Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

dokumen-dokumen yang mirip
Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN KOMPOSIT SERAT IJUK MATRIK POLYPROPYLENE TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSESINJECTION MOLDING

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN KOMPOSIT SERAT IJUK MATRIK POLYPROPYLENE TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSESINJECTION MOLDING

PENGARUH VARIASI TEKANAN INJEKSI TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT MATRIK POLYPROPYLENE DENGAN PENGUAT SERAT AMPAS TEBU PADA PROSES INJECTION MOULDING

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

PERUBAHAN SIFAT MEKANIS KOMPOSIT HYBRID POLYPROPYLENE YANG DIPERKUAT SERAT SABUT KELAPA DAN SERBUK KAYU JATI AKIBAT VARIASI FRAKSI VOLUME

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi

Analisa Data. Keterangan No. Uji

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

KOMPARASI SIFAT MEKANIS MATERIAL POLYPROPYLENE DENGAN VARIASI PERSENTASE KANDUNGAN FILLER CaCO3.

BAB III METODE PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

Gambar 4.1 Grafik dari hasil pengujian tarik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TANGKAI ILALANG SEBAGAI BAHAN PANEL RAMAH LINGKUNGAN

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

Analisis Sifat Kekuatan Tekan dan Foto Mikro Komposit Urea Formaldehyde Diperkuat Serat Batang Kedelai

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

RIYAN HERI SETYAWAN NIM. D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DYAN YOGI PRASETYO I

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

BAB V PEMBAHASAN. Laporan Tugas Akhir

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID PADA SKIN DAN CORE BERMATRIK POLYESTER

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

benda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam,

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

Kekuatan Tarik Komposit Matrik Polimer Berpenguat Serat Alam Bambu Gigantochloa Apus Jenis Anyaman Diamond Braid dan Plain Weave

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengujian serat tunggal ASTM D

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN CU PADA MATRIKS KOMPOSIT ALUMINIUM REMELTING

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

PENGARUH VARIASI FRAKSI BERAT DAN PANJANG SERAT KOMPOSIT PELEPAH KELAPA DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE

PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN LENTUR KOMPOSIT RESIN BERPENGUAT SERBUK KAYU

PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP KARAKTERISASI MEKANIK GREEN COMPOSITE WIDURI EPOXY

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB III METODELOGI PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME KOMPOSIT SERAT E- GLASS ±45 POLYESTER 157 BQTN TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN GESER

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

KAJIAN EKSPERIMENTAL SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT SERAT TANGKAI SAGU DIPADUKAN DENGAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI

PENGARUH VARIASI KETEBALAN CORE KOMPOSIT SANDWICH rhdpe DAN CANTULA TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN DESAK

LAPORAN AKHIR. PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT TANDAN KELAPAA SAWIT (Elaeis Guineensis) POLYPROPYLENE (RPP) DENGAN VARIASI MASSAA

PENGARUH PERSENTASE MASSA SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT MATRIKS POLIPROPILEN DENGAN PENGUAT SERAT AMPAS TEBU PADA PROSES INJECTION MOULDING

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

ANALISA KEKUATAN BENDING KOMPOSIT EPOXY DENGAN PENGUATAN SERAT NILON

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR. Gage length

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

Media Ilmuan dan Praktisi Teknik Industri

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

Transkripsi:

