BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pembiayaan Musyarakah Pada KJKS Nusa Indah Cepiring

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA KJKS NUSA INDAH CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

shahibul maal yang menyediakan seluruh modalnya, sedangkan pihak kedua

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN USAHA KECIL DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS KJKS MULTIJASA SUBAH BATANG

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

A. Praktik Akad Murabahah dan Wakalah di KJKS BMT Bahtera

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UMKM DI KARAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI PEDAGANG KECIL DI PASAR KLIWON TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT FASTABIQ CABANG KUDUS

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Tentang Peran Pembiayaan Murabahah Pada Sektor. Pertanian Untuk Meningkatkan Pendapatan Anggota Koperasi Simpan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan berkembang dengan begitu pesatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. mudharib pengelola, sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambah

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

Silabus. EKA 5356 Manajemen Bank Syariah. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis bagi pendorong

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB III PENGHITUNGAN BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK JATENG SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB II LANDASAN TEORI

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III APLIKASI PEMBIAYAAN MURA<BAH}AH BI AL-WAKA<LAH TANPA PENYERAHAN KWITANSI PADA UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) AL HAMBRA KETINTANG SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pembiayaan Musyarakah Pada KJKS Nusa Indah Cepiring Kendal Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.91/Kep/IV/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, merupakan realisasi kepedulian pemerintah untuk berperan memberikan payung hukum terhadap perkembangan lembaga keuangan syariah yang tumbuh subur dalam masyarakat ekonomi Indonesia. Kenyataan itu membuktikan bahwa sistem ekonomi syariah dapat diterima dan diterapkan dalam masyarakat Indonesia yang sebagian besar adalah muslim. Bahkan mempunyai nilai positif dalam pembangunan perekonomian Indonesia sekaligus membuktikan kebenaran bahwa sistem ekonomi syariah mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan sistem ekonomi komunis maupun ekonomi kapitalis. Menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah tersebut bahwa KJKS merupakan koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil. Di bidang pembiayaan, produk dari koperasi syariah antara lain: mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna, salam, ijarah, rahn, 99

100 qardhul hasan, kafalah, wakalah, dan hiwalah. Produk simpanan antara lain simpanan anggota, yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Dan di bidang investasi produk koperasi syariah antara lain yaitu simpanan mudharabah berjangka. KJKS Nusa Indah Cepiring merupakan lembaga keuangan syariah yang memiliki dua kegiatan inti antara lain penghimpunan dana (founding) dan pembiayaan (financing). Produk dari program penghimpunan dana di KJKS Nusa Indah Cepiring antara lain simpanan pokok anggota, yang besarnya Rp 100.000,- per anggota dibayar sekali pada awal menjadi anggota, simpanan wajib anggota yang besarnya Rp 7.500,- per bulan, dan simpanan sukarela yang merupakan bentuk investasi dari anggota yaitu antara lain simpanan mudharabah harian, simpanan mudharabah bulanan, simpanan mudharabah berjangka, dan simpanan wadi ah. Pada simpanan pokok anggota inilah yang membedakan statusnya antara anggota dan calon anggota KJKS Nusa Indah Cepiring. Apabila seorang anggota sudah membayar atau melunasi simpanan pokok tersebut maka statusnya sudah resmi menjadi anggota koperasi. Namun jika belum bisa melunasinya maka status seorang anggota tersebut masih disebut calon anggota koperasi, walupun sudah bisa mendapatkan pelayanan dari KJKS Nusa Indah Cepiring. Sedangkan program pembiayaan pada KJKS Nusa Indah Cepiring antara lain meliputi pembiayaan musyarakah, murabahah, salam, dan qardhul hasan. Dari macam-macam produk pembiayaan tersebut yang sudah berkembang untuk saat ini yaitu pembiayaan musyarakah dan qardhul hasan.

