molekul yang kecil (< 500 Dalton), dan tidak menyebabkan iritasi kulit pada pemakaian topikal (Garala et al, 2009; Ansel, 1990).

dokumen-dokumen yang mirip
tanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit

sehingga mebutuhkan frekuensi pemberian dosis yang cukup tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Chien (1989) mengenai perbandingan antara nilai

Penghantaran obat secara transdermal dibuat dalam bentuk patch. Dimana patch terdiri dari berbagai komponen, namun komponen yang paling penting dari

bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana obat menembus ke dalam kulit menghasilkan efek lokal dan efek sistemik.

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

PENGARUH HPMC DAN GLISEROL TERHADAP TRANSPOR TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN MATRIKS PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

PENGARUH HPMC DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP TRANSPOR TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN MATRIKS PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

santalin, angolensin, pterocarpin, pterostilben homopterocarpin, prunetin (prunusetin), formonoetin, isoquiritigenin, p-hydroxyhydratropic acid,

OPTIMASI CMC NA SEBAGAI MATRIKS DAN MENTHOL SEBAGAI ENHANCER TERHADAP PENETRASI PROPRANOLOL HCL DALAM SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

banyak digunakan dalam pengobatan akut dan jangka panjang dari asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik dengan

OPTIMASI HPMC SEBAGAI MATRIKS DAN MENTHOL SEBAGAI ENHANCER TERHADAP PENETRASI PROPRANOLOL HCL DALAM SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketoprofen [(3-benzophenyl)-propionic acid] adalah turunan asam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

OPTIMASI KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI MATRIKS DAN TWEEN 60 SEBAGAI ENHANCER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI KOSMETIK UNTUK MENDAPATKAN EFEK YANG MAKSIMAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

BAB I PENDAHULUAN. kecil daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat barrier stratum korneum

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat banyak keuntungan dari penyampaian obat melalui kulit, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa masalah fisiologis, termasuk waktu retensi lambung yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi

Biofarmasetika sediaan perkutan

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

BIOFARMASI Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

BAB I PENDAHULUAN. telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketoprofen menjadi pilihan dalam terapi inflamasi sendi, seperti

menyebabkan timbulnya faktor lupa meminum obat yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan dalam efektivitas pengobatan. Permasalahan ini dapat diatasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS FARMAKOKINETIKA

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah yang dalam keadaan istirahat melebihi nilai normal, nilai normal tiap orang berbeda beda disini terdapat variasi yang amat besar umumnya diambil sebagai batas atas yang normal pada orang dewasa 140 mghg sistolik dan kurang dari 100 mghg diastolik. Pada usia lanjut sering ditemukan tekanan sistolik maupun diastolik yang lebih tinggi tanpa keluhan maupun kelainan pada penderita (Kibler et al, 2008). Hipertensi dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti : ketegangan pikiran, perubahan aktivitas susunan saraf simpatik mulai hipotalamus sampai ke ujung saraf adrenergik, perubahan tonus susunan saraf parasimpatik, penurunan kepekaan pada respon jantung, perubahan dalam sekresi hormon tiroid hipofisis dan adrenal, perubahan sekresi renin dari ginjal. Pada umumnya obat hipertensi dapat menurunkan tekanan adrenoseptor darah berdasarkan tempat kerjanya yaitu : sentral (klonidin), baroreseptor (Veratrum), ganglion otonom, saraf adrenergik, otot polos pembuluh darah, penghambat adrenoseptor, sistem renin angiotensin (penghambat adrenoseptor ), antagonis aldosteron (Setiawati & Gan, 2007). Absorbsi obat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga koefisien partisi obat (log K o/w ) antara 3-6 (Priprem et al, 2008), struktur molekul obat, konsentrasi obat pada tempat absorbsi, luas area absorbsi, kondisi ph lingkungan dan juga ph pembawa, suhu kulit. Bahan obat yang dapat dibuat sebagai sediaan dengan tujuan penggunaan transdermal adalah bahan obat dengan dosis pemberian yang kecil yaitu (4-12 µg/ml) (Guy & Hadrraft, 1996), bersifat non ionik, tidak toksik, mempunyai ukuran 1

2 molekul yang kecil (< 500 Dalton), dan tidak menyebabkan iritasi kulit pada pemakaian topikal (Garala et al, 2009; Ansel, 1990). Propranolol merupakan salah satu obat yang digunakan sebagai anti hipertensi yang bekerja dengan menghambat adrenoseptor. Pemberian propranolol secara intra vena dapat menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi, sehingga menurunkan curah jantung dan sedikit menurunkan tekanan darah pada orang normal (Bullock et al, 2007). Propranolol HCl secara oral dapat diabsorpsi dengan baik di saluran cerna (90%), namun bioavaibilitasnya rendah (15 23%) karena mengalami metabolisme lintas pertama di hati (Rao, 2003), mempunyai nilai log P = 2,75 (Smith & Reynard, 1992), mempunyai waktu paruh 3-4 jam dan kadar tunak dalam plasma yang menghasilkan efek farmakologi adalah 6-711 µg/ml (Winek et al, 2001). Untuk meningkatkan bioavaibilitas dan mempertahan kadar obat dalam darah dengan jangka waktu yang lebih panjang, oleh karena itu propranolol HCl di buat dalam sediaan patch transdermal, dimana telah dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh Rao et al (2003) mengenai perbandingan penghantaran propranolol HCl secara peroral dan transdermal pada kelinci, dimana parameter terukur menjukkan AUC o untuk transdermal adalah 1433,2-1850,5 g/ml jam. Angka ini 5-6 kali lebih tinggi dibandingkan pemberian peroral yaitu 320,9 g/ml jam. Parameter lain adalah MRT (Mean Residence Time) untuk peroral sebesar 2,82 jam sedangkan untuk trasdermal sebesar 16,1 jam. Parameter C max transdermal sebesar 62,7-77,0 mg/ml (Rao et al.,2003). Sediaan patch transdermal memiliki kelebihan bila bandingkan dengan sediaan propranolol di pasaran misalnya i.v, pacth lebih mudah digunakan tanpa tenaga ahli dan alat khusus untuk menggunakannya, lebih mudah dibawa dan tanpa takut pecah, dan jika di bandingkan dengan

