Oleh : Dessy Putri Natalia Drs. Wisnu Mawardi, M.M. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA 10 BANK UMUM TERBESAR DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOAN DEPOSIT RATIO BANK SWASTA NASIONAL DI BANK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) dapat dilihat

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

DAFTAR PUSTAKA.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah profitabilitas perbankan syariah yang ada di

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Gross Domestic Product

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kinerja Fundamental Keuangan Perbankan Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia Tahun

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT, PENDAPATAN DEPOSITO, DAN PENDAPATAN TABUNGAN TERHADAP PENDAPATAN BERSIH BANK PADA PD

BAB IV HASIL PENELITIAN

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

PENGARUH CAR, DPK, NPL, DAN ROA TERHADAP LDR. (Studi Kasus Pada Bank LQ 45 Periode Tahun )

DAFTAR PUSTAKA. Management Institute. Mumbay : National Stock Exchange of India Ltd.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Jumlah Tabungan, Deposito, dan Kredit Tahun (dalam Rp 000)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006 2009) Oleh : Dessy Putri Natalia Drs. Wisnu Mawardi, M.M Abstract This research has a purpose to analyze the effect on interest rate of Bank Indonesia Certificates, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, and Return on Assets for interest rate of time deposit Commercial Banks in Indonesia 2006 2009 period. The interest rate was showed how much return will be the number of fund has believed by investor or customer for the concerned bank. So, important for the banks to will be analyzed the factors to determined interest rate targeted match with condition of banking and state of economy. The population in this research are commercial bank in Indonesia, while the sample chosen us purposive sampling technic with predetermined criteria. A number of samples consist of 24 commercial bank in Indonesia. This research use analyzed multiple linear regression. While, the hypothesis testing with use t test. The result of research show that in partial interest rate of Bank Indonesia Certificate and Loan to Deposit Ratio has positive and significantly influence on interest rate of time deposit. Capital Adequacy Ratio have negative and significantly influence on interest rate of time deposit. While, Return on Assets have not significantly influence on interest rate of time deposit. The coefficient of

determination from regression model obtained was 0,495 or 49,50 percent. This case to show that 49,50 percent is interest rate of time deposit influence by interest rate of Bank Indonesia Certificate, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, and Return on Assets. While the rest 50,50 percent to be explained by variables or other factors out of the model research. Keywords: Interest rate of time deposit, Interest rate of Bank Indonesia Certificate, Loan to Deposit, Capital Adequacy Ratio, and Return on Assets.

1 PENDAHULUAN Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai, karena pembangunan sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Salah satu lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi adalah bank. Menurut Dendawijaya (2000:25) bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana (idle fund / surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Definisi lain mengenai bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sehingga, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari hari, bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat (Kuncoro dan Suhardjono, 2002:68). Deposito (Time Deposit) adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2000:27). Deposito memiliki tingkat bunga yang lebih besar jika dibandingkan tingkat bunga giro dan tabungan. Hal ini disebabkan deposito mempunyai tenggang waktu yang pasti dan penarikannya dapat diperkirakan berdasarkan tanggal jatuh temponya. Kepastian tenggang waktu ini memberikan kesempatan bagi pemimpin bank untuk merencanakan penyaluran kredit kepada debitornya. Sehubungan dengan tingkat suku bunga simpanan berjangka yang ditawarkan oleh masing masing kelompok bank, tentunya ada faktor faktor yang perlu dianalisis dan diperhatikan terkait dengan kebijakan penentuan besarnya tingkat suku bunga deposito pada suatu bank. Dalam penelitian ini faktor faktor yang akan

