ARTIKEL PENELITIAN KORELASI KADAR C-REACTIVE PROTEIN DENGAN KELUARAN KLINIS PADA PENDERITA STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL

dokumen-dokumen yang mirip
RESEARCH ARTICLE KORELASI KADAR C-REACTIVE PROTEIN DENGAN KELUARAN KLINIS PADA PENDERITA STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 3 METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) BERHUBUNGAN DENGAN

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini diperoleh 70 subyek penelitian yang dirawat di bangsal

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB I PENDAHULUAN. juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tidak menular puskesmas menunjukkan angka yang selalu meningkat ditiap tahun

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit

GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMATOKRIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE ISKEMIK FASE AKUT PADA PASIEN DI UNIT PENYAKIT SARAF RSUD DR.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized. + asam askorbat 200 mg intravena/hari selama 7 hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. 1 Di Amerika Serikat stroke

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

GAMBARAN PENDERITA STROKE AKIBAT PERDARAHAN INTRASEREBRAL DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2004).Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lozano et al dengan

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN GAYA HIDUP SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STROKE DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

BAB I dekade berada pada peringkat ke-3 (Minino et al., 2011). Menurut American

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul: AKUT.

Deteksi Dini Penyakit Kardiovaskular

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008). Lebih dari orang meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN KORELASI KADAR C-REACTIVE PROTEIN DENGAN KELUARAN KLINIS PADA PENDERITA STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL CORRELATION C-REACTIVE PROTEIN LEVELS WITH CLINICAL OUTCOME INTRACEREBRAL HEMORRHAGE STROKE PATIENTS Catur Ari Setianto *, Hari Purnomo **, Eko Arisetijono **, Widodo Mardi Santoso ** * Program Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang ** Laboratorium Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang pissn : 2407-6724 eissn : 2442-5001 http://dx.doi.org/10.21776/ub.mnj.2015.001.01.5 MNJ.2015;1(1):23-27 Received 15 January 2014 Reviewed 15 March 2014 Accepted 15 June 2014 ABSTRAK Latar Belakang dan Tujuan. Stroke Perdarahan Intraserebral (PIS) masih menjadi masalah kesehatan utama dan penyebab utama kematian dan kecacatan. Peningkatan kadar penanda faktor inflamasi setelah awitan stroke PIS mampu memprediksi keluaran klinis pada penderita stroke PIS. Hingga saat ini, peran C- Reactive Protein (CRP) sebagai penentu prognosis pada stroke PIS masih belum jelas.tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kadar CRP terhadap keluaran klinis yang diukur dengan skala Indeks Barthel. Metode. Studi observasional dengan rancangan kohort porspektif pada penderita stroke PIS di RS dr. Saiful Anwar, Malang mulai Februari 2014 hingga April 2014. Diagnosis stroke PIS ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan neurologis dan CT scan kepala. Sebanyak 41 subyek penelitian yang rawat inap dalam kurun waktu 24 jam awitan stroke PIS. Pemeriksaan neurologis dilakukan pada saat awal rawap inap, derajat keparahan stroke PIS diukur dengan skala National Institute Health Stroke Scale (NIHSS), penilaian keluaran klinis dengan skala Indeks Barthel. Penilaian keluaran klinis terbagi menjadi 2 kategori baik (nilai Indeks Barthel 45-100) dan buruk (nilai Indeks Barthel < 45). Kadar CRP diukur dengan metode high sensitivity (hs) dan CT scan kepala dilakukan saat awal rawap inap. Hasil. Terdapat korelasi bermakna (p=0,05, r=0,613) antara kadar CRP dengan keluaran klinis yang buruk penderita stroke PIS yang diukur dengan skala Indeks Barthel. Kesimpulan. Peningkatan kadar CRP dapat memprediksi keluaran klinis buruk pada penderita stroke PIS yang diukur dengan skala Indeks Barthel. Kata Kunci: Stroke Perdarahan Intraserebral, C-Reactive Protein, Indeks Barthel. ABSTRACT Background and aims. Intracerebral hemorrhage stroke remains a major health problem and disability. Increased levels of markers of inflammatory factors after hemorrhage stroke was able to predict poor clinical outcome. Until now, the role of C Reactive Protein (CRP) in the local inflammatory response and clinical determinants output remains unclear. Aims to investigate the correlation of CRP level with poor clinical outcome as measured by Barthel Index. Methods and material. This study was an observasional cohort porspective study performed on haemorrhage stroke patients in Saiful Anwar General Hospital in Februari 2014 until April 2014. Haemorrhage stroke diagnosis was made based on history, neurological examination, and head CT scan on admission. We included 41 patients whom admitted to hospital within 24 h of onset. Neurological examination was performed at early hospitalization, severity degree of stroke was measured by the scale of the National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS), at the end of treatment clinical outcome will be assessed with Barthel Index scale. Clinical outcome divided into 2 category, the first is good category (Index Barthel value is between 45-100) and bad category (Index Barthel value is less than 45). C-Reactive Protein value was assessment with high sensitivity (hs) method. 23

