BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kandidat presiden juga memanfaatkan media online termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin, kebijakan dan kemana arah masa depan bangsa. Kita ketahui

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Losta Institute : Pertarungan Capres Pada Media Online Posted by admin-lostainstitute on Jul 3, 2014 in Artikel

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aburizal Bakrie merupakan salah satu tokoh politik nasional di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV ANALISIS DATA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara lebih Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ideologi menurut arti kata ialah pengucapan dari apa yang terlihat

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

Bab V. Kesimpulan. 1. Product tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemilih, dengan. persentase pengaruh sebesar -0,0029 atau -0.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB II GAMBARAN AKTIVITAS HUMAS KPU PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN SOSIALISASI PILGUB JATENG

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

3 Sukses LSI di Pilpres 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

PELAJAR, POLITIK, DAN PEMILU Oleh: Pan Mohamad Faiz

BAB III PENYAJIAN DATA. diajukan dalam penelitian. Sedangkan yang menjadi rumusan masalah dalam

BAB I PENDAHULUAN. twitter, facebook, dll untuk mencapai yang mereka inginkan yaitu dukungan dari. antarpribadi, dan organisasi (Tabroni, 2012:158).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. modern yang saat ini berkembang dengan pesat dan telah menjadi bagian hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

Bab V. Analisis Pengambilan Keputusan Pemilih Pemula

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan Kamil menampilkan kepribadiannya sebagai walikota yang low profile, yang

BAB I PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan positif khususnya dalam dunia politik, seperti halnya kebebasan berpendapat yang menjadi hak sebagai warga negara seperti yang tertuang dalam butir-butir UUD 1945 serta menjadi kebijakan yang diamandemenkan pemerintah. Kebebasan berpendapat ini termasuk di dalamnya kebebasan memilih secara langsung wakil rakyat dalam legislatif dan eksekutif dalam pemerintahan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai warga negara, rakyat Indonesia sekaligus mendapatkan hak untuk turut ikut ambil bagian dalam proses pemilihan umum atau yang biasa disebut Pemilu. Rakyat Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih wakil rakyat dalam tingkat legislatif, eksekutif, dan pemerintahan di daerah masing-masing sesuai dengan hati nurani, baik dalam memilih individu maupun memilih partai atau kelompok. Sebagai warga negara yang menganut asas demokrasi, masyarakat Indonesia bebas memilih sosok yang dirasa paling mampu mewakili dan memperjuangkan suara rakyat saat duduk di jajaran bangku pemerintahan. Untuk menjawab kerinduan masyarakat akan sosok pemimpin yang ideal, muncul sejumlah tokoh dan kelompok yang menawarkan janji dan tindakan perubahan atas bangsa Indonesia. Hal ini kerap dikenal sebagai aktivitas kampanye politik. 1

Menurut Heryanto (2012:83) kampanye merupakan tindakan komunikasi yang terorganisir yang diarahkan pada khalayak tertentu, dan pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Kampanye politik idealnya dilakukan dengan memanfaatkan iklan di berbagai media massa, misalnya TV, radio, media cetak, serta melakukan orasi dengan menggunakan berbagai atribut yang menunjukan identitas pelaku kampanye. Namun seiring perkembangan jaman, perkembangan teknologi dan komunikasi yang ditandai dengan penggunaan internet yang semakin meluas di kalangan masyarakat modern dilirik oleh para politisi untuk dijadikan metode berkampanye karena dirasa sangat efektif untuk mencapai tujuan-tujuan penting kampanye, salah satunya untuk membangun citra di mata masyarakat. Oleh sebab itu internet menjadi media yang kemudian dijadikan alternatif terbaik bagi para politisi agar lebih menjangkau masyarakat luas dengan cara mengupayakan berbagai aktivitas komunikasi yang efektif dan efisien. Setelah fenomena tersebut semakin meluas, banyak politisi mengintegrasikan berbagai media sosial untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat luas dan melancarkan aksi kampanye politik. Dalam aktivitas yang dilakukan lewat berbagai media sosial, para politisi berupaya untuk memupuk diferensiasi antara dirinya dengan politisi lain, yang terkait dengan penjabaran visi, misi, tujuan, cara pandang, dan lain-lain, sehingga membentuk publisitas. Dalam panggung politik, publikasi sering kali hanya diartikan sebatas tindakkan pencitraan dari para kandidat. Namun pada kenyataannya publikasi lebih dari itu, publikasi sejatinya mampu memberikan pengalaman atau aktivitas 2

