ANALISA KUALITAS SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (2015) ISSN: xxxx-xxxx 1

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

PEMETAAN KEPENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO BERBASIS WEB

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

STANDAR LABORATORIUM KOMPUTER SEKOLAH

Pemetaan Persebaran SMA/SMK/MA di Gorontalo Utara Berbasis Web ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015

Nadya Rizky Dahlia 1, Teguh Hariyanto 1 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Abstrak

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2014 Seri E Nomor 32 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN SLTP DI KECAMATAN MAPANGET Orvans Lexsi Uang 1, Michael M. Rengkung², & Amanda S.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan

Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Usaha Kecil dan Menengah Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK INVENTARISASI DAN EVALUASI ASET BANGUNAN MILIK PEMERINTAH KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : SURABAYA PUSAT)

Geographics Information System

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

Pembuatan Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Surabaya

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL (ESDM) JAWA TIMUR BERBASIS WEB.

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

I. PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar)

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021

ABSTRACT Depok has 97 private elementary schools in 11 districts. Information about private elementary schools is still lacking. This thesis using Arc

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) FASILITAS UMUM KOTA MOJOKERTO BERBASIS WEB

K E P U T U S A N KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KENDAL NOMOR 420/5998/DISDIKBUD/2017 T E N T A N G

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA

PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI

PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA)

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN SEKOLAH SWASTA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB I PENDAHULUAN. yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB PENYEBARAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH. Hamidi

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SMP DI KABUPATEN TEGAL BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. Produk dan Layanan. Gambar 1.1 Data Produk dan Tabungan Sumber : Dokumentasi Bank Muamalat Indonesia.2011

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PARIWISATA KOTA KUPANG. Oleh

EVALUASI PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN PEMBANGUNAN APARTEMEN SESUAI DENGAN RTRW SURABAYA TAHUN 2013 (Studi Kasus : Wilayah Barat Kota Surabaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komputer yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015

WALIKOTA TASIKMALAYA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2017

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya serta amat beragam jenis dan sumbernya. Data-data ini bervariasi

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN VISUALISASI JALUR BERBASIS GIS (Study Kasus : Surabaya)

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

PERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN JALUR KERETA API DAN ANALISA TRAFFIC

