PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP HITUNG CAMPURAN

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPS PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

Jurnal Math Educator Nusantara (JMEN)

Keperluan korespondensi, HP : ,

KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Terhadap. apabila hasil belajar Bahasa Indonesia

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TENTANG PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH MODEL KOOPERATIF CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TPS PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

Kata Kunci: model pembelajaran, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kubus dan balok

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY BERBASIS MEDIA REALITA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS KONSEP SIFAT BANGUN DATAR

STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2011/2012

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Oleh : Indra Puji Astuti 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

Nurhadi. Universitas Sebelas Maret Surakarta

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT MAPPING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS DIPONEGORO, COLOMADU, KARANGANYAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN DEMONSTRASI GEOGEBRA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

*Keperluan korespondensi, telp: ,

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN MODEL DISKUSI DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

JURNAL EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN GAMES METHOD OF ENVIRONMENT (GMOE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL NUMBERRED HEAD TOGETHER SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK TAMTAMA KARANGANYAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL DRILLING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NHT

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (SDA) DALAM IPA DENGAN MENERAPKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Kata Kunci : Group Investigation, pemahaman konsep kegiatan ekonomi. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TS-TS DAN GI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN Agus Alim 1), St. Y. Slamet 2), Mg. Dwijiastuti 3) PGDS FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 e-mail : glennalimsky01@gmail.com Abstract : The purpose of this research is to verify whether there is difference of students ability of understanding the concept of fraction between that used cooperative learning type STAD model and direct learning model. This research used quasi experimental method. The research design was a pretest-posttest control group design. The sampling technique used was cluster random sampling. The experimental group was taught using STAD cooperative learning model, whereas the control group using direct instructional model. The data collection technique using the test method. The analysis showed t count > t tabel (2,1523 > 2,032), so H 0 rejected. The conclusion of this research was there is difference in the ability of understanding the concept of fraction between students taught with cooperative learning type STAD model and direct learning model. Abstrak : Tujuan penelitian untuk mengetahui ada-tidaknya perbedaan kemampuan pemahaman konsep pecahan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran Penelitian menggunakan metode eksperimental semu. Rancangan penelitian adalah pretest-posttest control group design. Teknik sampling menggunakan cluster random sampling. Kelompok eksperimen diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes. Hasil analisis menunjukkan t hitung > t tabel (2,1523 > 2,032), sehingga H 0 ditolak. Simpulan penelitian adalah ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep pecahan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran Kata Kunci : pemahaman konsep pecahan, pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran langsung Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki peran yang penting bagi kehidupan. Peran matematika tidak hanya dalam pembelajaran di sekolah, melainkan juga dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peranan tersebut antara lain meliputi: perhitungan dalam jual beli, perhitungan jarak suatu daerah, perhitungan populasi, perhitungan luas atau volume suatu benda, pengumpulan data, keperluan statistik penelitian, dan lain sebagainya. Selain itu, matematika juga memiliki berbagai peran di bidang ilmu yang lain mulai dari ilmu sosial, fisika, kimia, kedokteran, teknik, agama, hingga bahasa. Pembelajaran matematika telah mulai diajarkan di tingkat Sekolah Dasar. Salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran matematika di SD yakni materi pecahan. Dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah tercantum bahwa salah satu standar kompetensi lulusan mata pelajaran untuk matematika SD/ MI yakni: Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung, dan sifat-sifatnya serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Materi pecahan telah mulai diajarkan semenjak kelas 3 Sekolah Dasar. Materi pecahan merupakan salah satu materi pembelajaran yang begitu dekat dengan keseharian kita. Penerapan konsep pecahan dalam kehidupan sehari-hari antara lain dalam hal perhitungan luas suatu bagian, perhitungan persentase, perhitungan angka desimal maupun perbandingan dan skala. Namun faktanya, masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep pecahan. Seperti halnya yang terjadi di beberapa Sekolah Dasar di Kecamatan Colomadu. Dari survei awal di beberapa SDN se-kecamatan Colomadu menunjukkan bahwa pencapaian KKM siswa kelas V materi penjumlahan dan pengurangan pecahan masih rendah. Hasil survei di SDN Gawanan 01 menunjukkan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 67 %. Di SDN Malangjiwan 03 pencapaian KKM sebesar 67 %. Di SDN Klodran 02 pencapaian KKM sebesar 58 %, sedangkan di SDN Bolon 03 pencapaian KKM sebesar 66 %. 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