24 Korelasi Kadar C-Reactive Protein... Result. There was significant correlation (p=0,01, r=0,613) between CRP levels to poor clinical outcome measured by Barthel Index. Conclusions. C Reactive Protein levels could predict poor clinical outcome as measured by Barthel Index in intracerebral hemorrhage patients. Keywords: Intracerebral Haemorrhage stroke, C-Reactive Protein, Barthel Index. Korespondensi : drcaturarisetianto@gmail.com PENDAHULUAN Stroke merupakan masalah kesehatan global. Perdarahan intraserebral merupakan 10-15% dari keseluruhan kasus stroke dan menimbulkan angka kematian yang paling tinggi dimana hanya 38% dari penderita yang mengalaminya dapat bertahan melewati tahun pertama 1.Penelitian klinis menunjukkan keterlibatan proses inflamasi dalam kerusakan otak yang terjadi setelah stroke perdarahan intraserebral (PIS). Respon inflamasi yang terjadi akan mengakibatkan pelepasan mediator inflamasi, aktifasi protease, mikroglia dan astrosit, perusakan sawar darah-otak, dan kemudian perbaikan jaringan 2. Peningkatan kadar penanda faktor inflamasi setelah awitan stroke PIS mampu memprediksi keluaran klinis yang buruk, perluasan daerah perihematom pada edema otak, penurunan status neurologi yang cepat, dan perluasan lokasi PIS. Salah satu penanda faktor inflamasi yang saat ini paling menjanjikan adalah molekul C-Reactive Protein (CRP), yang terbukti mampu memperkirakan prognosis pada stroke iskemik. Sayangnya, peran CRP pada respon inflamasi lokal setelah stroke PIS dan sebagai penentu keluaran klinis masih belum dibahas secara menyeluruh 3. Penelitian menunjukkan bahwa CRP mampu meningkatkan prediksi tingkat mortalitas penderita stroke PIS yang dinilai dari skor Intracerebral Haemorrhage (ICH skor) 4. Kerusakan sel otak setelah stroke PIS dapat dibagi menjadi 3 fase sebagai berikut (Gambar 1) 5 MNJ, Vol.01, No.02, Juni 2015

