Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

PENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN

PERANCANGAN FILTER PASIF ORDE TIGA UNTUK MENGURANGI HARMONISA AKIBAT BEBAN NON LINEAR (STUDI KASUS PADA TRANSFORMATOR

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA

Studi Pengaruh Beban Non Linear Terhadap Keberadaan Arus Netral Di Gedung Pusat Komputer Universitas Riau

BAB II TRANSFORMATOR

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

Analisis Pengaruh Harmonik terhadap Peningkatan Temperatur pada Trafo Distribusi 3 Fasa 400 kva di Fakultas Teknik Universitas Riau.

STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

BAB II TRANSFORMATOR

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik pada tegangan rendah, terutama untuk melayani bebanbeban

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

S I L M I /TE

3.2.3 Teknik pengumpulan data Analisis Data Alur Analisis... 42

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

ABSTRAK Kata kunci : Beban non linier, Harmonisa, THD, filter aktif high-pass.

BAB II DASAR TEORI. mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

REDUKSI HARMONISA DENGAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF SINGLE TUNE DAN FILTER MATRIX (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PLASTIK) TESIS.

PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA R.S.U SARI MUTIARA MEDAN)

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGBANGUN TRANSFORMATOR STEP UP

EVALUASI PENENTUAN RUGI-RUGI TRANSFORMATORDALAM PENGARUH ARUS NON-SINUSOIDAL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

Pengaruh Harmonisa Pada Gardu Trafo Tiang Daya 100 kva di PLN APJ Surabaya Selatan

ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK

BAB II TRANSFORMATOR

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

BAB II GENERATOR SINKRON

ANALISIS DAMPAK TOTAL HARMONIC DISTORTION TERHADAP LOSSES DAN DERATING PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

MINIMISASI ARUS NETRAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTOTRAFO ZIG-ZAG PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT

SIMULASI KOMBINASI TRANSFORMATOR UNTUK MITIGASI HARMONIK MENGGUNAKAN PROGRAM EDSA TECHNICAL 2000

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Contohnya yaitu beban beban nonlinier, terutama peralatan listrik berbasis

92 Teknologi Elektro, Vol. 16, No.03,September -Desember I Gusti Ngurah Dwipayana 1, I Wayan Rinas 2, I Made Suartika 3

Beban Linier Beban Non Linier Harmonisa Total Harmonic Distortion (THD)

Total Loss Energy Efisiensi Transformator Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Harmonisa

ANALISA SIMULASI UNJUK KERJA FILTER AKTIF CASCADED MULTILEVEL INVERTER

Transkripsi:

Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier *Mohd Yogi Yusuf, Firdaus**, Feranita** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Email: yogi.te.ur@gmail.com ABSTRACT The use of non-linear loads are increasingly widespread. The non-linear load can cause distortion of the voltage wave and current wave. This waveform distortion commonly called harmonics. The problems that can be caused by harmonics include increased energy losses, overheating and low work factor. In practice the presence of harmonics is carrying losses on a variety of tools, one of which is the distribution transformer. In this research designed to determine the harmonic simulation in every winding connection. Software used in this research was ETAP 11.0. Results from this research indicate a winding connection most good to be used in transformer based on the value of THD. Keywords: Harmonic current, Transformer, THD, ETAP, Winding Connection I. PENDAHULUAN Penggunaan beban-beban non linier kini semakin luas. Beban non linier tersebut dapat menyebabkan distorsi bentuk gelombang arus maupun tegangan. Distorsi gelombang ini biasa disebut harmonisa. Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh harmonisa antara lain adalah meningkatnya rugi-rugi energi, overheating dan faktor kerja yang rendah. Dalam prakteknya keberadaan harmonisa ini membawa kerugian pada berbagai alat, salah satunya adalah transformator distribusi. Dampak dari harmonisa ini dapat juga menyebabkan biaya operasi yang tinggi dan keandalan sistem yang rendah. Harmonisa adalah munculnya gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini disebut frekuensi harmonisa yang timbul pada bentuk gelombang aslinya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonisa. (Syahruddin, 2012) Transformator adalah suatu alat yang dapat memindahkan dan mengubah besar energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan frekuensi yang sama. Pada transformator tiga phasa terdapat dua hubungan belitan utama yaitu hubungan delta dan hubungan bintang. Dan ada empat kemungkinan lain hubungan transformator tiga phasa yaitu Hubungan Wye-Delta (Y-Δ), Hubungan Delta-Wye (Δ-Y), Hubungan Wye-Wye (Y- Y), Hubungan Delta-Delta (Δ-Δ). II. LANDASAN TEORI 2.1 Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 1

balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder (Lumbanraja, 2009) 2.2 Prinsip Kerja Transformator Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi) d (Volt) dt (1) Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis (common magnetic circuit). (Peranginangin, 2011) 2.3 Konstruksi Transformator Pada dasarnya transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang dibelitkan pada inti ferromagnetik. Berdasarkan letak kumparan terhadap inti, transformator terdiri dari dua macam kontruksi yaitu tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type). Kedua tipe ini menggunakan inti yang berlaminasi yang terisolasi satu sama lainnya dengan tujuan untuk mengurangi rugi-rugi dan arus eddy umum transformator dapat dibedakan dua jenis menurut konstruksinya, yaitu: (Peranginangin, 2011) 2.3.1 Tipe Inti (core type) Pada transformator tipe inti, kumparan mengelilingi inti dan kontruksi dari intinya berbentuk huruf L atau huruf U. Gambar 1. Konstruksi transformator tipe inti (Peranginangin, 2011) 2.3.2 Tipe Cangkang (shell type) Pada transformator tipe cangkang, kumparan atau belitan transformator dikelilingi oleh inti dan kontruksi intnya berbentuk huruf E, huruf I, dan huruf F. Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 2

Gambar 2. Konstruksi Transformator tipe cangkang (Peranginangin, 2011) lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; masing-masing berbeda 120. (Nainggolan, 2010) 2.4 Hubungan Transformator Tiga fasa Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga fasa yaitu: 2.4.1 Hubungan Bintang (Y) Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; masing-masing berbeda 120. (Nainggolan, 2010) Gambar 3. Transformator tiga fasa hubungan bintang (Nainggolan, 2010) Dari gambar 1.3 diperoleh bahwa: 2.4.2 Hubungan Segitiga/Delta ( ) (2) (3) (4) (5) Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara penyambungannya ialah ujung akhir Gambar 4. Transformator tiga fasa hubungan segitiga/delta (Nainggolan, 2010) Dari gambar 2.11 diperoleh bahwa : (6) (7) (8) (9) 2.5 Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Fasa Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ. Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa secara umum : (Nainggolan, 2010) 2.5.1 Hubungan Wye-Wye (Y-Y) Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30 antara tegangan fasa-netral (L- N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya. Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 1.5 Pada hubungan Y-Y, tegangan masing-masing Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 3

primer fasa adalah : V LP 3 Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah : Gambar 5. Transformator tiga fasa hubungan Y-Y (Nainggolan, 2010) 2.5.2 Hubungan Wye-Delta (Y- ) (10) Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/ 3 kali rasio setiap trafo. Terjadi sudut 30 antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar 1.6 Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer ( ) dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan phasa ( ), sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan Y-Δ adalah : (11) Gambar 6. Transformator tiga fasa hubungan Y- (Nainggolan, 2010) 2.5.3 Hubungan Delta-Wye ( -Y) Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar 1.7 Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer ( ), dan tegangan sisi sekundernya ( ), maka perbandingan tegangan pada hubungan Δ-Y adalah : Gambar 7. Transformator tiga fasa hubungan -Y (Nainggolan, 2010) 2.5.4 Hubungan Delta-Delta ( - ) (12) Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk sisi primer dan sekunder transformator ( ), maka perbandingan tegangannya adalah : (13) Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah : (14) Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 4

