BAB I PENDAHULUAN. Bola basket merupakan cabang olahraga permainan yang digemari

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1. Untuk mencapai gelar Sarjana Sains. Oleh. Andrea Yosi Nugroho

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC ( BARRIER HOPS ) TERHADAP TINGGI LOMPATAN PEMAIN BOLA BASKET TIM PUTRA SMK N 12 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental. Cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. ini hanya membuka 1 jurusan saja yaitu MO (mekanik otomotif) dan sampai

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah pemainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN TANGGA DAN LATIHAN HURDLE JUMP

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC (BARRIER HOPS) TERHADAP TINGGI LOMPATAN PEMAIN BOLA BASKET TIM PUTRA SMKN 12 MALANG

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SPLIT SQUAT JUMP DAN DEPTH JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BOLAVOLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC BOX JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP TINGGI RAIHAN BLOCK PADA PERMAINAN BOLAVOLI DI KLUB PATRIA KOTA BLITAR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan sepakbola

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

ISSN Oleh: I Kadek Happy Kardiawan Dosen Jurusan PKO FOK Undiksha ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk shooting yang paling sering digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Melalui olahraga akan dapat ditingkatkan kekuatan keterampilan kerja, kesegaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola.

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bola basket merupakan cabang olahraga permainan yang digemari masyarakat. Dalam perkembangannya bola basket telah menjadi olahraga masal, rekreasi dan prestasi. Bola basket sebagai olahraga masal dan rekreasi, karena kini masyarakat memilih melakukan permainan bola basket untuk mengisi waktu luangnya ataupun untuk sarana hiburan di hari libur. Bola basket sebagai olahraga prestasi karena kini bola basket banyak dipertandingkan mulai dari antar sekolah, antar instasi, antar klub amatir, antar klub profesional, bahkan antar negara pada ajang regional dan internasional. Bola basket sebagai olahraga prestasi memerlukan aspek-aspek penunjang. Aspek-aspek tersebut menurut Harsono (1988: 100) yaitu, Aspek fisik, teknik, taktik, dan mental. Aspek kondisi fisik memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi maksimal. Unsur-unsur kondisi fisik diantaranya: daya tahan,kekuatan, kecepatan, kelentukan. Adapula unsur kondisi fisik yang merupakan gabungan dari unsur-unsur kondisi fisik diats, diantaranya: kekuatan yang cepat (gabungan kekuatan dan kecepatan) yang sering disebut power, daya tahan kekuatan (gabungan kekuatan dan daya tahan), stamina (gabungan daya tahan dan kecepatan). Dalam permainan bola basket kita sering kali melihat gerakan lompat. Vic Amber (2006: 14) mengatakan bahwa Latihan melompat ini penting juga, terutama 1

2 melompat ke arah vertikal (tegak). Lompat hampir selalu digunakan dalam beberapa teknik dasar bola basket dan pertandingan bola basket seperti jump shoot, rebound, jumpball pada awal pertandingan, lay up shoot, dan block. Atlet yang memiliki lompatan yang tinggi, akan lebih mudah untuk melakukan teknik-teknik yang disebutkan diatas. Gerak lompat merupakan gerakan yang ditunjang oleh power tungkai. Atlet yang mempunyai power tungkai yang baik akan memilki lompatan yang baik pula. Atlet bola basket biasanya memiliki postur tubuh yang tinggi. Namun tidak sedikit juga atlet bola basket yang berpostur tubuh pendek. Atlet bola basket yang berpostur tubuh pendek, akan sulit jika berhadapan dengan lawan yang lebih tinggi, namun kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan power tungkai yang baik. Oleh karena itu power tungkai dalam cabang olahraga bola basket sangat dibutuhkan untuk menunjang teknik-teknik dasar bola basket. Power adalah gabungan dari kekuatan dan kecepatan. Wilmore (1977, dalam Harsono, 1988 : 199) mengatakan bahwa power adalah product of force and velocity. Dari pendapat tersebut maka power dapat diartikan sebagai hasil gabungan atau perpaduan antara kekuatan dan kecepatan. Pentingnya power dalam cabang olahraga bola basket, khususnya di kalangan pelajar SMK di kota Bandung kurang begitu diperhatikan. Pelajar SMK di kota Bandung pada cabang olahraga bola basket juga kurang berprestasi dan sulit bersaing dengan pelajar SMA. Pada umumnya pelatih-pelatih bola basket SMK kurang mengetahui metode latihan untuk meningkatkan power. Padahal ada beberapa metode

