STUDI LIMBAH RADIOAKTIF YANG DITIMBULKAN DARI OPERASIONAL PLTN PWR 1000 MWe

dokumen-dokumen yang mirip
LIMBAH RADIOAKTIF YA G DITIMBULKA DARI OPERASIO AL PLT PWR 1000 MWe. Husen Zamroni, Jaka Rachmadetin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

LIMBAH RADIOAKTIF YANG DITIMBULKAN DARI OPERASIONAL PLTN PWR. Husen Zamroni, Jaka Rachmadetin

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PWR 1000 MWe di INDONESIA.

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

KAJIAN PENGELOLAAN LlMBAH PLTN. Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TERPADU DARI PLTN

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

GLASS FRIT DAN POLIMER UNTUK SOLIDIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SKALA INDUSTRI.

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

PE GARUH BUR -UP TERHADAP KUA TITAS DA KARAKTERISTIK BAHA BAKAR UKLIR BEKAS PLT. urokhim Pusat Teknology Limbah Radioaktif-BATAN

Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS

PENGOLAHAN LIMBAH BORON-10 DARI OPERASI PLTN TIPE PWR DENGAN TEKNIK SOLIDIFIKASI HYPER CEMENT

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI

llmu Pengetohuon don Teknologi Nuklir

STUDI TI GKAT RADIOAKTIVITAS DA PA AS PELURUHA BAHA BAKAR BEKAS REAKTOR AIR RI GA SEBAGAI FU GSI WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

PEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR

TUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

ANALISIS LIMBAH RESIN DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY TAHUN 2008

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR...TAHUN... TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

IDENTIFIKASI SOURCE-TERM REAKTOR SERBA GUNA-G.A. SIWABESSY UNTUK KESELAMATAN OPERASIONAL

KARAKTERISTIK PRODUK FISI SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH DAN EVALUASI SOURCE TERM

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR 1000 MW

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS

No Penghasil Limbah Radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang mempunyai kewajiban mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah sebelum diser

PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING. Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN

PP 16/2001, TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Definisi PLTN. Komponen PLTN

Nomor 36, Tahun VII, April 2001

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Prinsip Dasar Pengelolaan Limbah Radioaktif. Djarot S. Wisnubroto

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

PERKIRAAN DOSIS IMERSI TERHADAP PENAMBANG TIMAH DI LAUT PESISIR PULAU BANGKA DARI PENGOPERASIAN PLTN

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

FAQ Tentang Fasilitas Daur Ulang Bahan Bakar, Limbah Radioaktif dan Aplikasi Radiasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

A ALISIS LIMBAH RESI PE UKAR IO SISTEM PEMUR IA AIR PE DI GI PRIMER RSG-GAS*

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS KUANTITATIF SOURCE-TERM RSG-GAS PADA OPERASI DAYA 15 MW. Jaja Sukmana, Jonnie Albert Korua, Sinisius Suwarto

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT. Sagino Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

REAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.

PERSYARATAN PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF

TAHANAN JENIS GELAS-LIMBAH DAN KAPASITAS PANAS UNTUK OPERASI MELTER PADA VITRIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI

OPTIMALISASI DEKONTAMINASI LIMBAH RADIOAKTIF HASIL DEKOMISIONING FASILITAS NUKLIR. Gatot Sumartono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

pekerja dan masyarakat serta proteksi lingkungan. Tujuan akhir dekomisioning adalah pelepasan dari kendali badan pengawas atau penggunaan lokasi

KARAKTERISTIK KETAHANAN KOROSI WADAH LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RENDAH DAN TINGGI

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

LlMBAH RADIOAKTIF PADAT YANG DITIMBULKAN DARI OPERASI PUSAT LlSTRIK TENAGA NUKLIR (PL TN)

2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME

STRATEGI PERSIAPAN INFRASTRUKTUR PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BAKAR BEKAS PLTN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA

TINJAUAN TENTANG PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS REAKTOR DAY A. Pratomo B Sastrowardoyo, Pusat Pengemban..gan Pengelolaan Limbah Radioaktif

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

KARAKTERISTIK LIMBAH HASIL IMOBILISASI DALAM KESELAMATAN PENYIMPANAN.

