BAB I PENDAHULUAN. terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

SKRIPSI PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR ( STUDI KASUS DI DEALER ASLI MOTOR KLATEN )

PERJANJIAN SEWA BELI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi Komparatif Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor di Beberapa Perusahaan Finance Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Skripsi TANGGUNGJAWAB HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Perjanjian Sewa Beli. Perjanjian ini timbul dalam praktek karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu tidaklah mudah. Salah satu alternatif yang di ambil guna mencukupi

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI PT. ASLI MOTOR DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

III. METODE PENELITIAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN. hidup rumah tangga setelah masing-masing pasangan siap untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan secara

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan kehidupan bernegara secara tegas dirumuskan dalam Alinea. ke Empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi global dan perkembangan teknologi yang demikian cepat

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum ataupun Pemerintah pasti melibatkan soal tanah, oleh

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masyarakat kita dewasa ini, membeli suatu barang dengan pembayaran diangsur beberapa kali bukan hanya dilakukan oleh golongan ekonomi lemah saja, namun telah banyak pula dilakukan oleh mereka yang berekonomi menengah keatas. Pada mereka yang kondisi ekonominya lemah cara ini dirasakan amat membantu dalam mengatasi kebutuhan mereka akan barang yang diingikannya tersebut, karena mereka tidak perlu menunggu terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai. Memang pada dasarnya pembeli dengan cara yang diangsur adalah merupakan suatu langkah dari penjual untuk mengatasi permasalahan pembeli yang tidak mampu untuk membeli barang yang dibutuhkan tersebut secara tunai atau dapat dikatakan bahwa langkah tersebut diterapkan hasil-hasil produksi, disebabkan merosotnya daya beli oleh masyarakat. Cara pembelian demikian dikenal dengan istilah sewa beli, dimana pembeli sebelum melunasi harga barang yang dibeli itu berkedudukan sebagai penyewa, baru setelah harga barang tersebut dilunasi maka hak atas barang tersebut akan berpindah dari penjual kepada pembeli tidak lagi berstatus sebagai penyewa barang tetapi pembeli sebagai pemilik barang tersebut. Jadi barang pada saat perjanjian ditutup telah diserahkan kedalam penguasaan pembeli. Namun penguasa disini tidak secara mutlak karena hak 1

2 milik atas barang tersebut masih berada ditangan pihak penjual. Status pembeli dalam ini masih penyewa yang berwenang mengambil manfaat dari barang yang dikuasainya (barang sewa beli). Baru setelah angsuran terakhir dibayar lunas maka pembeli secara mutlak berkuasa atas barang yang dikuasainya tersebut karena ia (pembeli) sekarang berstatus sebagai pemilik barang. Perjanjian sewa beli adalah suatu perjanjian jual beli yang timbul dalam praktek perniagaan, yang di Indonesia telah diakui berlakunya berdasarkan Yurisprudensi serta surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi No. 34 / KP / II / 1980 adalah sebagai berikut : Sewa Beli (Hire Purchase) adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik suatu barang baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah harga dibayar lunas. Perjanjian sewa beli adalah termasuk perjanjian jenis baru yang timbul dalam masyarakat. Sebagaimana perjanjian jenis baru, sewa beli di Indonesia belum diatur dalam KUH Perdata. Dari beberapa devenisi yang dikemukakan oleh pakar hukum diatas dan juga surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi tidak ada keseragaman. Namun kalau diperhatikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa perjanjian sewa beli lebih cenderung mengarah atau menjurus pada bentuk perjanjian jual beli, dari pada sewa menyewa. Karena