Gambar 8. Transformator tiga fasa hubungan - (Nainggolan, 2010) 2.6 Beban Linier Beban linier adalah beban yang impedansinya selalu konstan sehingga arus selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu. Beban linier ini mematuhi hukum Ohm yang menyatakan bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan. Gelombang arus yang dihasilkan oleh beban linier akan sama dengan bentuk gelombang tegangan. Apabila diberi tegangan sinusoidal, maka arus yang mengalir ke beban linier juga merupakan sinusoidal sehingga tidak terjadi distorsi dan tidak menimbulkan harmonisa. Beban ini berupa elemen pasif seperti resistor, computer dan kapasitor. Beberapa contoh beban linier adalah lampu pijar, pemanas, resistor, dan lain-lain (Warman, 2013). Gambar 1.9 berikut adalah contoh bentuk gelombang arus dan tegangan dengan beban linier. V, I Gambar 9. Bentuk gelombang arus dan tegangan dengan beban linier (Warman, 2013) 2.7 Beban Non Linier Beban non linier adalah beban yang impedansinya tidak konstan dalam setiap ωt V, I periode tegangan masukan. Dengan impedansinya yang tidak konstan, maka arus yang dihasilkan tidaklah berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan, sehingga beban non linier tidaklah mematuhi hukum Ohm yang menyatakan arus berbanding lurus dengan tegangan. Gelombang arus yang dihasilkan oleh beban non linier tidak sama dengan bentuk gelombang tegangan sehingga terjadi cacat (distorsi). Dengan meluasnya pemakaian beban non linier, gelombang sinusoidal ini dapat mengalami distorsi (Warman, 2013). Gambar 1.10 berikut adalah contoh bentuk gelombang tegangan dan arus dengan beban non linier. Gambar 10. Gelombang tegangan dan arus beban non linier (Warman, 2013) Kecendrungan penggunaan bebanbeban elektronika dalam jumlah besar akan menimbulkan masalah yang tidak terelakkan sebelumnya. Berbeda dengan beban-beban listrik yang menarik arus sinusoidal (sebentuk dengan tegangan yang mensuplainya), beban-beban elektronik menarik arus dengan bentuk non sinusoidal walaupun disupalai oleh tegangan sinusoidal. Beban yang memiliki sifat ini disebut sebagai beban non linier. Beban non linier adalah peralatan yang menghasilkan gelombang-gelombang arus yang berbentuk sinusoidal berfrekuensi tinggi yang disebut dengan arus harmonisa. Arus harmonisa ini menimbulkan banyak implikasi pada peralatan sistem tenaga listrik. Misal rugi-rugi jaringan akan meningkat, pemanasan yang tinggi pada ωt Tegangan Arus Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 5

kapasitor, transformator, dan pada mesinmesin listrik yang berputar serta kesalahan pada pembacaan alat ukur RMS. (Warman, 2013) 2.8 Harmonisa Harmonisa adalah pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini disebut frekuensi harmonisa yang timbul pada bentuk gelombang aslinya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonisa. Misalnya, frekuensi dasar suatu sistem tenaga listrik adalah 50 Hz, maka harmonisa keduanya adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 100 Hz, harmonisa ketiga adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan seterusnya. (Syahruddin, 2012) 2.9 Orde Harmonisa Orde dari harmonisa merupakan perbandingan antara frekuensi harmonisa dengan frekuensi fundamental, dimana: f h h f 1 (15) 2.10 Spektrum Harmonisa Spektrum harmonisa adalah distribusi dari semua amplitudo komponen harmonisa sebagai fungsi dari orde harmonisa, dan diilustrasikan menggunakan histogram. Bisa dikatakan spektrum adalah merupakan perbandingan arus atau tegangan pada frekuensi harmonisa terhadap arus atau tegangan pada frekuensi fundamental. Spektrum digunakan sebagai dasar perancangan filter untuk mengurangi harmonisa, terutama bila yang digunakan adalah filter pasif. Gambar spektrum harmonisa diperlihatkan pada Gambar 1.11 Gambar 11. Spektrum Harmonisa Arus (Syahruddin, 2012) 2.11 Harga RMS Tegangan dan Arus Harga RMS tegangan: 2 rms V h h 1 V (16) Harga RMS arus: 2 rms I h h 1 I (17) 2.12 Total Harmonic Distortion (THD) Distorsi harmonisa total disebut dengan Total Harmonic Distortion (THD) adalah indeks yang menunjukkan total harmonisa dari gelombang tegangan atau arus yang mengandung komponen individual harmonisa, yang dinyatakan dalam persen terhadap komponen fundamentalnya. (Syahruddin, 2012) THD untuk gelombang tegangan adalah: V 2 h h 2 THDV 100% (18) V1 THD untuk gelombang arus adalah: h 2 THDI 100% (19) I 1 I 2 h 2.13 Total Demand Distortion (TDD) Distorsi harmonisa (harmonic distortion) paling berarti apabila dimonitor Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 6

