tidak dapat berkembang secara maksimal.oleh karena itu, dibutuhkan sarana yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik untuk mendukung apresiasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

Alfitrah Subuh Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 1

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

REDESAIN PUSAT KESENIAN JAKARTA - TAMAN ISMAIL MARZUKI (PKJ - TIM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sumber: data pribadi

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULLUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan kesenian dan kebudayaan. Namun budaya dan kesenian yang ada di Indonesia tidak didukung dengan wadah atau fasilitas yang menunjang untuk menjaga dan memelihara kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia saat ini. Jika dibiarkan, maka kesenian dan kebudayaan yang ada hanya akan menjadi sejarah. Perkembangan seni kontemporer di Indonesia berkembang karena meningkatnya apreisiasi dan minat masyarakat terhadap kesenian Indonesia. Seni kontemporer yang berkembang termasuk seni tari, baik seni tari tradisional yang berasal dari dalam negeri maupun seni tari modern dan seni tari yang berasal dari luar negeri. Seni tari kontemporer saat ini tidak lagi ditandai dengan waktu, gerak, ruang dan tenaga namun tari kontemporer telah menjadi suatu ilmu yang harus didalami sesuai dengan perkembangan pola pikir manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan menyongsong era baru 1. Berkembangnya apresiasi dan minat masyarakat dalam seni tari kontemporer tidak diiringi dengan fasiilitas yang mendukung kegiatan tersebut baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Tari kontemporer membutuhkan sarana yang mendukung kegiatan pertunjukan ataupun pelatihan yang memiliki kualitas dan kuantitas sehingga apresiasi dan minat masyarakat dapat tersalurkan. Saat ini, sarana tari kontemporer yang ada di Indonesia tidak memiliki kualitas dan kuantitas untuk mendukung daya minat masyarakat, sarana yang ada biasanya hanya sebagai sarana pertunjukan dan tidak didukung dengan sarana pelatihan. Hal tersebut dapat dilihat dari pelatihan yang dilakukan dalam bangunan yang tidak memiliki fungsi sebagai pelatihan. Dampak dari kurangnya sarana pendukung ini menyebabkan banyaknya masyarakat yang memiliki minat dan apresiasi masyarakat yang besar tidak tersalurkan, sehingga seni tari kontemporer 1 Budaya, Tari Kontemporer,Faisal Amri,http://paizalamri.blogspot.com/2009/06/tarikontemporer_16.html (Accessed Oct 3, 2011)

tidak dapat berkembang secara maksimal.oleh karena itu, dibutuhkan sarana yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik untuk mendukung apresiasi dan minat masyarakat terhadap seni tari kontemporer. Sarana tersebut tidak hanya berfungsi sebagai gedung pertunjukan, melainkan melingkupi sarana pelatihan dan sebagai pusat seni kontemporer. Pusat seni kontemporer yang dimaksudkan adalah sarana yang difungsikan sebagai tempat untuk pengenalan dan memberikan informasi mengenai seni kontemporer lainnya kepada masyarakat luas, baik itu seni kontemporer 2d maupun 3d. Seni dapat dikategorikan secara garis besar menjadi 3 bagian, yaitu ; seni yang dikategorikan berdasarkan pemakaian medianya, berdasarkan waktu, berdasarkan pengolahan subyeknya dan berdasarkan pengolahan tempat dimunculkannya seni tersebut. Jika diklasifikasikan lebih rinci, seni dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu ; seni rupa, seni tari, seni sastra, seni teater, seni musik dan seni pribumi 2. Tujuan dan fungsi dari seni itu sendiri yaitu ; fungsi keagamaan, fungsi pendidikan, fungsi komunikasi, fungsi hiburan, fungsi artistik, fungsi guna dan fungsi untuk kesehatan. 3 Pengertian seni kontemporer itu sendiri adalah suatu seni yang terpengaruh dampak modernisasi, yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan dan berkembang sesuai dengan zaman sekarang, yang secara tematik merefleksikan waktu yang sedang dialuluinya saat ini. Seni kontemporer memiliki ciri-ciri atau sifat seperti ; tradisi dicoba untuk diangkat kembali dengan menggunakan tema dan media yang lebih bebas, tema-tema sosial dan politik merupakan suatu hal yang biasa untuk dijadikan tema dalam berkarya. Ketiga hal ini merupakan ciriciri kuat dalam suatu karya seni kontemporer. 4 Jakarta merupakan pusat kota Indonesia dimana didalamnya tedapat masyarakat serta aktifitas yang heterogen. Hal tersebut menjadi salah satu 2 Seni Kontemporer, Pengertian Seni Tari Kontemporer Secara Umum, Anne Ahira,http://www.anneahira.com/pengertian-seni-kontemporer.htm (Accessed October 4, 2011) 3 Mahasiswa Etnomusikologi Isi Surakarta, Pengertian Kebudayaan dan Seni, Mahasiswa Etnomusikologi Isi Surakarta http://etno06.wordpress.com/2010/03/17/pengertian-kebudayaandan-seni/ (Accessed October 4, 2011) 4 Artjoo, Seni Rupa Modern dan Kontemporer,Artjoo http://artjoo.wordpress.com/2011/01/11/seni-rupa-modern-dan-kontemporer/ (Accessed October 4, 2011)

