mengajukan permohanan dana bantuan sosial kepada petani sebesar Rp. (terbilang ) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut : No. Kegiatan Volume Jumlah Biaya (Rupiah) 1 2 3 4 1. Pengadaan bibit 2. Pengadaan 3. dst Dst. Jumlah Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor tanggal dana bantuan sosial kelompok tersebut agar dipindah bukukan ke rekening petani/kelompok No Rekening. Pada cabang/unit Bank. Di.. MENYETUJUI Ketua Tim Teknis Ketua Kelompok, (......) (...) NIP... MENGETAHUI/MENYETUJUI, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten.... (....) NIP...

Lampiran 3. Kwitansi Dana Bantuan Sosial NPWP MAK T.A : : : KWITANSI Nomor :. Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Kabupaten... Uang sebanyak : Untuk pembayaran : Dana Bantuan Sosial kepada petani... Di Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten... Sesuai Surat Perjanjian Kerjasama No... Tanggal... Terbilang Rp :...2010 Mengetahui/Menyetujui, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten... Yang menerima, Petani/Ketua Kelompok Materai Rp 6.000,- (...) (...) NIP.... NIP.... Setuju dibayar, Kuasa Pengguna Anggaran, Tanggal... Bendaharawan, (...) (...) NIP.... NIP....

Lampiran 4. Surat Perjanjian Kerjasama SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor :..... Antara PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN. KABUPATEN..... Dengan : KELOMPOK TANI... Tentang : PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI Pada hari ini.. tanggal bulan. tahun., bertempat di... kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama :..., Pejabat Pembuat Komitmen (P2K).. dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)... DIPA Tahun 2010 No. tanggal.. yang berkedudukan di jalan..., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. Nama :.., Ketua Kelompok Tani, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani.. yang berkedudukan di Desa/Kelurahan.., Kecamatan.., Kebupaten.., yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Sosial, dengan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1 LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN 1. Undang-undang Nomor 17 Tahuan 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 42121) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 92 Tambahan Lembaran Nomor 4418); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER.66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan Negara; 6. Peraturan Menteri Pertanian No. tanggal., tentang Penyaluran Dana Bantuan Sosial kepada Petani Tahun 2010; 7. DIPA, Nomor. Tanggal 2010; 8. Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan TA. 2010 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal; 9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor... tanggal... tentang Penyediaan dan Pencairan Dana Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2010; 10. Surat Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk nomor tanggal. Tentang Penetapan Kelompok Tani; 11. Ketentuan lainnya yang terkait.

PASAL 2 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan sosial untuk : 1. Pengadaan Bibit..... 2. Pengadaan..... 3. Pengadaan... Guna mendukung kegiatan...... sesuai dengan Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Penyelesaian pekerjaan paling lambat adalah tanggal 31 Desember 2010. PASAL 3 LOKASI PEKERJAAN Kegiatan dengan dukungan dana bantuan sosial yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berada di Dusun...... Desa/Kelurahan..... Kecamatan. PASAL 4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani kontrak /perjanjian kerjasama yaitu tanggal.. sampai dengan tanggal... (paling lambat tanggal 31 Desember 2010). PASAL 5 PENYERAHAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA sanggup penyerahan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis serta dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

PASAL 6 SUMBER DAN JUMLAH DANA Sumber dan jumlah dana Bantuan Sosial kepada petani yang diterima PIHAK KEDUA adalah : 1. Sumber dana sebagaimana yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No. Tahun. 2. Jumlah dana yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah sebesar Rp... (terbilang...) PASAL 7 PEMBAYARAN Pembayaran bantuan dana sosial dimaksud pada pasal 6 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Pembayaran (SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).. dengan cara pembayaran langsung ke rekening PIHAK KEDUA... Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten/Kota... pada Bank.. Nomor Rekening... PASAL 8 SANKSI Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Sosial sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal. PIHAK KEDUA diwajibkan mempertanggung jawabkan penggunaan dana Bantuan Sosial yang telah digunakan serta menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA guna penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 9 PERSELISIHAN 1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjajnjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat. 2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri.. sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. PASAL 10 KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MEJEURE 1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau force mejeure adalah suatu keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK KEDUA karena diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya, misalnya : a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, tsunami, huru hara atau peperangan yang mengakibatkan terhentinya atau terlambatnya pelaksanaan pekerjaan. b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan Moneter oleh Pemerintah. c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang didukung dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi yang berwenang dan disetujui oleh PIHAK KEDUA. 2. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force majeur PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak kejadian/peristiwa tersebut.