101 Untuk pembiayaan murabahah dan salam masih dalam perencanaan. Pada pembiayaan qardhul hasan ini dilakukan untuk membiayai anggota yang benar-benar kurang mampu dan membutuhkan dana, misalkan untuk membiayai biaya pendidikan. Dan pengembaliannya hanya pokoknya saja tanpa ada tambahan bagi hasil atau margin apapun. Sedangkan pembiayaan yang paling berkembang di KJKS Nusa Indah Cepiring untuk saat ini adalah pembiayaan musyarakah Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. KJKS Nusa Indah Cepiring merupakan salah satu koperasi simpan pinjam yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Dalam menjalankan program kerjanya mempunyai bermacam-macam produk yang disediakan untuk anggota/calon anggotanya. Salah satunya adalah produk simpan pinjam dalam bentuk pembiayaan modal dengan menggunakan akad musyarakah. Pembiayaan ini diberikan kepada anggota maupun calon anggota yang memiliki usaha seperti industri rumah tangga, pertanian, nelayan, serta para pedagang kecil yang sedang mengembangkan dan meningkatkan produktivitas usahanya. Karena produktivitas merupakan faktor terpenting dalam usaha agar usaha tetap berjalan lancar, dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

102 Keberadaan KJKS Nusa Indah Cepiring merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten Kendal, khususnya bagi para wirausaha muslim yang menginginkan jasa layanan syariah untuk mengelola perekonomiannya, yaitu dalam bentuk pembiayaan. Sejak awal berdiri, KJKS Nusa Indah Cepiring merupakan sebuah lembaga keuangan swasta yang modal sepenuhnya bersumber dari anggota. Pengusaha menengah ke bawah merupakan salah satu bagian dari para pelaku ekonomi yang mempunyai progres sangat baik dalam pengembangan ekonomi. Namun modal kerja sering menjadi kendala utama bagi mereka untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu hadirnya KJKS Nusa Indah Cepiring di tengah-tengah masyarakat sebagai lembaga keuangan syariah, mampu menyediakan modal bagi para pengusaha menengah ke bawah, yang relatif terjangkau, dengan prosedur mudah, cepat dan aman. Sehingga dapat menjadi solusi bagi para pengusaha menengah ke bawah yang membutuhkan modal. Mudah karena tanpa persyaratan surat-surat yang menyulitkan bagi calon anggota. Misalkan jika calon anggota tersebut adalah pedagang di pasar, maka cukup melampirkan kartu anggota pasar, photo copy KTP suami/istri, dan photo copy kartu keluarga. Cepat karena proses pencairan dana dapat diambil tanpa menunggu waktu yang lama dan aman karena bisa langsung diantar oleh Karyawan Droping tanpa harus mengambil sendiri ke kantor. 1 Hal 1 Hasil wawancara dengan Ibu Setyawati, SE. selaku manajer KJKS Nusa Indah Cepiring pada tgl. 24 November 2014.

103 ini tentu akan lebih efektif dan efisien bagi anggota/calon anggota yang sedang menjalankan aktivitas usahanya. Pada realitasnya pelaksanaan pembiayaan musyarakah di KJKS Nusa Indah Cepiring yaitu kerjasama koperasi dengan anggota dimana koperasi memberikan kontribusi modal kepada anggota, pihak koperasi berperan sebagai mitra pasif dan anggota sebagai mitra aktif. Besarnya modal yang diberikan kepada anggota didasarkan atas besarnya usaha anggota atau keuntungan usaha yang diperoleh. Pembagian nisbah bagi hasilnya tidak berdasarkan besarnya porsi modal masing-masing, tetapi sudah ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama pada rapat anggota yaitu sebesar 60 % untuk anggota dan 40 % untuk koperasi. Sedangkan untuk pembagian risiko kerugiannya ditanggung oleh anggota. Hal ini sudah menjadi kesepakatan pada rapat anggota. Kerugian tersebut misalkan: seorang anggota yang mempunyai usaha warung makan dalam satu hari makanannya tidak laku maka yang menanggung kerugiannya adalah anggota itu sendiri. Tetapi misalkan jika kerugian itu akibat bancana alam seperti kebanjiran dan kebakaran, maka anggota diberi toleransi cukup mengembalikan modalnya saja. Bahkan apabila anggota masih ingin memulihkan kembali usahanya maka koperasi siap memberikan bantuan modal lagi. 2 Padahal menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 08 Tahun 2000 disebutkan bahwa kerugian harus dibagi di antara para mitra 2 Hasil wawancara dengan Bapak Khoiruddin, M.Si. selaku Ketua KJKS Nusa Indah pada tanggal 24 November 2014.