1 Pengaruh Variasi Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik Dan Bending Komposit Matriks Polipropilena Dengan Penguat Serat Sabut Kelapa 10% Pada Proses Injection Moulding (The Effect Of Fiber Length Variation To The Tensile And Bending Strength Polypropylene As Matrix Composite With Coconut Fiber Reinforcement 10% In Injection Moulding Process) Rizal Septyanto N. 1, Dedi Dwilaksana 2, Yuni Hermawan 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: dwilaksanad@yahoo.com Abstrak Pembuatan komposit yang berbahan dasar limbah serat sabut kelapa dengan polipropilena sangatlah memungkinkan, karena potensi sabut kelapa yang cukup besar di Indonesia. Pada penelitian ini, penulis membuat spesimen menggunakan serat sabut kelapa sebagai penguat komposit dan polipropilena sebagai matriks dengan variasi panjang serat sabut kelapa dan persentase massa sebesar 10% pada proses Injection Moulding. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kekuatan tarik dan bending serta analisa bentuk patahan secara makroskopis dan mikroskipis yang terjadi pada spesimen dengan menggunakan kamera dan alat uji mikroskop. Variasi panjang serat sabut kelapa ialah 2 mm, 4 mm, 6mm, dan 8 mm. Temperatur barrel pada mesin injection moulding yang digunakan adalah 190ºC dan tekanan injeksi sebesar 7 bar. Dari hasil pengujian tarik dan bending dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variasi panjang serat terhadap sifat nilai kekuatan mekanik komposit yang dihasilkan. Pada variasi panjang serat 2 mm, terjadi nilai rata-rata kekuatan tarik dan bending tertinggi yaitu 9.83 N/mm 2 dan 98 MPa. Kata kunci: variasi panjang serat, injection molding, kekuatan tarik, kekuatan bending Abstract Manufacture of composite-based coconut fiber fiber wastes with polypropylene is possible, because the potential is big enough coconut fiber in Indonesia. In this research, the authors make the specimen using coco fiber as a reinforcement of composite and polypropylene as a matrix with coco fiber length variation and the mass percentage of 10% in the injection molding process. The purpose of this research to know the tensile strength and bending well as shape analysis to the microscopic macroscopic fracture that happened to the specimens by using a camera and microscope test equipment. The variation coco fiber length are 2 mm, 4 mm, 6mm, and 8 mm. Barrel temperature on the injection molding machine is used 190ºC and injection pressure at 7 bar. From the tensile and bending test results it can be concluded that there are influenced to variation of fiber length to the composites properties of mechanical strength values resulting. At variations fiber length of 2 mm, occurred the highest average value of tensile and bending strength highest 9.83 N/mm 2 and 98 MPa. Keywords: fiber length variation, injection molding, tensile strength, bending strength PENDAHULUAN Perkembangan teknologi industri di Indonesia saat ini sangat banyak mengalami kemajuan, terutama perkembangan industri yang menggunakan bahan dasar plastik. Beberapa jenis plastik juga sering digabungkan dengan material lain untuk mendapatkan sifat-sifat yang baru atau juga untuk memperbaiki sifat-sifat dari plastik itu sendiri. Pencampuran tersebut sering disebut dengan teknologi komposit. Pembuatan komposit yang berbahan dasar limbah serat sabut kelapa dengan polipropilena sangatlah memungkinkan. Karena potensi sabut kelapa yang cukup besar di Indonesia [1]. Pertimbangan penggunaan serat sabut kelapa adalah serat ini mudah diperoleh serta serat ini juga memiliki sifat yang kuat. Penelitian mengenai penggunaan serat sabut kelapa sebagai pengisi komposit termoplastik telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian dilakukan oleh University of Delft, dimana komposit polipropilena berpengisi serabut kelapa menghasilkan flexural strength 29-49 MPa dan flexural stiffness 2,91-2,99 GPa [2]. Dengan dasar itulah penulis ingin melakukan sebuah penelitian tentang Pengaruh Variasi Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending Komposit Matriks Polipropilena Dengan Penguat Serat Sabut Kelapa 10% Pada Proses Injection Moulding.

2 METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah pembuatan komposit dengan menggunakan polypropylene HI10HO dengan tensile yield strenght 34 Mpa dan melting temperature 160 C sebagai matriks. Kekuatan tarik serat sabut kelapa dengan diameter antara (0,18-0,6 mm) adalah sebesar 220 MPa, elongation at failure 15-25 %, modulus elastisitas 6 GPa. Cetakan terbuat dari bahan ST 37 dengan profil sebagai berikut : Sebelum pembuatan spesimen, menyiapkan bahannya terlebih dahulu. Bahan adalah polypropylene dan serat sabut kelapa ditimbang sesuai takaran yang dibuat penelitian sebesar 15 gram. Sedangkan variasi panjang serat yang digunakan ialah 2 mm, 4 mm, 6 mm, dan 8 mm. Temperatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah 190ºC. Selanjutnya proses uji tarik dan uji bending terhadap spesimen polipropilena murni dan komposit sesuai dengan variasi panjang serat yang masing-masing dilakukan 5 kali pengulangan. Kemudian dilakukan analisa pada patahan spesimen komposit secara makroskopis dan mikroskopis. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Profil cetakan uji tarik dan bending Tekanan injeksi 7 bar, persentase massa serat sabut kelapa sebesar 10% dan memvariasikan panjang serat yang dipakai ialah 2 mm, 4 mm, 6 mm, dan 8 mm. Pada penelitian pembuatan spesimen komposit dan polipropilena murni dengan 5 kali pengulangan ini memakai bantuan mesin injection moulding tipe burkert standart dengan merk: Burkert, model: RN 350, spesifikasi kelistrikan: 220 volt/50 hz/600 watt, suhu: 20 C - 450 C untuk proses pencetakan spesimen. Spesimen uji tarik dicetak menurut ASTM D638 dengan spesifikasi dimensinya seperti pada gambar 3. A. Data Perhitungan Komposisi Komposit. Kapasitas barrel yang mampu untuk menampung campuran antara polipropilena (PP) dan serat sabut kelapa pada mesin injeksi molding Type Burkert Standart model RN 350 adalah 15 gram. Massa 1 spesimen PP murni sebesar 13,5 gram dan serat sebesar 1,5 gram. B. Hasil Pengujian pada Spesimen Serat 2 mm Dari perlakuan yang diberikan yaitu memvariasikan panjang serat yaitu 2, 4, 6, dan 8 mm serta membandingkan dengan PP murni, akan terlihat pengaruhnya terhadap kekuatan tarik dan bending dari material komposit yang dihasilkan sesuai gambar grafik di bawah ini. Gambar 2. Standar ukuran spesimen uji tarik ASTM D638 Untuk menghitung nilai kekuatan tarik menggunakan rumus : F = σ. A dengan : F = Beban tarik (N) A = Luas penampang (mm 2 ) σ = Tegangan (N/mm 2 ) [3] Dan spesimen uji bending dicetak menurut ASTM D790 yang mempunyai ukuran panjang 150 mm, lebar 15 mm, dan tinggi 6 mm. Kekuatan bending suatu material dapat dihitung dengan persamaan berikut : Gambar 6. Diagram kekuatan tarik rata-rata PP murni dan komposit Pada Gambar 6 bahwa spesimen polipropilena murni memang mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan spesimen komposit. Spesimen komposit yang memiliki nilai kekuatan tarik tertinggi ialah spesimen komposit dengan serat 2 mm, yaitu sebesar 9,83 N/mm 2. Dan spesimen komposit dengan variasi 4, 6, dan 8 mm memiliki nilai kekuatan tarik yang cenderung menurun terhadap spesimen komposit 2 mm. Sedangkan nilai spesimen polipropilena murni sebesar 13 9,83 N/mm 2. σ = Keterangan: σ = Kekuatan bending, MPa F = Beban (N) L = Panjang span (mm) b = Lebar span (mm) d = Tebal batang uji (mm) [4]