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 ANALISA KUALITAS SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota, Jawa Timur) Elon Fadilah Setiawan 1) dan Teguh Hariyanto 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia 1,2) e-mail: tgh_hary@yahoo.com 2) Abstrak Kota merupakan kota pemerintahan tersempit di Indonesia, penduduk sebanyak 135.024 jiwa yang dimiliki kepadatan penduduk kota mencapai 8.208 jiwa per km 2. Dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi tersebut, maka diperlukan jumlah sekolah dan sarana prasarana pendukung pendidikan yang memadai sehingga dapat menampung penduduk usia sekolah di kawasan Kota. Suatu Sistem Informasi Geografis diperlukan dalam rangka membantu pemerintah kota untuk merencanakan dan mengelola pendidikan di daerahnya. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan sistem informasi geografis berbasis Web menggunakan peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 sebagai peta dasar serta data tabular dari Dinas dan Kependudukan maupun hasil penelitian dilapangan sebagai atribut. Hasil dari penggabungan beberapa data tersebut akan ditampilkan pada web. Hasil yang diperoleh dari analisa perbandingan jumlah guru dengan murid adalah 6 SD dan 2 SMK yang masuk kriteria ideal, sedangkan dari analisa rombongan belajar adalah 7 SD, 6 SMP, 1 SMA, dan 2 SMK yang masuk kriteria ideal. Perbandingan usia sekolah dengan daya tampung sekolah di Kecamatan Magersari diperoleh kekurangan daya tampung 5.824 unit untuk Dasar dan kelebihan 957 unit untuk Menengah, sedangkan untuk Kecamatan Prajurit Kulon diperoleh kekurangan daya tampung sebanyak 5.503 unit untuk Dasar dan kekurangan 116 unit untuk Menengah. Persebaran sekolah masuk kriteria ideal, hal ini ditunjukkan dengan tercakupnya seluruh wilayah terluar kota ke dalam radius 3 km dan 6 km untuk masing-masing sekolah dasar dan sekolah menengah. Hasil akhir dari penelitian ini adalah WebGIS pendidikan Kota yang berisi beberapa informasi, diantaranya informasi jumlah murid, jumlah guru, prasarana sekolah, alamat dan foto sekolah, serta peta sebaran sekolah. WebGIS ini bertujuan untuk memberikan informasi dan sebagai bahan evaluasi kualitas pendidikan khususnya sekolah dasar dan menengah di Kota Kata kunci: WebGIS, Sistem Informasi Geografis,, Mapserver I. PENDAHULUAN P endidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan tersebut, Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar nasional pendidikan [1]. Dalam rangka membantu pemerintah kabupaten/kota untuk merencanakan dan atau pengelolaan pendidikan di daerahnya, diperlukan suatu Sistem Informasi Geografis. SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan untuk menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi [2]. Dengan kemampuan tersebut, maka analisa tentang sebaran sekolah, perbandingan jumlah guru dengan murid, perbandingan usia sekolah dengan guru, dan perbandingan jumlah sekolah dengan usia sekolah dapat dilakukan. Selain memudahkan dalam data entri, pengolahan, dan menganalisis data, SIG juga dapat menyimpan data kependidikan dalam jangka waktu yang lama. Data yang sudah puluhan tahun tersimpan akan dengan mudah dipanggil atau dibaca kembali jika dibutuhkan untuk berbagai keperluan. Sehingga salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah pemanfaatan GIS (Geographic Information System) berbasis web atau yang lebih dikenal dengan web Sistem Informasi Geografis (WebGIS) sebagai salah satu sistem informasi yang dapat digunakan dalam sarana penunjang pendidikan. Dengan adanya WebGIS, diharapkan akan memudahkan bagi setiap pengambil kebijakan pendidikan di Kota dalam pengelolaan pendidikan dan juga memberikan informasi kepada masyarakat tentang profil sekolah di Kota. 1. Tujuan Penelitian a) Menganalisa perbandingan jumlah guru dan murid. b) Menganalisa rombongan belajar dibanding jumlah murid. c) Menganalisa perbandingan penduduk usia sekolah dengan daya tampung tiap sekolah. d) Memetakan persebaran sekolah di Kota. e) Menganalisa prasarana sekolah. f) Membuat webgis pendidikan di Kota. 2. Manfaat Penelitian Dapat memberikan informasi tentang profil sekolah kepada masyarakat, sehingga para orang tua mengetahui