104 secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal. 3 Namun menurut penjelasan dari Bapak Khairuddin, M.Si selaku Ketua KJKS Nusa Indah Cepiring, bahwa pembagian risiko kerugian yang sepenuhnya ditanggung anggota itu didasarkan atas kesepakatan bersama, dan untuk pembagian nisbah bagi hasilnya lebih banyak anggota. Selain banyak membawa keuntungan, pembiayaan musyarakah juga memiliki risiko yang relatif tinggi antara lain: anggota menggunakan dana itu tidak sesuai yang tertulis dalam kontrak, kelalaian atau kesalahan yang disengaja oleh anggota, Penyembunyian keuntungan bila anggota yang mengelola dana tersebut tidak jujur, dan pelaksanaan usaha yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. 4 Untuk meminimalisir terjadinya risiko-risiko tersebut, maka KJKS meminta jaminan kepada anggota. Jaminan tersebut antara lain; jika pembiayaannya harian maka cukup dengan Kartu Anggota Pasar, Kartu Arisan, dan Surat Nikah. Sedangkan untuk pembiayaan bulanan maka jaminannya adalah BPKB motor, sertifikat tanah dan sertifikat rumah. Jadi besarnya modal yang diberikan kepada anggota tidak didasarkan atas nilai dari jaminannya tetapi dilihat dari besarnya usaha anggota atau keuntungan yang diperoleh. 5 Seiring berjalannya program-program KJKS Nusa Indah Cepiring dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota, maka semakin banyak 3 http://risaseptiani.blogspot.com/2012/05/fatwa-dsn-mui-tentang-pembiayaan.html, diakses pada tanggal 05 Desember 2014. 4 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, Cet. XIV, 2010, hlm. 94. 5 Hasil wawancara dengan Ibu Setiyawati, SE. selaku Manajer KJKS Nusa Indah pada tanggal 20 November 2014.

105 pula masyarakat yang antusias untuk bergabung. Adapun perkembangan jumlah anggota dan pembiayaan musyarakah dapat dilihat pada tabel berikut: No. Tahun Jumlah Anggota Pembiayaan SHU 1 2011 747 Rp 9.916.300.000,- Rp 91.015.175,- 2 2012 1.003 RP 12.836.600.000,- Rp 104.415.877,- 3 2013 1.490 Rp 21.045.400.000,- Rp 248.112.548,- Dilihat dari tabel di atas, dapat diketaui bahwa jumlah anggota, pembiayaan musyarakah, dan SHU menunjukkan adanya perkembangan yang signifikan pada tiga terakhir ini. Dari tahun 2011 jumlah anggota pembiayaan 747 orang dengan jumlah pembiayaan sebesar Rp 9.916.300.000,- dan besarnya SHU adalah Rp 91.015.175,-. Kemudian pada tahun 2012 jumlah anggota meningkat menjadi 1.003 orang dengan jumlah pembiayaan sebesar Rp 12.836.600.000,- dan besarnya SHU adalah Rp 104.415.877,-. Dan pada tahun 2013 jumlah anggota dan pembiayaan naik menjadi 1.490 orang dan Rp 21.045.400.000,- dan besarnya SHU bertambah menjadi Rp 248.112.548,-. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian KJKS Nusa Indah Cepiring kepada anggota dalam memberikan pembiayaan dapat dikatakan mengalami kemajuan yang cukup baik.