PENYERAPANLOGAM DEN GAN TANNIN

KARAKTERISTIK PENYIMPANAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN GELAS-LIMBAH

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

Transkripsi:

ARTIKEL STUDI LIMBAH RADIOAKTIF YANG DITIMBULKAN DARI OPERASIONAL PLTN PWR 1000 MWe Husen Zamroni Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK STUDI LIMBAH RADIOAKTIF YANG DITIMBULKAN OPERASIONAL DARI PLTN PWR 1000 MWe, Limbah radioaktif yang ditimbulkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan daya 1000 MWe terdiri dari limbah aktivitas rendah, sedang dan aktivitas tinggi. Jumlah limbah aktivitas rendah dan sedang dari PLTN setelah dilakukan pengolahan sekitar 300-400 drum 200 liter pertahun. Bahan bakar bekas yang ditimbulkan dari PLTN selama satu tahun sebanyak 25-30 ton dengan volume sekitar 35-50 m 3. Limbah radioaktif yang ditimbulkan dari PLTN telah dilakukan pengelolaan sesuai dengan standar keselamatan nuklir. ABSTRACT STUDY OF RADIOACTIVE WASTE GENERATED FROM NUCLEAR POWER PLANT PWR 1000 MWe. Radioactive wastes generated from operation nuclear power plant 1000 MWe generally consist of low level waste, intermediate level waste and high level waste. Amount of low and intermediate level waste from nuclear power plant after treatment approximately 300-400 drum 200 litter every year. Spent fuel was generated from nuclear power plant as many as 25-30 tones with volume 35-50 m 3 per year. The radioactive waste generated from nuclear power plant (NPP) have been managed according to the nuclear safety standard. PENDAHULUAN Pembangunan Indonesia yang berkembang pesat perlu didukung dengan peningkatan energi yang memadai. Dalam rangka memenuhi kebutuhan energi tersebut pemerintah bermaksud membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada tahun 2016. Pembangunan PLTN yang rencananya akan dibangun di semenanjung Muria saat ini masih ada kendala non-teknis yang disebabkan oleh informasi yang diterima masyarakat kurang memadai. Memang pembangunan PLTN disamping akan mencukupi kebutuhan energi yang sangat diperlukan untuk menunjang pembangunan tetapi tidak dapat di pungkiri dampak pembangunan PLTN ini juga akan menimbulkan limbah radioaktif. Informasi mengenai limbah radioaktif yang ditimbulkan oleh PLTN baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif yang sampai ke masyarakat sangat beragam terutama yang datang dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sehingga tidak memberikan informasi yang sepenuhnya benar. Buletin LIMBAH Vol. 8 No. 2 2004 1

Banyak sekali pertanyaan dari masyarakat kalau PLTN dibangun mau di kemanakan limbah yang ditimbulkan atau pertanyaan apakah bangsa Indonesia sudah dapat mengelola limbah radioaktif atau pertanyaan-pertanyaan yang sejenis. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak bisa di jawab hanya dengan kata-kata tetapi memang memerlukan jawaban yang lebih konkret baik dari segi software maupun hardwarenya. Software artinya kita harus punya data-data konkret mengenai jumlah dan jenis limbah radioaktif yang ditimbulkan dari sebuah PLTN dan pengalaman pengelolaannya selama ini dan tentunya pengalaman negara lain yang sudah mempunyai PLTN, sedangkan hardware yaitu perlunya fasilitas yang cukup untuk latihan penanganan limbah radioaktif yang ada. Studi mengenai jumlah dan jenis limbah yang ditimbulkan dari PLTN sangat diperlukan sehingga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kesiapan menangani limbah PLTN jika nanti jadi di bangun. Juga sangat diperlukan studi bagaimana pengalaman negara-negara yang sudah banyak mempunyai PLTN mengelola limbah selama predisposal sampai disposal. Limbah yang ditimbulkan dari operasi PLTN dilihat dari bentuk fisiknya dibagi menjadi menjadi tiga bagian yaitu : Limbah radioaktif padat, cair dan gas sedangkan kalau dari aktivitasnya diklasifikasikan secara umum menjadi tiga kelompok juga yaitu limbah radioaktif aktivitas rendah, sedang dan tinggi. Di dalam makalah ini akan dipelajari jenis dan jumlah limbah radioaktif yang ditimbulkan dari operasi PLTN khususnya PLTN tipe PWR 1000 Me yang meliputi limbah radioaktif aktivitas rendah, sedang, dan tinggi baik dalam bentuk gas, cair, dan padat termasuk bahan bakar bekas. LIMBAH RADIOAKTIF GAS DARI PLTN Limbah radioaktif gas dari PLTN biasanya berupa produk fisi (hasil belah) yang timbul karena reaksi fisi pada bahan bakar yang bisa lolos keluar dari kelongsong bahan bakar. Dalam kondisi operasi normal, jumlah gas hasil fisi yang bisa lolos dari kelongsong bahan bakar sangat kecil. Pembakaran bahan bakar dari PLTN dibatasi sesuai batas burn-up yang sudah ditetapkan sehingga kerusakan kelongsong bahan bakar dapat dihindari dan peningkatan limbah gas hasil fisi dapat dicegah. Secara umum limbah gas yang timbul antara lain adalah gas mulia (nobble gas), Iodine, Karbon-14 dan Tritium disajikan pada Tabel 1[1]. Gas mulia yang terbentuk adalah dari produk fisi dan biasanya terbawa dalam bentuk gas antara lain Kr 85, Kr - 85m, Kr 87, Kr 88, Xe -133 Xe -131m, Xe -133m, Xe -135m, Xe - 135 dan Xe- 138. Terbentuknya Karbon-14 di dalam sistem pendingin reaktor disebabkan oleh adanya aktivasi isotop Oksigen-17 dan Nitrogen-14 oleh netron. Jumlah Karbon-14 terbesar yang terbentuk disebabkan oleh reaksi O 17 (n,α)c 14, sedangkan jumlah Karbon-14 yang terbentuk dari reaksi N 14 (n, p)c 14 jauh lebih sedikit. [2] Sumber utama timbulnya tritium (1H 3 ) didalam reaktor air tekan (PWR) adalah dari pembelahan rangkap tiga, reaksi tangkapan netron oleh boron, deuterium, litium yang ada dalam air pendingin, dan dari Control Element Assemblies (CEAs). Tritium yang timbul di dalam pendingin secara langsung manambah keseluruhan aktivitas tritium, disamping aktivitas tritium yang ditimbulkan karena pembelahan inti dan tangkapan neutron di dalam CEAs yang selanjutnya keluar ke pendingin melalui kelongsong (cladding). Jumlah tritium yang timbul karena reaksi aktivasi 2 Buletin LIMBAH Vol. 11 No. 2 2007

disajikan dalam Tabel 2, sedangkan tritium yang timbul karena reaksi no. 5 dan no. 6 (B-11 dan N-14 sumber) tidak begitu banyak jumlahnya sehingga tidak memberikan banyak kontribusi penting. Hal ini disebabkan oleh tampang lintang dan/atau kelimpahan masing-masing unsur yang rendah sehingga dapat diabaikan. Sumber utama tritium dalam pendingin dan Control Element Assemblies (CEAs) di sebabkan oleh reaksi-reaksi dari no.1 s/d no. 4 (B-10, Litium, dan Deuterium). Limbah radioaktif gas yang timbul diolah melalui beberapa tangki yang berisi bahan penyerap seperti karbon aktif dan hepa filter [Gambar 1]. Sistem pengolahan limbah gas (SPLG) dirancang berfungsi sebagai tempat peluruhan, kontrol, pelepasan dll. Gas-gas yang timbul diolah sampai konsentrasi dan kuantitasnya dapat diturunkan sehingga dosis yang diterima oleh publik di sekitar unit pembangkit akibat pembuangan limbah gas tersebut memenuhi standar yang ditentukan. Tabel 1. Estimasi limbah gas yang ditimbulkan dari berbagai jenis PLTN Limbah gas (Bq/yr) PWR (1000MWe) BWR (1000 Mwe) PHWR (900 Mwe) Gas Mulia 2 x 10 13 1.9 x10 14 5 x 10 11 Iodin 1.5 x 10 8 3.7 x 10 11 1.9 x 10 8 Karbon-14 2 x 10 10 3.4 x10 11 1.2 x 10 14 Tritium N.A N.A 1.2 10 14 Tabel 2. Reaksi Aktivasi Tritium Reaksi Energy Ambang (MeV) Tampang Lintang 1) 10 B(n,2α)T 1,4 1.15(+1) mb 2) 7 Li(n,nα)T 3,9 9,50(0) mb 3) 6 Li(n,α)T Thermal 9,40(+5) mb 4) D(n,γ)T Thermal 5,50 (-1) mb 5) 11 (n,t)bet 10.4 <8,0 (-3) mb 6) 14 N(n,2α) 12 C 4,3 3,00(-1) mb SPLG terdiri dari satu tangki drain utama, dua alat pengering limbah gas, dua tangki charcoal, empat tangki tunda berisi karbon aktif, satu High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter, pipa-pipa termasuk valve-valve dan instrumentasi. SPLG menggunakan charcoal pada suhu lingkungan untuk menunda gas radioaktif yang melintasi sistem. Desain operasi banyaknya karbon aktif yang ditempatkan dalam tangki harus cukup untuk menyerap sedikitnya 45 hari untuk waktu tunda Xenon dan sedikitnya 3.5 hari untuk waktu tunda Kripton. Kondisi alat pengering limbah radioaktif dipasang pada pengolah gas untuk menjaga embun dan temperatur sehingga gas dapat mencapai tangki charcoal. Semua kondensasi cairan yang terbentuk di dalam proses gas utama pada bangunan pelengkap dan di dalam SPLG masuk melalui pipa-pipa dikumpulkan di dalam tangki drain utama pada SPLG. Tangki juga digunakan untuk mengumpulkan air kondensasi yang dipindahkan dari alat pengering limbah gas. Alat pengering limbah radioaktif gas dingin dari kondensasi dan tangki penundaan digunakan untuk menghilangkan uap air pada titik embun di bawah 46 o F Buletin LIMBAH Vol. 8 No. 2 2004 3

(7.8 o C) sebelum gas masuk melalui penyaring awal. Sensor kelembaban alat pengering limbah radioaktif gas disediakan untuk mendeteksi kehilangan embun. Tangki awal yang berisi karbon aktif (Charcoal guard) dipasang sebelum gas masuk tangki tunda utama. Tangki awal (guard bed) dipasang untuk melindungi tangki tunda charcoal utama dari banyaknya embun (moisture) yang masuk. Radionuklidaradionuklida berumur pendek dan Iodium ditangkap untuk peluruhan di tangki karbon aktif awal. HEPA filter dan karbon aktif yang sudah jenuh akan diolah sebagai limbah padat. Setelah melewati tangki peluruhan, limbah gas mengalir melalui penyaring partikulat (HEPA), termasuk debu karbon aktif, ditangkap kemudian dipindahkan ke sistem bangunan HVAC. HEPA filter dan karbon aktif yang sudah jenuh akan diolah sebagai limbah padat. Gambar 1. Pengelolaan Limbah Radioaktif Gas pada PLTN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DARI PLTN Limbah radioaktif cair yang ditimbulkan dari PLTN secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu aktivitas rendah dan aktivitas sedang. Limbah radioaktif cair ini kebanyakan berasal dari pendingin reaktor baik pendingin primer maupun pendingin sekunder, kebocoran-kebocoran pada valve, pompa-pompa, bocoran pada lantai, limbah laundry, limbah dekontaminasi, larutan regenerasi resin, personil dekontaminasi (shower) dll. Jenis radionuklida yang terdapat dalam limbah radioaktif cair antara lain H-3, Na-24, Cr-51, Mn-54, Fe-55, Fe-59, Co-58, 4 Buletin LIMBAH Vol. 11 No. 2 2007

Co-60, Ni-63, Zn-65, Sr-89, Sr-90, Sr-91, Y-90, Zr-95, Mo-99, I-31, I-132, Cs-134, Cs-136, Cs-137 dll. Radionuklida dalam limbah radioaktif cair tersebut berasal dari aktivasi air pendingin, produk fisi yang lolos dan larut dalam air pendingin, dan produk korosi yang teraktivasi. Estimasi aktivitas limbah radioaktif cair yang ditimbulkan dari berbagai PLTN di sajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Estimasi aktivitas limbah radioaktif cair pada kondisi operasi normal Limbah Cair (Bq/yr) PWR (1000MWe) BWR (1000 Mwe) PHWR (900 Mwe) Tritium 2 x 10 13 2.2 x10 12 7 x 10 13 Total nuklida lain 2.7 x 10 10 3.7 x 10 9 5 x 10 9 Berdasarkan aktivitasnya limbah radioaktif dibagi menjadi dua bagian yaitu limbah aktivitas rendah dan aktivitas sedang. Pembagian aktivitas ini bisa saja berbeda tiap waktu sesuai dengan perkembangan teknologi pengolahan dan pengelolaanya. Menurut Eurochemic Decommissioning secara batasan kuantitatif antara aktivitas rendah dan sedang ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Batasan tingkat aktivitas rendah dan sedang Tingkat Pemancar Kuantitas Aktivitas Rendah (Low Level Waste) Beta/Gamma Alpha Laju dosis 40 GBq/m 3 40 MBq/m 3 2 msv/jam Aktivitas Sedang (Intermediate Level Waste) Beta/Gamma Alpha Laju dosis 20000 GBq/m 3 8000 GBq/m 3 2,5 msv/jam Limbah radioaktif cair yang timbul dari PLTN jumlahnya cukup besar, akan tetapi limbah radioaktif cair tersebut dapat diolah untuk reduksi volume limbah dengan berbagai cara seperti evaporasi, pengendapan, penggunaan membran, filter dan resin penukar ion seperti Gambar 2 [2]. Setelah mengalami pengolahan maka volumenya akan tereduksi (berkurang sangat banyak) di tunjukkan pada Tabel 5. Limbah cair yang telah diolah selanjutnya dilakukan immobilisasi (pengungkungan) limbah melalui proses solidifikasi (pemadatan) dengan semen/polimer. Tabel 5. Jumlah limbah setelah diolah pada PWR 1000 Mwe pada kondisi normal Tipe Limbah Volume Tahunan (m 3 ) Aktivitas tahunan (Ci) Sludge dari evaporator 25-63 100-115 Resin bekas 30-40 1000-6000 Sludge dari filter 45-130 25-30 Buletin LIMBAH Vol. 8 No. 2 2004 5

LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DARI PLTN Limbah padat yang timbul dari PLTN cukup banyak, bermacam-macam limbah padat seperti kain, kertas dan kotak/bungkusan kecil karbon aktif, kertas, shoe cover, pakaian lab, filter bekas dari sistem zat cair dan filter bekas dari sistem sirkulasi udara dll. Limbah padat di bagi ke dalam limbah padat yang terbakar dan tidak terbakar, terkompaksi dan tidak terkompaksi. Limbah padat yang timbul ini lebih 90 % termasuk dalam aktivitas sangat rendah dan hanya 10 % yang mengandung nuklida aktif dengan paparan kontaknya lebih kecil 0.5 m Gy/h. Jumlah limbah radioaktif padat yang ditimbulkan tiap tahun dari operasi PLTN 1000/900 Mwe adalah sekitar 1200 m 3. Limbah padat ini setelah diolah dengan kompaksi, insenerasi dan sementasi seperti ditunjukkan dalam Gambar 3 maka jumlah total limbah padat berkisar antara 300-400 drum/tahun dengan 10 % nya berisi IL. [3] Selain limbah padat tersebut di atas, ada limbah padat hasil pengolahan dari limbah gas dan limbah cair serta limbah semi cair (limbah resin bekas) yang hasil pengolahan akhirnya berbentuk kemasan limbah padat yang siap disimpan. Jumlah limbah padat hasil pengolahan yang ditimbulkan tergantung dari tipe reaktor dan kondisi operasi. Secara umum komposisi limbah padat PLTN 1000 Mwe ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Limbah radioaktif padat LLW/ILW dari operasi PWR [1] Volume limbah sebelum diolah pertahun Pengolahan (treatment conditioning) Volume akhir pertahun and Volume tiap tahun (m 3 ) 50 m 3 (solidified liquid) 375 m 3 (combustible rag, poly-sheet, wood) 12 m 3 (rubber, spent charcoal) 30 m 3 (spent resin) 35 m 3 (incombustible air filter) 10 pc (incombustible liquid filter) 4 m 3 (incombustibleinsulation) Evaporasi Insenerasi Kompaksi Sementasi 300-400 drum 200 L Radionuklida yang terdapat dalam limbah padat antara lain : Sr-90, Y-91, Zr-95, Nb-95, Ru-103, Ru-106, Ag-110m, Te-129m, I-131, Cs-134, Cs-136, Cs-137, Ce-144, Cr-51, Mn-54 Fe-55, Fe-59, Co-58dan Co-60. Produk fisi berumur panjang yang dominan adalah Cs-137 (30 tahun, gamma 0,6 Mev), sedangkan Fe-59 (45 hari, gamma 1,1 Mev) merupakan nuklida hasil aktivasi yang agak susah pengelolaannya untuk jangka pendek. Data mengenai jumlah limbah yang ditimbulkan dari berbagai PLTN PWR dengn daya yang berbeda-beda di tunjukkan pada Tabel 7. 6 Buletin LIMBAH Vol. 11 No. 2 2007

