ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Morfologi Pori Karbon Aktif Berbahan Dasar Arang Tempurung Kelapa Dengan Variasi Tekanan Gas Argon (Ar)

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI KIMIA

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DENGAN SUHU TINGGI SECARA PIROLISIS

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

UJI COBA PENJERNIHAN DAN PENGHILANGAN BAU LIMBAH TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA (STUDI AKTIVASI DENGAN PENGASAMAN)

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN KOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu

Bab III Metodologi Penelitian

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

STUDI TENTANG PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA PADA PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN TEKNIK REVERSE OSMOSIS

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

3. Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 2 No. 1, Februari 2014, 15-20

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

PGRI. Oleh: Efri Grcsinta, M.ptt.Si (030610g701) MIPA FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JAKARTA LAPORAN PENBLITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

Pembuatan Arang Aktif dari Limbah kulit Coklat ( Theobroma cacao L ) dengan Aktivator HCl dan NaOH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

(Experimental Study on the Effectiveness of Liquid Waste Absorption Using Mesh-80 Active Charcoal Made from Teak Wood Saw Scratches) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-116

3 Metodologi penelitian

UJI DAYA SERAP ARANG AKTIF DARI KAYU MANGROVE TERHADAP LOGAM Pb DAN Cu

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PEMBENTUKAN PORI ARANG CANGKANG SAWIT SEBAGAI ADSORBANSI EFFECT OF TEMPERATURE FOR PALM SHELL PORE FORMING AS ADSORBANCE

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

Transkripsi:

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH Futri Wulandari 1*), Erlina 1, Ridho Akbar Bintoro 1 Esmar Budi 1, Umiatin 1, Hadi Nasbey 1 1 Material Physics Laboratory, Department of Physics Faculty of Mathematic and Science, State University of Jakarta Jl. Pemuda No. 10, Jakarta 13220, Indonesia *) E-mail : futriwulandari@gmail.com Abstrak Telah dilakukan penelitian mengenai pembentukan arang aktif berbahan arang tempurung kelapa sebagai adsorben. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh temperatur pengeringan pada aktivasi arang tempurung kelapa dengan asam klorida dan asam fosfat untuk penyaringan air keruh yaitu air tanah. Dalam penelitian ini, arang tempurung kelapa hasil pirolisis di gerus hingga mencapai ukuran granul mikrometer kemudian dibersihkan dalam larutan alkohol 96% dan dipanaskan diatas hot plate selama 30 menit pada suhu ruang. Proses aktivasi arang tempurung kelapa dilakukan dengan merendam arang tempurung kelapa dalam asam klorida dan asam fosfat selama 24 jam. Kemudian campuran tersebut disaring dan dicuci dengan aquades lalu dikeringkan dalam oven dengan variasi temperatur 100 0 C dan 150 0 C selama 2 jam, setelah itu didinginkan dalam desikator. Semakin tinggi temperatur pengeringan maka semakin sedikit kadar air yang terkandung dalam arang aktif sehingga dapat menghasilkan pori yang semakin besar maka arang aktif yang dihasilkan akan semakin baik. Arang aktif yang mempunyai karakteristik terbaik adalah arang tempurung kelapa yang diaktivasi dengan asam fosfat dengan kadar air 5.699% pada temperatur 100 0 C dan 5.322% pada temperatur 150 0 C. Keywords: activated carbon, coconut shell charcoal, sulfuric acid, phosphoric acid 1. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu Negara beriklim tropis. Oleh karena itu Indonesia juga merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri tanaman kelapa ini banyak sekali dimanfaatkan baik dari daunnya, buahnya, hingga batang pohonnya. Sedangkan buahnya sendiri pun dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Dimulai dari daging buahnya, serabut, hingga tempurung kelapa. Salah satu pemanfaatan dari tempurung kelapa adalah untuk pembuatan karbon aktif. Karbon aktif merupakan arang padat yang telah diproses lebih lanjut, sehingga memiliki sifat daya serap. Kemampuan serap ditimbulkan karena terbentuknya pori-pori pada arang tersebut akibat proses karbonisasi yang dilanjutkan dengan proses aktivasi. Dalam pengolahan air, karbon aktif digunakan sebagai adsorben untuk menyisihkan rasa, bau, dan warna yang disebabkan oleh kandungan bahan organik dalam air. Selain itu karbon aktif berfungsi sebagai filter untuk menjernihkan air, pemurnian gas, industri minuman, farmasi, katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Tempurung kelapa adalah salah satu bahan karbon aktif yang kualitasnya cukup baik dijadikan karbon aktif. Arang aktif dapat dibuat melalui dua tahap, yaitu tahap karbonisasi dan aktivasi (Kvech dan Tull, 1998). Karbonisasi merupakan proses pengarangan dalam ruangan tanpa adanya oksigen dan bahan kimia lainnya, sedangkan aktivasi diperlukan untuk mengubah hasil karbonisasi menjadi adsorben yang memiliki luas permukaan yang besar (Jankowska et al. 1991). Aktivasi adalah perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika atau kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi (Triyana dan Tuti, 2003). Aktivasi dibagi menjadi dua yaitu aktivasi fisika dan aktivasi kimia. Aktivasi fisika dapat didefinisikan 289