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 2 kualitas sekolah dari anaknya atau orang tua yang akan menyekolahkan anaknya di lingkungan Kota dan bagi Dinas Kota, adalah sebagai bahan evaluasi kualitas sekolah yang ditinjau dari beberapa parameter analisa, yang nantinya dari beberapa analisa ini diperolah beberap gambaran tentang kondisi sekolah masing-masing. II. PENGOLAHAN DATA A. Data dan Peralatan 1. Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:25.000 lembar 1508-622, Peta RBI ini digunakan untuk pembuatan peta dasar wilayah Kota, peta wilayah ini meliputi beberapa unsur yaitu jalan arteri, jalan raya, rel kereta api, batas kota, batas kecamatan, batas desa, dan sungai. b) Data pendudukan kelompok umur 5 tahun s/d 20 tahun di Kota, data kelompok umur ini didapat dari dinas kependudukan, data ini digunakan untuk mengelompokkam umur yang nantinya akan dianalisa jenjang pendidikannya. c) Data sekolah yang berisi jumlah siswa, jumlah guru, dan fasilitas pendukung, data ini digunakan untuk melakukan analisa utama, dimana nantinya akan dianalisa masing-masing jumlahnya, sehinnga didapatkan suatu perbandingan yang menunjukkan kualitas suatu sekolah, data ini di dapat dari dinas pendidikan Kota. d) Data marking posisi tiap sekolah, data marking ini didapat dari pengambilan data di lapangan, data titik yang telah didapat akan digabungkan dengan peta dasar Kota. 2. Software Software yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) AutoCAD Map 3D 2013, digunakan untuk melakukan digitasi peta RBI yang akan menghasilkan peta vektor. b) Mapsource, digunakan untuk men-download data hasil marking titik sekolah. c) ArcGIS 10.1, digunakan untuk melakukan proses penggabungan titik sekolah dengan peta vektor, yang telah dibuat sebelumnya, dan digunakan untuk melakukan beberapa analisa. d) PostgreSQL 9.1 dan PostGIS 9.1, digunakan untuk membuat database dari data tabular sekolah, dan digunakan untuk melakukan beberapa analisa. Software ini juga berfungsi untuk menggabungkan database yang telah dibuat dengan peta vektor, sehingga dapat ditampilkan ke dalam web. e) Mapserver, aplikasi open source yang digunakan untu merancang web sederhana sampai dengan web yang kompleks. f) Marcomedia Dreamweaver 8.0, aplikasi yang digunakan untuk membuat user interface web, dalam penggunannya dapat melakukan editing berbagai bahasa, diantaranya bahasa HTML, CSS, PHP, dan sebagainya. B. Tahap Pengolahan Data Berikut ini adalah diagram alir pengolahan data Peta RBI Skala 1 : 25000 Digitasi Peta Digital Ekspor ke format *.SHP Desain Layout Peta Peta Vektor *.SHP Peta Kota A Analisa Jumlah Dibanding Jumlah B Pembangunan SIG Menggunakan ArcGIS SIG Sebaran di Kota Analisa Persebaran Input Geometri Menggunakan Ekstensi PostGIS Tabel Geometri Analisa Rombel Dibanding Jumlah Pembuatan Basis Data Menggunakan PoetgreSQL Basis Data di Kota SIG Dan Prasarana Analisa Usia Dibanding Daya Tampung Marking Point GPS Download Data Data Koordinat *.txt Ekspor ke format excel *.xlsx Data Koordinat *.xlsx B Data Tabular Keterangan Input Data Table Data Atribut *.csv A Analisa Prasarana Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan SIG dan Parasarana Penjelasan diagram alir pembuatan SIG pendidikan dan prasarana sekolah sebagai berikut: 1. Buat peta dasar Kota, dengan digitasi Peta Rupa Bumi Indonesia menggunakan AutoCAD Map 3D dan hasilnya di ekspor dengan ArcGIS, sehingga didapat peta dasar berformat *.shp 2. Melakukan proses download data hasil marking dari GPS menggunakan aplikasi mapsource, data titik ini kemudian diubah ekstensinya ke format.txt. 3. Melakukan penggabungan data peta dasar vektor dengan data titik sekolah, hasil dari penggabungan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 3 ini akan menjadi peta utama sebaran sekolah di Kota. 4. Analisa persebaran sekolah dilakukan menggunakan tools buffer pada ArcGIS, untuk sekolah SD dipilih radius 3 Km dan untuk SMP dipilih radius 6 Km. 5. Menyusun data atribut sekolah berdasarkan tingkatan-tingkatan sekolah. 