I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah.

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

I. PENDAHULUAN. Pada saat belajar di sekolah, guru jarang memberi penjelasan kepada siswa

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar cerdas,

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

Oleh : Sri Handayani NIM K

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. dihadapkan terhadap hal baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

2006 agar peserta didik memiliki kemampuan diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan untuk membangun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap segala hal,

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas:2003:5) Pendidikan adalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara lebih rinci diuraikan pada bagian-bagian berikut ini. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat dalam berbagai lingkungan. Pendidikan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

2 Sejak lahir manusia memiliki kecerdasan, bakat, minat serta naluri dan semua itu berkembang melalui lingkungannya, melalui pendidikan diharapkan perkembangan individu manusia tersebut dapat berkembang dengan baik. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan penting dalam mengembangkan dan membina kemampuan peserta didik seoptimal mungkin. Salah satu langkah positif untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah dengan mengadakan penyempurnaan dalam setiap aspek pendidikan, baik pendidikan tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas. Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan dasar formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) atau yang sederajat. Sekolah Menengah Pertama dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Siswa kelas IX diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi, yaitu pendidikan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) atau yang sederajat. Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun. SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan yang beralamat di Jalan Mawar No. 1 Hajimena Kecamatan Natar Lampung Selatan merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang ada di Kabupaten Lampung selatan. Tujuan dari SMP Negeri 3 Natar adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas, mampu menjadi generasi yang berkompeten dan mampu berkarya diluar pendidikan yang sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama proses belajar mengajar di sekolah.

3 Proses belajar mengajar merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional. Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Melalui belajar, kita tidak dapat melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar dan mendapatkan hasil yang kita inginkan dalam proses belajar. Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan baik dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa telah mencapai standar kelulusan yang telah ditetapkan. Abdillah dalam Aunurrahman (2009: 35), belajar adalah usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses belajar internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari segi guru proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Artinya proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, akan tetapi dapat diamati oleh guru. Proses belajar tersebut tampak melalui perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar tersebut merupakan respons siswa terhadap tindakan mengajar atau tindakan pembelajaran dari guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan dengan desain instruksional guru, karena didalam desain instruksional, guru membuat tujuan instruksional khusus atau sarana belajar (Aunurrahman, 2009:48).

4 Melalui belajar diharapkan terjadi perubahan dalam diri individu sebagai peserta didik. Perubahan yang dihasilkan juga merupakan perubahan perilaku yang konstan dan menetap, serta bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif). Namun tidak semua jenis perubahan adalah hasil belajar. Seseorang telah belajar kalau terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi akibat interaksi dengan lingkungannya, tidak karena pertumbuhan atau perkembangan fisik, tidak karena kelelahan, juga tidak karena penyakit atau pengaruh obat-obatan. Selain itu seseorang juga dikatakan telah belajar, bila mental individu tersebut sudah memasuki tahap kesadaran diri untuk mencapai tujuan belajar. Adapun tujuan belajar itu sendiri adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh seseorang setelah berlangsungnya proses belajar serta mendapatkan sesuatu yang bermanfaat. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto (2010:3) adalah sebagai berikut. 1. Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belajar, peruabahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan

5 sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.perbuatan belajar terarah kepada peruabahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Di tingkat SMP, tujuan mata pelajaran IPS adalah: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

6 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Di tingkat SMP/MTs, ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek; manusia, tempat, dan lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan perubahan, sistem sosial dan budaya, dan perilaku ekonomi dan kesejahteraan. IPS Terpadu memiliki peranan yang cukup penting dalam jenjang pendidikan SMP/MTs, seperti yang telah dituliskan pada paragraf sebelumnya. Untuk itu siswa dituntut untuk menguasai materi pembelajaran dan memiliki hasil belajar yang baik pada mata pelajaran tersebut, karena hasil belajar yang baik dapat dijadikan indikator keberhasilan siswa dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, jika hasil belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan mengajar, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Natar diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Nilai Jumlah Frekuensi Persentase (%) 1. < 70 108 57,45 % 2. 70 80 42,55 % Jumlah 188 100 % Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu

7 Berdasarkan Tabel 1 yang terdapat pada halaman sebelumnya dapat diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu masih tergolong rendah, hal ini diketahui bahwa dari 188 siswa sejumlah 108 siswa (57,45%) mendapatkan nilai kurang dari KKM. Kriteria yang dijadikan pedoman adalah standar ketuntasan nilai mata pelajaran IPS Terpadu yang telah ditetapkan sebesar 70. Dengan demikian, Tabel 1 telah menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh siswa di SMP Negeri 3 Natar masih tergolong rendah. Menurut Djamarah (2002: 128) apabila persentasi siswa tuntas belajar kurang dari 65%, maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 belum dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran secara optimal sehingga KKM tidak tercapai. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut. 1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%. 2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%. 3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%. 4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%. Keberhasilan belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri siswa yang dapat berupa motivasi, intelegensi, minat, persepsi, dan lain-lain. Sedangkan faktor