sebagai proses memperluas pori dari arang aktif dengan bantuan panas, uap dan gas CO 2. Sedangkan aktivasi kimia merupakan aktivasi dengan pemakaian bahan kimia yang dinamakan aktivator. Aktivator yang sering digunakan adalah hidroksida logam alkali, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl 2, asam-asam anorganik seperti H 2 SO 4 dan H 3 PO 4 (Triyana dan Tuti, 2003). Proses aktivasi secara kimia adalah dengan merendam arang selama 12-24 jam. Arang yang telah direndam, ditiriskan lalu sampel tersebut dicuci dengan aquades untuk menghilangkan pengotorpengotor yang masih tersisa. Setelah dicuci, sampel dikeringkan dalam oven dengan suhu tertentu. Arang yang telah dipanaskan, didinginkan dalam desikator. Pada penelitian ini akan dilakukan aktivasi arang tempurung kelapa dengan aktivator asam. Adapun asam yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam fosfat (H 3 PO 4 ), dan asam klorida (HCl). Penggunaan dua jenis asam berbeda-beda ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan asam dalam memperluas pori dari arang tempurung yang akan berpengaruh terhadap daya adsorpsi dari arang tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui temperatur pengeringan optimum pada aktivasi arang aktif tempurung kelapa dengan menggunakan asam klorida dan asam fosfat. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah memahami pengaruh temperatur pengeringan arang yang telah diaktivasi terhadap pembuatan arang aktif dan sebagai salah satu bahan acuan dalam mensintesis arang aktif dan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran berbasis riset sebagai penjernihan air tanah yang dapat digunakan masyarakat. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Tempurung Kelapa FMIPA UNJ untuk proses pembakaran (pirolisis) tempurung kelapa, Laboratorium Fisika Material FMIPA UNJ untuk proses preparasi sampel, aktivasi dan pengujian. 2.1 Alat dan Bahan Penelitian Bahan Utama 1. Arang Tempurung Kelapa 2. Larutan Asam Fosfat 10% dan Asam Klorida 10% 3. Anti Jamur/Silica 4. Alkohol 96% dan aquades Alat Penelitian 1. Neraca Digital dan Kertas Timbang 2. Spatula dan Plastik Klip 3. Electric Stove 4. Mortar dan Alu 5. Oven Laboratorium 6. Desikator 7. Gelas kimia 8. Kertas saring dan corong Diagram alir penelitian ditunjukan pada Gambar 1. Studi Literatur Preparasi Sampel Proses Aktivasi Kimia direndam dalam larutan berbeda (H 3 PO 4 dan HCl) selama 24 jam dengan konsentrasi 10%, lalu pengeringan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 100 0 dan 150 0 C Pendinginan sampel dalam desikator Pengujian Morfologi Pori Arang Aktif dengan Mikroskop Optik Pengujian Sifat Fisika Arang Aktif (Kadar Air) Penyaringan (Filterisasi) Limbah Cair Analisis Data Kesimpulan Gambar 1. Diagram alir penelitian 2.2 Prosedur Penelitian 1. Preparasi Sampel Arang tempurung kelapa dijemur hingga kering selama kurang lebih 2 3 hari. Kemudian dilakukan proses pirolisis. Arang tempurung kelapa yang telah terbentuk kemudian dicuci dan dibersihkan dengan aquades kemudian dikeringkan. 2. Aktivasi Aktivasi bertujuan untuk membuka atau menciptakan pori yang dapat dilalui oleh adsorbat, memperbesar distribusi dan ukuran pori, serta memperluas permukaan arang aktif. Aktivasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu aktivasi kimia. Melakukan aktivasi kimia, arang tempurung kelapa direndam dalam H 3 PO 4 dan HCl dengan konsentrasi 10% selama 24 jam. Setelah direndam, arang tempurung kelapa disaring dan dicuci menggunakan aquades kemudian dikeringkan didalam oven selama 2 jam dengan 290