Penderita dengan stroke PIS akan terbatas dalam melaksanakan aktifitas kegiatan sehari-hari. Skala Indeks Barthel merupakan suatu sistem penilaian untuk mengukur kemampuan penderita terhadap 10 aktifitas yang biasa dikerjakan sehari-hari. Hingga saat ini skala Indeks Barthel merupakan skala yang terpercaya untuk mengukur tingkat kecacatan penderita stroke. Keluaran klinis yang baik didapatkan bila nilai Indeks Barthel 45-100 sedangkan keluaran klinis yang buruk bila nilai Indeks Barthel < 45 11. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara peningkatan kadar CRP dengan keluaran klinis penderita stroke PIS yang diukur dengan skala Indeks Barthel. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Rawat Inap Penyakit Saraf dan Unit Stroke RS dr. Saiful Anwar, Malang waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari- April 2014 secara kohort porspektif. Subyek diambil secara konsekutif terhadap penderita perdarahan intraserebral yang telah dilakukan pemeriksaan CT scan kepala sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, sehingga memenuhi jumlah sampel. Subyek diminta mengisi kuesioner, kemudian dilakukan anamnesis, pemeriksaan neurologis, penilaian derajat keparahan dilakukan dengan skala National Institute Health Stroke Scale (NIHSS) pada saat awal dan akhir perawatan pada kelompok subyek penelitian yang hidup, lokasi perdarahan terbagi menurut daerah serebelum, lobat, pons, talamus dan lain-lain (basal ganglia, kapsula eksterna, kapsula interna), adanya gambaran hidrosefalus atau tidak dan pencatatan faktor risiko vaskular. Subyek juga diambil darah vena sebanyak 2 cc untuk pemeriksaan kadar CRP dengan menggunakan metode high sensitivity (hs) di Laboratorium sentral RS dr. Saiful Anwar, Malang. Penilaian Indeks Barthel dilakukan di Unit Rawat Jalan Penyakit Saraf. Kriteria inklusi adalah penderita stroke perdarahan intraserebral akut dengan awitan maksimal 24 jam dari onset, CT scan kepala menunjukkan perdarahan berupa gambaran hiperdense, serta ada persetujuan penderita/keluarga penderita dengan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi adalah penderita dengan tanda infeksi saat rawat inap dan adanya riwayat Gambar 1. Proses Kerusakan Sel Otak Pada Stroke PIS 1 penyakit keganasan, adanya riwayat penggunaan obat golongan statin, aspilet dan fibrat. Besar sampel dihitung menggunakan rumus besar sampel penelitian kohort dengan perkiraan probabilitas outcome (meninggal) pada populasi pertama sebesar 63,3% dan pada populasi kedua sebesar 40% serta nilai distribusi normal baku pada α dan β tertentu sebesar 1,282, dan 0,840 maka besar sampel adalah 41 responden. Data yang telah terkumpul melalui pengisian kuesioner kemudian diproses lebih lanjut ke dalam komputer dengan sistem coding dan ditabulasi dan selanjutnya dimasukkan kedalam komputer menggunakan program SPSS versi 17. Analisis data dimulai dengan uji komparatif terhadap data NIHSS awal dan akhir perawatan dengan menggunakan uji T berpasangan bila distribusi data normal atau uji Wilcoxon bila distribusi data tidak normal. Uji Shapiro-Wilk digunakan untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal atau tidak, selanjutnya uji hipotesis yang digunakan untuk korelasi antara kadar CRP dengan keluaran klinis yang diukur dengan Indeks Barthel menggunakan uji korelasi Pearson bila distribusi data normal dan uji korelasi Spearman bila distribusi data tidak normal. Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi antara kadar CRP dengan keluaran klinis yang diukur dengan Indeks Barthel. Hasil uji bermakna jika nilai p < 0,05. HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Instalasi Rawat Inap Penyakit Saraf dan Unit Stroke RS dr. Saiful Anwar, Malang terhadap 41 responden dengan gambaran karakteristik pada Tabel 1 Tabel 1. Karakteristik Subyek menurut Faktor Demografis (n=41) Variabel n(%) Jenis kelamin Laki-laki 18(43,9%) Perempuan 23(56,1%) Faktor Risiko Vaskular Hipertensi 32 (78%) Hipertensi & dislipidemia 5 (12,2%) Hipertensi & DM 4 (9,8%) Lokasi Perdarahan Serebelum 1 (2,4%)