Dari hasil wawancara terhadap guru kelas V dari beberapa SDN tersebut dapat diidentifikasi bahwa penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep pecahan adalah karena pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru (teacher centered). Hampir semua guru melaksanakan pembelajaran secara klasikal. Pembelajaran yang dilaksanakan dimulai dari guru menjelaskan materi pembelajaran melalui metode ceramah. Kemudian guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan oleh beberapa siswa didepan kelas. Guru kemudian bertanya mengenai materi mana yang belum dikuasai siswa. Langkah terakhir, guru memberikan soal evaluasi. Pembelajaran yang dilakukan guru melalui cara tersebut belum mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang maksimal. Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Keaktifan siswa juga masih sangat rendah. Siswa yang memiliki kesulitan memahami materi pun sering kali malu atau takut bertanya kepada guru. Maka dari itu perlu adanya suatu model pembelajaran inovatif yang dapat membangun motivasi belajar, keaktifan siswa serta komunikasi antar siswa maupun antara siswa dengan guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat memunculkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama antar siswa dan dapat meningkatkan keterampilan sosial mereka. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Zakaria, dkk (2010) mengungkapkan In cooperative learning, students study in small groups to achieve the same goals using social skills. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. (Sugiyanto, 2009). Tugas anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2007). Ada beberapa prinsip yang dimiliki model pembelajaran kooperatif yang tidak dimiliki oleh model pembelajaran lainnya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi : (1) Adanya kerjasama dua orang atau lebih; (2) Pemecahan masalah bersama dalam kelompok; (3) Mencapai tujuan tertentu yang sama; (4) Adanya ketergantungan yang positif. (Sri Anitah, 2009) Ada berbagai macam model pembelajaran kooperatif. Salah satu jenis dari pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Teams Achievement Divisions/ Divisi Pencapaian Tim Siswa). Model pembelajaran kooperatif STAD merupakan model yang dikembangkan oleh Robert E Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran. Slavin (2009) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif STAD merupakan model pembelajaran kerja sama bagi kelompok yang mempunyai kemampuan campuran yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok bagi pembelajaran masing-masing orang. Model pembelajaran STAD menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2010). Langkah-langkah pembelajaran kooperatif STAD meliputi : 1) Presentasi kelas; 2) Pembentukan tim; 3) Kuis Individu; 4) Penskoran kemajuan individu; 5) Rekognisi tim (Slavin, 2008). Kelebihan dari model pembelajaran STAD sebagai suatu model pembelajaran kooperatif antara lain: 1) Dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa seperti kemampuan empatik serta menghargai orang lain, 2) Membantu siswa dalam menghargai kekurangan dan kelebihan yang dimiliki setiap orang, 3) Dengan menemukan solusi dalam suatu masalah dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa, 4) Peserta didik dapat saling membantu dalam memahami pelajaran, 5) Pengetahuan secara total yang ada pada kelompok lebih besar dibandingkan dengan pengetahuan secara individu. (Daniel Muijs dan David Reynolds, 2008)

Melalui model pembelajaran STAD, akan tercipta sebuah pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar serta aktifitas belajar siswa. Akan terbentuk kondisi belajar yang menyenangkan, interaktif, serta komunikatif. Siswa dapat saling bekerja sama dalam mengusai suatu konsep pembelajaran. Dengan demikian, pemahaman konsep siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan pemahaman konsep pecahan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran langsung pada siswa kelas V SDN se-kecamatan Colomadu Tahun 2013. METODE Penelitian dilaksanakan di SDN se- Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Waktu penelitian yakni pada semester II tahun ajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan yakni eksperimental semu (quasi experimental) dengan rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian meliputi semua siswa kelas V di SDN se-kecamatan Colomadu. Sampel penelitian terdiri dari dua kelompok siswa kelas V SDN yang diambil dari populasi. Salah satu sebagai kelompok eksperimen dan satu sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Cluster Random Sampling yakni randomisasi atau pengambilan acak terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yakni dengan metode tes. Tes digunakan untuk mengumpulkan data tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa tes pemahaman konsep pecahan. Tes diberikan sebanyak dua kali yakni tes kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (posttest). Pretest diberikan sebelum sampel mendapat perlakuan, sedangkan posttest diberikan setelah sampel mendapatkan perlakuan. Untuk membuktikan hipotesis penelitian perlu melalui beberapa pengujian. Pengujian tersebut meliputi : uji prasyarat analisis data, uji keseimbangan, dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis data terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas pada penelitian menggunakan metode Lilliefors. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi sampel yang sama atau tidak. Uji homogenitas penelitian ini menggunakan metode Bartlett dengan uji Chi Kuadrat. Uji keseimbangan dilakukan sebelum kedua kelas mendapat perlakuan, untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak. Statistik uji yang digunakan dalam uji keseimbangan adalah uji-t, sedangkan data yang digunakan adalah data kemampuan awal. Setelah uji keseimbangan terpenuhi, kemudian menerapkan perlakuan pada kedua sampel. Uji hipotesis menggunakan data kemampuan akhir setelah perlakuan. Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah kemampuan pemahaman konsep materi pecahan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada yang diajar menggunakan model pembelajaran Uji hipotesis menggunakan analisis uji-t. HASIL Data penelitian baik kemampuan awal siswa maupun kemampuan akhir dari kedua kelompok sampel kemudian diolah untuk digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Data kemampuan awal maupun kemampuan akhir siswa ditampilkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Data Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen 1. 10 23 4 23,53 % 2. 24 37 2 11,76 % 3. 38 51 1 5,88 % 4. 52 65 3 17,65 % 5. 66 79 5 29,41 % 6. 80 93 2 11,76 % 7. Jumlah 17 100 %

