BAB I PENDAHULUAN. Dampak globalisasi yang bersifat multidimensional dapat mendorong

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara berturut-turut sesuai dengan perubahan Kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional Indonesia. Sukmadinata (2010:3) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). Pada kurikulum KTSP

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dimanapun. Salah satu lembaga pendidikan yang utama adalah sekolah

BAB I PENDAHULUAN. belakang pembelajaran tematik integratif dan keadaan nyata di sekolah yang peneliti teliti.

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter atau insan kamil (Wibowo, 2012:19). Menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tepat tujuan dan sasaran dari pendidikan akan sulit dicapai (Kurinasih, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memiliki serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran memiliki peranan penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sering didefinisikan dari praktek praktek yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

I. PENDAHULUAN. terintegrasi dirasa perlu dilakukan di tingkat sekolah dasar (SD). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL TREFFINGER DENGAN MEDIA COLORCARD UNTUK MENINGKATKAN PRETASI BELAJAR MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. hal kualitas banyak sekali yang menjadi persolan bersama. Berdasarkan Survey

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung cara tersebut makin disempurnakan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang menjelaskan tentang pengertian dan tujuan. pendidikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. guru dibingungkan dengan keadaan ini. Di Indonesia ada dua kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk juga didalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses belajar yaitu penggunaan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. pergeseran paradigma pembangunan dari abad ke-20 menuju abad ke-21.

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas (2013) menjelaskan, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia indonesia yang memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tujuan kurikulum (Rahmat, 2011:51). Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi yang bersifat multidimensional dapat mendorong terjadinya perubahan peran institusi pendidikan pada semua jenjang. Peran pendidikan sebagai institusi pembelajaran tradisional tidak dapat dipertahankan lagi dan perlu diubah menjadi institusi pencipta pengetahuan. Kurikulum dipandang sebagai suatu rancangan yang dapat menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang saat ini memperoleh perhatian adalah pengintegrasian kurikulum yang hasilnya dikenal sebagai kurikulum terpadu (Majid, 2014:51). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik hanya dilaksanakan pada kelas rendah. Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah, peserta didik tidak lagi mempelajari setiap mata pelajaran. Tingkat pendidikan dasar dalam proses pembelajaran berbasis tematik terpadu diterapkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran (Mulyasa, 2013:170). Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreatifitas guru. Guru merupakan faktor penting yang memberikan pengaruh besar dalam menentukan proses pembelajaran peserta didik. Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah karena sebagian besar guru belum siap. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah kompetensi guru yang kurang berdampak pada kreatifitas yang rendah. Sosialisasi rumusan kurikulum 2013 yang lambat menjadikan guru yang berada di pedalaman belum siap dalam proses 1

2 pelaksanaan. Guru yang bertugas di pedalaman akan sulit mengikuti hal-hal baru dalam waktu singkat, terutama dengan pendekatan termatik terpadu yang memerlukan waktu untuk memahami (Mulyasa, 2013:41). Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogamkan. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum membentuk kompetensi dasar dalam proses pembelajaran. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil belajar, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran (Mulyasa, 2013:99). Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dalam proses pembelajaran dan tidak lagi dimonopoli oleh kehadiran guru di dalam kelas. Peserta didik dapat belajar di mana dan kapan saja sesuai dengan minat dan gaya belajar. Seorang desainer pembelajaran dituntut untuk dapat merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien (Sanjaya, 2008:198). Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Sasaran penggunaan media adalah agar peserta didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupan (Ahmadi, Amri, 2010:116). Media pembelajaran sangat penting sebagai alat untuk menyalurkan

3 pesan pembelajaran sehingga materi pembelajaran tersebut dapat merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan minat peserta didik sehingga terjadi proses belajar pada peserta didik secara lebih efektif (Kurniawan, 2011:135). Fungsi media dalam pembelajaran tematik tidak hanya sebagai penyalur pesan dari guru kepada peserta didik namun juga dapat menciptakan pengalaman langsung pada siswa. Pengalaman belajar langsung ditunjukkan dengan peserta didik berbuat langsung atau berinteraksi langsung dengan objek yang dipelajari. Guru dapat menentukan prosedur atau perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik untuk materi yang akan dipelajari, sehingga tercipta pengalaman langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak semua hal yang dipelajari di sekolah berupa pengalaman langsung. Ada beberapa materi pelajaran yang tidak mungkin dilakukan secara pengalaman langsung. Misalnya pembahasan tentang kedalaman laut, peserta didik tidak mungkin harus membawa alat ukur sambil menyelam ke laut. Proses pembelajaran seperti ini diperlukan sebuah media dalam pembelajaran (Kurniawan, 2011:136). Media pembelajaran diperlukan untuk meningkatkan kejelasan pembahasan materi serta memotivasi belajar peserta didik. Semakin abstrak materi pembelajaran (berupa data dan informasi dalam bentuk simbol, angka, dan tulisan) maka semakin penting kehadiran media pembelajaran. Dengan bantuan media, materi yang abstrak menjadi bisa teramati atau tertangkap pancaindra sehingga kualitas belajar peserta didik akan semakin berkualitas (Kurniawan, 2011:136). Menurut Ibrahim dan Syaodih (2010:112) bahwa media ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran,