26 Korelasi Kadar C-Reactive Protein... Lobar Pons Talamus Lain-lain Hidrosefalus Ya 9 (22%) 7 (17,1%) 9 (22%) 15 (36,6%) 33 (80,5%) 8 (19,5%) Tidak Penelitian ini dilakukan pada responden dengan rerata usia 55,79±9,54 tahun dan riwayat penyakit terbanyak adalah hipertensi. Uji normalitas pada variabel CRP dan nilai skala Indeks Barthel menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk menunjukkan bahwa distribusi data kadar CRP berdistribusi tidak normal sedangkan variabel Indeks Barthel berdistribusi normal sehingga dilakukan uji korelasi Spearman dan didapatkan korelasi bermakna (p=0,05) dan nilai koefisien korelasi sedang (r=-0,533). Tabel 2. Karakteristik Subyek menurut Keluaran Klinis yang diukur dengan Indeks Barthel Karakteristik Keluaran Klinis Mean ± Standar Deviasi Minimum-Maksimum Usia (th) C-Reactive Protein (mg/dl) Skala NIHSS awal Skala NIHSS akhir Volume Darah (cc) 53,38 ± 8,65 59,00± 10,50 55,79 ± 9,54 0,17 ± 0,01 0,73 ± 0,45 0,41 ± 0,40 9,13 ± 3,27 10,67 ± 2,16 9,79 ± 2,86 6,75 ± 2,71 9,33± 2,65 7,86 ± 2,90 15,31 ± 10,01 31,73 ± 14,10 22,35 ± 14,19 42-66 48-76 42-76 0,15-0,20 0,16-1,30 0,15-1,30 4-13 8-13 4-13 3-10 6-12 3-12 1-37 10,2-50 1-50 Pada penelitian ini, keluaran klinis terbagi menjadi 2 kategori yaitu baik dan buruk. Penilaian Indeks Barthel dilakukan pada subyek penelitian yang hidup pada akhir masa perawatan dan dilakukan di Unit Rawat Jalan Penyakit Saraf RS dr. Saiful Anwar terhadap 14 subyek dengan gambaran karakteristik pada tabel 2. Dari tabel 2 didapatkan karakteristik subyek penelitian. Karakteristik rerata usia subyek dengan keluaran klinis baik selama penelitian adalah 53,38±8,65. Rerata usia subyek penelitian dengan keluaran klinis buruk selama penelitian adalah 59,00±10,50. Karakteristik rerata kadar CRP subyek penelitian dengan keluaran klinis baik selama penelitian adalah 0,17±0,01. Rerata kadar CRP subyek penelitian dengan keluaran klinis buruk selama penelitian adalah 0,73±0,45. Uji normalitas pada variabel kadar CRP dan keluaran klinis yang diukur berdasar Indeks Barthel dengan menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk menunjukkan bahwa distribusi data variabel tersebut tidak normal, sehingga dilakukan uji korelasi Spearman dengan nilai koefisien korelasi kuat dan terdapat korelasi bermakna (p=0,001 dan r=0,6). PEMBAHASAN Pada penelitian ini melibatkan 41 subyek penelitian terdiri dari 23 subyek wanita (56,1%) dan 18 subyek pria (43,9%). Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan pria mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita stroke perdarahan dibanding wanita khususnya pada lokasi perdarahan yang dalam 12. Pada penelitian kami didapatkan jumlah subyek wanita yang lebih tinggi dibandingkan pria yang kemungkinan disebabkan oleh jumlah subyek yang masuk ke rumah sakit lebih banyak wanita dibanding pria. Hipertensi merupakan faktor risiko yang paling banyak (78%). Pada penelitian sebelumnya, hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk lokasi perdarahan di hemisfer yang dalam serta batang otak, sedangkan dislipidemia dan diabetes mellitus sendiri meningkatkan risiko stroke PIS 12. MNJ, Vol.01, No.02, Juni 2015