pada Point of Common Coupling (PCC) dimana beban dihubungkan yang jauh dari pembangkit. Distorsi harmonisa pada PCC ini cenderung menunjukkan distorsi yang lebih besar jika arus beban (demand load current) besar dan sebaliknya. Oleh karena itu total kandungan harmonisa diukur berdasarkan arus beban I L yang disebut dengan Total Demand Distortion (TDD). Total Demand Distortion adalah: 2 h h 2 TDD I 100% (20) I L 2.14 Pengaruh Negatif dari Harmonisa I Pada keadaan normal, arus beban setiap fasa dari beban linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling menghapuskan sehingga arus netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban non linier satu fasa akan menimbulkan harmonisa kelipatan tiga ganjil yang disebut triplen harmonisa (harmonisa ke-3, ke-9, ke-15 dan seterusnya) yang sering disebut zero sequence harmonisa. Harmonisa ini dapat menghasilkan arus netral yang lebih tinggi dari arus fasa karena saling menjumlah di tiap fasanya. Harmonisa pertama urutan polaritasnya adalah positif, harmonisa kedua urutan polaritasnya adalah negatif dan harmonisa ketiga urutan polaritasnya adalah nol, harmonisa keempat adalah positif (berulang berurutan dan demikian seterusnya). 2.15 Harmonisa pada Transformator Transformator dirancang untuk menyalurkan daya yang dibutuhkan ke beban dengan rugi-rugi minimum pada frekuensi fundamentalnya. Arus dan tegangan harmonisa secara signifikan akan menyebabkan panas lebih. Ada dua pengaruh yang ditimbulkan panas lebih pada transformator ketika arus beban mengandung komponen harmonisa. a) Harmonisa arus menyebabkan meningkatnya rugi-rugi tembaga yang dinyatakan dengan Persamaan 2.47. 2 P CU I n Rn n 1 b) Harmonisa tegangan menyebabkan meningkatnya rugi-rugi besi, seperti eddy current dan rugi-rugi hysteresis. (Syahruddin, 2012) III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Penelitian Mulai Mengumpulkan data kelistrikan beserta tipe harmonik beban Rancang One Line Diagram pada ETAP 11.0 Simulasi pada Transformator hubungan Y-Y (Harmonic Analysis) Simulasi pada Transformator hubungan Δ-Y (Harmonic Analysis) Simulasi pada Transformator hubungan Δ-Δ (Harmonic Analysis) Simulasi pada Transformator hubungan Y-Δ (Harmonic Analysis) tidak Apakah simulasi berjalan dengan baik? Menampilkan hasil simulasi Menganalisa hasil simulasi Selesai Gambar 12. Diagram Alir Penelitian ya Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 7

3.2 Data Transformator Berikut ini adalah tabel data tegangan fasa dan tegangan line transformator 3 fasa setiap hubungan belitan. Tabel 1 Data Tegangan Transformator Hubungan V ph(volt) VL L (Volt) Y-Y 198 22 342 38 Y-Δ 220 23 381 23 Δ-Y 397 43 397 74 Δ- Δ 380 43 380 43 Gambar 13. Tipe harmonik beban 1 dan beban 2 2) Beban Adjustable Speed Drive 3.3 Tipe Harmonik Beban Non Linier Beban non linier adalah beban yang impedansinya tidak konstan dalam setiap periode tegangan masukan. Dengan impedansinya yang tidak konstan, maka arus yang dihasilkan tidaklah berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan, sehingga beban non linier tidaklah mematuhi hukum Ohm yang menyatakan arus berbanding lurus dengan tegangan. Gelombang arus yang dihasilkan oleh beban nonlinier tidak sama dengan bentuk gelombang tegangan sehingga terjadi cacat (distorsi). Dengan meluasnya pemakaian beban non linier, gelombang sinusoidal ini dapat mengalami distorsi (Warman, 2013). Berikut ini adalah bentuk gelombang dan tipe harmonik dari beban yang akan diuji. 1) Beban lampu Gambar 14. Tipe harmonik beban 3 3) Beban AC : Gambar 15 Tipe harmonik beban 4 3.4 Perancangan Simulasi Pada penelitian ini akan dibuat dan disimulasikan setiap hubungan belitan transformator 3 fasa. Pembuatan simulasi ini menggunakan sebuah transformator 3 fasa yang akan diubah hubungan belitannya sesuai dengan beberapa skenario simulasi dengan tujuan untuk mendapatkan nilai total harmonic distortion (THD) di setiap Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 8