4 merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Solihatin dan Raharjo, 2005:24) bahwa pembelajaran dengan bantuan media akan mengurangi penafsiran yang beragam pada peserta didik. Setiap peserta didik yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang sama seperti yang diterima oleh peserta didik yang lain. Sajian materi bisa membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik, merangsang peserta didik bereaksi, baik secara fisik maupun emosional. Melalui media, akan tercipta efisiensi waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, serta menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dalam proses belajar. Pembelajaran berbasis tematik terpadu yang diterapkan pada pendidikan dasar akan menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain. Penggunaan media dalam pembelajaran akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. Penggunaan media pada pembelajaran tematik terpadu harus dapat mencangkup semua materi yang dijelaskan pada pembelajaran tersebut. Kurikulum 2013 menuntut penguasaan materi tidak terbatas pada pembelajaran konvensional tatap muka, sehingga guru dalam semua mata pelajaran dituntut kemampuan IT dalam pembelajarannya. Faktanya, guru hanya menggunakan media slide Microsoft Powerpoint dan itu dapat dikatakan pembelajaran kuno (dikutip dari Kompasiana oleh Atmaja, 2013). SDN Lowokwaru 03 Malang merupakan salah satu Sekolah Dasar yang menerapkan pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 pada kelas 1, kelas 2,

5 kelas 4 dan kelas 5. Pembelajaran yang diterapkan di SDN Lowokwaru 03 sudah menerapkan pembelajaran PAIKEM yang terlihat dari setiap pembelajaran yang dilakukan. Guru pada waktu tertentu mengajak peserta didik untuk melakukan pembelajaran di luar kelas sebagai upaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta menumbuhkan keaktifan dalam belajar. Namun demikian, penggunaan media dalam proses pembelajaran masih kurang sehingga peserta didik dalam menerima materi mengalami kesulitan. Penggunaan media dalam pembelajaran masih bersifat mata pelajaran dan tidak terpadu pada mata pelajaran yang ditematikkan. Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti melakukan penelitian tentang penggunaan media yang berjudul Penggunaan Media dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 di Kelas IV SDN Lowokwaru 03 Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus permasalahan yang telah dideskripsikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Media apakah yang digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 Malang? b. Bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 Malang? c. Apa keuntungan dan kendala dalam penggunaan media pada pembelajaran tematik terpadu di SDN Lowokwaru 03 Malang?

6 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus permasalahan dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 b. Untuk mendiskripsikan penggunaan media dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 Malang c. Untuk menganalisis keuntungan dan kendala dalam penggunaan media pada pembelajaran tematik terpadu di SDN Lowokwaru 03 Malang 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, fokus permasalahan, rumusan masalah, dan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu praktis dan teoritis. a. Secara praktis 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran agar peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru tentang penggunakan media belajar pada pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 sebagai wujud keberhasilan belajar 3) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah semangat peserta didik dan mampu meningkatkan prestasi belajar

7 b. Secara teoritis Hasil penelitian ini terkait dengan pengalaman belajar langsung yang menciptakan pembelajaran aktif serta untuk meningkatkan aspek kognitif pada peserta didik. Dengan demikian hasil penelitian ini berkontribusi untuk pengembangan ilmu pendidikan sesuai dengan teori belajar Gagne yang memadukan teori belajar behaviorisme dengan teori belajar kognitivisme secara seimbang. Teori Gagne menyangkut tentang hasil belajar yang dipengaruhi keikutsertaan peserta didik secara aktif dalam sebuah pembelajaran yang bertujuan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. 1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dibatasi tentang penggunaan media pada pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 Malang. Secara terperinci dijelaskan sebagai berikut: Penggunaan media pada pembelajaran tematik kurikulum 2013 ini membahas tentang: (1) media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 tema 2 (selalu berhemat energi), sub tema 3 (gerak dan gaya) dalam pembelajaran 1, 2 dan 3, (2) penggunaan media dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 tema 2 (selalu berhemat energi), sub tema 3 (gerak dan gaya) dalam pembelajaran 1, 2 dan 3, (3) keuntungan dan kendala dalam penggunaan media pada pembelajaran tematik kurikulum 2013 tema 2 (selalu berhemat energi), sub tema 3 (gerak dan gaya) dalam pembelajaran 1, 2 dan 3

8 1.6 Definisi Istilah a. Media Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan. Dengan demikian posisi media selalu berada diantara komunikator dan komunikan, antara sumber pesan dan penerima pesan (Probowo dan Faridah, 2010:117). b. Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang dalam pembahasan materinya meliputi berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu (Kurniawan, 2011:51). c. Kurikulum 2013 Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis dan konseptual (Mulyasa, 2013:64). Menurut Permendikbud No 67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD menjelaskan, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.