3 sediaan tablet, patch transdermal punya kelebihan antara lain, menghindari first pass effect oleh hati yang dapat menurunkan bioavailabilitasnya, mengurangi efek toksik lebih mudah dan praktis penggunaannya karena hanya di tempel dengan dosis yang relatif lebih rendah dari sediaan oral, mengurangi kegagalan terapi akibat ketidakpatuhan penderita dalam mengkonsumsi obat (Lecithia et al, 2007). Penghantaran obat secara transdermal dipengaruhi oleh beberapa bahan yang sangat menentukan penetrasi obat yaitu pemilihan matriks, enhancer serta metode yang digunakan semuanya dipilih berdasarkan kemampuan untuk mengatasi hambatan intrinsik dari stratum korneum dan mampu meningkatkan permeasi bahan aktif. Untuk menjamin obat agar obat dapat berpenetrasi kedalam kulit dengan kadar yang cukup maka sediaan dengan tujuan penggunaan transdermal perlu ditambahkan enhancer. Enhancer merupakan bahan tambahan yang digunakan untuk meningkatkan kadar obat yang berpenetrasi melewati stratum corneum. Enhancer memiliki beebrapa syarat yaitu: tidak toksik, inert, tidak mengiritasi kulit, tidak menimbulkan alergi, harus stabil secara fisika-kimia (Chang et al, 2008). Ada beberapa macam enhancer yang dapat digunakan misalnya golongan terpen (menthol, safrole, carvone dll), golongan essential oils (geranium, eucalyptus, peppermint dll). Pada penelitian ini menggunakan menthol sebagai enhancer, menthol merupakan suatu senyawa turunan alkohol atau termasuk golongan terpen yang mampu meningkatkan permeasi propranolol dalam melewati stratum corneum, dimana terpen berukuran kecil lebih potensial dari pada terpen ukuran besar. Terpen mempunyai kemampuan melarutkan stratum korneum dan saat menguap menyebabkan peningkatan kadar obat yang terabsorpsi, sehingga penetrasi meningkat (Setty et al, 2010).

4 Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Olivella et al, (2007) menyatakan bahwa penambahan methol sebagai enhancer menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan waktu permeasi yang lebih lama yaitu 17x lebih lama dibandingkan dengan enhancer yang lain hanya 9x pada konsentrasi yang sama. Pada penelitian terdahulu menyatakan bahwa penggunaan propilen glikol sebagai plasticizer dalam sediaan patch transdermal pada konsentrasi 10 % dengan bahan obat, propranolol HCl menghasilkan fleksibilitas patch yang bagus (Amnuaikit et al, 2004). Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Bagyalakshmi et al,(2007) menyatakan bahwa CMC Na merupakan polimer yang memberikan pelepasan bahan obat paling bagus diantara polimer yang lainnya. Penggunaan CMC Na dapat membentuk sediaan patch yang baik pada konsentrasi 1% - 6% (Alanazi, 2007), sehingga pada penelitian ini ingin melakukan optimasi CMC Na sebagai matriks dan menthol sebagai enhancer pada pelepasan dan penetrasi Propranolol HCl pada sediaan patch Transdermal. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh konsentrasi CMC Na dan menthol terhadap mutu fisik pada sediaan patch transdermal dan penetrasi propranolol HCl dan serta konsentrasi CMC Na dan menthol berapakah yang memberikan pelepasan dan penetrasi Propranolol HCl yang optimum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CMC Na dan menthol terhadap pelepasan dan penetrasi propranolol HCl pada sediaan patch transdermal selain itu juga untuk mendapatkan konsentrasi CMC Na dan menthol yang optimum pada mutu fisik dan pelepasan propranolol HCl serta untuk mengetahui seberapa besar efek penambahan enhancer (menthol) secara in vitro.

5 Hipotesis dari penelitian ini adalah CMC Na dan menthol mempengaruhi penetrasi propranolol HCl pada sediaan patch transdermal serta penggunaan CMC Na dan menthol pada berbagai konsentrasi mempengaruhi penetrasi propranolol HCl pada sediaan patch transdermal dan berdasarkan hasil yang diperoleh untuk masing-masing parameter secara teoritis dapat ditentukan suatu uji kondisi optimum. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data ilmiah mengenai pengaruh CMC Na sebagai matriks dan menthol enhancer terhadap penetrasi propranolol HCl pada sediaan patch transdermal sehingga dapat dipergunakan untuk pengembangan formula sediaan patch propranolol yang efektif dan efisien.