3 dalam perjanjian sewa beli, peralihan hak milik adalah yang menjadi pokok utamanya. Jadi tujuan sewa beli adalah untuk menjual barang, bukan untuk menyewakan atau menjadi penyewa barang. Pertumbuhan perjanjian sewa beli di Indonesia berkembang secara pesat namum pertumbuhan tersebut tidaklah disertai dengan perkembangan perangkat peraturan secara memadai. Di Indonesia perjanjian sewa beli ini belum diatur dalam suatu undang-undang tersendiri, sehingga dalam praktek sering timbul masalah-masalah yang berkaitan dengan lembaga sewa beli tersebut. Dengan keadaan yang demikian ini lembaga sewa beli dirasa kurang memberikan suatu kepastian hukum. Oleh sebab itu maka perlu diadakannya suatu perundang-undangan yang mengatur tentang sewa beli. Didalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokokpokok Kepegawaian, telah mengatur hak-hak PNS, sehingga dapat diketahui apa yang menjadi hak atau bukan, haruslah mengacu pada ketentuan yang berlaku yang mengatur hak-hak PNS. Adapun perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Pasal 1 angka 1 memberikan defenisi mengenai Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut: Pegawai Negeri Sipil adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dandiserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya yang digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4 Lebih lanjut penjelasan atas Undang-undang tersebut dalam ketentuan umum angka 7 menyebutka bahwa untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawabnnya, untuk itu pemerintah dan negara wajib mengusahakan dan memberikan gaji yang adil sesuai standar yang layak yang mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga yang bersangkutan dapat memusatkan perhatiannya hanya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Sepeda motor merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dirasa dapat mendukung segala aktifitas manusia itu sendiri. Misalnya saja seperti ketika akan pergi ke tempat kerja, sekolah, berkunjung ke tempat kerabat, atau bahkan sebagai sarana dalam melaksanakan pekerjaannya seperti sales yang harus berkeliling dari tempat satu ke tempat lainnya dengan menggunakan sepeda motor. Selain itu sepeda motor dirasa lebih mudah dan praktis dibanding dengan alat transportasi lainnya untuk mendukung segala aktifitas manusia. Oleh karena itu kebutuhan akan sepeda motor sebagai alat transportasi sangatlah tinggi. Tetapi karena keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membeli sepeda motor di dealer secara tunai. Maka dari itu di perlukan cara yang tepat dan benar menurut hukum. Kerukunan, kebersamaan, dan kekeluargaan merupakan cara yang dirasa cukup baik untuk mencapai tujuan bersama itu.

5 Menyadari keterbatasan ekonomi penduduk kota Boyolali, maka salah satu dealer yang ada di kota Boyolali yaitu Sun Motor memberikan kemudahan dalam mendapatkan sepeda motor, membeli sepeda motor dengan cara angsuran dan menggunakan perjanjian sewa beli dimana perjanjian tersebut memuat tentang hak dan kewajiban dari piahk penjual dan pembeli. Melihat kenyataan yang ada, perjanjian sewa beli sepeda motor sangat diminati oleh masyarakat Boyolali, sehingga perjanjian tersebut tumbuh subur dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga sewa beli mendapatkan tempat dalam masyarakat Boyolali khususnya dikalangan Pegawai Negeri Sipil, baik dalam kalangan menengah ke atas maupun masyarakat menengah ke bawah. Perjanjian sewa beli mempunyai manfaat ganda, yaitu memberi keuntungan kedua belah pihak, baik bagi penjual maupun pembeli. Bagi penjual sepeda motor untung karena kendaraannya akan lebih banyak terjual. Sedangakan keuntungan bagi pembeli adalah bahwa pembeli akan segera dapat memperoleh barang (sepeda motor) walaupun mereka belum mempunyai uang yang cukup secara kontan. Secara umum kesepakatan perjanjian yang ada masih sangat sederhana, yaitu hanya memuat ketentuan pelaksanaan pembelian sepeda motor itu sendiri yang merupakan realisasi dari perjanjian. Dapat dijelaskan pula bahwa kesepakatan yang terjadi di dealer Sun Motor adalah suatu perikatan yang mengikat antara kedua belah pihak.

6 Dari penjelasan diatas, maka hubungan hukum yang lahir antara pihak dealer dengan pembelinya merupakan suatu hubungan hukum yang lahir karena adanya suatu perjanjian. Dimana sesuai dengan asas kebebasan berkontrak, maka setiap orang dapat melakukan perjanjian dimana perjanjian tersebut akan mengikat para pihak yang membuatnya, seperti yang terjadi dalam Dealer Sun Motor Boyolali. Kesepakatan atau perjanjian yang ada di dealer Sun Motor Boyolali tersebut dapat digolongkan perjanjian sewa beli, karena dalam hal ini pihak dealer akan menyerahkan hak milik sepenuhnya atas sepeda motor kepada setiap pembelian setelah mereka memenuhi dan melaksanakan kewajiban sebagai penyewa sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama. Dalam praktek perjanjian sewa beli menggunakan perjanjian baku atau standar, yaitu dituangkan dalam bentuk formulir. Dari segi biaya dan waktu bentuk perjanjian memang lebih hemat karena penjual tinggal menyodorkan formulir yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan calon penyewa tinggal menyatakan kehendaknya untuk menerima atau menolak isi perjanjian tersebut. Akan tetapi jika diamati bentuk perjanjian seperti ini akan lebih menguntungkan bagi penjual, karena mengenai isi perjanjiannya ditentukan secara sepihak yaitu oleh penjual sepeda motor. Sehingga dalam keadaan yang demikian ini pembeli hanya bersikap pasif yaitu tinggal menyatakan menerima atau menolak isi perjanjian yang tertera dalam formulir tersebut. Dalam artian bahwa pihak dealer menawarkan suatu ketentuan saja dan