3 menunjukkan bahwa adanya beban yang ditanggung oleh serat. Juga minimnya penggumpalan serat menjadi faktor pembeda dari panjang serat yang lainnya. Gambar 7. Diagram kekuatan bending rata-rata PP murni dan komposit Pada Gambar 7, kekuatan bending rata-rata terlihat jelas bahwa nilai kekuatan bending spesimen komposit dengan serat 2 mm memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan polipropilena murni dan spesimen komposit lainnya. Nilai kekuatan bending spesimen 2 mm ialah sebesar 98 MPa, sedangkan polipropilena murni sebesar 92,283 MPa. Dan spesimen komposit dengan variasi 4, 6, dan 8 mm berturutturut mengalami penurunan nilai dibandingkan dengan spesimen komposit 2 mm. Gambar 10. Foto mikroskopis perbesaran 40x daerah patahan spesimen uji tarik serat 2 mm Gambar 11. Foto mikroskopis perbesaran 40x daerah patahan spesimen uji bending komposit serat 2 mm Gambar 8. Foto makroskopis daerah patahan spesimen uji tarik dengan serat 2 mm Gambar 9. Foto makroskopis daerah patahan spesimen uji bending dengan serat 2 mm Pada serat 2 mm, rata-rata kekuatan tarik yang dihasilkan ialah 9,830 N/mm 2, dan nilai kekuatan bendingnya sebesar 98 N/mm 2. Bentuk patahan komposit yang terjadi setelah pengujian tarik dan bending berbentuk patah getas, karena permukaan daerah patahan bisa dikatakan hampir berbentuk datar (getas). Nilai kekuatan tarik dan bending komposit dengan panjang serat 2 mm menghasilkan nilai tertinggi daripada variasi panjang serat yang lainnya. Penyebaran serat yang lebih baik daripada panjang serat lainnya, serta minimnya void yang terjadi merupakan faktor yang paling mempengaruhi nilai kekuatan tarik komposit itu (gambar 8 dan 9). Terlihat banyak sekali fiber pull out yang Analisa foto makroskopis yang telah dijelaskan sebelumnya diperkuat dengan foto mikroskopis yang menunjukkan penyebaran serat 2 mm lebih merata dibandingkan dengan variasi panjang serat lainnya (Gambar 10 dan 11). Kelurusan serat (fiber alignment) lebih memungkinkan terjadi di dalam matriks polipropilena. Diameter lubang cetakan yang hanya 5 mm lebih memungkinkan serat 2 mm dalam kondisi lurus ketika berada di dalam matriks, sehingga pendistribusian beban relatif lebih merata dibandingkan variasi panjang serat lainnya. C. Hasil Pengujian pada Spesimen Serat 8 mm Terjadi penurunan nilai kekuatan tarik dan bending spesimen uji tarik dan bending komposit dengan serat 8mm. Spesimen ini menghasilkan nilai kekuatan tarik dan bending terendah dari variasi panjang serat lainnya. Nilai kekuatan tarik sebesar 9,076 N/mm2, dan nilai kekuatan bending 43,283 N/mm2. Sangat jelas terlihat penyebabnya pada tampilan foto makroskopis (gambar 10 dan 11), terjadi void dan penggumpalan serat (resin poor region) yang begitu luas pada spesimen komposit dan tepat berada di tengah-tengah. Bagian tengah spesimen kurang memberikan pendistribusian gaya atau kurang maksimal dalam menahan beban, baik itu beban tarik ataupun beban bending. Ditambah lagi pendistribusian serat di area sekitar patahan yang sangat sedikit (resin rich region) membuat terlihat jelas terjadinya penurunan kekuatan tarik.

