Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

Pelaksanaan Transaksi Kliring Dalam Kegiatan Oprasional PT. BANK BRI Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Dari tahun ke tahun, perekonomian di Indonesia selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kesenjangan. Pengalaman dengan dominasi sistem bunga selama ratusan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BMT merupakan pelaku ekonomi baru dalam kegiatan perekonomian nasional yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah. BMT melakukan fungsi

EVALUASI PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 (Survai Pada BMI dan BMT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. syariah ini mengacu pada akuntansi syariah. Akuntansi Syariah adalah proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

Tinjauan Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Pemilikan Kendaraan Bermotor Ib Maslahah Pada PT. Bank Jabar Banten Syariah Cabang Bandung

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan

Repositori STIE Ekuitas

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

PENCABUTAN PSAK 59: AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Tinjauan Sistem Akuntansi Penjualan Pada ZMH Textile Bandung

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di

Analisa Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Kegiatan Operasional Pada CV. Bina Putra Nugraha

DAFTAR ISI. ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMA KASIH...ii

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BABl PENDAHULUAN. Lembaga keuangan syariah lahir sebagai akibat adanya rasa

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN. note. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH TEORI DAN PRAKTIK KONTEMPORER BERDASARKAN PAPSI 2013 EDISI 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, MS Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta

PERSEPSI AKUNTAN INTERNAL TERHADAP PSAK TENTANG AKUNTANSI SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Karena dahulu masih terdapat anggapan bahwa Islam dapat. 3) beberapa kalangan mencurigai Islam sebagai faktor penghambat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

Tinjauan Terhadap Penyaluran Pembiayaan Aliansi Dengan Pola Channeling Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Pembantu Ujungberung

BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2013, hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan berkembang dengan begitu pesatnya.

TINJAUAN MATA KULIAH...

Tinjauan Terhadap Penyaluran Pembiayaan Aliansi Dengan Pola Channeling Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Pembantu Ujungberung

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dan menyalurkannya. Lembaga ini biasa di sebut dengan Koperasi Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. muncul lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai solusi atas kegelisahan tersebut.

UNIVERSITAS INDONESIA INSTITUSIONALISASI SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM): STUDI SOSIOLOGIS BMT DI CIPULIR DAN BQ DI BANDA ACEH DISERTASI

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

RANCANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Cabang Melawai yang sudah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Dan Realisasinya Sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan Pada PT Taspen (Persero) KCU Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Dan Realisasinya Sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan Pada PT Taspen (Persero) KCU Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. KCP Ujung Berung Bandung

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

Tinjauan Atas Pelaksanaan Penghitungan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Atas PPh Pasal 21 Pegawai Tetap di Kantor Imigrasi klas 1 Bandung

Transkripsi:

Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung Rahayu, Ami Fitria STIE Ekuitas http://hdl.handle.net/123456789/62 Downloaded from STIE Ekuitas Repository

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Salah satu kebutuhan masyarakat modern adalah jasa keuangan. Perbankan sebagai lembaga keuangan yang paling dikenal oleh masyarakat, belum sepenuhnya melayani kebutuhan masyarakat terhadap jasa keuangan, terutama jasa pembiayaan. Perbankan hanya menyediakan jasa pembiayaan untuk golongan tertentu yang memenuhi persyaratan, yaitu golongan masyarakat yang mampu memberikan jaminan atas jasa yang diberikan. Salah satu alternatif pembiayaan yang dimanfaatkan oleh masyarakat golongan bawah adalah jasa keuangan yang disediakan oleh Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Melalui lembaga tersebut, jasa keuangan dapat diakses dengan mudah karena persyaratannya tergolong ringan dan prosesnya lebih cepat. Dari sekian banyak LKM yang ada di Indonesia, Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) atau Balai Mandiri Usaha Terpadu menjadi salah satu primadona yang semakin digemari masyarakat. Hingga akhir tahun 2008 ada 3200 BMT di Indonesia (Salman:2012:10). BMT merupakan Unit Usaha yang sedang berkembang, khususnya di Jawa Barat karena mayoritas penduduknya adalah Muslim. Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat menjadi tolak ukur perkembangan BMT di Jawa Barat, dan salah satu BMT di Bandung yang pertumbuhannya pesat adalah BMT itqan. 1