dianalisis untuk dijadikan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka yaitu suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Assets (ROA). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah suatu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan berdasakan mekanisme BI Rate, yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan untuk pelelangan pada masa periode tertentu. Sehingga, dengan adanya SBI diharapkan Bank Indonesia dapat menjaga agar tingkat suku bunga perbankan di Indonesia wajar dan stabil serta menjadi acuan bank bank di Indonesia dalam menentukan suku bunga (www.bi.go.id). Tabel 1.1 Fluktuasi Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai Salah Satu Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Tingkat Bunga Deposito pada Rata Rata Bank Umum di Indonesia Periode Januari Desember 2008 Periode Tingkat Bunga Deposito 1 Bulan (Rata-Rata Bank Umum) Suku Bunga (%) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Januari 2008 7,07 Februari 2008 6,95 Maret 2008 6,88 April 2008 6,86 Mei 2008 6,98 Juni 2008 7,19 Juli 2008 7,51 Agustus 2008 8,04 September 2008 9,26 Oktober 2008 10,14 November 2008 10,40 Desember 2008 10,75 Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) 8,00 7,93 7,96 7,99 7,31 8,73 9,23 9,28 9,71 10,98 11,24 10,83

Tabel 1.1 menggambarkan fluktuasi suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan mempengaruhi pergerakan suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. Pada bulan Februari 2008, penurunan suku bunga SBI berdampak pada turunnya suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. Sedangkan pada bulan Juni s.d. November 2008, kenaikan suku bunga SBI berdampak pada naiknya suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. Namun, pada kenyataannya, tidak selalu kenaikan SBI akan berpengaruh pada kenaikan suku bunga deposito berjangka, begitu pula sebaliknya. Hal ini terlihat pada bulan Maret s.d. Mei 2008, dimana kenaikan SBI justru berdampak pada turunnya suku bunga deposito berjangka dan penurunan SBI justru berdampak pada meningkatnya suku bunga deposito berjangka. Lain halnya dengan suku bunga SBI yang merupakan faktor eksternal, dalam penentuan tingkat suku bunga deposito berjangkanya suatu bank juga memperhatikan faktor internal yakni faktor penentu suku bunga yang diperhatikan berdasarkan keadaan internal dari bank yang bersangkutan itu sendiri. Faktor faktor tersebut diantaranya tingkat likuiditas, tingkat kecukupan modal, dan tingkat keuntungan dari masing - masing bank. Tingkat likuiditas diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR), tingkat kecukupan modal diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR), dan tingkat keuntungan diukur dengan menggunakan Return on Assets (ROA). Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2000:118). Peningkatan LDR suatu bank akan cenderung meningkatkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga deposito berjangka pada bank yang bersangkutan. Sedangkan penurunan LDR suatu bank akan cenderung menurunkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga deposito berjangka pada bank yang bersangkutan.

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang mengindikasikan jumlah modal minimum yang harus dimiliki oleh suatu bank untuk melindungi kepentingan para nasabah dari ancaman terjadinya insolvensi kegiatan usaha perbankan (Latumaerissa, 1999:91). Peningkatan CAR suatu bank akan cenderung menurunkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga deposito berjangka pada bank yang bersangkutan. Sedangkan penurunan CAR suatu bank akan cenderung meningkatkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga deposito berjangka pada bank yang bersangkutan. Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang mengindikasikan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan (Dendawijaya, 2000:120). Peningkatan ROA suatu bank akan cenderung menurunkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga deposito berjangka pada bank yang bersangkutan. Sedangkan penurunan ROA suatu bank akan cenderung meningkatkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga suku bunga deposito berjangka pada bank yang bersangkutan. Tabel 1.2 Fluktuasi LDR, CAR, dan ROA sebagai Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Suku Bunga Deposito pada Rata Rata Kelompok Bank Umum di Indonesia Periode 2006 2009 Kelompok Bank Tahun ( t ) Rata-rata Tingkat Suku Bunga Deposito 1 Bulan LDR ( t - 1 ) Variabel CAR ( t - 1 ) ROA ( t - 1 ) 1. Bank 2006 8,71 65,72 27,00 2,88 Persero 2007 7,00 63,80 26,10 2,12 2008 7,60 68,44 18,62 2,45 2009 7,42 76,82 14,61 2,45 2. Bank 2006 9,16 73,13 33,41 1,97 Swasta 2007 7,31 70,57 28,20 1,48 Nasional 2008 8,58 73,71 52,11 1,44 2009 8,66 82,85 53,77 1,52