3 latihan untuk meningkatkan power, diantaranya latihan beban dan latihan plyometric. Dari kedua metode tersebut, plyometric merupakan metode yang lebih mudah dan sederhana untuk dilakukan. Plyometric adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan power, seperti yang diungkapkan oleh Radcliffe & Farentinos. (1999: 1) dalam buku high-powered plyometric yaitu : Plyometric is a method of develoving explosive power. Konsep dari plyometric adalah kontraksi otot yang explosive. Kontraksi otot pada plyometric adalah kontraksi eksentrik yaitu kontraksi dengan memanjangkan otot atau meregang, menurut Radcliffe & Farentinos. (1999: 2) dalam buku highpowered plyometric : In eccentric contractions, the muscles undergo tension and lengthen or stretch. Kontraksi eksentrik yang cepat akan merangsang otot yang cepat untuk bekerja. Rangsangan ini akan membuat serat-serat otot cepat lebih besar sehingga akan menghasilkan power yang explosive. Agar hasil latihan lebih efektif, latihan plyometric haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga atlet harus mengeluarkan tenaga maksimal atau hampir maksimal. Selain itu latihan harus dilakukan sesuai program latihan yang yang telah disusun sebelumnya. Dalam menentukan program latihan, harus mengetahui otot mana saja yang akan dilatih lalu bentuk latihan apa yang cocok dan sesuai untuk meningkatkan kemampuan otot-otot tersebut. Penulis memilih bentuk latihan incremental vertical hop dan double-leg hop progression. Gerakan dasar dalam kedua bentuk latihan tersebut hampir sama, yaitu melompat dengan dua kaki. Akan tetapi seberapa signifikan pengaruhnya terhadap

4 power tungkai belum diketahui secara ilmiah. Penulis tertarik untuk meneliti dengan membandingkan kedua model tersebut. Adapun yang menjadi bahan penelitian secara khusus adalah membandingkan antara latihan incremental vertical hop dan doubleleg hop progression. terhadap peningkatan power tungkai pada cabang olahraga bola basket. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis sangat tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh latihan incremental vertical hop dan double-leg hop progression terhadap peningkatan power tungkai pada cabang olahraga bola basket. Penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada latihan incremental vertical hop terhadap peningkatan power tungkai? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada latihan double-leg hop progression terhadap peningkatan power tungkai? 3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan latihan incremental vertical hop dengan double-leg hop progression tehadap peningkatan power tungkai? C. Tujuan Penelitian berikut. Berdasarkan masalah penelitian maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

5 1. Untuk mengetahui dan memperoleh informasi faktual mengenai pengaruh latihan incremental vertical hop terhadap peningkatan power tungkai. 2. Untuk mengetahui dan memperoleh informasi faktual mengenai pengaruh latihan double-leg hop progression terhadap peningkatan power tungkai 3. Untuk mengetahui dan memperoleh informasi faktual mengenai perbedaan pengaruh antara latihan incremental vertical hop dan latihan double-leg hop progression tehadap peningkatan power tungkai. D. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan dapat digunakan sebagai berikut. 1. Sebagai acuan dan alternatif latihan bagi atlet dan pelatih dalam bentuk latihan incremental vertical hop dan double-leg hop progression untuk peningkatan power tungkai. 2. Memberikan informasi kepada para atlet dan pelatih perbedaan antara sample yang melakukan latihan incremental vertical hop dan latihan double-leg hop progression dan untuk peningkatan power tungkai. 3. Untuk memperkenalkan macam-macam bentuk latihan plyometric untuk meningkatkan power tungkai pemain bola basket di tingkat SMK.

6 E. Batasan Penelitian Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian ini, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut. 1. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan dua variable yaitu: a. Variable bebas adalah bentuk latihan incremental vertical hop (X 1 ) dengan latihan double-leg hop progression (X 2 ) b. Variable terikat adalah power tungkai (Y). 2. Masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah tentang perbandingan pengaruh latihan incremental vertical hop dan latihan double-leg hop progression terhadap peningkatan power tungkai. 3. Populasi dan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah tim bola basket SMKN 11 Bandung yang bernama Dabel Zhie sebanyak 10 orang. F. Penjelasan Operasional Penulis akan menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut. 1. Latihan adalah Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihannya atau pekerjaannya (Harsono, 1988: 101). Dalam penelitian ini yang dimaksud latihan adalah treatment atau perlakuan yang diberikan kepada sampel penelitian. 2. Plyometric is a method of developing explosive power (Radcliffe & Farentinos. 1999: 1), atau bila diterjemahkan, plyometric adalah sebuah

7 metode untuk meningkatkan power. Dalam penelitian ini yang dimaksud plyometics adalah metode yang digunakan dalam proses latihan. 3. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Harsono, 1988:200 ). Dalam penelitian ini yang dimaksud power adalah salah satu aspek kondisi fisik yang ingin ditingkatkan melalui proses latihan yang merupakan variabel terikat (Y). 4. Bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh 2 regu yang masingmasing terdiri dari 5 orang. Setiap regu berusaha mencetak angka ke keranjang lawan dan mencegah regu lain mencetak angka.(perbasi 2004: 1). Dalam penelitian ini yang dimaksud bola basket adalah cabang olahraga yang diteliti. 5. Incremental vertical hop adalah bentuk latihan plyometric dengan menggunakan tali sepanjang 15 kaki yang ditempelkan salah satu ujungnya dengan dinding atau tiang kira-kira setinggi mata dan ujung satu lagi ditempelkan pada lantai hingga tali terbentang. Atlet berdiri di ujung tali yang terendah dan menghadap dinding lalu melompat mengguanakan dua kaki bersamaan kedepan dan belakang melewati tali, atlet melompat hingga ketinggian tali yang maksimal sesuai kemampuan maksimal atlet. Seperti yang dikutip dalam buku high powered plyometrics, sebagai berikut: For this exercise you will need a rope or elastic tubing approximately 15 feet long. Attach one end to a wall or wall at eye level and the other end to a semirealesable object at ground level....assume a relaxed position immediately to the side of the lowest end of the tubing

