PERKEMBANGAN SERANGAN PENYAKIT CACAR DAUN CENGKEH (Phyllosticta sp.) PADA TANAMAN CENGKEH TRIWULAN II TAHUN 2013 WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Amini Kanthi Rahayu, SP 1 dan Effendi Wibowo, SP 2 POPT Pertama Pendahuluan Penyakit cacar daun cengkeh merupakan penyakit yang menyerang dan terdapat hampir di semua sentra produksi cengkeh di Indonesia. Penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit utama di samping penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC). Penyakit ini juga dapat menyerang tanaman cengkeh mulai pembibitan sampai tanaman produksi, dan menyerang daun dan buah cengkeh. Pada tahun 1983 penyakit ini terdapat di 12 propinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan dengan intensitas ringan sampai berat (Wirjosoehardjo et al., 1984 cit. Semangun, 2000). Sampai tahun 1993 propinsi yang masih bebas dari penyakit ini adalah Sulawesi Utara dan Maluku (Anonim, 1993 cit. Semangun, 2000). Gejala Penyakit yang Ditimbulkan Gejala serangan penyakit ini pada tanaman cengkeh yaitu pada daun muda terdapat bagian daun yang melepuh dengan warna yang sama dengan bagian yang sehat, kemudian bagian yang melepuh tersebut akan melengkung keatas, tetapi kadang juga kebawah. Seluruh daun mengalami perubahan bentuk, dan pada bercak tersebut terdapat titik-titik hitam. Serangan pada daun tua berupa bercak transparan, kemudian daun akan berkerut dan mengeriting (Hijau, 2012).
Daun-daun dengan gejala bercak ini terdapat pada bagian bawah tanaman, makin ke atas semakin sedikit. Pada serangan yang berat daun-daun rontok dan tanaman menjadi gundul. Menurut Semangun (2000) penyakit ini disebabkan oleh jamur Phyllosticta sp. Gambar 1. Gejala pada daun cengkeh akibat serangan Phyllosticta syzygii Sumber : http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/budidayacengkeh/puslitbang-perkebunan/ Keadaan Serangan Penyakit Cacar Daun Cengkeh pada Triwulan II 2013. Tabel 1. Luas areal tanaman cengkeh di wilayah kerja BBPPTP Surabaya No. Provinsi LA (ha) 1 Banten 15,314.00 2 Jawa Barat 14,707.00 3 Jawa Tengah 18,463.24 4 DIY 3,736.41 5 Jawa Timur 32,668.77 6 Bali 13,172.21 7 NTB 1,120.10 8 NTT 11,112.00 Total 110,293.73
Tabel 2. Peningkatan/Penurunan Tingkat Serangan No. Provinsi Luas Serangan (ha) Penurunan/Peningkatan Phyl Phyl Luas Serangan Phyllostica syzigii TW I Phyllosticta syzigii TW II 1 Banten 355.50 415.50 60.00 2 Jawa Barat 2,121.66 1,387.84-733.82 3 Jawa Tengah 433.83 529.62 95.79 4 DIY 52.50 55.38 2.88 5 Jawa Timur 139.22 126.59-12.63 6 Bali 106.90 65.50-41.40 7 NTB 0.00 0.00 0.00 8 NTT 0.00 0.00 0.00 Total 3,209.61 2,580.43 Gambar 2. Perbandingan luas serangan oleh Phyllosticta syzygii Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya
Gambar 3. Proporsi serangan OPT Utama pada tanaman cengkeh di wilker BBPPTP Surabaya Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa luas areal untuk tanaman cengkeh yang paling besar yaitu di Propinsi Jawa Timur dengan 32.172 ha, sedangkan untuk serangan P. syzygii yang tertinggi di propinsi Jawa Barat. Tetapi pada triwulan I jika dibandingkan dengan triwulan II sebenarnya telah mengalami penurunan sebesar 733, 82 ha. Prosentase serangan penyakit ini sebesar 27 % masih di bawah serangan penggerek batang Nothopeus sp. (Gambar 3). Berdasarkan Gambar 2., tingkat serangan penyakit cacar daun ada yang mengalami kenaikan tetapi ada juga yang mengalami penurunan tingkat serangan. Propinsi yang mengalami kenaikan yaitu di Propinsi Banten, Jawa tengah, dan DIY. Penyakit ini memang dapat menyerang tanaman pada di pembibitan atau tanaman produksi, karena serangannya dapat terjadi pada daun dan buah. Propinsi yang mengalami penurunan yaitu propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali. Penyakit ini disebabkan patogen yang terbawa tanah dan air. Pada triwulan II, rata-rata dari beberapa daerah masih berada pada musim kemarau, sehingga intensitas penyakit mengalami penurunan dan pengendalian yang dilakukan baik.