8 eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa metode mengajar guru, kurikulum, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di rumah, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Natar pada Tahun Pelajaran 2013/2014 dan keterangan dari guru bidang studi IPS Terpadu mengenai hasil mid semester yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor pemanfaatan fasilitas belajar disekolah yang masih belum maksimal dan sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. Faktor pertama yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah. Pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah memegang peranan yang cukup besar karena kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan dengan kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah. Kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah bisa menjadi tidak berarti apabila pemanfaatannya belum dilakukan dengan baik, untuk itu sekolah bersamasama dengan seluruh warga sekolah memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah tersedia secara maksimal. Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap fasilitas belajar di SMP Negeri 3 Natar, sarana prasarana di dalam sekolah sudah cukup baik, tersedia perpustakaan yang berisi buku-buku penunjang pelajaran IPS Terpadu. Pihak sekolah juga menyatakan bahwa akan segera dibangun laboraturium khusus pelajaran IPS Terpadu. Namun

9 untuk penggunaan media pembelajaran di kelas masih belum maksimal, hal ini terlihat dari media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar hanya sebatas buku sumber, LKS, dan papan tulis. Selain itu, hanya beberapa guru saja dalam proses belajar mengajar di kelas menggunakan media seperti Over Head Proyektor (OHP) dan Liquid Crystal Display (LCD) sehingga faktor-faktor tersebut diduga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Suryosubroto, (2002: 292) Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan semakin sukses bila ditunjang dengan sarana prasarana pendidikan yang memadai baik jumlah, keadaan maupun kelengkapannya. Kurangnya fasilitas belajar yang terdapat di sekolah tentu sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan sebagai berikut. 1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah

10 Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Kelengkapan sarana dan prasarana sebuah SMP/MTS sekurangkurangnya memiliki prasarana, ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, toilet, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga. Faktor lain yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif atau negatif (Slameto, 2003:188). Sikap memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan pembelajaran IPS Terpadu di dalam kelas. Sikap yang positif akan menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran IPS Terpadu yang diharapkan oleh guru dan di sekolah. Sebaliknya, sikap negatif akan mempengaruhi kualitas dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS Terpadu ini pada Sekolah Menengah Pertama. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru dan beberapa siswa diketahui bahwa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah sikap siswa sebagai pelajar memiliki kecenderungan dalam mengikuti proses pembelajaran, ada yang positif dan ada pula yang negatif. Hal ini ditunjukan siswa ketika dirinya dihadapkan pada suatu keadaan pembelajaran IPS Terpadu. Banyak sikap siswa yang

11 masih kurang disiplin di dalam kelas pada saat pelajaran telah dimulai, misalnya masih ada siswa yang mengobrol, tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran IPS Terpadu. Saat tengah belajarpun siswa cenderung ribut dan menganggap mata pelajaran IPS Terpadu mudah, membosankan dan mata pelajaran tersebut tidak termasuk dalam mata pelajaran yang ada dalam dalam daftar mata pelajaran Ujian Nasional. Berdasarkan pada pembahasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut. 1. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 masih tergolong rendah. Hal ini diketahui masih banyaknya siswa yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sekolah. 2. Pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah yang kurang optimal sehingga mengakibatkan hasil belajar mereka masih tergolong rendah. 3. Pemanfaatan buku-buku di perpustakaan yang belum maksimal oleh siswa sehingga mengakibatkan hasil belajar mereka tergolong rendah.

12 4. Dorongan dalam diri siswa untuk untuk merubah persepsi mereka dalam memanfaatkan seluruh fasilitas belajar yang disediakan oleh pihak sekolah perlu ditingkatkan. 5. Proses pembelajaran yang kurang mampu merangsang keaktifan siswa didalam kelas, siswa lebih banyak hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru dan bersikap pasif. 6. Sikap siswa yang kurang memperhatikan pelajaran yang diberikan. 7. Sikap positif siswa yang masih perlu ditingkatkan terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. 8. Sikap siswa yang masih menganggap IPS Terpadu sebagai pelajaran yang tidak terlalu penting sehingga perlu dilakukan penanaman sikap yang mampu merubah pola pikir siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan pembahasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada aspek pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah (X 1 ), sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (X 2 ), dan hasil belajar IPS Terpadu siswa (Y).

13 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah ada pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tiga hal pokok yang berupa sebagai berikut. 1. Pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Pengaruh Sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dan Sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

14 F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kegunaan Teoritis a. Sumbangan pemikiran bagi sekolah, guru dan calon guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti dan bagi peneliti yang akan meneliti hal yang sama. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi siswa agar dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dengan baik guna meningkatkan hasil belajar mereka dan meningkatkan keaktifan mereka didalam kelas sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup dan ilmunya dapat terserap dengan baik. b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar dapat memaksimalkan penggunana fasilitas di sekolah guna meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. c. Bahan pertimbangan bagi guru, calon guru dan siswa untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu. d. Bagi Masyarakat hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka perbaikan pembelajaran. e. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan menggunakan teori-teori yang lain yang belum digunakan dalam penelitian ini.

15 G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah (X 1 ) dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (X 2 ) terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Y). 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII. 3. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 Natar 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2013/2014. 5. Ilmu Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah ilmu kependidikan, khususnya bidang IPS Terpadu.