8 with feet together, facing the wall or pole....hopping back and forth over the tubing, advance up the tubing as high as possible. (Radcliffe & Farentinos 1999: 85). Dalam penelitian ini yang dimaksud Incremental vertical hop adalah variabel bebas ke-1 (X 1 ). 6. Double-leg hop progression adalah bentuk latihan plyometric dengan melompat menggunakan dua kaki bersamaan melewati rintangan berupa gawang yang tersusun sejajar sehingga atlet dituntut melompat berkelanjutan hingga melewati gawang terakhir. Seperti yang dikutip dalam buku high powered plyometrics, sebagai berikut: Single-response hop upon clearing the first hurdle, land with full-foot contact and give at the knees and hip. After sticking this landing, pause, then reset the body position, stance, and relationship to the next hurdle. Multiple-response hops with pause....then performing the next take off without having to reset the lower or upper body to be succesful. (Radcliffe & Farentinos 1999: 82). Dalam penelitian ini yang dimaksud Double-leg hop progression adalah variabel bebas ke-2 (X 2 ). G. Anggapan Dasar Anggapan dasar menurut Arikunto (1993:55) mengemukakan bahwa : Anggapan dasar adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Pentingnya tentang anggapan dasar dijelaskan oleh Arikunto (1993:60) yang dikutif dari pendapat Winarno Surachmad, sebagai berikut :

9 Anggapan dasar atau postulat adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu. Hal ini berarti bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin saja meragu-ragukan sebuah anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran dari sifat anggapan dasar itu. Selanjutnya diartikan pula bahwa penyelidik dapat merumuskan satu atau lebih hipotesis yang dianggapnya sesuai dengan penyelidikannya. Dalam bola basket seluruh aspek kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan, fleksibilitas, dan daya tahan sangat dibutuhkan dan perlu dilatih agar menunjang dalam aktivitas bola basket. Salah satu komponen kondisi fisik yaitu power. Power merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan. Power tungkai sangat dibutuhkan dalam permainan bola basket. Salah satu metode latihan untuik meningkatkan power yaitu latihan plyometric. Dengan ini penulis ingin membuktikan dengan melakukan pengetesan vertical jump, apakah benar bahwa latihan double-leg hop progression dengan latihan incremental verical hop akan meningkatkan power tungkai atlet bola basket. Dalam bentuk latihan double-leg hop progression, biasanya dibantu dengan beberapa gawang sebagai rintangan. ukuran gawang tersebut sama, jadi rintangan yang didapat saat latihan juga tetap. Sedangkan latihan incremental vertical hop menggunakan tali sepanjang 15 kaki yang kedua ujungnya ditempelkan masing-masing ke dinding/tiang setinggi mata dan satu lagi ke lantai sehingga tali terbentang diagonal. jadi rintangan yang didapat saat latihan bervariasi. Saat latihan atlet dituntut untuk melompat pada ketinggian/rintangan yang maksimal.

10 Dari penjelasan diatas penulis mempunyai anggapan dasar bahwa kedua latihan diatas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power tungkai secara signifikan,dan diduga latihan incremental vertical hop memberikan pengaruh yang lebih signifikan dari pada latihan double-leg hop progression. H. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:39) sebagai berikut, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut. 1. Latihan incremental vertical hop memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan power tungkai pada cabang olahraga bola basket. 2. Latihan double-leg hop progression memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan power tungkai pada cabang olahraga bola basket. 3. Latihan incremental vertical hop memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan latihan double-leg hop progression dalam meningkatkan kemampuan power tungkai pada cabang olahraga bola basket.

11 I. Metode Penelitian Di dalam penelitian memerlukan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui arti dari penelitian itu sendiri. Metode juga berguna untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan suatu penelitian diantaranya seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen. Untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis yang penulis ajukan, maka penulis melakukan penelitian dengan metode eksperimen, yaitu mengadakan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan suatu hasil. Sugiyono (2002: 4) berpendapat, Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen bertujuan mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil dan hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah hubungan sebab akibat antara variabel-variabel yang diselidiki. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah pengaruh perlakuan yaitu variabel bebas berupa bentuk latihan plyometric terhadap variabel terikat yaitu power.

12 J. Lokasi dan Sampel Penelitian berlokasi di SMKN 11 Bandung yang beralamat di jalan Budi Cilember, Bandung. Sedangkan sampel adalah anggota tim putra bola basket SMKN 11 Bandung yang berjumlah 10 orang.