pendukung terciptanya suatu wadah kesenian di Jakarta karena terdapat beragam budaya beserta aktivitas budaya yang terdapat di Jakarta. Salah satu daerah yang memiliki potensi adalah Jakarta pusat, daerah ini memiliki rencana pengembangan kawasan multifungsi yang bertaraf internasional, rencana pengembangan ini dilakukan oleh permerintah dengan tujuan menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang maju dalam bidang pelestarian budaya, seni dan lainnya. Dengan adanya pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah, fasilitas umum yang ada disekitarnya juga akan ikut berkembang. Daerah pengembangan ini memiliki potensi untuk dipilih menjadi daerah untuk pembangunan wadah seni tari kontemporer. Daerah yang mengalami pengembangan adalah Jakarta pusat, dengan kecamatan Gambir, Tanah Abang, Kemayoran dan Sawah Besar. Pembangunan sarana ini dilakukan dengan mengaplikasikan elemenelement yang ada pada seni tari, penggunaan elemen-elemen ini bertujuan untuk membuat bangunan yang sesuai dengan fungsi utamanya, sehingga bangunan ini memiliki karakteristik seni tari kontemporer. Elemen-elemen ini akan diaplikasikan kedalam tema dan konsep rancangan, kemudian digunakan sebagai ekterior gedung dan pembuatan suasana ruang. Selain itu, analisa terhadap kebutuhan ruang yang diperlukan beserta dengan dimensi juga dibutuhkan agar bangunan tersebut dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan fungsi dan tujuan utama dari pembangunan bangunan tersebut 5. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana mengaplikasikan unsur-unsur seni tari kontemporer dalam merancang wadah untuk pertunjukan dan pelatihan seni kontemporer? (khususnya seni tari kontemporer). Analisa terhadap seni tari kontemporer dijadikan sebagai acuan dalam merancang wadah untuk seni tari 5 Pinky Erina. Pusat Seni Tari Kontemporer, Pinky Erina,http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civilengineering/2009/Artikel_20304043.pdf (Accessed October 4, 2011)

kontemporer yang bertujuan untuk menampung kegiatan pelatihan dan pertunjukan seni tari kontemporer. 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah dari analisa diatas maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi dalam membangunan wadah bagi seni kontemporer yang dapat mendukung kemajuan dan kebutuhan seni kontemporer khususnya seni tari kontemporer. Solusi yang diberikan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada saat ini, yakni : 1. Membangun tempat bagi pelatihan dan pertunjukan seni kontemporer, khususnya seni tari kontemporer. Bangunan ini bertema dan berkonsep sesuai dengan unsur-unsur yang ada di dalam seni kontemporer untuk diaplikasikan pada fasadee dan pembentukan ruang. 2. Mengetahui pengertian seni tari kontemporer dan apa saja unsur-unsur yang ada didalamnya. Pengetahuan akan seni tari kontemporer akan membantu dalam merancang bangunan yang memiliki karakteristik seni tari kontemporer. 3. Mengetahui detail akan kebutuhan ruang yang diperlukan beserta dimensi ruang yang diperlukan untuk membangun bangunan berkualitas dan berfungsi secara maksimal sesuai dengan fungsi dan tujuan bangunan. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan diatas maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian untuk mengetahui pengertian seni kontemporer di Indonesia, khususnya seni tari kontemporer beserta dengan permasalahanpermasalahan yang ada saat ini. 2. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk lebih mengetahui seni tari kontemporer dan unsur-unsur apa saja yang

diperlukan dalam merancang suasana ruang dan bangunan yang memiliki karakteristik dari seni tari kontemporer. 3. Kebutuhan ruang beserta dimensi ruang dan program apa saja yang diperlukan untuk mendukung bangunan seni tari kontemporer ini. 1.5 Asumsi Berdasarkan rumusan masalah yang terlah disimpulkan, yaitu kurangnya wadah bagi seni kontemporer, khususnya seni tari kontemporer yang semakin banyak peminatnya. Maka diperlukan pembangunan suatu wadah yang memiliki fungsi primer sebagai tempat pertunjukan dan pelatihan seni tari kontemporer. Fungsi sekunder adalah sebagai tempat pengenalan dan pemberian informasi mengenai seni kontemporer selain seni tari kontemporer. Pembangunan ini dibangun dengan cara mengaplikasikan unsur-unsur yang ada di dalam seni tari kontemporer, penerapan ini bertujuan agar bangunan memiliki karakteristik seni tari kontemporer. Unsur-unsur dalam seni tari kontemporer tersebut antara lain : 1. Gerak : adalah suatu perubahan awal yang ditandai dengan adanya perpindahan keseimbangan awal. Gerak dalam tari adalah gerak wantah (gerak asli : gerakan dasar seperti mencangkul, membatik, dll) yang sudah mengalami stilisasi (proses penambahan pada gerak asli yang bertujuan untuk menimbulkan estetika didalamnya), dimana proses stilisasi tersebut membuat suatu gerak dapat dinikmati karena gerak tersebut memiliki nilai estetika. 2. Tenaga : penggunaan tenaga dalam tarian meliputi ; a. Adanya aksen atau tekanan pergerakan secara kontras yang dilakukan secara tiba-tiba b. Kualitas suatu gerakan dilihat dari penyaluran dan penggunaan tenaga pada setiap gerakan sehingga menimbulkan kesan tegas, lembut dan lain-lainnya. c. Intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga yang disalurkan sehigga menimbulkan ketegangan gerak pada tarian.