7 tinggal calon pembeli yang menentukan menerima atau menolak saja, pembeli tidak dapat melakukan penawaran terhadap isi dari surat perjanjian sewa beli tersebut. Maka tidak mungkin jika dealer dalam menentukan isi perjanjiannya lebih mementingkan hak-haknya dari pada kewajibannya, dan bagi pembeli tidak ikut menentukan isi perjanjiannya. Dalam perjanjian sewa beli sepeda motor, penyerahan hak milik baru akan dilakukan pada saat pembayaran angsuran terakhir atau pelunasan dan pembeli dilarang untuk menjual atau mengalihkan kendaraan yang menjadi obyek sewa beli kepada orang lain sebelum dibayar lunas. Namun dalam kenyataannya yang ada sering kita jumpai adanya pembeli sewa yang melanggar larangan tersebut. Dalam prakteknya pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen tidak terlepas dari berbagai hambatan dan masalah yang menyertainya, sehingga perusahaan pembiayaan konsumen harus menyiapkan berbagai upaya penyelesaian guna mengatasi masalah yang timbul. Dari uraian tersebut di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul : TANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

8 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian sewa beli kendaraan bermotor oleh PNS dan Sun Motor Boyolali? 2. Bagaiamana hak dan kewajiban penyewa (Pegawai Negeri Sipil) dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor di Sun Motor Boyolali? 3. Bagaimana tanggung jawab hukum apabila barang (sepeda motor) dialihkan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pihak penjual sebelum pembayaran dilunasi? C. Tujuan Penelitian Suatu tujuan penelitian harus dinyatakan dengan jelas dan ringkas, karena hal yang demikian akan dapat memberikan arah pada penelitian yang dilakukan. 1 Berdasarkan pada perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pelaksanaan perjanjian sewa beli kendaraan bermotor oleh PNS dan Sun Motor Boyolali. 2. Untuk mengetahui hak da kewajiban penyewa (Pegawai Negeri Sipil) dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor di Sun Motor Boyolali. 3. Untuk mengetahui tanggungjawab hukum apabila barang (sepeda motor) dialihkan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pihak penjual sebelum pembayaran dilunasi. Persada. Hal 11 1 Bambang Sunggono. 1997. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta:Raja Grafindo

9 D. Manfaat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi penulis saja, tetapi juga memberikan manfaat bagi pihak lain secara positif. Menurut hemat penulis, manfaat tersebut antara lain meliputi : 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran terhadap khasanah ilmu hukum pada umumnya, dan pengembangan teori hukum terkait dengan proses sewa beli kendaraan bermotor yang menyangkut tentang perkara aspek hukum perjanjian. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat khususnya Pegawai Negeri Sipil tentang perjanjian sewa beli sepeda motor. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai perjanjian sewa beli sepeda motor. E. Metode Penelitian Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu pengetahuan. Suatu usaha di mana dilakukan dengan

10 menggunakan metode tertentu. 2 Suatu metode penelitian akan mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. 3 Dalam melakukan penelitian agar terlaksana dengan maksimal maka penelitian menggunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah normatif, yang artinya penulisan skripsi ini didasarkan pada kajian aspek hukum yaitu perundang-undangan yang berlaku dan norma-norma yang hidup di dalam masyarakat. Sehingga diketahui bagaimana kedudukan hukumnya tanggungjawab hukum dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor oleh PNS. 2. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode normatif sosiologis, karena penelitian ini yang dicari adalah tanggungjawab hukum dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor oleh PNS yang sesuai dengan pelaksanaan keilmuan dan aturan hukum yang berlaku, serta dari sudut pandang sosial dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yang bersifat diskriptif, artinya penelitian yang dimaksudkan untuk memberi data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. 4 2 Sutrisno Hadi. Metode Penelitian. Yogyakarta: UGM Press. 1997. Hal 3 3 Noeng Muhadjir. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake serasin. 1998. Hal 3 4 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI, 1986, Press, Hal 10

11 Dalam penelitian ini peneliti dapat menemukan, memahami gejalagejala yang diteliti dengan cara menggambarkan dan menjelaskan masalah-masalah yang ada dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan tentang tanggungjawab hukum dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor oleh PNS. 3. Sumber Data Penelitian Sumber data yang penulis pergunakan dalam menunjang penulisan skripsi ini ada dua jenis data yaitu data sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan Penelitian Kepustakaan ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder, untuk memperoleh data teori dalam memecahkan masalah yang timbul dengan menggunakan bahan-bahan : 1) Bahan Hukum Primer meliputi a) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan b) Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 34/KP/II/80 tentang Perizinan Kegiatan Sewa Beli c) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang PNS d) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2) Data Sekunder Yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti dokumen-dokumen yang merupakan