3. Bank 2006 8,77 37,43 18,95 3,58 Pemerintah 2007 7,24 43,62 24,08 3,39 Daerah 2008 7,85 59,30 23,25 3,08 2009 8,45 77,12 21,85 3,62 4. Bank Asing 2006 8,48 78,28 39,30 2,55 2007 7,27 81,13 30,37 4,13 2008 8,51 79,20 32,70 3,76 2009 8,08 105,65 36,00 3,70 5. Bank 2006 8,48 111,06 35,95 3,77 Campuran 2007 7,27 123,78 42,43 4,36 2008 8,51 107,97 42,13 3,64 2009 8,08 119,83 31,13 3,48 Sumber : Direktori Perbankan Indonesia, diolah Suku bunga deposito berjangka yang ditetapkan oleh masing masing kelompok bank pada suatu tahun (t) dipengaruhi oleh fluktuasi LDR, CAR, dan ROA pada tahun sebelumnya (t-1). Dengan berpatokan pada rasio rasio tersebut, bank akan dapat melakukan suatu penilaian untuk mengetahui kondisi internal pada tahun tersebut dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan suku bunga deposito berjangka pada tahun berikutnya. Teori teori mengenai hubungan LDR, CAR, dan ROA terhadap suku bunga deposito berjangka tampaknya belum sesuai dan masih banyak perbedaan dengan kenyataan di lapangan seperti terlihat pada tabel 1.2. Misalkan, pengaruh kenaikan LDR suatu bank pada tahun tertentu tidak selalu berdampak pada kenaikan suku bunga deposito berjangka pada tahun berikutnya, begitu pula sebaliknya. Selain itu dapat dilihat pula pengaruh kenaikan CAR dan ROA suatu bank pada tahun tertentu tidak selalu berdampak pada penurunan suku bunga deposito berjangka pada tahun berikutnya, begitu pula sebaliknya. Dengan didasarkan atas permasalahan masih belum adanya kecocokan atau kekonsistenan antara teori dan kenyataan di lapangan (fenomena gap) seperti yang telah diuraikan dan digambarkan pada tabel 1.1 dan tabel 1.2, maka suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Assets (ROA) dipilih sebagai variabel penelitian. Selain fenomena gap, masih terdapat permasalahan lain, yaitu adanya research gap dari beberapa penelitian terdahulu. Hal ini dikarenakan terdapat kontradiksi atau perbedaan kesimpulan antar penelitian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Anton (2006) dan Dwiastuti (2006) pada variabel LDR yang menyimpulkan bahwa LDR mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Sudarmadi dan Teddy (2009) menyimpulkan bahwa LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Selain itu, pada variabel CAR menurut Almilia dan Anton (2006) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka, tetapi menurut penelitian yang dilakukan Sudarmadi dan Teddy (2009) menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Selanjutnya, variabel lain yaitu ROA menurut Almilia dan Anton (2006) berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka, sedangkan menurut penelitian Sudarmadi dan Teddy menyimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan. Pemilihan Bank Umum sebagai obyek penelitian didasarkan karena tingkat suku bunga deposito berjangka antara kelompok bank yang satu dengan kelompok bank lainnya cukup bervariatif. Oleh karena itu, analisis terhadap obyek penelitian Bank Umum dirasa lebih responsif dalam menetapkan suku bunga deposito berjangka jika terdapat perubahan dalam variabel variabel yang mempengaruhi penetapan suku bunga deposito berjangka di Indonesia. Berdasarkan atas alasan masih belum adanya kecocokan / kekonsistenan antara teori dengan kenyataan di lapangan serta beberapa perbedaan kesimpulan pada penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS

TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006 2009). 2 TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Deposito Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan (Hasibuan, 2001). Menurut Siamat (dikutip oleh Dendawijaya, 2000:57) dilihat dari sudut biaya dana, dana bank yang bersumber dari simpanan dalam bentuk deposito merupakan dana yang relatif mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan. Kelebihan sumber dana ini adalah sifatnya yang dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi tetap, karena penarikannya dapat diperkirakan dengan berdasarkan tanggal jatuh temponya sehingga tingkat fluktuasinya dapat diantisipasi. 2.2 Kebijakan Peneentuan Tingkat Suku Bunga Deposito Pimpinan bank dalam menentukan tingkat suku bunga deposito harus hatihati, realistis, dan tepat. Menurut Hasibuan (2001, h.82) pimpinan bank harus memperhatikan dan menganalisis informasi berikut: 1. Spread (margin) profit yang diinginkan 2. Tingkat suku bunga SBI, JIBOR, LIBOR, PUAB, dan lain- lain. 3. Jangka waktu dan nilai nominal deposito 4. Price credit dan cost of fund bank- bank saingan 5. Cash flow dan posisi Giro Wajib Minimum (GWM) banknya. 6. Situasi perbankan dan moneter 7. Kondisi perekonomian dan tingkat inflasi.

2.3 Suku Bunga Sertifikat bank Indonesia (SBI) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan sebuah instrumen Operasi Pasar Terbuka yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai pembuat kebijakan moneter dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi termasuk juga sektor perbankan melalui pengendalian suku bunga (target suku bunga) termasuk suku bunga deposito berjangka. Sehingga, dengan adanya SBI, Bank Indonesia dapat menjaga agar tingkat suku bunga wajar dan stabil serta menjadi acuan bank bank di Indonesia untuk menentukan suku bunga (www.bi.go.id). Ketika terjadi kelebihan uang yang ada di masyarakat dan perbankan, maka bank sentral akan menyerap kelebihan uang tersebut dengan menjual SBI. Dalam hal ini perbankan akan membeli obligasi tersebut, dimana bank sentral akan menawarkan suku bunga SBI yang tinggi, sehingga likuiditas perbankan berkurang. Untuk meningkatkan tingkat likuiditas, maka perbankan bersaing untuk mendapatkan dana yang sebesar besarnya dari masyarakat dengan meningkatkan suku bunga simpanan, termasuk suku bunga deposito berjangka (Dwiastuti, 2006). Dengan demikian, apabila terjadi peningkatan suku bunga SBI, maka suku bunga deposito berjangka cenderung meningkat. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan suku bunga SBI, maka suku bunga deposito berjangka cenderung menurun. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dwiastuti (2006) dan Tambunan (2007) yang menyatakan bahwa variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dalam jangka pendek. H 1 : Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif terhadap suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. 2.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang mengindikasikan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah

kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Sehingga, semakin tinggi LDR, memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya, 2000). Penurunan likuiditas tersebut menyebabkan bank berusaha untuk mendapatkan dana dari masyarakat yaitu dengan cara meningkatkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga deposito berjangka untuk menarik minat masyarakat menanamkan uangnya di bank tersebut. Dengan demikian, apabila terjadi peningkatan LDR suatu bank, maka suku bunga deposito berjangka pada bank tersebut cenderung meningkat. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan LDR suatu bank, maka suku bunga deposito berjangka pada bank tersebut cenderung menurun. Hal ini didukung oleh penelitian Almilia dan Anton (2006) yang menyatakan bahwa variabel LDR berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Selain itu peneliti lain, yaitu Dwiastuti (2006) juga menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dalam jangka pendek dan jangka panjang. H 2 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. 2.5 Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang mengindikasikan jumlah modal minimum yang harus dimiliki oleh suatu bank untuk melindungi kepentingan para penitip uang atau nasabah dari ancaman terjadinya insolvensi kegiatan usaha perbankan. Jumlah modal yang cukup mampu menyelamatkan uang milik para deposan dan tentunya akan memberikan rasa aman kepada nasabah yang menitipkan uang di bank yang bersangkutan, terutama dalam menghadapi risiko kebangkrutan karena terjadinya kredit macet (Latumaerissa, 1999).

Agar para penitip uang tetap dapat mengambil uangnya, kredit macet harus ditutup dengan modal bank, sehingga uang milik para deposan dapat dikembalikan apabila diminta. Sehingga, semakin tinggi CAR mengindikasikan semakin besar pula modal yang dimiliki oleh bank dan bank tersebut mempunyai dana yang cukup untuk membiayai aktivitas dan kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu, bank tidak harus mencari tambahan dana dari masyarakat dan cenderung akan menurunkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga deposito berjangka. Dengan demikian, apabila terjadi peningkatan CAR suatu bank, maka suku bunga deposito berjangka pada bank tersebut cenderung menurun. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan CAR suatu bank, maka suku bunga deposito berjangka pada bank tersebut cenderung meningkat. H 3 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. 2.6 Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang mengindikasikan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan / laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi penggunaan asset (Dendawijaya, 2000). Selain itu, perolehan laba yang memadai juga diperlukan untuk menarik modal dalam usaha untuk memperluas dan meningkatkan pelayanan perbankan serta untuk memberikan cadangan bagi keadaan yang tidak terduga yang mungkin terjadi pada bisnis perbankan. Sehingga, laba bank merupakan sumber utama modal sendiri (Reed dan K.Gill, 1995). Oleh karena itu, dengan tingkat keuntungan (ROA) yang tinggi secara otomatis akan mempengaruhi tingginya permodalan bank yang bersangkutan untuk dapat membiayai aktivitas dan kegiatan operasional tanpa harus mencari tambahan dana dari masyarakat. Sehingga, bank tersebut akan cenderung menurunkan suku bunga simpanan termasuk suku bunga deposito berjangka.

Dengan demikian, apabila terjadi peningkatan ROA suatu bank, maka suku bunga deposito berjangka pada bank yang bersangkutan cenderung menurun. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan ROA suatu bank, maka suku bunga deposito berjangka pada bank yang bersangkutan cenderung meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Anton (2006) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. H 4 : Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif terhadap suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. Gambar 2.1 Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Return on Assets terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (X 1 ) Loan to Deposit Ratio (LDR) (X 2 ) Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka (Y) Capital Adequacy Ratio (CAR) (X 3 ) Return On Assets (ROA) (X 4 ) Sumber : Almilia dan Anton (2006) ; Dwiastuti (2006) ; Tambunan (2007) ; Sudarmadi dan Teddy (2009)

3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Variabel Dependen (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan. 2. Variabel independen (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen adalah : a. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia / SBI (X 1 ) b. Loan to Deposit Ratio / LDR (X 2 ) c. Capital Adequacy Ratio / CAR (X 3 ) d. Return on Assets / ROA (X 4 ) Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Indikator Pengukuran Skala 1. Tingkat Suku Suku bunga Average / Rata - rata tingkat suku bunga Rasio Bunga Deposito Berjangka deposito berjangka 1 deposito berjangka (1 bulan) per tahun pada masing masing kelompok Bank Umum di (persen) bulan Indonesia periode 2006 2009 - Dependen Sumber:Statistik Ekonomi Keuangan Variabel (Y) Indonesia (SEKI)

Variabel Indikator Pengukuran Skala 2. Suku Bunga Suku bunga Rata rata suku bunga Sertifikat Bank Rasio Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sertifikat Bank Indonesia 1 bulan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada periode 2006 2009 (persen) Indonesia - Independen Variabel (X 1 ) (SBI) 1 bulan Sumber:Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) 3. Loan to Deposit Rasio LDR Rasio antara jumlah kredit yang diberikan Rasio Ratio (LDR) dari masingmasing bank bank dengan total penghimpunan dana pihak ketiga pada tahun sebelumnya (t-1) (persen) (data laporan keuangan LDR = tahunan) - Independen Sumber : Kuncoro dan Suhardjono (2002) Variabel (X 2 ) 4. Capital Rasio CAR Rasio antara total modal dengan total Aktiva Rasio Adequacy Ratio (CAR) dari masingmasing bank Tertimbang Menurut Risiko pada tahun sebelumnya (t-1) dengan (persen) (data laporan mempertimbangkan risiko pasar keuangan tahunan) - Independen Variabel (X 3 ) Sumber : Dendawijaya (2000)

Variabel Indikator Pengukuran Skala 5. Return on Rasio ROA Rasio antara laba sebelum pajak dengan Rasio Assets (ROA) dari masingmasing bank total asset pada tahun sebelumnya (t-1) (persen) (data laporan keuangan - Independen tahunan) Sumber : Siamat (2005) Variabel (X 4 ) Sumber : Direktori Perbankan Indonesia dan SEKI, diolah 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. Periode waktu pengamatan adalah tahun 2006 hingga tahun 2009. Sedangkan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik penarikan sampel non random / non probability sampling yaitu menggunakan metode purposive sampling, yang artinya sampel sengaja dipilih dengan kriteria tertentu agar dapat mewakili populasinya dan memenuhi tujuan penelitian. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan gabungan antara data time series (data tahunan) dan cross section dengan periode penelitian yang dimulai dari tahun 2006 hingga tahun 2009. Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu objek untuk menggambarkan perkembangannya. Sedangkan data cross section adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan (www.docstoc.com). Model dalam penelitian ini menggunakan empat variabel yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka yaitu suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Loan to Deposits Ratio

(LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Assets (ROA). Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yaitu penerbitan laporan data Bank Indonesia seperti Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) dan Direktori Perbankan Indonesia. 3.4 Metode Analisis Data Teknik analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen / terikat dengan satu atau lebih variabel independen / bebas. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara teoritis akan menghasilkan nilai parameter model penduga yang valid bila terpenuhinya syarat asumsi klasik regresi oleh suatu model statistik yang diuji terlebih dahulu. Tujuan pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel independen sebagai estimator atas variabel dependen tidak mengalami bias atau bersifat Best Linear Unbiased Estimator (Ghozali, 2006). 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Nilai VIF tidak ada yang melebihi 10 dan nilai Tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10, menandakan tidak terjadi adanya gejala multikolonieritas (Ghozali, 2006 : 124).

Uji Multikolonieritas Coefficients a Model 1 a. SBI LDR CAR ROA Dependent Variable: SDI Collinearity Statistics Tolerance VIF.978 1.022.907 1.103.901 1.110.970 1.031 Sumber : SEKI dan Direktori Perbankan Indonesia, diolah 2011 Hasil perhitungan diperoleh nilai VIF yang kurang dari 10 dan tolerance yang lebih dari 0,10 dari masing-masing variabel bebas SBI, LDR, CAR, dan ROA maka dapat disimpulkan tidak terjadi adanya gejala multikolonieritas. b) Uji Autokorelasi Menguji autokorelasi dalam model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel penggangu pada periode tertentu dengan variabel penggangu periode sebelumnya. Model 1 Hasil Pengujian Durbin Watson Model Summary b Adjusted Std. Error of Durbin- R R Square R Square the Estimate Watson.720 a.519.495.87982 1.788 a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, SBI, CAR b. Dependent Variable: SDI Nilai DW sebesar 1,788 berada di atas du = 1,747 dan di bawah (4-du) = 2,253. Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

c) Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dengan melihat grafik scatterplot pada output yang dihasilkan. Jika titik-titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas, tetapi apabila titik-titik pada grafik scatterplot menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Hasil Analisis Grafik Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Dependent Variable: SDI Regression Standardized Predicted Value 2 1 0-1 -2-2 -1 0 1 2 3 Regression Studentized Residual Dari grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Dari pengamatan pada grafik di atas maka disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. d) Uji Normalitas Uji normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Normalitas data dalam penelitian dilihat dengan cara memperhatikan penyebaran data (titik) pada Normal P-Plot of Regression Standardized Residual dari variabel terikat.

Uji Normalitas Dengan Menggunakan Grafik Normal P-Plot Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 1.0 Dependent Variable: SDI 0.8 Expected Cum Prob 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 Observed Cum Prob 0.8 1.0 Berdasarkan gambar di atas data terdistribusi normal, karena data menyebar mendekati garis diagonal dan/atau mengikuti garis diagonal. Selain itu normalitas data dapat diuji dengan menggunakan Kolmogorov Sminorov (K-S). One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. b. a,b Test distribution is Normal. Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Nilai signifikasi Komogorov - Sminorov demikian data normal. Unstandardiz ed Residual 85.0000000.85861743.091.091 -.087.835.488 sebesar 0,488 > 0,05, dengan

4.2 Goodness of Fit a. Uji F Uji F Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 66.842 4 16.711 21.588.000 a 61.927 80.774 128.769 84 a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, SBI, CAR b. Dependent Variable: SDI Nilai F test sebesar 21,588 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), ini menandakan bahwa variabel independen Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return on Assets (ROA) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini adalah baik. b. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi Model 1 Model Summary b Adjusted Std. Error of Durbin- R R Square R Square the Estimate Watson.720 a.519.495.87982 1.788 a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, SBI, CAR b. Dependent Variable: SDI Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 13.0 dapat diketahui bahwa Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,495. Hal ini berarti bahwa 49,50 persen suku bunga deposito berjangka di Indonesia (SDI) dipengaruhi oleh variabel Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Loan to

Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return on Assets (ROA) sedangkan selebihnya 50,50 persen dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam model penelitian ini. 4.3 Regresi Linier Berganda Model Persamaan Regresi Model 1 (Constant) SBI LDR CAR ROA a. Dependent Variable: SDI Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 3.983.749 5.319.000.492.058.660 8.418.000.010.005.166 2.043.044 -.030.014 -.178-2.180.032.131.083.124 1.572.120 a. Pengujian Hipotesis 1 Berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh nilai koefisien sebesar 0,492 yang berarti terdapat hubungan positif antara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Nilai t sebesar 8,418 dengan nilai sig adalah 0,000. Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 berarti menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel suku bunga SBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka. Dengan demikian hipotesis pertama (H 1 ) diterima. b. Pengujian Hipotesis 2 Berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh nilai koefisien sebesar 0,010 yang berarti terdapat hubungan positif antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Nilai t sebesar 2,043 dengan

nilai sig adalah 0,044. Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 berarti menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel LDR mempunyai pengaruh signifikan tehadap suku bunga deposito berjangka. Dengan demikian hipotesis kedua (H 2 ) diterima. c. Pengujian Hipotesis 3 Berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh nilai koefisien sebesar -0,030 yang berarti terdapat hubungan negatif antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Nilai t sebesar 2,180 dengan nilai sig adalah 0,032. Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 berarti menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel CAR mempunyai pengaruh signifikan tehadap suku bunga deposito berjangka. Dengan demikian hipotesis ketiga (H 3 ) diterima. d. Pengujian Hipotesis 4 Berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh nilai koefisien sebesar 0,131 yang berarti terdapat hubungan positif antara Return on Assets (ROA) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Nilai t sebesar 1,572 dengan nilai sig adalah 0,120. Nilai sig yang lebih besar dari 0,05 berarti menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel ROA tidak mempunyai pengaruh signifikan tehadap suku bunga deposito berjangka. Dengan demikian hipotesis keempat (H 4 ) ditolak. 5 Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran 5.1 Kesimpulan Variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. Variabel Return on Assets (ROA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia. 5.2 Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada 24 Bank Umum di Indonesia 2. Jumlah variabel bebas yang digunakan hanya empat variabel yang terdiri dari suku bunga Sertifikat bank Indonesia (SBI), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Assets (ROA) 3. Periode penelitian hanya dilakukan dalam jangka waktu 4 tahun. 5.3 Saran Dengan memperhatikan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka pihak perbankan dalam menentukan kebijakan penentuan tingkat suku bunga deposito berjangka sebaiknya terlebih dahulu memperhatikan variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang merupakan variabel paling besar pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Hal ini berimplikasi bahwa perbankan dalam menentukan kebijakan suku bunga deposito berjangka sebaiknya harus mengacu pada ketentuan Bank Indonesia, yaitu menyesuaikan fluktuasi suku bunga SBI. Hal ini dilakukan agar bank yang bersangkutan tidak kalah bersaing dengan bank bank lainnya dalam menghimpun dana masyarakat karena tidak meningkatkan suku bunga deposito. Begitu pula sebaliknya, apabila bank terlambat dalam menurunkan suku bunga deposito maka bank harus membayar beban bunga yang lebih tinggi dibanding dengan bank bank lainnya. Selain itu pihak perbankan juga perlu memperhatikan kondisi internal, seperti Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