THD Arus hubungan belitannya. Dari beberapa nilai THD tersebut, akan didapatkan hubungan belitan mana yang paling baik ketika dihubungkan dengan beban non linier. Secara umum, simulasi yang akan dijalankan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Tabel 2. Hasil pengujian transformator pada berbagai hubungan belitan berdasarkan THD Arus No Pengujian Beban 1 (%) Beban 2 (%) Beban 3 (%) Beban 4 (%) 1 Y-Y 22.35 16.83 10.48 26.27 2 Y-Δ 22.42 16.88 10.50 26.37 3 Δ-Y 20.48 16.38 9.06 26.15 4 Δ-Δ 22.16 16.75 10.39 26.22 Gambar 16 Simulasi transformator 3 fasa menggunakan ETAP 11.0 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Transformator Setelah semua prosedur simulasi berhasil dijalankan, tahapan selanjutnya adalah run harmonic load flow. Setiap hubungan belitan diuji dengan dihubung ke masing-masing beban. Keluaran data yang didapatkan pada pengujian ini berupa nilai total harmonic distortion (dalam bentuk %) untuk setiap hubungan belitan transformator. Data selengkapnya tertera pada tabel 2 dan tabel 3. 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Y-Y Y-Δ Δ-Y Δ-Δ Hubungan Belitan Gambar 17 Kurva perbandingan THD arus pada masing-masing hubungan belitan Dari gambar diatas menunjukkan persentase THD arus paling kecil terjadi pada hubungan Δ-Y. Pada hubungan Δ-Y, THD arus dapat berkurang sampai 2% pada beban 1. Persentase THD paling besar terjadi pada hubungan Y-Δ. Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan hubungan belitan yang cocok untuk transformator yaitu hubungan Δ-Y. Beban 1 Beban 2 Beban 3 Beban 4 Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 9

Spektrum Harmonisa Arus (%) Spektrum Harmonisa Arus (%) Spektrum Harmonisa Arus (%) No Tabel 3. Hasil pengujian transformator pada berbagai hubungan belitan berdasarkan THD Tegangan Beban 1 Beban 2 Beban 3 Beban 4 Pengujian (%) (%) (%) (%) 1 Y-Y 0.00 0.02 0.00 0.01 2 Y-Δ 0.00 0.00 0.00 0.01 3 Δ-Y 0.00 0.01 0.01 0.02 4 Δ-Δ 0.01 0.01 0.00 0.00 Berdasarkan data diatas, sesuai dengan standard IEEE 519-1992 yang ada pada tabel 3 dapat dilihat bahwa THD tegangan sudah sangat baik, maka fokus pembahasan dan analisa hanya pada bagian THD arus. Berikut ini adalah data orde harmonisa dari THD arus pada masingmasing hubungan belitan. 16 14 12 10 8 6 4 2 0 5 6 7 11 13 17 19 23 25 29 31 35 37 41 43 47 49 Orde Harmonisa Gambar 19 Kurva orde harmonisa transformator ketika dihubung ke beban 2 Dari gambar diatas menunjukkan ketika transformator dihubung ke beban 2, pada hubungan Δ-Y, orde harmonisa ke-19 dan seterusnya telah dihilangkan. Y-Y Y-Δ Δ-Y Δ-Δ 20 7 15 Y-Y 6 5 10 5 0 5 6 7 11 13 17 19 23 25 29 31 35 37 41 43 47 49 Orde Harmonisa Gambar 18 Kurva orde harmonisa transformator ketika dihubung ke beban 1 Dari gambar diatas menunjukkan ketika transformator dihubung ke beban 1, pada hubungan Δ-Y, orde harmonisa ke-19 dan seterusnya telah dihilangkan. Y-Δ Δ-Y Δ-Δ 4 3 2 1 0 5 6 7 11 13 17 19 23 25 29 31 35 37 41 43 47 49 Orde Harmonisa Gambar 20 Kurva orde harmonisa transformator ketika dihubung ke beban 3 Dari gambar diatas menunjukkan ketika transformator dihubung ke beban 3, pada hubungan Δ-Y, orde harmonisa ke-19 dan seterusnya telah dihilangkan. Y-Y Y-Δ Δ-Y Δ-Δ Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 10