dan unsur psikologis dalam menciptakan citra politik yang unggul, unik, menarik dan mampu memberikan pengaruh ke dalam benak target sasaran. Publisitas dilakukan demi pembentukan citra positif dan mengusahakan penerimaan publik. Publikasi sebenarnya bukanlah hal yang terbilang baru di dunia teknologi informasi. Net surfer di seluruh dunia sebenarnya telah melakukan publikasi saat bersosialisasi di media sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa citra seseorang atau suatu kelompok cepat terbentuk karena fenomena layanan social networking sebagai bentuk dari aktivitas publikasi. Dengan adanya penggabungan antara integrasi media dan juga tren penerapan publikasi di media sosial dalam ranah politik, maka tokoh yang menjadi perhatian adalah sosok Joko Widodo sebagai presiden terpilih 2014-2019. Sebenarnya bukan hanya beliau yang gencar melakukan publikasi di media sosial untuk membentuk citra di mata masyarakat. Bahkan sosok pesaing unggul beliau, Prabowo Subianto juga tidak kalah gencar membentuk citra dirinya melalui publikasi di media sosial selama masa kampanye. Diketahui bahwa Joko Widodo bukan merupakan warga asli DKI Jakarta. Ia bahkan masih menjabat sebagai Walikota Solo saat pencalonan sebagai Kandidat Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 lalu. Semasa menjadi walikota, Joko Widodo sempat mendapat penghargaan sebagai salah satu dari 10 Tokoh 2008 versi Majalah Tempo dan Nominasi 25 Walikota Terbaik versi The City Mayors Foundation. 3

Track record Joko Widodo yang baik menjadi pembanding utama ketika berkampanye selama Pilgub DKI Jakarta pada tahun 2012, sampai akhirnya terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta 2012-2017. Sosok Joko Widodo mampu menarik perhatian melalui gaya kepemimpinannya yang melakukan survei dan kunjungan langsung kepada warga Jakarta yang dikenal dengan istilah blusukan membuatnya memiliki reputasi sebagai pemimpin yang penuh dengan aksi. Joko Widodo secara konsisten menunjukan dedikasi dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012-2017, sampai akhirnya Joko Widodo maju sebagai salah satu Calon Presiden pada Pemilihan Presiden 2014-2019. Selama masa kampanye Pilpres yang menurut Keputusan KPU Nomor 457 Tentang Jadual Kampanye, terhitung mulai tanggal 4 Juni 2014 sampai dengan 5 Juli 2014, publikasi dengan memanfaatkan jaringan internet gencar dilakukan oleh para calon kandidat, termasuk yang paling kuat ialah publikasi Joko Widodo di media sosial, untuk mengkomunikasikan profil, visi, misi, cara pandang, ide gagasan, dan program kerja. Dewasa ini, media yang memiliki jaringan paling luas adalah internet. Towner (2013:528) mengatakan bahwa penggunaan new media merupakan prediktor positif (a positive predictor) dari partisipasi politik. Internet telah memainkan peran yang semakin besar dalam politik. Internet berperan sebagai alat yang dapat membantu proses demokrasi dengan memberikan ekspos warga terhadap informasi politik. Kehadiran internet mampu membawa revolusi dan inovasi pada cara manusia berkomunikasi serta memperoleh informasi. Individuindividu maya atau yang biasa disebut dengan cybercommunity mampu 4