4 Gambar 12. Foto makroskopis daerah patahan spesimen uji tarik serat 8 mm Gambar 13. Foto makroskopis daerah patahan spesimen uji bending serat 8 mm Penggumpalan serat di area tertentu tersebut menyebabkan matrik polipropilena kurang sempurna dalam melapisi celah-celah sempit antar serat (gambar 12 dan 13). Sehingga menimbulkan konsentrasi pembebanan yang kurang merata. Selain itu faktor alur masuk cetakan yang hanya 5 mm juga turut mempengaruhi. Serat 8 mm sangat tidak memungkinkan untuk dalam kondisi lurus ketika masuk ke dalam cetakan (fiber mis-alignment). Sehingga serat yang mayoritas dalam kondisi melengkung kurang maksimal dalam mendistribusikan beban. Gambar 15. Foto mikroskopis perbesaran 40x daerah patahan spesimen uji bending serat 8 mm KESIMPULAN Dari hasil pengujian tarik dan bending pada spesimen polipropilena murni dan komposit dengan serat sabut kelapa, perlakuan variasi panjang serat mempengaruhi nilai kekuatan tarik dan bending spesimen. Pada variasi panjang serat 2 mm diperoleh nilai kekuatan tarik rata-rata tertinggi sebesar 9,83 N/mm2. Masih berada di bawah nilai kekuatan tarik polipropilena murni sebesar 12,996 N/mm2. Pada variasi panjang serat 2 mm juga, diperoleh nilai kekuatan bending tertinggi sebesar 98 MPa. Nilai tersebut melebihi nilai kekuatan bending polipropilena murni sebesar 92,283 MPa. Menurunnya nilai kekuatan tarik dan bending spesimen komposit disebabkan oleh banyak faktor, antara lain timbulnya void atau udara yang terjebak, penggumpalan serat (resin poor region), penyebaran serat yang kurang merata, dimensi dan alur masuk material (gate) ke dalam cetakan yang mendistribusikan atau menginjeksikan material tidak secara satu arah. Sehingga pemadatan matriks dan serat kurang maksimal. Satu dan sekian banyak penjelasan untuk hal ini adalah karena mekanisme perpatahan mikro plastis (plastic microbuckling) yang disebabkan oleh adanya ketidaklurusan serat (fiber mis-alignment), deformasi plastis matriks serta kehadiran peningkat tegangan seperti daerah kaya resin (resin rich region). [5] SARAN Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan cetakan yang mengalirkan material secara satu arah, dan juga memperkecil (menghaluskan) butiran polipropilena untuk meminimalisasi terjadinya void dan penggumpalan serat. Gambar 14. Foto mikroskopis perbesaran 40x daerah patahan spesimen uji tarik serat 8 mm DAFTAR PUSTAKA [1] Setyawati, Dina., dkk. 2008 Sifat-Sifat Papan Komposit Dari Sabut Kelapa Dan Limbah Plastik Polipropilena Daur Ulang Berlapis Anyaman Bambu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1 (1) : 18-26. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura dan Institut Pertanian Bogor. [2] Sari, Fitriah., dkk. 2013. Pengaruh Penggunaan Larutan Alkali Pada Kekuatan Tarik Dan Uji Degradasi Komposit Polipropilena Bekas Berpengisi

5 Serbuk Serabut Kelapa. Jurnal Teknik Kimia Vol.2 No.1. Universitas Sumatra Utara, Medan. [3] ASTM D 638 01 Standart test method for tensile properties of plastics. Philadelphia, PA : American Society for Testing Materials. [4] ASTM. D 790 02 Standart test methods for flexural properties of unreinforced and reinforced plastics and electrical insulating material. Philadelphia, PA : American Society for Testing and Materials. [5] Junus, Salahuddin. 2011. Komposit. UPT Penerbitan Universitas Jember. Jember.