Berdasarkan data kemampuan awal di atas, nilai terendah siswa adalah 10, sedangkan nilai tertinggi adalah 93. Dari data kemampuan awal kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 51,91. Tabel 2. Data Kemampuan Awal Kelas Kontrol 1. 7 20 4 21,05 % 2. 21 34 3 15,79 % 3. 35 48 3 15,79 % 4. 49 62 3 15,79 % 5. 63 76 4 21,05 % 6. 77 90 2 10,53 % 7. Jumlah 19 100 % Berdasarkan data kemampuan awal di atas, nilai terendah siswa adalah 7, sedangkan nilai tertinggi adalah 90. Dari data kemampuan awal kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 45,92. Tabel 3. Data Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen 1. 33 44 1 5,88 % 2. 45 56 2 11,76 % 3. 57 68 2 11,76 % 4. 69 80 5 29,41 % 5. 81 92 3 17,65 % 6. 93 104 4 23,53 % 7. Jumlah 17 100 % Berdasarkan data kemampuan akhir di atas, nilai terendah siswa adalah 37, sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Dari data kemampuan akhir kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,91. Tabel 4. Data Kemampuan Akhir Kelas Kontrol 1. 20 32 2 10,53 % 2. 33 45 3 15,79 % 3. 46 58 1 5,26 % 4. 59 71 4 21,05 % 5. 72 84 7 36,84 % 6. 85 97 2 10,53 % 7. Jumlah 19 100 % Berdasarkan data kemampuan akhir di atas, nilai terendah siswa adalah 20, sedangkan nilai tertinggi adalah 97. Dari data kemampuan akhir kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,63. Pada data kemampuan awal dilakukan pengujian keseimbangan dari kedua sampel, sedangkan pada kemampuan akhir dilakukan pengujian hipotesis penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu melakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat pada penelitian ini terdiri dari uji normalitas maupun uji homogenitas. Uji keseimbangan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Hasil Uji keseimbangan dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Kelompok t hitung t tabel Keterangan Eksperimen 0,856 2,032 H 0 diterima dan kontrol Berdasarkan hasil perhitungan diketahui t hitung sebesar 0,856 dan t tabel sebesar 2,032. Daerah kritik yakni t < 2,032 dan t > 2,032 sehingga H 0 diterima. Kedua kelompok sampel dinyatakan memiliki kemampuan awal yang sama. Pada kemampuan akhir siswa, dilakukan uji prasyarat yakni uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada kemampuan akhir dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Akhir Kelompok L hitung L tabel Keterangan Eksperimen 0,119 0,206 H 0 diterima Kontrol 0,058 0,195 H 0 diterima Berdasarkan uji normalitas kemampuan akhir kedua kelompok, diketahui kelompok eksperimen L hitung < L tabel (0,119 < 0,206 dan kelompok kontrol L hitung < L tabel ( 0,058 < 0,195) sehingga keputusan uji pada kedua kelompok adalah H 0 diterima. Kesimpulan yang dapat diambil yakni kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Data kemampuan akhir selanjutnya digunakan untuk uji prasyarat selanjutnya yakni uji homogenitas. Hasil uji homogenitas