3. Waktu : dalam waktu terdapat dua faktor yang mempengaruhi waktu yaitu, tempo dan ritme. Ritme menunjukan ukuran waktu yang terjadi pada setiap perpindahan detail gerak pada tarian, terlihat pada cepat atau lambatnya suatu perpindahan gerakan yang dapat dicapai. 4. Ruang : unsur ruang didalam seni tari dibagi menjadi dua, yaitu : ruag yang terbentuk oleh gerakan penari dan ruang sebagai tempat penari untuk melakukan gerak. 5. Notasi laban : merupakan cara penulisan frase gerak, jenis gerak, hitungan, tempo yang ada dalam suatu tarian yang ditulis dengan garis vertikal dan horizontal, terdiri dari garis gerak (terletak di sebelah kanan dan kiri dari garis tengah) dan garis tengah (garis pusat) 1.6 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengadakan studi literatur tentang sejarah seni kontemporer serta pengertian dan penjelasan yang lebih mendalam tentang seni kontemporer, kemudian mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi pada bidang seni tari kontemporer saat ini.dari studi literatur ini saya mengambil unsur-unsur yang ada dalam seni tari kontemporer untuk menyelsaikan masalah yang ada. Studi ini dilakukan dengan cara melakukan riset buku, artikel-artikel dan jurnal yang ditemukan melalui situs website pada internet. Setelah menyimpulkan solusi atas masalah-masalah yang ada, makan dilakukan survey ke lokasi yang berhubungan dengan seni tari kontemporer baik, dengan melakukan wawancara langsung dengan para seniman kontemporer, para ahli seni kontemporer dan mewawancarai wadah-wadah yang ada sangkut pautnya terhadap seni tari kontemporer. Setelah melakukan riset melalui internet dan berkomunikasi secara langsung dengan subjek yang berhubungan dengan seni tari kontemporer, dilanjutkan dengan studi preseden tentang karya-karya yang berhubungan dengan bangunan yang berhubungan dengan seni tari kontemporer, baik yang di Indonesia maupun yang diluar negeri.

Setelah mempelajari studi preseden, dilanjutkan dengan mempelajari tentang kebutuhan ruang apa saja yang diperlukan beserta dengan dimensi ruangnya, pembelajaran ini bertujuan untuk menciptakan bangunan berkualitas dan dapat memenuhi semua kebutuhan ruang yang diperlukan oleh seni tari kontemporer. 1.7 Sistematika Penulisan Bab pertama berisikan tentang pendahuluan tentang penelitian seni tari kontemporer, dimulai dari pengertian dan penjelasan general mengenai seni kontemporer kemudian penjelasan yang lebih spesifikasi mengenai topic yang saya ambil yaitu mengenai seni kontemporer. Pada awal bab dijelaskan argumentasi tentang permasalahan mengenai seni tari kontemporer dan solusisolusi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Sub bab berikutnya berisikan tentang rumusan masalah yang dibahas, manfaat penelitian bagi pembaca, metode penelitian yang diterapkan dan sistematika penulisan. Pada bab kedua memaparkan tentang penjelasan dan pemahaman seni tari kontemporer. Konsep dan program ruang untuk wadah pertujukan dan pelatihan seni tari kontemporer. Pengaplikasian unsur-unsur seni tari kontemporer ke dalam pembentukan ruang dan pada eksterior bangunan pertunjukan dan pelatihan seni tari kontemporer. Bab ketiga menjelaskan studi preseden. Studi preseden dilakukan adalah studi kebutuhan ruang dan besaran ruang yang diperlukan dalam pembangun sebuah wadah gedung pertunjukan dan pelatihan. Studi preseden dilakukan pada gedung pertunjunkan dengan skala besar sampai skala kecil. Bab keempat menjelaskan tentang usulan tapak dan perencanaan program yang berkaitan dengan rancangan pembangunan wadah pertunjukan dan pelatihan seni tari kontemporer. Kesimpulan yang diambil berdasarkan permasalahan dan penyelesaian masalah yang dilakukan dalam penelitian ini.