6. Peta vector yang berupa file *.shp di ekspor menggunakan ekstensi PostGIS sehingga didapat tabel koordinat geometri setiap objek. 7. Pembangunan basis data dilakukan menggunakan aplikasi PostgreSQL dengan meng-import file *.csv yang telah dibuat. 8. Analisa atribut data dilakukan dengan membandingkan beberapa parameter, diantaranya jumlah guru dibanding murid, jumlah rombel sekolah dengan jumlah murid, jumlah daya tampung sekolah dengan kelompok usia sekolah, dan analisa fasilitas sekolah. 9. Hasil dari penggabungan semua analisa adalah SIG Prasarana di Kota. SIG Sebaran di Kota Pembuatan Mapfile Menggunakan Mapserver Peta SIG Kota Ber-server lokal Penggabungan Interface dan Peta Server Lokal menggunakan Dreamweaver Web Berjalan? Ya Basis Data di Kota Run WebGIS pada Browser WebGIS Kota Pembuatan User Interface Menggunakan Dreamweaver Tidak User Interface dan Halaman Utama Web Input Foto Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan WebGIS Penjelasan diagram alir pembuatan WebGIS pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Menggabungkan antara SIG sebaran sekolah dengan atribut sekolah yang telah menjadi basis data di server PostgreSQL. 2. Penyusunan koding-koding tertentu untuk membangun Mapfile dan template Chameleon yang pada selanjutkan akan menjadi halaman peta dari WebGIS. 3. Hasil dari penyusunan koding-koding akan menghasilkan Peta Kota berserver local (localhost). 4. Pembangunan user-interface menggunakan aplikasi Macromedia Dreamweaver, user-interface ini berguna dalam mempermudah pengguna dalam mengakses webgis. 5. Input foto dilakukan saat pembangunan interface yang menggunakan bahasa HTML. 6. Uji coba jalannya web dilakukan untuk menguji kelancaran tools yang tersaji didalam web, bila ada kesalahan dan web tidak berjalan dengan baik maka akan diulangi pembangunannya, dan jika web berjalan baik maka akan dilanjutkan ke proses run pada browser. 7. Hasil akhir dari proses ini adalah WebGIS Kota. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa 1. Analisa Perbandingan Jumlah dan Analisa perbandingan jumlah guru dan murid ini bertujun untuk mengetahui sekolah manakah yang memiliki jumlah murid yang tinggi tapi tidak ditunjang dengan jumlah guru yang memadai [3]. Idealnya untuk tingkat sekolah dasar (SD) 1 orang guru mengajar 20 murid dan maksimal 32 murid, dari pengolahan diperoleh 6 sekolah memenuhi dan 46 lainnya tidak memenuhi Tabel 1. Hasil Analisa_1 Jenjang SD Nama Ideal SD Negeri Wates 2 20 s/d 32 20.4 SD Negeri Wates 3 20 s/d 32 20.25 SD Negeri Magersari 1 20 s/d 32 20.154 SD Negeri Balongsari 8 20 s/d 32 21.273 SD Negeri Kranggan 2 20 s/d 32 21.083 SD Negeri Miji 1 20 s/d 32 21.727 Idealnya untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP) 1 orang guru mengajar 20 murid dan maksimal 36 murid, dari pengolahan tidak didapat satu pun sekolah yang memenuhi kriteria ideal. c) Jenjang SMA Idealnya sekolah menengah atas (SMA) 1 orang guru mengajar 20 murid dan maksimal 36 murid, dari pengolahan tidak didapat satu pun sekolah yang memenuhi kriteria ideal. d) Jenjang SMK dan MA Idealnya sekolah menengah kejuruan dan madrasah Aliyah (SMK dan MA) 1 guru mengajar 15 orang dan maksimal 36 orang, dari hasil pengolahan didapat 2 sekolah yang memenuhi Tabel 2. Hasil Analisa_1 Jenjang SMK Nama Ideal SMKN 1 15 s/d 36 15.465 SMKN 2 15 s/d 36 25.4 2. Analisa Rombongan Belajar dengan Jumlah Analisa jumlah rombongan belajar dengan jumlah siswa ini bertujuan untuk mengetahui jumlah siswa di tiap kelas, sesuai dengan peraturan, jumlah siswa per kelas yang ideal adalah untuk jenjang sekolah dasar sebanyak 32 siswa, jenjang sekolah menengah pertama 36 siswa, jenjang sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan madrasah Aliyah memiliki jumlah yang sama yaitu 36 orang siswa [4].

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 4 Pada jenjang dasar terdapat 7 sekolah yang masuk kriteria ideal, yang ditunjukkan pada tabel berikut Tabel 3. Hasil Analisa_2 Jenjang SD Nama Maksimal SD Negeri Balongsari 10 32 32 SD Negeri Jagalan 32 22.667 SD Negeri Sentanan 32 19.333 SD Negeri Mentikan 2 32 25.667 SD Negeri Mentikan 6 32 19.333 SD Negeri Kauman 1 32 23.167 SD Negeri Kauman 2 32 24.167 Pada jenjang SMP terdapat 6 sekolah yang masuk kriteria ideal, yang ditunjukkan pada tabel berikut Tabel 4. Hasil Analisa_2 Jenjang SMP Nama sekolah Maksimal SMPN 1 36 30.038 SMPN 3 36 33.35 SMPN 5 36 35.667 SMPN 6 36 32.238 SMPN 7 36 33.467 SMPN 9 36 32.889 c) Jenjang SMA Pada jenjang SMA hanya terdapat 1 sekolah yang masuk kriteria ideal, yang ditunjukkan pada tabel berikut Tabel 5. Hasil Analisa_2 Jenjang SMA Nama Maksimal SMAN 2 36 31.259 d) Jenjang SMK dan MA Pada jenjang SMK terdapat 2 sekolah yang masuk kriteria ideal, yang ditunjukkan pada tabel berikut Tabel 6. Hasil Analisa_2 Jenjang SMK dan MA Nama Maksimal SMKN 2 36 31.75 MAN 1 36 28.833 3. Analisa Kelompok Usia dengan Daya Tampung Analisa perbandingan jumlah penduduk usia sekolah dengan daya tampung sekolah ini bertujuan untuk mengetahui apakah sekolah di tiap kecamatan sudah mengakomodasi kebutuhan pendidikan penduduk di lingkungan tersebut, terlepas dari tidak semua penduduk di kecamatan tersebut harus bersekolah di sekolah di lingkungan yang bersangkutan, jadi jika ada kekurangan daya tampung, maka dapat didirikan sekolah baru di wilayah kecamatan tersebut. Berikut ini adalah tabel kelompok umur 5 tahun sampai dengan 19 tahun di tiap kecamatan Tabel 7. Kelompok Umur 5 Tahun Sampai Dengan 19 Tahun Kota Nama Kecamatan Kelompok Umur (Jiwa) 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun Magersari 6157 6488 5911 Prajurit Kulon 5268 5195 4716 Dikarenakan keterbatasan data yang diperoleh, penulis mendefinisikan kelompok umur dengan jenjang pendidikan sebagai berikut Tabel 8. Kelompok Usia Kota Kelompok Umur Nama Kecamatan Magersari Prajurit Kulon Jenjang 5-9 tahun 6157 5268 Dasar 10-14 tahun 6488 5195 (SD) 15-19 tahun 5911 4716 SMP, SMA, SMK, dan MA Untuk daya tampung sekolah, digunakan data jumlah murid di sekolah masing-masing, karena jumlah murid tersebut biasanya merupakan jumlah maksimal daya tampung di sekolah tersebut, untuk analisa daya tampung digunakan rumus a) Kecamatan Magersari Di Kecamatan Magersari terdapat 29 Dasar dengan total daya tampung sebanyak 6.281 siswa, sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 5-14 tahun adalah sebanyak 12.645 jiwa, sehingga apabila dilakukan perhitungan 6.821 12.645 = - 5.824 Kecamatan Magersari masih memiliki kekurangan daya tampung jenjang sekolah dasar yang diperuntukkan kepada 5.824 jiwa. Sedangkan untuk jumlah daya tampung jenjang sekolah menengah (SMP, SMA, SMK, dan MA) tersedia daya tampung sebanyak 6.868 siswa, sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 5.911 jiwa, sehingga apabila dilakukan perhitungan 6.868 5.911 = 957 Kecamatan Magersari memiliki kelebihan daya tampung jenjang sekolah menengah yang masih dapat diisi sebanyak 957 jiwa. b) Kecamatan Prajurit Kulon Di Kecamatan Prajurit Kulon terdapat 23 Dasar dengan total daya tampung sebanyak 5.140 siswa, sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 15-19 tahun adalah sebanyak 10.643 jiwa, sehingga apabila dilakukan perhitungan 5.140 10.463 = - 5.503