106 B. Analisis Pembiayaan Musyarakah Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota KJKS Nusa Indah Cepiring Kendal Sebagaimana uraian di atas, KJKS Nusa Indah Cepiring merupakan salah satu koperasi syariah yang menjalankan akad pembiayaan musyarakah dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat di sekitarnya. Yang mana sasaran pengembangan pada KJKS Nusa Indah Cepiring ini adalah para anggota maupun calon anggota yang mempunyai usaha yang membutuhkan modal agar dapat meningkatkan usahanya menjadi lebih baik berdasarkan prinsip syariah. KJKS Nusa Indah Cepiring mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota dan masyarakat di sekitarnya. Karena dengan adanya KJKS Nusa Indah Cepiring masyarakat di sekitarnya khususnya para pengusaha menengah ke bawah yang kekurangan dana untuk mengembangkan usahanya, dengan mudah mereka mendapatkan pinjaman modal dalam bentuk pembiayaan tanpa harus mengembalikan bunga yang terlalu tinggi. Pembiayaan musyarakah yang diberikan pihak KJKS Nusa Indah Cepiring untuk menambahkan modal usaha sangat mempengaruhi tingkat pendapatan usaha yang dihasilkan oleh para anggota. Karena suatu pendapatan usaha tergantung dari besar kecilnya modal yang digunakan. Jika modal yang digunakan besar, maka produk yang dihasilkan juga besar dan berkualitas sehingga pendapatannya pun meningkat. Begitu juga sebaliknya jika modal yang digunakan kecil maka produk yang dihasilkan hanya sedikit dan

107 pendapatan yang diperoleh juga sedikit. Untuk itu diperlukan pembiayaan dalam menjalankan suatu usaha guna meningkatkan pendapatan usahanya. Karena semakin bertambahnya pendapatan yang dihasilkan maka kebutuhan ekonomi anggota menjadi semakin terpenuhi sehingga secara otomatis kesejahteraan ekonomi anggota juga semakin meningkat. Dalam perkembangannya, KJKS Nusa Indah Cepiring menggunakan produk pembiayaan dengan akad musyarakah yang diberikan kepada para anggota/calon anggota yang membutuhkan tambahan modal, yang dalam hal ini KJKS Nusa Indah Cepiring dapat memberikan pembiayaan mulai dari Rp 200.000,-. Dengan cara pengangsurannya bisa harian, mingguan, atau bulanan sesuai dengan kesepakatan awal antara anggota dengan koperasi. Sehingga untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh KJKS Nusa Indah Cepiring dalam meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya kesejahteraan ekonomi, maka penulis mengumpulkan data-data dan melakukan survey dengan mengadakan wawancara dan observasi ke beberapa anggota yang menjalankan pembiayaan musyarakah. Adapun data kenaikan pendapatan rata-rata per hari dapat dilihat pada tabel berikut ini:

108 No. Nama Jumlah Pendapatan Perkembangan Pendapatan Pembiayaan Sebelum Sesudah 1 Jamiati Rp 6.000.000,- Rp 100.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- 2 H. Shidqon Rp 9.000.000,- Rp 50.000,- Rp 200.000,- Rp 150.000,- 3 Naryati Rp 3.000.000,- Rp 100.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- 4 Hj. Kasmini Rp 1.500.000,- Rp 100.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- 5 Mulazim Rp 3.000.000,- Rp 100.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- 6 Listiyani Rp 2.000.000,- Rp 50.000,- Rp 150.000,- Rp 100.000,- 7 Hj. Irmawati Rp 7.000.000,- Rp 100.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- 8 Nur Fitriyah Rp 4.000.000,- Rp 50.000,- Rp 100.000,- Rp 50.000,- 9 Dian P. Rp 5.000.000,- Rp 50.000,- Rp 100.000,- Rp 50.000,- 10 Ninik M. Rp 5.000.000,- Rp 100.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan pendapatan anggota yang menjalankan pembiayaan musyarakah. Perkembangan pendapatan yang diperoleh anggota rata-rata meningkat dua kali lipat. Jika dilihat dari sisi pendapatan anggota tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kesejahteraan ekonomi anggota dapat dikatakan semakin meningkat. Karena dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapataan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula. Peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota KJKS Nusa Indah Cepiring juga bisa kita lihat dari hasil wawancara berikut ini. Hasil wawancara yang dilakukan dengan dengan Ibu Jamiati, seorang pedagang rumah makan yang ada di belakang kantor KJKS Nusa Indah Cepiring. Beliau mendapat

109 tambahan modal sebesar Rp 6.000.000,- yang digunakan untuk menambah modal usahanya. Pendapatan rata-rata yang awalnya Rp 100.000,- per hari namun setelah memperoleh pembiayaan dari KJKS, pendapatan rata-rata meningkat menjadi Rp 200.000,-. Dengan meningkatnya penghasilan usaha tersebut menurutnya sudah bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Sekarang warungnya juga lebih besar dan bagus dari pada sebelum mendapatkan tambahan modal dari KJKS. 6 Melihat kondisi tersebut, program pembiayaan musyarakah yang terlaksana saat ini dapat dikatakan berhasil walaupun belum optimal, dan keberhasilan tersebut juga tidak lepas dari bimbingan dan pengarahan yang dilaksanakan oleh pihak KJKS Nusa Indah Cepiring. Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Dian Prasetyawati, salah satu anggota KJKS yang mempunyai usaha toko tas dan sandal, dengan tambahan modal yang awalnya hanya Rp 500.000,- hingga saat ini modal yang diperoleh dari KJKS sudah mancapai Rp 5.000.000,-. Beliau menggunakan bantuan modal tersebut untuk berjualan sepatu dan tas, dengan tokonya yang kecil berada di ruang tamu. Sebelum memperoleh pembiayaan keuntungan yang didapatkan hanya sekitar Rp 50.000,- per hari, namun setelah adanya pembiayaan keuntungan yang didapatkan meningkat menjadi Rp 100.000,- per hari. Beliau menjadi anggota KJKS Nusa Indah Cepiring sejak awal koperasi didirikan pada tahun 1998. Hingga kini jumlah barang dagangannya menjadi banyak dan kualitasnya pun juga semakin bagus. Usaha yang dijalankan November 2014. 6 Hasil wawancara dengan Ibu Jamiati selaku Anggota KJKS Nusa Indah pada tanggal 21

110 sekarang pun tidak hanya toko sandal dan tas saja, tetapi sudah mulai membuka usaha baru lagi yaitu jualan sembako. Bahkan dari pendapatannya tersebut sebagian ada yang ditabungkan lewat tabungan sekolah anaknya yang ada di SD sebesar Rp 10.000,- per hari dan ikut program tabungan Si Raya di KJKS dengan setoran Rp 12.000,- per hari. 7 Sehingga dapat dikatakan bahwa kesejahteraan ekonomi Ibu Dian semakin meningkat dengan adanya peningkatan pendapatan. Selanjutnya hasil yang sama juga penulis temukan dari pernyataan Bapak H. Shidqon, seorang pedagang sandal di Pasar Cepiring yang mana pendapatan rata-rata yang diperoleh setelah mendapatkan pembiayaan dari KJKS mengalami peningkatan. Awalnya pendapatan yang diperoleh hanya sekitar Rp 50.000,- per hari, tetapi setelah adanya pembiayaan sekarang pendapatannya mengalami peningkatan menjadi Rp 200.000,- per hari, dengan tambahan modal sebesar Rp 9.000.000,-. Untuk saat ini beliau sudah mampu menunaikan ibadah haji dan memiliki 2 buah mobil. Menurutnya investasi yang sangat berharga adalah seorang anak, jadi dari hasil usahanya itu sekarang beliau mampu membiayai pendidikan dua orang anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi. Sebelum membiayai anaknya tersebut dahulu beliau juga sempat membantu membiayai pendidikan adik-adiknya. Usahanya yang dijalani bersama seorang istrinya sejak menikah itu sekarang sudah lebih besar 7 Hasil wawancara dengan Ibu Dian Prasetyawati selaku Anggota KJKS Nusa Indah pada tanggal 21 November 2014.