temperatur 100 0 dan 150 0 C lalu didinginkan dalam desikator. 3. Pengujian Morfologi Pori Arang Aktif dengan Mikroskop Optik Mikroskop optik yang berada di Laboratorium Fisika Material Universitas Negeri Jakarta terdiri dari mikroskop optik biasa yang didalamnya terdapat kamera digital. Mikroskop ini dapat dihubungkan ke komputer dengan sebuah software Mikroskop Multimedia sehingga hasil foto foto dari sampel dapat disimpan dalam komputer tersebut. 4. Pengujian Sifat Fisika Arang Aktif Penetapan kadar air Prosedur penetapan kadar air mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 06 3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif. Contoh uji arang sebanyak 1 g dikeringkan dalam oven pada suhu sekitar 100 0 hingga 150 0 C sampai beratnya konstan. Kemudian dimasukkan ke dalam desikator sampai bobotnya tetap dan ditentukan kadar airnya dalam persen (%). Kadar air arang dihitung dengan rumus sebagai berikut : (1) 5. Penyaringan atau Filterisasi Setelah mendapatkan arang aktif yang telah diaktivasi, selanjutnya membuktikan bahwa aplikasi arang aktif tempurung kelapa sebagai filter air keruh seperti air tanah dapat bekerja dengan baik. (a) (b) (c) (d) Gambar 2. (a) aktivasi kimia dengan merendam granul arang tempurung kelapa; (b) proses penyaringan arang yang sudah diaktivasi; (c) arang yang sedang dioven; (d) sampel arang hasil aktivasi. (a) (b) (c) (d) Gambar 3. Permukaan sampel arang aktif ; (a) Direndam H 3 PO 4 24 jam, suhu 100 0 C; (b) Direndam H 3 PO 4 24 jam, suhu 150 0 C; (c) Direndam HCl 24 jam, suhu 100 0 C ; (d) Direndam HCl 24 jam, suhu 150 0 C 3. Pembahasan Arang aktif merupakan bahan yang memiliki suatu sifat fisika dan kimia tersendiri. Sifat fisika dan kimia arang aktif dapat dilihat pada Tabel 1. 291

Karakterisasi bertujuan untuk mengetahui sifatsifat dasar arang hasil aktivasi. Salah satu karakterisasi tersebut yaitu analisa kadar air. Tabel 2 berikut merupakan hasil penelitian yang menunjukkan karakterisasi arang tempurung kelapa yang sudah diaktivasi. Lama Perendaman (Jam) Larutan Aktivator Tabel 2. Hasil Analisis Arang Aktif Temperatur Pengeringan ( 0 C) Sebelum Aktivasi (gr) Setelah Aktivasi (gr) Perubahan (Δm) (gr) Kadar Air yang Terkandung (%) 24 H 3 PO 4 100 26.502 25.073 1.429 5.699 % 24 H 3 PO 4 150 9.994 9.489 0.505 5.322 % 24 HCl 100 9.940 9.416 0.524 5.565 % 24 HCl 150 10 9.279 0.721 7.77 % (1) (2) (3) (4) (5) Gambar 4. (1) air tanah sebelum di filter; (2) hasil penyaringan dengan H 3 PO 4 100 0 C; (3) hasil penyaringan dengan H 3 PO 4 150 0 C; (4) hasil penyaringan dengan HCl 100 0 C; (5) hasil penyaringan dengan HCl 150 0 C. Arang aktif dapat digunakan dalam proses penjernihan air tanah. Semakin baik arang aktif yang digunakan maka akan semakin baik juga hasil penjernihan air tersebut. Menurut beberapa sumber referensi menyatakan, semakin banyak jumlah pori yang terbentuk maka arang aktif yang dihasilkan akan semakin baik (Frilla,2008). Karena semakin banyak pori maka penyerapannya pun semakin baik. Penurunan kadar air sangat erat hubungannya dengan sifat higrokopis dari aktivator HCl dan H 3 PO 4. Terikatnya molekul air yang ada pada arang aktif oleh aktivator menyebabkan pori-pori pada arang aktif semakin besar. Semakin besar pori-pori maka luas permukaan arang aktif semakin bertambah. Bertambahnya luas permukaan ini mengakibatkan semakin meningkatnya kemampuan adsorpsi dari arang aktif. Meningkatnya kemampuan adsorpsi dari arang aktif maka semakin baik kualitas dari arang aktif tersebut. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa kadar air yang terkandung masih sesuai persyaratan menurut SII No.0258-79 yaitu maksimum 10%. Hal ini berarti kualitas arang aktif yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup baik. Semakin tinggi temperatur pengeringan maka semakin sedikit kadar air yang terkandung dalam arang aktif sehingga dapat menghasilkan pori yang semakin besar. Walaupun pada larutan aktivator HCl terjadi kenaikan kadar air, akan tetapi secara keseluruhan kadar air yang terkandung masih sesuai syarat. Dari hasil pengamatan pada Gambar 3, permukaan pada keempat membran sampel masih 292