12 informasi dan artikel-artikel yang berkaitan dengan pertanggungjawaban pidana debitur dalam sewa beli sepeda motor kredit, hasil penelitian, pendapat pakar hukum serta beberapa sumber dari internet yang berkaitan dengan persoalan diatas. b. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara mempelajari objek yang akan diteliti secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan 1) Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul yang penulis ajukan, maka untuk memperoleh data yang berkaitan dengan skripsi ini penulis mengambil lokasi penelitian di Dealer Sun Motor Boyolali adapun alasan penulis memilih lokasi Sun Motor Boyolali yaitu karena dekat dengan domisili penulis. 2) Obyek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek adalah Dealer Sun Motor Boyolali dan Pegawai Negri Sipil yang melakukan sewa beli kendaraan bermotor. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan secara langsung dan relevan dalam menyusun skripsi ini diperlukan adanya suatu teknik pengumpulan data yang tepat. Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

13 a. Studi Kepustakaan Dalam studi kepustakaan akan didapat konsepsi-konsepsi atau teoriteori, pandangan-pandangan atau penemuan-penemuan. Konsepsikonsepsi tersebut dapat dicari sumber referensi umum, seperti bukubuku literatur dan bahan-bahan kepustakaan lainnya. Sedangkan dari referensi khusus seperti majalah, surat kabar, buletin-buletin. Dari data-data itu akan penulis gunakan untuk membahas permasalahan yang ada pada penelitian ini. b. Studi Penelitian Lapangan Studi lapangan adalah cara untuk memperoleh data-data yang diperlukan secara langung meneliti ke lokasi yang bersangkutan. Adapu studi lapangan yang penulis lakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Wawancara (Interview) Adalah cara untukmemperoleh data informasi dengan bertanya langsung kepada responden tentang segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 2) Daftar Pertanyaan Merupakan suatu pertanyaan yang penulis gunakan sebagai bahan pertanyaan yang penulis ajukan kepada pihak yang bersangkutan secara tertulis.

14 3) Pengambilan Stempel Pengambilan stempel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan purpose sampling, tidak semua responden diwawancarai akan tetapi hanya responden yang mempunyai pengetahuan tentang sewa beli. Penelitian menanyakan pada Bapak Supriyanto sebagai Manajer Sun Motor Boyolali yang bisa memberikan penjelasan mengenai sewa beli kendaraan bermotor oleh Pegawai Negri Sipil (PNS). 4) Pengamatan (Observasi) Pengamatan merupakan sarana pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung bagaimana keadaan yang sebenarnya terjadi objek yang sedang diteliti, kemudian dilakukan pencatatan secara sistematika terhadap kenyataan yang dijumpai dilapangan. 5) Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan oleh penulis yang sesuai dengan penelitian diskriptif adalah menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu analisis data yang meliputi yurisprudensi, literatur ketentuan yang ada hubungannya dengan sewa beli kendaraan bermotor oleh Pegawai Negri Sipil dipadukan dengan pendapat responden dilapangan, dianalisis secara kualitatif dan dicari pemecahannya, disimpulkan kemudian digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada.

15 F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Tinjauan Pustaka E. Metode Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kendaraan Bermotor B. Pengertian Pegawai Negri Sipil C. Pengertian Sewa Beli D. Para Pihak dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor E. Hubungan hukum antara penjual dan pembeli dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor bagi Pegawai Negri Sipil F. Hak dan Kewajiban penyewa maupun pembeli dalam sewa beli kendaraan bermotor G. Resiko sewa beli kendaraan bermotor H. Tanggungjawab hukum sewa beli kendaraan bermotor

16 BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan perjanjian sewa beli kendaraan bermotor oleh PNS di Sun Motor Boyolali 2. Hak dan Kewajiban penyewa ( Pegawai Negri Sipil) dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor di Sun Motor Boyolali 3. Tanggung jawab hukum apabila barang (sepeda motor) dialihkan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pihak penjual sebelum pembayan dilunasi B. Pembahasan 1. Pelaksanaan perjanjian sewa beli kendaraan bermotor oleh PNS di Sun Motor Boyolali 2. Hak dan Kewajiban penyewa ( Pegawai Negri Sipil) dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor di Sun Motor Boyolali 3. Tanggung jawab hukum apabila barang (sepeda motor) dialihkan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pihak penjual sebelum pembayan dilunasi BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN