BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa secara sederhana merupakan produk budaya yang dihasilkan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

TINDAK TUTUR PADA UNGKAPAN BAK TRUK DI SEPANJANG JALAN RINGROAD SOLO-SRAGEN TINJAUAN: PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

KEKUASAAN DALAM BAHASA (ANALISIS PERCAKAPAN MELALUI KLASIFIKASI TINDAK TUTUR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

Transkripsi:

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang menungkapkan bahwa bahasa dapat digunakan untuk melakukan tindakan melalui pembedaan antara ujaran konstatif dan ujaran performatif. Ujaran konstatif mendeskripsikan atau melaporkan peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan, ujaran ini dapat dikatakan benar atau salah. Dia berjanji akan mengerjakan pekerjaan rumahnya adalah sebuah tuturan atau ujaran konstatif, karena ujaran tersebut merupakan laporan tentang suatu peristiwa yang telah terjadi. Dia laporan ini benar akan mengerjakan pekerjaan rumahnya maka tuturan ini merupakan tuturan konstatif yang benar (Cummings, 2007:9). Saya berjanji akan pulang lebih awal tuturan performatif, karena tuturannya merupakan tindakan berjanji. Dalam pengujarannya. Tuturan perfomatif ini tidak benar atau salah, keadaan yang diciptakan oleh tuturan bahwa dia berjanji akan pulang lebih awal dapat menjadi landasan bagi ujaran konstatif selanjutnya benar atau salah tergantung pada tingkat kebenarannya (Cummings, 2007:9). 15

16 Perbedaan antara ujaran konstatif dan ujaran performatif kemudian diganti oleh pengklasifikasian rangkap tiga terhadap tindak-tindak dalam bertutur, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Tindak tutur merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis dan juga pembaca serta yang dibicarakan. Yule (Fajar, 2006:83) Tindak tutur juga merupakan usaha untuk mengungkapkan tuturan yang tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata dan struktur gramatikal saja tetapi memperlihatkan tindakan-tindakan dalam tuturan-tuturan itu. Seorang pimpinan dalam suatu perusahaan memiliki kekuasaan yang besar kemudian dalam suatu peristiwa pimpinan tersebut mengatakan penyataan Anda dipecat! tuturan tersebut memiliki makna yang lebih bukan hanya sekedar penyataan. Tuturan tersebut dapat digunakan untuk memperlihatkan suatu tindakan mengakhiri suatu pekerjaan (Cummings, 2007:9). Tindakan-tindakan yang ditampilkan dengan tuturan-tuturan tidak harus dalam keadaan dramatis atau menyakitkan seperti tuturan Anda dipecat! Tindakan dapat lebih menyenangkan seperti dalam bentuk pujian dengan intonasi dan nada ucapan terkontrol seperti mengucapkan Anda menyenangkan atau ungkapan rasa terkejut Wah! Tindakan-tindakan yang telah dituturkan dalam sebuah keadaan atau peristiwa tutur disebut tindak tutur (Fajar, 2006:81). Penutur biasanya menginginkan dan berharap tuturannya bersifat komunikatif, dimengerti oleh pendengar atau lawan tuturnya. Penutur dan pendengar biasanya terbantu oleh keadaan sekitar lingkungan. Peristiwa tuturlah yang menentukan

17 penafsiran terhadap suatu tuturan ketika menuturkan suatu tindak tutur (Fajar, 2006:82). Suatu hari di musim dingin, penutur menggapai secangkir teh, karena yakin bahwa teh itu baru saja dibuat, maka penutur menghirupnya dan menghasilkan tuturan sebuah keluhan Teh ini benar-benar dingin! Berbeda dengan situasi musim panas penutur diberi secangkir teh dingin pasti tuturan Teh ini benar-benar dingin! merupakan sebuah ekspresi kepuasan penutur. Jika tuturan yang sama dapat ditafsirkan sebagai dua macam tindak tutur yang berbeda, maka jelaslah tidak satupun tuturan yang memungkinkan adanya hubungan tindakan. Ini berarti bahwa terdapat lebih banyak yang ditemukan dalam penafsiran tindak tutur daripada makna yang terdapat dalam tuturan itu sendiri (Fajar, 2006:83) Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. 2.1.1 Jenis Tindak Tutur Teori tindak tutur lebih dijabarkan oleh para linguistik diantaranya Searle (Wijana, 1996:17) menyatakan bahwa secara pragmatik, ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur dalam melakukan tindak tutur yakni tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. a. Tindak Tutur Lokusi

18 Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu (Wijana, 1996:17). Tuturannya jelas terlihat pada kata dan kalimat sesuai dengan makna di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya Tindak tutur lokusi merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan yang bermakna. Jadi tuturan yang diucapkan oleh penutur harus jelas sehingga menghasilkan sebuah tuturan yang bermakna dalam suatu bahasa. Jika menghadapi kesulitan dalam pembentukan suara dan kata secara benar maka hasil dari tindak lokusi pun gagal. Kalimat Rumahmu rapi sekali. dari segi tindak tutur lokusi ini hanya merupakan sebuah penyataan bahwa keadaan rumah terlihat rapi (makna dasar) hanya dituturkan bahwa keadaan rumah itu dalam keadaan rapi. Prinsipnya di sini hanya karena penutur menyatakan sesuai dengan tujuan penutur tersebut. b. Tindak Tutur Ilokusi Tindak tutur ilokusi yaitu tidak tutur selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu (Wijana, 1996:18) Tindak tutur yang mengandung maksud, berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan, dan di mana tindak tutur itu dilakukan. Tindak tutur ilokusi ditampilkan melalui penekanan komukatif dalam suatu tuturan. Penekanan tersebut bisa berupa pernyataan, tawaran, penjelasan atau maksud-maksud komunikatif lainya (Leech, 1993:323). Tindak tutur ilokusi erat hubunganya dengan bentuk kalimat yang mewujudkan suatu ungkapan.

19 Dalam sebuah kalimat Tulisanmu bagus sekali tindak tutur ilokusi memberikan evaluasi ini sebagai tuturan yang menunjukkan bahwa penutur menyatakan sesuai dengan kejelasan yang dituturkanya dan mempunyai makna. Terpadat penekanan terhadap apa yang dituturkan. Penutur memegang peranan yang sangat kuat, jika penyataan tersebut diucapkan oleh orang tua kepada anaknya yang menunjukkan bahwa tulisan yang sedang ditulis anaknya adalah sebuah tulisan yang sangat buruk, dan terlihat muka orang tua itu sama sekali tidak bersahabat maka jelas daya tindak tutur ilokusi penyataan itu adalah kemarahan. c. Tindak Tutur Perlokusi Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi (Wijana, 1996:20). Tindak tutur ini lebih memengaruhi mitra tutur. Selain itu juga tindak tutur pelokusi bergantung pada keadaan. Tindak tutur perlokusi merupakan hasil atau efek yang ditimbulkan oleh sebab tuturan kepada lawan tutur sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan tuturan itu. 1. Rumahmu rapi sekali. 2. Tulisanmu bagus sekali. Tindak tutur perlokusi bergantung pada keadaan, pada kalimat (1) respons pendengar saat mendengar tuturan tersebut merupakan efek yang ditimbulkan dalam

20 tindak tutut perlokusi. Misalnya respon pendengar adalah seorang teman yang memiliki rumah tersebut. Respons dari pendengar mungkin akan memberi pernyataan bahwa tidak ada waktu untuk membereskan rumah atau akan mengatakan bahwa si pendengar sudah merasa malas untuk membereskan semua itu. Sama halnya dengan kalimat Tulisanmu bagus sekali. Jika tuturan yang dituturkan tersebut direspon oleh seorang anak, mungkin anak itu akan menyatakan memang kenyataannya tulisan yang dibuatnya akan tetap seperti itu atau akan mengatakan bahwa sudah mencoba berusaha untuk membuat tulisan yang dapat dimengerti orang. 2.1.2 Klasifikasi Tindak Tutur Secara umum, Yule (Fajar, 2006:96) menyebutkan 5 jenis fungsi umum yang ditunjukan oleh tindak tutur sebagai berikut: 1. Representatif Representatif yaitu tuturan yang mengikat penuturnya akan kebenenaran atas apa yang diujarkan. Yule (Fajar, 2006 :92) jenis tindak tutur ini menyatakan penyataan apa yang diyakini penutur kasus atau bukan. Pernyataan suatu fakta, penegasan, kesimpulan, dan pendeskripsian merupakan dunia sebagai sesuatu yang diyakini oleh penutur yang menggambarkannya. a. Bumi itu datar b. Rana tidak menulis tentang gunung. c. Suatu pagi yang dingin.

21 Setiap kalimat yang dituturkan di atas, penutur menuturkan tuturan tersebut dengan cara mencocokkan kata-kata dengan kepercayaannya artinya apa yang dituturkannya menjadi fakta dengan kenyataan yang ada. 2. Direktif Direktif yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh kepada orang lain melakukan sesuatu. Tindak tutur ini lebih menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. They are commands, orders, request, suggestions (Yule, 1996:93) a. Berilah aku teh. Buat yang panas. b. Bisakah kamu meminjamkan saya payung? c. Jangan pegang benda itu! Bentuk tuturan dapat berupa kalimat positif dan negatif. Saat menggunakan tindak tutur direktif penutur berusaha menyesuaikan apa yang diinginkannya lewat kata. 3. Ekpresif Ekspresif yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Yule (Fajar, 2006:93) menjelaskan bahwa tindak tutur ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Tindak tutur itu mencerminkan penyataan-penyataan psikologis dan dapat berupa penyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan.

22 a. Saya minta maaf. b. Selamat atas keberhasilan Anda. Tuturan tersebut disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh penutur atau pendengar, tetapi semuanya menyangkut pengalaman penutur. Pada saat menggunakan tindak tutur ekspresif, penutur menyesuaikan kata-katanya dengan perasaannya, jadi apa yang penutur rasakan berubah menjadi tuturan yang menunjukkan situasi yang dialaminya. 4. Komisif Yule menjelaskan (Fajar, 2006:94) komisif yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jenis tindak tutur ini dipahami oleh punutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakantindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur komisif bisa berupa tuturan yang menunjukkan janji, ancaman, penolakan dan ikrar. a. Saya akan datang. b. Saya akan memperbaikinya. c. Kami tidak akan pernah melalukan perbuatan seperti itu. Pada waktu menggunakan tindak tutur komisif, penutur berusaha untuk menyesuaikan keadaan dengan apa yang penutur akan tuturkan. 5. Deklarasi Deklarsi yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal yang baru. Tindak tutur deklarasi tuturannya selalu meyakini untuk mengubah sesuatu melalui tuturannya. Tuturan menjadi senjata untuk perubahan. Searle

23 mengatakan bahwa tindakan ini merupakan kategori tindak ujar yang khusus, karena tindakan ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang dalam sebuah kerangka acuan kelembagaan diberi wewenang untuk melakukannya (Oka, 1993 :165) a. Saya menyatakan kamu bersalah. Penggambaran penutur harus memiliki peran khusus, dalam konteks khusus untuk menampilkan tindak tutur deklarsi yang tepat. 2.2 Teori Implikatur Penekanan Grice (Cummings, 2007:13) pada maksud tercermin dalam penjelasannya tentang makna yang tidak alamiah. A menginginkan ujaran X menghasilkan suatu efek tertentu pada khalayak dengan cara mengenal maksud ini. Menurut penyataan diatas, penutur tidak cukup hanya bermaksud menyebabkan efek tertentu pada pendengarnya melalui penggunaan ujurannya, efek ini hanya dapat dicapai dengan tepat apabila maksud untuk menghasilkan efek ini diketahui oleh penutur. A: Maukah kamu datang ke rumahku malam ini? B: Ibu Rana sedang berkunjung malam ini. Ujaran B dapat diinterpretasikan dengan berbagai macam yaitu melakukan sejumlah tindak tutur yang berbeda. Mungkin A telah bertanya kepada B sehari sebelumnya kapan ibu Rana berkunjung. Dalam hal ini, ujaran B berfungsi memberitahu A tentang peristiwa tersebut. Mungkin B tahu bahwa A sangat senang dengan ibu Rana dan membuat ujaran ini dengan pandangan untuk menunjukkan bahwa A datang untuk menemuinya. Mungkin B tahu kalau A menganggap ibu Rana

24 sebagai wanita yang sangat tidak menyenangkan. Dengan pengetahuan ini di benak B, dia mungkin sedang berusaha mengingatkan A untuk tidak berkunjung malam ini, tapi meski masing-masing dari tindak tutur yang berbeda ini jelas merupakan efek komunikasi yang mungkin dapat ditimbulkan oleh ujaran B namun tak ada efek yang dimaksudkan dari ujaran ini dan tidak ada satu pun tindak tutur yang dianggap demikian oleh A. Bila dipertimbangan dalam konteks, asumsi B sedang bersikap penuh kerjasama dalam percakapan tersebut. A dapat menyimpulkan bahwa tindak tutur yang dimaksudkan B merupakan penolakan tawaran yang diberikan A Dalam percakapan di atas, B telah menolak tawaran A. Teori Implikatur Grice (Cummings, 2007:14) berusaha menjelaskan percakapan ini dan peran sentral kerja sama yang ada di dalamnya. Agar A dapat sampai pada interpretasi yang dimaksudkan B, A minimal harus bisa berasumsi bahwa B sedang bersikap penuh kerjasama dalam percakapan tersebut. Konteks memiliki peran penting dalam menghasilkan setiap komunikasi. Konteks memberikan kontribusi terhadap upaya untuk menghasilkan implikatur. Konteks memungkinkan penutur untuk mengkomunikasikan sesuatu. 2.3 Pragmatik Pragmatik sebagai salah satu disiplin ilmu bahasa yang memiliki peranan cukup penting karena dengan mempelajari dan menguasainya seseorang tidak hanya memahami struktur, tetapi juga struktur fungsional yang menyangkut bagaimana struktur-struktur formal itu berfungsi di dalam tindak komunikasi (Wijana, 1996:67)

25 Pentingnya peranan pragmatik sebagai kajian bahasa yang mempertimbangkan konteks semakin disadari oleh para ahli bahasa sebagai jawaban atas kegagalan pendekatan struktural yang terlalu bersifat formal di dalam menangani sejumlah aspek pemakaian bahasa. Dengan pendekatan kontekstual, yakni pendekatan yang memeperhatikan konteks situasi, pragmatik dengan teori tindak tuturnya, terbukti mampu menjelaskan bahwa bahasa tidak hanya berfungsi menginformasikan sesuatu (fungsi lokusi) tetapi dengan bahasa seseorang dapat pula melakukan sesuatu (fungsi ilokusi) dan mempengaruhi orang lain (fungsi perlokusi). 2.4 Slogan Iklan 2.4.1 Pengertian Slogan Slogan adalah motto atau frasa yang dipakai pada konteks politik, komersial, agama, dan lainnya sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan. Bentuk slogan bervariasi dari yang tertulis dan terlihat, dari yang diucap sampai yang vulgar (Wikipedia Online). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga (2003:1080) slogan mempunyai arti perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu dan perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk tujuan suatu ideologi golongan, organisasi, partai politik, dsb. Slogan mungkin bagi sebagai orang sangatlah tidak penting tetapi bagi pembisnis slogan merupakan faktor yang sangat penting karena menentukan bagus atau tidaknya suatu produk yang ditawarkan. Kebanyakan para konsumen justru

26 merasa bingung yang dipakai karena tidak mengetahui apa maksud dan hubungannya antara slogan yang dituturkan dengan produk yang ditawarkan. 2.4.2 Slogan dalam Periklanan Slogan iklan biasanya dituturkan pada akhir produk iklan yang ditampilkan. Tujuan slogan iklan dituturkan sebagai alat untuk menciptakan sebuah produk yang mudah diingat. Tentu saja slogan iklan yang menarik berarti produk tersebut memiliki kualitas yang baik pula. Bisa dibilang pesan dari sebuah slogan iklan sangat kuat. Slogan iklan merupakan daya tarik yang dapat menarik konsumen untuk mencoba produk yang ditawarkan. Biasanya seorang konsumen ketika hendak membeli sebuah produk tentu akan mengingat slogan iklan produk tersebut. (kikidiah.blogspot.com) Kebenaran slogan iklan yang dituturkan biasanya akan dicoba dengan membeli produk tersebut. Slogan iklan menjadi ciri khas dalam setiap produk yang ditawarkan. Bentuk slogan iklan memiliki aneka macam yaitu berbentuk kata, frasa dan kalimat. Slogan iklan menggunakan pilihan kata yang tepat dan menarik. Permainan kata harus dilakukan supaya apa yang dituturkan menjadi sesuatu yang memikat dan menarik perhatian banyak orang.

27 2.4.3 Bahasa Slogan Iklan Jeffkins (Irawan, 2008:10) mengemukakan ada beberapa teknik propaganda pada pembuatan iklan Slogan iklan adalah ungkapan kata yang dirumuskan dalam bentuk ringkas tentang suatu produk agar mudah diingat. Teknik lain menurut Wilson, Berkman dan Miller (Irawan 2008:10) sebagai berikut: a. Name Calling Name Calling adalah cara menyebarkan gagasan yang menurunkan produk lain sehingga menimbulkan simpati terhadap produk yang ditawarkan. Caranya dengan menyebarluaskan ide-ide yang menurunkan mutu produk lain sehinggan menimbulkan rasa simpati berlebih terhadap produk yang ditawarkan. b. Transfer Transfer adalah proses penyampaian dengan meminjam ketenaran seseorang sehingga memimbulkan ketertarikan orang untuk membelinya. Transfer banyak digunakan pada produk kecantikan. c. Card Stacking Card Staking adalah memberikan pesan kepada khalayak dengan mengatakan keistimewaan produk terhadap produk yang ditawarkan. Jadi, produk yang ditawarkan sempurna dengan kualitas yang ditawarkan.

28 d. Band Wagon Bands Wagon merupakan cara menyampaikan iklan dengan memberikan keyakinan mengenai sukses yang dicapai perusahaan, lembaga, organisasi, sehingga menarik orang untuk membelinya. Bahasa iklan memiliki fungsi lain di samping sebagai sarana informasi, yaitu mempunyai nilai jual terhadap produk yang diiklankan. Ada dua hal yang berhubungan aspek kebahasaan dalam iklan yaitu bentuk bahasa dan cara penyampaiannya. Bentuk bahasa menyangkut struktur klausa dan kalimat sedangkan cara penyampaian dengan persoalan retorika (Irawan, 2008:13). Bahasa slogan iklan biasanya memiliki a. Pilihan kata yang unik dan menarik b. Singkat c. Mengarah kepada sasaran. Slogan dikemas dengan bahasa yang menarik sehingga merangsang pendengar untuk mencoba menggunakan produk yang di tawarkan.