data kemampuan akhir siswa dapat dilihat pada tabel 7 Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Akhir Kelompok X 2 hitung X 2 tabel Keterangan Eksperimen dan kontrol 0,373 3,84 H 0 diterima Berdasarkan uji homogenitas pada Tabel 7 diketahui X 2 hitung < X 2 tabel (0,3013 < 3,84), sehingga H 0 diterima. Kesimpulan yang dapat diambil yakni kedua sampel mempunyai variansi yang homogen. Setelah pengujian prasyarat kemampuan akhir terpenuhi, selanjutnya melakukan pengujian hipotesis untuk membuktikan apakah kemampuan pemahaman konsep materi pecahan pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD lebih baik daripada yang diajarkan menggunakan model pembelajaran langsung Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Kelompok t hitung t tabel Keterangan Eksperimen 2,1523 2,032 H 0 diterima dan kontrol Berdasarkan hasil perhitungan diketahui t hitung sebesar 2,1523 dan t tabel sebesar 2,032. Daerah kritik yakni t < 2,032 dan t > 2,032 sehingga H 0 ditolak. Kesimpulan : Kemampuan pemahaman konsep materi pecahan pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD lebih baik daripada yang diajarkan mengunakan model pembelajaran PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep materi pecahan pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD lebih baik daripada yang diajark menggunakan model pembelajaran Kelompok eksperimen (SDN Paulan) diajar materi penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD, sedangkan pada kelompok kontrol (SDN Gawanan 02) diajar dengan menggunakan model pembelajaran Pada uji keseimbangan diketahui bahwa kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah keduanya diberi perlakuan kemudian diukur kemampuan akhir siswa. Hasil menunjukkan kemampuan pemahaman konsep pecahan pada siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep pecahan pada siswa kelompok kontrol. Hal ini dibuktikan dari perolehan rata-rata nilai posttes kelompok eksperimen yakni sebesar 75,91, sedangkan perolehan rata-rata nilai posttes kelompok kontrol yakni sebesar 63,63. Pada kelompok eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD, siswa cenderung aktif dalam proses pembelajaran. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Dengan adanya kegiatan diskusi kelompok, membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan, komunikatif, kreatif, efektif serta bermakna. Hal tersebut, diperkuat dengan pendapat Trianto (2007) yang menyatakan bahwa pembentukan kelompok bertujuan untuk mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Siswa juga lebih termotivasi dalam belajar dengan adanya skor peningkatan serta penghargaan bagi kelompok terbaik. Pada kelompok kontrol yang diajar dengan model pembelajaran langsung, keaktifan dalam pembelajaran didominasi oleh guru. Suasana pembelajaran yang terbentuk terkesan tenang namun membosankan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mohammad Jauhar (2011) yang menyatakan bahwa salah satu kekurangan pembelajaran langsung adalah siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial maupun kemampuan interpersonal mereka. Motivasi belajar siswa rendah sehingga menyebabkan hasil pembelajaran kurang maksimal. Guru juga sulit memastikan apakah siswa telah menguasai materi pembelajaran yang disampaikan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembe-

lajaran kooperatif STAD dan model pembelajaran langsung terhadap pemahaman konsep materi pecahan. Kemampuan pemahaman konsep materi pecahan pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajar-an kooperatif STAD lebih baik daripada yang diajarkan mengunakan model pembelajaran SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep materi pecahan pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD lebih baik daripada yang diajarkan mengunakan model pembelajaran Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan t hitung > t tabel (2,1523 > 2,03. Perhitungan uji hipotesis tersebut sejalan dengan hasil rata-rata nilai kemampuan akhir kelompok eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD yakni sebesar 76,65 lebih baik daripada perolehan rata-rata nilai kemampuan akhir kelompok kontrol yang diajarkan mengunakan model pembelajaran langsung yakni sebesar 61,32. Jadi terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif STAD dan model pembelajaran langsung terhadap pemahaman konsep materi pecahan. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka Isjoni. (2010). Pembelajaran Koopratif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jauhar, Mohammad. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Muijs, Daniel & Reynolds, David. (2008). Effective Teaching: Teori Dan Aplikasi. Terj Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta : Pustaka pelajar. (Buku asli diterbitkan pada 2008) Peraturan Mendiknas No.23 Tahun (2006). Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Slavin, Robert.E. (2009). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi Kedelapan Jilid 2. Terj. Marianto. Jakarta: PT Indeks (Buku asli diterbitkan pada 2006), Robert.E. (2008). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Terj. Narulita Yusron. Bandung : Nusa Media (Buku asli diterbitkan 2005) Sugiyanto. (2009). Model Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka Zakaria, Effandi, Lu Chung Chin & Md. Yusoff Daud. (2010). The Effects of Cooperative Learning on Students Mathematics Achievement and Attitude towards Mathematics. Journal of Social Sciences, 6 (2): 272-275