Perbandingan Luas Serangan dengan Luas Pengendalian Gambar 4. Grafik Luas serangan dengan luas pengendalian P. syzygii di wilker BBPPTP Surabaya Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya. Gambar 4. di atas menunjukkan bahwa antara luas serangan P. syzygii dengan luas pengendalian yang dilakukan masih tidak seimbang, yaitu luas pengendalian belum maksimal dilaksanakan. Bahkan di beberapa propinsi masih tidak ada pengendalian yang dilakukan. Hal tersebut dimungkinkan karena penyakit ini menyerang daunnya saja, sehingga petani dan dinas belum terlalu mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan. Penyebab penyakit ini sebenarnya merupakan parasit yang lemah, sehingga penyakit terjadi pada tanaman yang lemah. Pada areal kebun yang rapat, kurang terpelihara, kurang adanya pemupukan, gulma tidak dikendalikan dengan baik, dan pemetikannya kasar (Semangun, 2000). Tetapi hal yang lain tidak menutup kemungkinan berasal dari tipe tanaman. Karena tidak menutup kemungkinan varietas tanaman juga menentukan responsibilitas dari adanya suatu patogen tertentu. Pengelolaan penyakit. Pengelolaan penyakit cacar daun cengkeh ini antara lain : 1. Melarang pengangkutan benih dan bibit dari wilayah yang berpenyakit ke wilayah yang masih bebas penyakit
Hal diatas merupakan tindakan karantina terhadap tanaman berpatogen. Karena penyakit ini penyebabnya adalah jamur yang dapat terbawa benih, bibit, air maupun tanah. 2. Memilih pohon induk yang masih bebas cacar daun cengkeh sebagai penghasil benih yang baik. 3. Sanitasi Karena patogen dapat bertahan pada daun-daun yang telah gugur, sehingga sebaiknya daun-daun disapu dan dipendam dalam tanah. Phon dan ranting yang terserang sebaiknya dikumpulkan dan dibakar (Uminoty, 2010). Sanitasi yang disertai dengan pemupukan ternyata lebih efektif jika dibandingkan pengendalian dengan menggunakan fungisida saja. Pengaturan jarak tanam juga sebaiknya dilakukan untuk mengurangi kelembaban pada musim penghujan (Tjahjadi, 2013). 4. Pemupukan dan pemeliharaan yang baik Pemupukan dengan K disamping N, P, Ca, dan Mg 5. Penyemprotan dengan fungisida Beberapa fungisida yang dapat diaplikasikan antara lain Delsen MX-200 2%, Manep Brestan 0,3%, Difolatan 0,2% (Uminoty, 2010) Pustaka Bidang Proteksi. 2013. Data Triwulan II. Bidang Proteksi Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya, Jombang. Hijau, L. 2012. Budidaya Cengkeh. http://lingkuphijau.blogspot.com/2012/04/budidaya-cengkih.html. Diakses tanggal 19 Desember 2013. Semangun, H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Tjahjadi, tt. Hama dan Penyakit Tanaman. http://books.google.co.id/books?id=x4xlwqa_p1cc&pg=pa55&lpg=pa 55&dq=morfologi+penyakit+cacar+daun+cengkeh&source=bl&ots=iy1kH ekndc&sig=8pwg8sj0otbuw9jscdkxukl- boy&hl=id&sa=x&ei=7xyxuqg- NIGNrQeSpYCwBg&redir_esc=y#v=onepage&q=morfologi%20penyakit
%20cacar%20daun%20cengkeh&f=false. Diakses tanggal 18 Desember 2013. Uminoty, 2010. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Cengkeh. http://uminoty.wordpress.com/2010/07/23/pengendalian-hama-danpenyakit-tanaman-cengkeh/. Diakses tanggal 18 Desember 2013.