Gambar 2. Sistem pengolahan limbah cair pada PLTN Tabel 7. Data limbah radioaktif yang ditimbulkan dari berbagai PLTN PWR di Amerika Serikat. PLTN South Texas Project 1&2 Units, 2500 MWe Wolf Creek, 1 Unit 1160 Mwe San Onofre 2&3 Units 2150 Mwe Periode Total aktivitas tinggi Volume Meter Cubic Total aktivitas Rendah Filter Mekanik Limbah aktif kering Jan-Des '89 0 23.28 0 26.98 Jan-Des '90 4.05 7.53 0 22.98 Jan-Des '91 17.87 33.19 1.95 46.81 Jan-Des '92 19.86 36.89 1.03 24.75 Jan-Des '93 9.69 17.98 1.11 26.76 Jan-Des '89 N/D N/D N/D N/D Jan-Des '90 3.47 8.11 0 35.72 Jan-Des '91 8.15 19.05 0 28.33 Jan-Des '92 3.89 9.09 1.57 18.89 Jan-Des '93 4.736 11.05 0 26.48 Jan-Des '89 25.042 48.61 1.96 116.93 Jan-Des '90 0 0 1.78 86.94 Jan-Des '91 8.01 15.57 0 69.95 Jan-Des '92 46.89 91.02 3.37 72.45 Jan-Des '93 0 0 2.11 35.87 Sequoyah 1&2 Jan-Des '89 37.42 69.50 0 167.40 Buletin LIMBAH Vol. 8 No. 2 2004 7

PLTN units, 2296 Mwe Diablo Canyon 1&2 units, 2160 Mwe Periode Total aktivitas tinggi Volume Meter Cubic Total aktivitas Rendah Filter Mekanik Limbah aktif kering Jan-Des '90 14.17 26.30 0 108.93 Jan-Des '91 23.71 44.04 3.40 35.18 Jan-Des '92 9.72 18.06 6.53 46.12 Jan-Des '93 N/D N/D N/D N/D Jan-Des '89 15.93 15.93 0 77.45 Jan-Des '90 11.44 11.44 0 30.13 Jan-Des '91 30.78 30.78 0 63.46 Jan-Des '92 5.549 8.09 4.29 44.82 Jan-Des '93 14.79 14.79 0 51.36 BAHAN BAKAR BEKAS Bahan bakar yang dipakai pada PWR 1000 Mwe sebanyak 25-30 ton untuk satu siklus penggantian bahan bakar. Jumlah volume bahan bakar bekas tiap tahun dari satu PLTN sebanyak 35-50 m 3. Bahan bakar bekas tidak termasuk dalam limbah tingkat rendah dan sedang tetapi masuk kategori limbah aktivitas tinggi. Bahan bakar bekas yang baru keluar dari reaktor dengan daya 1000 Mwe masih menimbulkan panas 150-200 MW dan dosis permukaan bahan bakar bekas jarak 1 meter setelah 5 tahun sebesar 25.000-50.000 mrem/jam. Untuk menurunkan panas yang disebabkan oleh gamma heating maka bahan bakar bekas disimpan dalam kolam penyimpanan sementara dimana airnya dapat berfungsi sebagai pendingin. Penyimpanan bahan bakar bekas dalam kolam sementara dekat reaktor ini selama kurang lebih 40 tahun sehingga panas dan radioaktivitasnya berkurang. PLTN dengan daya 1000 Mwe yang beroperasi dengan kapasitas faktor sebesar 80% dan efisiensi 33 % dengan bahan bakar sekitar 27.3 MT uranium dengan pengkayaan 3,3 % akan menjadi bahan bakar bekas dengan komposisi 26 MT uranium dengan 0.83 % U-235, 246 Kg Plutonium, 951 kg produk fisi dan 25 kg transuranium. 8 Buletin LIMBAH Vol. 11 No. 2 2007