111 bahkan sudah membuka usaha baru yaitu servis perhiasan. 8 Dari penuturan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pembiayaan musyarakah berupa tambahan modal, maka kesejahteraan Bapak H. Shidqon mengalami peningkatan. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ibu Hj. Irmawati salah satu anggota KJKS Nusa Indah Cepiring yang mempunyai usaha toko elektronik di sekitar komplek ruko Pasar Cepiring. Beliau menjalankan pembiayaan sudah 10 tahun lebih. Hingga sekarang pengajuan tambahan modal sudah mencapai Rp 7.000.000,-. Dahulu sebelum mendapatkan pembiayaan, usaha yang dijalankan kecil. Awalnya beliau menjual barang-barang elektronik dengan jumlah yang sedikit dan tempat yang digunakan usaha pun dengan menyewa ruko yang berukuran sekitar 3x3 meter. Tetapi setelah adanya pembiayaan, usaha yang dijalankan sekarang sudah berkembang. Pendapatan rata-rata per hari yang dahulunya hanya Rp 100.000,- sekarang sudah mencapai Rp 300.000,-. Tempat yang digunakan usaha sekarang sudah luas dan milik sendiri, bahkan tanah yang ada di belakang toko sudah dibeli dan dibuat rumah. Barang-barang elektronik yang dijual menjadi lebih lengkap dari berbagai macam merk terkenal. Dari hasil usahanya tersebut beliau sekarang sudah bisa menunaikan ibadah haji bersama dengan suami. 9 Lebih lanjut disampaikan oleh Ibu Naryati, salah satu anggota yang mempunyai usaha jual es jus di depan sekolah SMP N 1 Cepiring, jadi letak 8 Hasil wawancara dengan Bapak H. Shidqon selaku Anggota KJKS Nusa Indah pada tanggal 25 November 2014. 9 Hasil wawancara dengan Ibu Hj. Irmawati selaku Anggota KJKS Nusa Indah pada tanggal 24 November 2014.

112 usaha dan rumahnya tak jauh dari kantor KJKS. Beliau sudah menjadi anggota sejah 10 tahun yang lalu. Usahanya yang duhulu kecil sekarang sudah berkembang setelah adanya tambahan modal melalui program pembiayaan musyarakah. Perkembangan itu dapat dilihat dari pendapatan rata-rata per hari sekarang sudah mencapai Rp 200.000,- yang dulunya hanya Rp 100.000,- per hari. Gerobaknya yang dulu kecil, sekarang tambah bagus dengan adanya tambahan modal. Kuantitas penjualannya sekarang bertambah karena mampu menambah barang dagangannya. Dari pendapatan usahanya itu sudah bisa untuk merenovasi rumahnya. Bahkan baliau mengikuti program simpanan mudharabah harian dengan simpanan per hari Rp 50.000,-. Maka dapat dikatakan bahwa kesejahteraan ekonomi Ibu Naryati semakin meningkat dengan bertambahnya pendapatan usaha. Bagitu juga yang dialami oleh anggota KJKS Nusa Indah Cepiring lainnya yang mendapat pembiayaan musyarakah, setelah penulis melakukan wawancara hasilnya kurang lebih sama seperti yang telah diuraikan di atas, yaitu pedapatannya meningkat, peralatan usaha tambah bagus, kuantitas penjualan bertambah banyak dan bisa berinvestasi baik dalam bentuk tabungan uang tunai maupun lainnya seperti tanah dan rumah. Sedangkan menurut Bapak H. Shidqon salah satu anggota KJKS yang mengatakan bahwa investasi yang paling berharga bagi beliau adalah anak, karena anak inilah yang besok akan meneruskan perjuangannya. Dari hasil usahanya tersebut beliau mampu membiayai pendidikan 2 anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi. Bahkan dengan bertambahnya pendapatan yang

113 diperoleh, beliau sudah mampu menunaikan ibadah haji bersama istri. Jadi selain terpenuhi kebutuhan ekonominya, beliau mampu memenuhi kebutuhan agama dan keturunannya. Seperti yang disampaikan oleh Imam Al Ghozali bahwa manusia dapat dikatakan sejahtera jika mampu memenuhi kebutuhan agama, jiwa, akal, keturunan, dan hartanya. Maka dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan anggota KJKS Nusa Indah Cepiring semakin meningkat dengan meningkatnya pendapatan usaha. Kemudian melihat apa yang disampaikan Ibu Hj. Irmawati di atas, bahwa dengan adanya tambahan modal pendapatan usahanya meningkat sehingga bisa di gunakan untuk membuat kios baru, membeli tanah, membuat rumah baru, mampu menunaikan ibadah haji. Maka dapat dikatakan tingkat kesejahteraan ekonominya semakin naik. Bahkan tidak hanya kesejahteraan ekonominya saja tetapi kesejahteraan agamanya juga naik yaitu sudah mampu melaksanakan ibadah haji yang merupakan salah satu dari rukun Islam. Selanjutnya jika melihat hasil wawancara Ibu Naryati, bahwa kenaikan tingkat kesejahteraan ekonominya ditandai dengan semakin meningkatnya pendapatan, peralatan bertambah bagus dan kuantitas penjualan bertambah. Maka hal ini sesuai dengan teori yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ukuran kesejahteraan ekonomi juga bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu. Dengan adanya

114 penambahan pendapatan ini kemungkinan Ibu Naryati mampu menambah pengeluaran untuk kebutuhan sandang, pangan, dan papannya. Sedangkan dari sisi produksi dapat diukur dari seberapa besar produksi yang telah dihasilkan. Seperti yang terjadi pada Ibu Naryati sekarang dengan adanya tambahan modal, maka jumlah produksi yang dihasilkan semakin bertambah banyak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan ekonomi Ibu Naryati semakin meningkat. Dari pemaparan di atas, dikatakan bahwa program pembiayaan musyarakah terhadap anggota mengalami kemajuan. Sebab dengan adanya pembiayaan, para anggota merasa terbantu dengan adanya suntikan modal sehingga keuntungan usaha semakin meningkat yang berdampak pada kesejahteraan ekonomi anggota semakin meningkat pula. Anggota juga tidak perlu meminjam pada rentenir yang memberi pinjaman dengan bunga yang relatif tinggi dan dapat memberatkan mereka. Selain dari sisi pendapatan anggota, kesejahteraan ekonomi anggota juga bisa dilihat dari sisa hasil usaha (SHU) pertahun. Berdasarkan tabel perkembangan SHU dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011 jumlah SHU yaitu Rp 91.015.175,-, tahun 2012 jumlah SHU mengalami kenaikan yaitu menjadi Rp 104.415.877,-, dan tahun 2013 jumlah SHU naik menjadi Rp 248.112.548,-. Jadi dengan naiknya jumlah SHU pertahun dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan ekonomi anggota semakin meningkat.

115 Di sinilah program pembiayaan musyarakah yang dijalankan pada KJKS Nusa Indah Cepiring telah berjalan sesuai dengan tujuan Koperasi pada umumnya yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Adanya pembiayaan musyarakah tersebut merupakan salah satu cara untuk membantu dan meringankan beban para pedagang kecil dalam masalah permodalan yang berguna untuk mengembangkan usahanya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan tambahnya modal, pendapatan usaha anggota menjadi lebih banyak, kebutuhan hidup anggota pun semakin terpenuhi terutama kebutuhan ekonominya. Hal ini dapat dikatakan bahwa kesejahteraan ekonomi anggota KJKS Nusa Indah Cepiring semakin meningkat, karena dengan meningkatnya pendapatan anggota maka kesejahteraan ekonomi anggota tersebut semakin meningkat pula. Selain sebagai lembaga keuangan syariah yang bergerak pada bidang penghimpunan dan penyaluran dana, KJKS Nusa Indah Cepiring juga menjalankan fungsinya sebagai syiar Islam, yaitu dengan cara memberikan pembinaan kepada anggota dalam berwirausaha secara islami. Sehingga dengan adanya pembinaan yang diterapkan ini, anggota tidak hanya mendapatkan bantuan berupa tambahan modal saja, tetapi juga mendapatkan tambahan ilmu kewirausahaan yang sangat bermanfaat bagi para anggota, agar usaha yang dijalankan tambah maju, lebih berkah, dan tentunya sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, pembinaan juga diberikan kepada karyawan secara mandiri oleh Ketua koperasi selama seminggu sekali.