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 5 Kecamatan Prajurit Kulon masih memiliki kekurangan daya tampung jenjang sekolah dasar yang diperuntukkan kepada 5.323 jiwa. Sedangkan untuk jumlah daya tampung jenjang sekolah menengah (SMP, SMA, SMK, dan MA) tersedia daya tampung sebanyak 4.600 siswa, sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 4.716 jiwa, sehingga apabila dilakukan perhitungan 4.600 4.716 = - 116 Kecamatan Prajurit Kulon memiliki kekurangan daya tampung jenjang sekolah menengah yang diperuntukkan kepada 116 jiwa. 4. Analisa Persebaran Analisa persebaran titik bertujuan untuk mengetahui cakupan wilayah sekolah yang berada di Kota, persebaran sekolah ini diharapkan merata ke seluruh wilayah kota, sehingga diharapkan tidak ada daerah yang kekurangan sekolah dalam arti jaraknya terlalu jauh untuk penduduk menjangkau sekolah sekolah terdekat didarahnya masing-masing [5]. Untuk Dasar (SD), satu kelurahan minimal dilayani 1 sekolah dan memiliki jarak terjauh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 3 km, dengan pengolahan menggunakan aplikasi pengolah SIG diperoleh sebuah cakupan wilayah yang ditunjukkan oleh gambar sebagai berikut Gambar 4. Wilayah Cakupan Menengah Pertama Dengan melihat gambar, cakupan wilayah sekolah menengah pertama yang tersebar di beberapa titik kota sudah mencakup seluruh daerah, hal itu dibuktikan dengan tidak adanya batas terluar Kota yang berada diluar lingkaran-lingkaran berwarna hijau muda 5. Analisa Prasarana Analisa prasarana sekolah ini bertujuan untuk mengetahui sekolah mana yang memiliki prasarana yang cukup, prasarana disini mencakup beberapa ruangan yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Analisa ini menggunakan perbandingan rasio prasarana dibandingkan jumlah murid dan guru, semakin tinggi rasionya maka sekolah semakin baik. SDN Jagalan menjadi sekolah dengan rasio tertinggi dibanding sekolah lain, yaitu 0.173 Tabel 9. dengan Perbandingan Tertinggi (Jenjang SD) Nama SD Negeri Jagalan 26 136 15 0.173 Gambar 3. Wilayah Cakupan Dasar Dengan melihat gambar, cakupan wilayah sekolah dasar yang tersebar di beberapa titik kota sudah mencakup seluruh daerah, hal itu dibuktikan dengan tidak adanya batas terluar Kota yang berada diluar lingkaran-lingkaran berwarna merah muda. Untuk Menengah Pertama (SMP), satu kecamatan dilayani minimum 1 sekolah dan memiliki jarak terjauh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km, diperoleh sebuah cakupan wilayah yang ditunjukkan oleh gambar sebagai berikut SMPN 7 menjadi sekolah dengan rasio tertinggi dibanding sekolah lain, yaitu 0.078 Tabel 10. dengan Perbandingan Tertinggi (Jenjang SMP) Nama SMPN 7 42 502 40 0.078 c) Jenjang SMA SMAN 2 menjadi sekolah dengan rasio tertinggi dibanding sekolah lain, yaitu 0.072 Tabel 11. dengan Perbandingan Tertinggi (Jenjang SMA) Nama SMAN 2 66 844 82 0.072

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 6 d) Jenjang SMK dan MA SMKN 2 menjadi sekolah dengan rasio tertinggi dibanding sekolah lain, yaitu 0.084 Tabel 12. dengan Perbandingan Tertinggi (Jenjang SMK dan MA) Nama SMKN 2 11 127 5 0.084 Sebagai catatan bahwa sekolah SMKN 2 baru memiliki gedung sendiri, sehingga memiliki jumlah prasarana dan juga murid yang sedikit pula. B. WebGIS Kota WebGIS pendidikan Kota berisi beberapa informasi, diantaranya informasi jumlah murid, jumlah guru, prasarana sekolah, alamat dan foto sekolah, serta peta sebaran sekolah yang dapat diakses oleh banyak pengguna, webgis ini bertujuan untuk memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat luas tentang profil masing-masing sekolah di Kota. Gambar 5. Halaman Utama Gambar 6. Halaman Peta Sebaran IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil analisa dari perbandingan guru dengan murid untuk jenjang SD didapatkan 6 sekolah yang memenuhi, jenjang SMP tidak ada yang memenuhi, jenjang SMA tidak ada yang memenuhi, dan jenjang SMK didapatkan 2 sekolah yang memenuhi, pemerataan guru wajib dilakukan untuk mendapatkan perbandingan ideal. 2. Hasil analisa dari perbandingan rombongan belajar didapatkan jenjang SD 7 sekolah memenuhi, jenjang SMP 6 sekolah memenuhi, SMA 1 sekolah memenuhi, dan SMK 2 sekolah memenuhi, penambahan rombel di sekolah perlu dilakukan agar tidak terjadi kelas yang memiliki jumlah murid terlalu banyak. 3. Hasil analisa dari perbandingan kelompok usia sekolah dengan daya tampung sekolah, didapatkan untuk kelompok umur 5 14 tahun di Kecamatan Magersari kekurangan daya tampung sebanyak 5.824 jiwa, dan Kecamatan Prajurit Kulon kekurangan daya tampung sebanyak 5.503 jiwa, untuk kelompok umur 15 19 tahun di Kecamatan Magersari memiliki kelebihan daya tampung sebanyak 957 jiwa, dan untuk Kecamatan Prajurit Kulon kekurangan daya tampung sebanyak 116 jiwa. 4. Prasarana sekolah perlu ditambahkan di beberapa sekolah, hal ini mengacu pada beberapa sekolah yang belum memiliki laboratorium sebagai penunjang kelancaran belajar mengajar. 5. Persebaran sekolah sudah masuk dalam kriteris ideal, hal ini ditunjukkan dengan sudah tercakupnya semua wilayah Kota ke dalam buffer sekolah masing-masing. 6. Dengan menggunakan aplikasi postgresql sebagai penyimpan basis data dan Mapserver sebagai pengelola peta dan penyedia localhost, webgis pendidikan Kota diharapkan mampu membantu masyarakat dalam mencari informasi tentang sekolah khususnya yang berada di wilayah Kota. B. Saran 1. Perlu adanya data kelompok umur yang mencakup sampai tingkat kelurahan, sehingga analisa bisa dilakukan secara detail. 2. Perlu penambahan data sarana sekolah sehingga dapat dianalisa rasio sarana prasarana sekolah terhadap jumlah murid. 3. Perlu adanya penambahan tools pada webgis, salah satunya adalah hotlink image pada tools indetify. 4. Penggunaan template lain selain sample Chameleon pada mapserver, sehingga tampilan bisa lebih menarik dan interaktif. DAFTAR PUSTAKA [1] Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional. Lembar Negara RI Tahun 2005, No. 4496. Sekretariat Negara. Jakarta [2] Aronoff, Stan. 1989. "Geographic Information System a Management Perspective". WDL Publication, Ottawa- Canada [3] Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang. Lembar Negara RI Tahun 2008, No. 198. Sekretariat Negara. Jakarta [4] Kementerian Nasional, 2013. Peraturan Menteri Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Dasar Di Kabupaten/Kota. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 464. Departemen Nasional. [5] Kementerian Nasional. 2007. Peraturan Menteri Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Dan Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Departemen Nasional. [6] Badan Pusat Statistik Kota. 2014. < url : Http : // mojokertokota.bps.go.id >. Dikunjungi 29 April 2014, Jam 13.30 WIB