BMT itqan berdiri sejak 10 April 2007, selama lebih dari tujuh tahun BMT aktif dalam melakukan pemberdayaan masyarakat kecil. BMT itqan telah mendapatkan banyak prestasi diantaranya sebagai Koperasi Terbaik ke-2 se-kota Bandung. Sampai akhir tahun 2013 jumlah anggota BMT ItQan lebih dari 7000 orang yang tersebar di lima Kantor Cabang yaitu Padasuka, Cipadung, Soreang, Pasir Jambu, dan Kadungora (Garut). Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BMT ItQan menggunakan prinsipprinsip syariah, diantaranya Mudharabah, Murabahah, Wadiah, dan Ijarah. Prinsip yang paling menarik adalah Mudharabah, karena pada awalnya BMT ItQan menyediakan produk keuangan untuk simpanan dan pembiayaan. Namun, sejak tiga tahun lalu, pembiayaan dengan prinsip Mudharabah dihentikan untuk sementara waktu. Padahal menurut Wiroso (2011:325) Salah satu keunikan Lembaga Keuangan Syariah adalah prinsip Bagi Hasil, khususnya Mudharabah. Jika BMT itqan saja menghentikan pembiayaan dengan prinsip Mudharabah, bagaimana dengan BMT lainnya yang masih dalam tahap perkembangan? BMT ItQan menjadi tolak ukur bagi BMT lainnya karena prestasi-prestasi yang telah diperolehnya. Apabila ditinjau dari ilmu akuntansi, maka Mudharabah adalah salah satu bentuk transaksi yang dipertanggungjawabkan. Mulai dari pengakuan, pengukuran, serta penyajiannya dalam laporan keuangan haruslah sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi. Standar perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi syariah sendiri baru diberlakukan sejak 2003 yaitu dengan disahkannya 2

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. PSAK Nomor 59 berisi standar Akuntansi Perbankan Syariah secara global, PSAK ini memuat perlakuan akuntansi untuk transaksi Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna, Ijarah, dan transaksi syariah lainnya yang telah memiliki dasar hukum untuk dilakukan di Bank Syariah maupun Lembaga Keuangan Syariah (LKS). PSAK yang mengatur transaksi Mudharabah secara khusus baru disahkan pada 27 Juni 2007, bersamaan dengan PSAK lainnya yang mengatur transaksi syariah secara spesifik yaitu PSAK Nomor 101-106. Transaksi Mudharabah diatur dalam PSAK Nomor 105 yang baru diterapkan sejak 1 Januari 2008. Hal ini menandakan bahwa PSAK Nomor 105 tergolong PSAK yang masih muda sehingga masih terus mengalami perkembangan dan penyesuaian dalam implementasinya di LKS, termasuk di BMT itqan Bandung. Berdasarkan latar belakang tersebut, apakah PSAK Nomor 105 tentang Akuntansi Mudharabah sudah diterapkan di BMT itqan? penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Tinjauan atas Penerapan PSAK No.105 tentang Akuntansi Mudharabah pada BMT itqan Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis membatasi perumusan masalah pada : 1. Bagaiamana penerapan PSAK No.105 tentang Akuntansi Mudharabah di BMT itqan Bandung? 3

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan PSAK Nomor 105 tentang Akuntansi Mudharabah pada BMT itqan Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Studi Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi dari BMT itqan dengan tujuan untuk mengetahui : 1. Penerapan PSAK No. 105 tentang Akuntansi Mudharabah pada BMT ItQan Bandung. 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan PSAK No.105 tentang Akuntansi Mudharabah pada BMT ItQan Bandung. 1.4 Kegunaan Studi 1. Bagi Penulis Penulis mendapat gambaran mengenai kesesuaian penerapan PSAK No. 105 tentang Akuntansi Mudharabah di BMT itqan Bandung serta kendalakendala yang dihadapinya. 2. Bagi BMT itqan Bandung Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan acuan dalam menerapkan PSAK No.105 tentang Akuntansi Mudharabah pada BMT itqan Bandung. 3. Bagi Dewan Standar Akuntansi Syariah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk megadakan penelitian lebih dalam oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah di masa 4

yang akan datang, sehingga dapat berguna dalam proses penyusunan standar akuntansi keuangan yang efektif untuk diterapkan di BMT. 1.5 Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang bertujan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang sebenarnya berdasarkan data dan informasi yang objektif. 1. Jenis dan Sumber Data Adapun data yang dipergunakan adalah : a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari kepustakaan yang berhungungan dengan masalah yang akan diteliti dan dari arsip-arsip bagian keuangan. 2. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Observasi Yaitu suatu metode penelitian dengan cara mendatangi langsung ke perusahaan yang menjadi objek studi serta ikut serta dalam kegiatan operasional perusahan dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait selama periode penelitian. 5

b. Wawancara Mengajukan berbagai macam pertanyaan yang berhungungan dengan topik penelitian kepada pihak yang bersangkutan. c. Studi kepustakaan Yaitu mengumpulkan data-data yang berkaitan untuk mendapatkan informasi mengenai PSAK No. 105 tentang Akuntansi Mudharabah. 1.6 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di BMT itqan yang beralamat di Jalan P.H.H. Mustofa Komplek Surapati Core Blok K No.7 Bandung Jawa Barat. Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah selama 30 hari terhitung sejak 21 April 2014 s.d 21 Mei 2014. 6