Bahan bakar bekas secara umum dapat diperlakukan sebagai limbah aktivitas tinggi bagi negara yang menganut siklus bahan bakar terbuka maka bahan bakar bekas ini harus di simpan dalam penyimpanan tanah dalam (deep geological disposal). Bagi negara yang menganut siklus bahan bakar tertutup, maka bahan bakar bekas tersebut dapat dilakukan proses olah ulang. Pada proses olah ulang akan didapatkan uranium (U) sisa yang dapat dipakai sebagai bahan bakar pada PLTN. Selain itu dari proses olah-ulang diperoleh plutonium (Pu) yang dapat digunkan sebagai bahan bakar nulir baru jenis bahan bakar campuran U dan Pu oksida yaitu janis bahan bakar Mix Oxide (MOX). Akan tetapi pada proses olah ulang ini juga menimbulkan limbah berupa produk fisi dan limbah transuranium. Gambar 3. Sistem pengelolaan limbah padat pada PLTN. KESIMPULAN Sistem pengelolaan limbah yang ditimbulkan dari operasi PLTN dapat dilakukan dengan baik dengan keselamatan yang mantap oleh negara-negara yang sudah punya PLTN, limbah yang ditimbulkan oleh PLTN PWR 1000 MWe terdiri dari limbah gas, cair (dan semi cair / limbah resin bekas) dan padat dengan aktivitas rendah, sedang dan tinggi. Limbah gas, cair dan semi cair serta limbah padat dilakukan pengolahan sehingga diperoleh limbah olahan berbentuk kemasan limbah padat yang siap disimpan. Selain itu ditimbulkan pula bahan bakar bekas yang merupakan kategori limbah aktivitas tinggi bagi negara yang menganut strategi daur (siklus) bahan bakar terbuka. Limbah yang ditimbulkan dari operasi PLTN 1000 MWe sebanyak 300-400 drum 200 liter dan bahan bakar bekas sebanyak 35-50 m 3. Limbah radioaktif dari PLTN telah dilakukan pengelolaan sesuai dengan standar keselamatan nuklir. Buletin LIMBAH Vol. 8 No. 2 2004 9

DAFTAR PUSTAKA 1. NEWJEC, Feasibility Study of The First Nuclear Power Plants at Muria Peninsula Region, Waste Management and Decommissioning, NEWJEC Inc., 1996. 2. KHNP, Preliminary Safety Analysis Report, KHNP, Korea 2001 3. JEPIC, Japan s Experiences in the Fundamental Management of Radioactive Wastes JEPIC,1996 4. IAEA, Treatment of Low and Intermediate Level Solid Radioactive Wastes, Technical Reports Series No. 223, IAEA, Vienna, 1983. 5. Decommissioning of Nuclear Facilities, NEA/OECD, Paris, 1991. 6. IAEA, Guide to The Safe Handling of Radioactive Wastes at Nuclear Power Plants, Technical Reports Series No.198, IAEA, Vienna, 1983. 10 Buletin LIMBAH Vol. 11 No. 2 2007