tingkat suku bunga deposito berjangka. Hal ini berimplikasi bahwa perbankan sebaiknya meminimalkan terjadinya risiko insolvensi, misalnya yang disebabkan oleh kredit macet. Hal ini dilakukan agar modal bank tidak terganggu dan dapat menjaga tingkat suku bunga deposito berjangka tetap stabil. Kondisi internal lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Hal ini berimplikasi bahwa pihak perbankan harus dapat menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi dengan tepat agar tingkat likuiditas / LDR tetap terjaga dan menjaga tingkat suku bunga deposito berjangka tetap stabil. Hal ini dikarenakan bank di satu sisi harus mengumpulkan dana masyarakat yang sewaktu waktu dapat ditarik dan di sisi yang lain, bank juga harus menyediakan dana untuk disalurkan dalam bentuk kredit. 5.4 Agenda Penelitian yang Akan Datang Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan karena nilai Adjusted R Square masih dianggap kecil, yaitu 0,495 atau 49,50 persen. Penelitian yang akan datang sebaiknya menambahkan jumlah sampal penelitian, tidak hanya terbatas pada 24 Bank Umum di Indonesia agar diperoleh hasil yang lebih beragam. Selain itu, perlunya menambahkan variabel variabel lain yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Anton (2006) dengan menggunakan variabel inflasi dimana menjelaskan tentang dampak inflasi dan pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Variabel suku bunga LIBOR menurut Tambunan (2007) yang menjelaskan tentang suku bunga internasional yang dijadikan acuan suku bunga antarbank di negara yang berbeda, karena pergerakan suku bunganya mengikuti kondisi ekonomi dunia. Penelitian yang akan datang dapat menambahkan periode / tahun penelitian yang lebih panjang karena dalam penelitian ini hanya dilakukan dalam periode 4 tahun, yaitu 2006 2009.

DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Anton Wahyu Utomo. 2006. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Antisipasi, Oktober 2006, Vol 10, No.1, Oktober 2006, h.1 27, http://pdffinder.net/. Diakses tanggal 20 November 2010. Bank Indonesia, 2006, Laporan Direktori Perbankan Indonesia 2005 2006, Jakarta., 2008, Laporan Direktori Perbankan Indonesia 2007 2008, Jakarta.,2006, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, April 2006. Jakarta.,2008, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, April 2008. Jakarta., 2009, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, November 2009. Jakarta.,2010, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, September 2010. Jakarta. Chairuddin. 2002. Analisis Posisi Keuangan, http://repository.usu.ac.id, diakses 13 Desember 2010. Dendawijaya, Lukman. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Dwiastuti, Febri. 2006. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Deposito pada Bank Bank Umum Pemerintah di Indonesia. Skripsi tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Dasar Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Latumaerissa, Julius R. 1999. Mengenal Aspek Aspek Operasi Bank Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Luccett, Dudley G. 1994. Uang dan Perbankan. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Mustafa, Hasan. 2000. Teknik Sampling, http://home.unpar.ac.id, diakses 27 Januari 2011. Reed, Edward W dan K. Gill. 1995. Bank Umum. Edisi Keempat. Jakarta: Bumi Aksara. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sihombing, Jonker. 1990. Pengantar Funds Management untuk Perbankan. Jakarta: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. Sudarmadi dan Teddy Oswari. 2008. The Influence of Capital Adequacy ratio, Return On Assets and Loan to deposit Ratio to Deposit Twelve Month Bank Persero in Indonesia. h.n.p, http://www.pdfsearch.com/. Diakses tanggal 5 Desember 2010. Tambunan, Yustina. 2007. Analisis Pengaruh Suku Bunga LIBOR, Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum. h.n.p, http://www.repository.usu.ac.id/. Diakses tanggal 27 Mei 2011. http://www.bi.go.id/ http://www.docstoc.com/ http://www.wahana-statistik.com/