Korelasi Kadar C-Reactive Protein 27 Pada korelasi antara kadar CRP dengan keluaran klinis yang diukur dengan skala Indeks Barthel menunjukkan koefisien korelasi yang kuat (r=0,613) dengan nilai signifikansi (p=0,001) sehingga semakin besar kadar CRP akan semakin menurunkan prognosis dalam melakukan 10 aktifitas hidup sehari-hari yang diukur dengan skala Indeks Barthel pada penderita stroke PIS. Hasil ini menunjukkan Kemiripan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa penderita stroke PIS mempunyai prognosis buruk bila nilai skalanya kurang dari 45 dibandingkan yang mempunyai nilai 45-100 11. Pada korelasi antara kadar CRP dengan keluaran klinis yang diukur dengan skala Indeks Barthel menunjukkan koefisien korelasi yang kuat (r=0,613) dengan nilai signifikansi (p=0,001) sehingga semakin besar kadar CRP akan semakin menurunkan prognosis dalam melakukan 10 aktifitas hidup sehari-hari yang diukur dengan skala Indeks Barthel pada penderita Penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan ada korelasi kuat antara kadar CRP dengan keluaran klinis pasien artinya ada proses inflamasi yang rumit dan berkelanjutan yang menunukan progresifitas kerusakan neuron paska terbentuknya hematoma pada serangan stroke perdarahan 8. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu jumlah subyek yang keci, penilaian skala Indeks Barthel tidak dilakukan secara serial (3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun) sehingga tidak mampu menunjukkan perkembangan skala Indeks Barthel secara periodik, penilaian skala Indeks Barthel dilakukan oleh satu orang (peneliti utama), sehingga tingkat subyektifitasnya tinggi. KESIMPULAN Terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan kadar CRP dengan menurunnya kemampuan melakukan 10 aktifitas hidup seharihari setelah stroke PIS yang diukur dengan skala Indeks Barthel. DAFTAR PUSTAKA 1. Qureshi IA, Tuhrim S, Broderick JP, Batjer H, Hondo H, Hanley FP. Spontaneus intracerebral hemorrhage. The New England Journal of Medicine. 2001; 19: 1450-1460. 2. Wang J, Tsirka SE. Contribution of extracellular proteolysis and microglia to intracerebral hemorrhage. Neu.Crit. Care. 2005; 3: 77-85. 3. Godoy DA, Pinero G, Di Napoli M. Predicting Mortality in Spontaneou Intracerebral Hemorrhage: Can Modification to Original Score Improve the Prediction?. Stroke. 2006; 37:1038-1044. 4. Di Napoli M, Elkind SVM, Godoy AD. Role of C- reactive protein in Cerebrovascular disease: a critical review. Expert Rev.Cardivasc.Ther. 2011; 9(12): 1565-1584. 5. Huang FP. Brain edema After experimental Intracerebral Hemorrhage: role of Hemoglobin Degradation Product. J Neurosurg. 2002; 96:287-293. 6. Inaji M et al. Chronological changes of perihematoma edema of human intracerebral hematom Acta Neurochir Suppl. 2003; 86:445-48. 7. Kenneth R et al. Heme and Iron Metabolism: Role in Cerebral Hemorrhage Review Articl Journal of Cerebral Blood Flow & Metabolism. 2003; 23:629-652. 8. Wang TJ, Nam BH, Wilson PW et al. Association of C-reactive protein with carotid atherosclerosis in men and women. The Framingham Heart Study Artherioscler. Thromb. Vasc.Biol. 2002; 22(10):1662-1667. 9. Masada T. Overexpression of Intracerebral Hemorrhage and Thrombin. Acta Neurochir. 2003; 86:463-467. 10. Di Napoli M, Godoy DA, Campi V et al. C- reactive protein in intracerebral hemorrhage: time, course, tissue location, and prognosis. Neurology. 2012; 79:690-699. 11. Uyttenboogart M. Optimizing Cutoff Scores for the Bathel Index and the Modified Rankin Scale for Defining Outcome in Acute Stroke Trials. Stroke. 2005; 36:1984-1987. 12. Flaherthy LM, Woo D, Haverbusch M et al. Potential Applicability of Recombinant Factor VIIa for Intracerebral Hemorrhage. Stroke. 2005;36:2660-2664 Jurnal MNJ, Vol.01, No.01,Januari 2015