bersosialisasi secara online melalui media sosial yang merupakan media online yang memudahkan interaksi sosial dengan berbasis teknologi internet yang membantu pola penyebaran informasi. Towner juga mempertegas bahwa penggunaan internet memiliki pengaruh positif terhadap partisipasi politik, dan pengetahuan dan keterlibatan warga (knowledge and civic engagement) melalui modal sosial. Menurut Mossberger (2008:3), media baru dengan sifatnya yang terbuka dan interaktif, merupakan bentuk baru dari partisipasi politik. Internet bahkan memiliki potensi untuk meningkatkan partisipasi yang lebih besar dalam mayarakat demokratis. Teknologi informasi (ICT) memiliki banyak aspek yang disebutsebagai positive externalities, yaitu manfaat sosial yang didapat oleh individu yang menggunakan teknologi. Dan ini dapat mendorong terjadinya partisipasi politik jika informasi yang tersedia secara online membantu warga mendapatkan lebih banyak informasi tentang politik dan lebih cenderung untuk berpartisipasi, dan masyarakat mendapatkan keuntungan dari partisipasi deliberatif yang lebih luas dalam proses demokrasi. Di era internet ini, jenis media sosial sangat beragam. Salah satu yang terpopuler ialah Facebook. Menurut data di Alexa.com, Facebook adalah mesin jejaring sosial terpopuler. Dalam urutan keseluruhan situs di dunia, Facebook menempati rangking ke lima setelah Yahoo, Google, YouTube, dan Windows Live. Seperti yang dikutip dari Juju dan Sulianta, (2010:7), kepopuleran Facebook di Indonesia dimulai tahun 2008. Berdasarkan informasi dari checkfacebook.com, pengguna Facebook di Indonesia mencapai dua belas juta dan menduduki 5

peringkat ke tujuh terbesar. Jumlah ini terus mengalami pertumbuhan rata-rata 6% per minggu. Dalam menjangkau khalayaknya, Facebook memiliki keunggulan lebih maju dibandingkan dengan media sosial lain seperti yang diungkapkan oleh J.D. Walt dalam situs www.asburyseminary.edu. Radio membutuhkan waktu tiga puluh delapan tahun untuk menjangkau lima puluh juta pengguna, televisi membutuhkan waktu tiga belas tahun untuk menjangkau lima puluh juta pengguna, internet membutuhkan waktu empat tahun untuk menjangkau lima puluh juta pengguna, dalam waktu tiga tahun ipod telah mencapai lima juta pengguna, tetapi Facebook telah mencapai seratus juta pengguna dalam tempo kurang dari sembilan bulan. KataPedia.com sebagai salah satu online social monitoring tools terbaik di Indonesia aktif memantau aktivitas media sosial melakukan survei terkait elektabilitas Capres dan Cawapres 2014 melalui media sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan analisis teks kontekstual dan teknologi data mining secara real time dari berbagai media sosial yang ada di Indonesia, termasuk Forum, Blog, Facebook, dan Twitter. Website tersebut mengatakan bahwa adanya korelasi positif antara popularitas kandidat di media sosial, dengan tingkat elektabilitasnya yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Dari semua kegiatan survei yang dilakukan, Katapedia.com kemudian menentukan ada 3 faktor utama yang menentukan elektabilitas kandidat (Candidate Electability), yakni yang pertama adalah Candidate Popularity yang 6

berarti seberapa populer kandidat tersebut di media sosial, yang menyumbang 10% dari tingkat elektabilitas. Yang kedua, Candidate Reputation, yang merupakan seberapa baik reputasi kandidat tersebut di media sosial, yang menyumbang 15% dari tingkat elektabilitas. Dan yang terakhir Candidate Engagement, yang merupakan ukuran seberapa dekat dan seberapa nyaman para pengguna media sosial dalam berinteraksi dengan fanpage pribadi milik kandidat tersebut, yang menyumbang 75% dari tingkat elektabilitas. Tabel 1.1 Jumlah Pemberitaan di Facebook Periode Tema Debat Prabowo-Hatta Jokowi-JK Debat Capres I 9 Juni 2014 HAM 175 berita negatif 137 berita negatif 49 berita positif 41 berita positif Sebelum Debat 15 Juni 2014 Visi, misi, dan 203 berita positif 208 berita positif Capres II Sesudah Debat Capres II Sebelum Debat Capres III Sesudah Debat Capres III Sebelum Debat Capres IV ekonomi 16 Juni 2014 137 berita negatif 127 berita negatif 23 Juni 2014 Politik Internasional dan Ketahanan Nasional 29 Juni 2014 Pengembangan SDM dan IPTEK Sumber: KataPedia.com 47 berita positif 49 berita positif 746 berita negatif 659 berita negatif 118 berita negatif 101 berita negatif 642 berita negatif 656 berita negatif Pemilihan Presiden 2014 dinilai lebih menarik dan menyedot antusias banyak lapisan masyarakat, termasuk bagi para pemilih pemula. Pemilih pemula yang belum memiliki pengalaman voting pada pemilu sebelumnya tidak berarti mencerminkan keterbatasan menyalurkan aspirasi politik. Pemilih pemula yang dikategorikan sebagai remaja yang genap berusia tujuh belas tahun menurut UU no. 10 tahun 2008 dalam Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta Pasal 20 tentang Hak Memilih, merupakan generasi yang masih agresif dan haus akan perubahan. Di era 7