belum dapat memperkirakan seberapa besar pori yang terbentuk dari proses aktivasi yang telah dilakukan, tetapi secara kasat mata terlihat bahwa sampel (a) dan (b) pori yang terbentuk lebih besar dan rapat serta terdistribusi merata walaupun terdapat beberapa rekahan dibandingkan sampel (c) dan (d) pori yang terbentuk tidak terlalu rapat dan menjauh walaupun terdapat juga beberapa rekahan. Terlihat pada Gambar 4. hasil penyaringan air tanah yang jernih terlihat pada no. (2) dan (3) yaitu dengan menggunakan aktivator H 3 PO 4 100 0 C dan 150 0 C, sedangkan aktivator HCl 100 0 C (no.3) terlihat air hasil penyaringan masih terlihat keruh dan untuk aktivator HCl 150 0 C (no.4) terlihat air hasil penyaringan masih tidak terlalu jernih. Hal ini menunjukkan bahwa arang aktif yang mempunyai karakteristik terbaik adalah arang tempurung kelapa yang diaktivasi dengan asam fosfat dengan kadar air 5.699% pada temperatur 100 0 C dan 5.322% pada temperatur 150 0 C. 4. Kesimpulan 1. Arang aktif dapat digunakan dalam proses penjernihan air tanah. Semakin baik arang aktif yang digunakan maka akan semakin baik juga hasil penjernihan air tersebut, dan semakin banyak jumlah pori yang terbentuk maka arang aktif yang dihasilkan akan semakin baik. 2. Penurunan kadar air sangat erat hubungannya dengan sifat higrokopis dari aktivator HCl dan H 3 PO 4. Terikatnya molekul air yang ada pada arang aktif oleh aktivator menyebabkan pori-pori pada arang aktif semakin besar. 3. Semakin tinggi temperatur pengeringan maka semakin sedikit kadar air yang terkandung dalam arang aktif sehinggadapat menghasilkan pori yang semakin besar. 4. Arang aktif yang mempunyai karakteristik terbaik adalah arang tempurung kelapa yang diaktivasi dengan asam fosfat dengan kadar air 5.699% pada temperatur 100 0 C dan 5.322% pada temperatur 150 0 C. Ucapan Terimakasih Disampaikan pada Laboratorium Fisika Material dan Laboratorium Pengolahan Tempurung Kelapa, Jurusan Fisika dan FMIPA Universitas Negeri Jakarta atas fasilitas penelitian yang diberikan. Daftar Pustaka [1] Chodijah, S., Pemanfaatan Arang Batok Kelapa dan Batubara sebagai Karbon Aktif untuk Material Penyimpan Hidrogen, in Fakultas Teknik Program Studi Metalurgi dan Material Kekhususan Korosi dan Perlindungan Logam. 2011, Universitas Indonesia: Depok. p. 76. [2] Esmar Budi. 2011. Tinjauan Proses Pembentukan dan Penggunaan Arang Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar. Vol. 14, No. 4(B) 14406. [3] Frilla R. T.S, Erfan Handoko, Bambang Soegiono, Umiyatin, Linah, Rizky Agustriany. 2008. Pengaruh Temperatur terhadap Pembentukan Pori pada Arang Bambu. ISBN :978-979- 1165-74-7. [4] Hartanto, Singgih dan Ratnawati, Pembuatan Karbon aktif dari Tempurung Kelapa Sawit dengan Metode Aktivasi Kimia, Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 12, No. 1, hal : 12 16. ISSN : 1411-1098. Program Studi Teknik Kimia, FTI-ITI. Tangerang, 2010. [5] Pari, G, Kajian struktur arang aktif dari serbuk gergaji kayu sebagai adsorben formaldehida kayu lapis, Disertasi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor, 2004. [6] Subadra, I., Bambang S., dan Iqmal T., 2005, Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Aktivator (NH4)HCO3 sebagai Adsorben untuk Pemurnian Virgin Coconut Oil, Skripsi jurusan Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta. 293