PASAL 11 LAIN-LAIN 1. Bea meterai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK PERTAMA. 2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. 3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu dengan persetujuan kedua belah pihak. PASAL 12 PENUTUP Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat dalam rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA, ( ) Ketua Kelompok Tani (.....) Pejabat Pembuat Komitmen Mengetahui : Kepala Dinas Provinsi. Kuasa Pengguna Anggaran (.) NIP..

Lampiran 5. Surat Pernyataan Penerima Paket Bantuan SURAT PERNYATAAN PENERIMA PAKET BANTUAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :.. Ketua Kelompok Tani :.. Desa :.. Kecamatan :.. Kabupaten :.. Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Uang bantuan yang diterima akan digunakan untuk pembelian paket bantuan sesuai RUK dengan anggaran yang kami terima. 2. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman bibit tersebut di areal yang sudah ditetapkan. 3. Kami sanggup mengembalikan dana apabila penggunaan tidak sesuai dengan peruntukan pada butir 1 dan 2 diatas. Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. 2010 Menyetujui, Ketua Kelompok Tani, Ketua Tim Teknis Kabupaten... Materai Rp 6.000,- (.) ( ) NIP... Mengetahui/Menyetujui, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi/Pejabat yang menangani Perkebunan. ( ) NIP...

Lampiran 6. Tanda Terima Penyerahan Paket Bantuan PENYERAHAN PAKET BANTUAN KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2010 Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... D e s a :... Nama Kelompok Tani :... Nama Ketua Kelompok Tani :... Komoditi :... No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Petani Luas (ha) Paket Bantuan Bibit... Vol Rp Vol Rp Tanda Tangan dst Menyetujui, Mengetahui, Ketua Kelompok Tani, Manbun/KCD/PPL Kepala Desa ( ) (..) (....)

Lampiran 7. Form 01 Ditjen Perkebunan DATA UMUM : RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2010 KABUPATEN... Nomor Satker : Satker : Nama KPA : Bendaharawan : Alamat Kantor : Telp Kantor : Fax Kantor : Nama / No. HP Contact Person :

DATA RENCANA KINERJA : No KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Lampiran 8. Form 02 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2010 DI KABUPATEN... NAMA SATKER :... LAPORAN BULAN :... KODE KEGIATAN PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI KENDALA Fisik Anggaran Keuangan Fisik UTAMA Satuan (Ribu Rp.) (Ribu Rp.) (%) Satuan (%) (MASALAH) SOLUSI

Lampiran 9. Form 03 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2010 KABUPATEN... TRIWULAN : No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1. 2. 3. 4. 5. 6. Catatan : Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan laporan melalui faxcimile nomor (021) 7815681, ditujukan kepada Direktorat Budidaya Tanaman Rempah dan Penyegar, Ditjen. Perkebunan.

Lampiran 10. Berita Acara Serah Terima Barang BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun Dua Ribu Sepuluh, kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1.... : Ketua Kelompok Tani... sebagai Penanggung Jawab Kegiatan...sebagai Kegiatan Bantuan Sosial yang berkedudukan di..., selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2.... : Penangkar/Penyedia Jasa..., yang berkedudukan di..., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Berdasarkan Surat Pesanan benih/bibit/barang...kelompok Tani... Nomor :... tanggal... 2010, kedua belah pihak menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah selesai melaksanakan penyediaan benih/bibit/barang... sesuai pesanan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah menyerahkan benih/bibit/barang... dimaksud kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA telah menerima penyerahan... dimaksud dalam keadaan baik, lengkap dan cukup. PIHAK KEDUA :... PIHAK PERTAMA :.........