digital ini sosok pemilih pemula (pelajar dan mahasiswa) merupakan sebuah lapisan masyarakat Indonesia yang paling banyak bersentuhan dengan teknologi komunikasi dan informasi berbasis internet. Menurut isparmo.web.id yang merupakan website pembicara Internet Marketing terpercaya, yang mengutip data langsung dari Facebook Insight, pengguna Facebook terbanyak berasal dari kota Jakarta, yaitu sebanyak 22%. Selain itu data juga menunjukan bahwa pengguna Facebook di Indonesia paling besar adalah remaja dengan rentang usia 18 sampai 24 tahun, yaitu sebanyak 57%. Hal inilah yang menjadi landasan untuk meneliti citra di mata pemilih pemula yang berdomisili di Jakarta dan memiliki rentang umur yang sama dengan pengguna terbesar Facebook di Indonesia. 8

Gambar 1.1 Data Pengguna Facebook Berdasarkan Kota Sumber: isparmo.web.id yang mengutip data langsung dari Facebook Insight Gambar 1.2 Data Pengguna Facebook Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Sumber: isparmo.web.id yang mengutip data langsung dari Facebook Insight 9

Sosok Joko Widodo mampu melekat di benak masyarakat salah satunya berkat publisitas lewat fanpage Facebook resmi dengan nama Ir H Joko Widodo. Pada dasarnya Keputusan KPU Nomor 457 Tentang Jadwal Kampanye menetapkan jadwal kampanye Pilpres terhitung mulai 4 Juni 2014 sampai dengan 5 Juli 2014, namun publisitas di laman fanpage Facebook resmi Ir H Joko Widodo resmi dilakukan terhitung mulai tanggal 11 Juni 2014. Oleh karena itu penelitian tentang citra di mata pemilih pemula dengan usia di atas 17 tahun, yang berdomisili di Jakarta dan tergabung ke dalam likers fanpage Facebook resmi Ir H Joko Widodo, dengan jumlah 1.755.312 likers (diakses pada 13 November 2014) memiliki nilai ketertarikan tersendiri. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan pada latar belakang, maka perumusan masalah adalah: 1. Seberapa besar pengaruh publisitas di fanpage Facebook resmi Ir H Joko Widodo selama masa kampanye Pilpres 2014 terhadap pembentukan citra di mata pemilih pemula yang tergabung ke dalam likers fanpage resmi Ir H Joko Widodo. 2. Bagaimana hubungan antara publisitas di fanpage Facebook resmi Ir H Joko Widodo dengan citra di mata pemilih pemula. 3. Dimensi publisitas mana yang paling kuat mempengaruhi pembentukan citra dan dimensi citra mana yang paling terpengaruh. 10

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan guna mengetahui seberapa besar keterpengaruhan publisitas di fanpage Facebook resmi Ir H Joko Widodo selama masa kampanye Pilpres 2014 terhadap pembentukan citra di mata pemilih pemula yang tergabung ke dalam likers fanpage resmi Ir H Joko Widodo. 1.4 Kegunaan Penelitian pihak, yaitu: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap berbagai 1. Kalangan Akademisi - Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang seberapa besar publisitas di fanpage Facebook resmi Ir H Joko Widodo selama masa kampanye Pilpres 2014 terhadap pembentukan citra di mata pemilih pemula. - Penelitian ini diharapkan akan menambah ilmu dalam bidang komunikasi politik dan Online Public Relations khususnya tentang pengaruh publisitas politik di media sosial terhadap pembentukan citra politik. - Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi karya ilmiah mahasiswa ilmu komunikasi lainnya. 2. Bagi tim yang menjalankan peran Public Relations Joko Widodo - Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi untuk memberikan saran dan masukan terhadap aktivitas pembentukan citra 11

di mata pemilih pemula yang terpengaruh dari publisitas di fanpage Facebook resmi Ir H Joko Widodo. 3. Bagi peneliti - Penelitian ini digunakan untuk menerapkan, mempraktekan, dan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah dan juga di lapangan. 12