Spektrum Haronisa Arus (%) 20 15 10 5 0 5 6 7 11 13 17 19 23 25 29 31 35 37 41 43 47 49 Orde Harmonisa Gambar 21. Kurva orde harmonisa transformator ketika dihubung ke beban 4 Dari gambar diatas menunjukkan ketika transformator dihubung ke beban 4, pada hubungan Δ-Y, orde harmonisa ke-19 dan seterusnya telah dihilangkan. Dari hasil pengujian tersebut, menunjukkan hubungan Δ-Y dapat menurunkan THD arus atau memiliki THD arus yang paling rendah dibandingkan dengan hubungan belitan transformator lainnya. Dari tabel dan kurva diatas menunjukkan bahwa hubungan Δ-Y mampu menghilangkan beberapa orde harmonisa yang ada pada hubungan Y-Y, hubungan Y- Δ dan hubungan Δ-Δ. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengujian pada masingmasing hubungan belitan transformator, maka penulis dapat menyimpulkan: 1. Berdasarkan hasil pengujian terhadap keempat beban, hubungan Δ-Y mampu menurunkan THD harmonisa mencapai 2% pada beban 1 bila dibandingkan dengan hubungan belitan transformator lainnya. 2. Persentase THD arus pada transformator hubungan Y-Δ lebih besar dibandingkan hubungan belitan transformator yang lainnya. Y-Y Y-Δ Δ-Y Δ-Δ 3. Hubungan Δ-Y mampu menghilangkan orde harmonisa yang ada pada hubungan belitan transformator lainnya, yaitu orde ke 19 sampai orde ke 49. 5.2 Saran Penelitian yang telah dilakukan masih terdapat kekurangan. Salah satu kekurangan adalah nilai THD arus yang masih melebihi standard. Kekurangan ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lanjutan yaitu cara mengurangi harmonisa pada transformator. Diharapkan dengan penelitian itu akan didapatkan cara metode pengurangan harmonisa yang lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA Irianto, C.G., M. Sukmawidjaja, dan A. Wisnu. 2008. Mengurangi Harmonisa pada Transformator 3 Fasa. Jurnal JETri 7(2): 53-68. Kadir, A. 1989. Transformator, PT Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia, Jakarta Lumbanraja, H. 2008. Pengaruh beban tidak seimbang terhadap efisiensi transformator 3 fasa hubungan open-delta. Skripsi. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU). Medan. Nainggolan, E.P. 2010. Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral Dan Losses Pada Transformator Distribusi (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan, Rayon Medan Kota). Skripsi. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU). Medan. Peranginangin, R.H. 2011. Studi Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 11

Transformator Distribusi (Aplikasi Pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan, Rayon Medan Kota). Skripsi. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU). Medan. Setiawan, A. 2007. Kajian Pengaruh Harmonisa terhadap Sistem Tenaga Listrik. Jurnal Eltek 5(2). Syahruddin, M. 2012. Perancangan Filter Pasif Orde Tiga Untuk Mengurangi Harmonisa Akibat Beban Non Linear (Studi Kasus Pada Transformator 400 kva Di Politeknik Negeri Medan). Skripsi. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU). Medan. Warman, Eddy. 2013. Penentuan Faktor Pengali Sistem Pengukuran Analog Untuk Beban Non Linear. Skripsi. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU). Medan. Wijanarko, R. S., O. Penangsang, dan D. F. U. Putra. 2014. Penentuan Peralatan Untuk Meredam Harmonisa Berdasarkan Jenis Sumber Harmonisa, Orde dan Magnitude Harmonisa dengan Memperhitungkan Biaya Investasi di PT. Wilmar Nabati, Gresik. Jurnal Teknik Pomits 2(1). Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 12