BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2013

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS BUPATI BADUNG,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 66 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 84 TAHUN 2017 TENTANG

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 5 TAHUN 2015

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 28 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR: 28 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 2 TAHUN TENTANG

-1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2007 TENTANG PERJALANAN DINAS

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENGKULU SELATAN

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI, WAKIL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PERJALANAN DINAS

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR BALI,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

1 of 10 21/12/ :40

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2016

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA,

- 1 - PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 17 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

Transkripsi:

1 BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa guna memenuhi kaidah dalam pengelolaan penganggaran perjalanan dinas harus memperhatikan aspek yuridis, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, efektifitas, kepatutan dan kewajaran serta rasionalitas sesuai kebutuhan nyata; b. bahwa dalam rangka tertib administrasi dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, perlu diadakan perubahan terhadap beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Badung Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perjalanan Dinas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Badung Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perjalanan Dinas; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran

2 Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;

3 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016; 14. Peraturan Bupati Badung Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perjalanan Dinas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 33 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Badung Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perjalanan Dinas; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Badung Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perjalanan Dinas ( Berita Daerah Kabupaten Badung Tahun 2015 Nomor 76) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 33 Tahun 2016 ( Berita Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016 Nomor 33) diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan ayat (2), ayat (6), ayat (8) Pasal 5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 5 (1) Perjalanan Dinas Jabatan terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut: a. uang harian; b. biaya transport; c. biaya penginapan; d. uang representasi; e. biaya menjemput/mengantar jenazah. (2) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi; (3) Biaya transport sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. perjalanan dinas dari tempat kedudukan sampai tempat tujuan keberangkatan dan kepulangan termasuk biaya ke terminal bus/ stasiun/ bandara/pelabuhan keberangkatan;

4 b. retribusi yang dipungut di terminal bus / stasiun / bandara / pelabuhan keberangkatan dan kepulangan. (4) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap: a. di hotel; atau b. di tempat menginap lainnya. (5) Dalam hal Pelaksana SPD tidak menggunakan biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), berlaku ketentuan sebagai berikut: a. pelaksana SPD diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di Kota Tempat Tujuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati ini; b. biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibayarkan secara lumpsum. (6) Uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dapat diberikan kepada Bupati / Wakil Bupati, Ketua DPRD/Wakil Ketua DPRD dan Anggota DPRD serta Pejabat Eselon II. (7) Biaya menjemput/mengantar jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f meliputi biaya bagi penjemput/pengantar, biaya pemetian dan biaya angkutan jenazah. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar satuan biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Keputusan Bupati. 2. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 6 Biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) diberikan untuk Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1). 3. Ketentuan ayat (1), ayat (3) Pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 7 (1) Biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), digolongkan dalam 3 (tiga) tingkat, yaitu: a. tingkat A untuk Bupati / Wakil Bupati ;

5 b. tingkat B untuk pegawai yang digaji menurut Eselon II (Ketua DPRD / Wakil Ketua DPRD dan Anggota DPRD ); c. tingkat C untuk pegawai negeri sipil yang terdiri dari : 1. Pejabat Eselon II A; 2. Pejabat Eselon II B; 3. Pejabat Eselon III A (Kabag.Setda, Kepala Kantor dan Camat); 4. Pejabat Eselon III A (Non Kabag.Setda, Kepala Kantor dan Camat); 5. Pejabat Eselon III B / Pejabat Fungsional golongan IV; 6. Pejabat Eselon IV / Pejabat Fungsional golongan III; 7. Staf Golongan IV dan Staf Golongan III; dan 8. PNS Gol. II dan I serta THL/Honorer; (2) Penyetaraan tingkat biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Pegawai Tidak Tetap yang melakukan Perjalanan Dinas untuk kepentingan negara ditentukan oleh Pengguna Anggaran sesuai dengan tingkat pendidikan / kepatutan / tugas yang bersangkutan. (3) Biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) diberikan berdasarkan tingkat biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan sebagai berikut: a. uang harian dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi; b. biaya transport pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dibayarkan sesuai dengan biaya riil yang merupakan biaya yang diperlukan untuk transport dari kantor tempat kedudukan menuju Terminal Bus / Stasiun / Bandara / Pelabuhan keberangkatan atau dari Terminal Bis/Stasiun/Bandara/Pelabuhan kedatangan dan sebaliknya. c. dalam hal bukti pengeluaran transportasi sebagaimana huruf b tidak diperoleh, maka sesuai pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas dapat hanya menggunakan daftar pengeluaran riil sesuai yang ditetapkan dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini; d. biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan Biaya Riil.

6 e. uang representasi dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi. f. biaya pemetian jenazah termasuk yang berhubungan dengan pengruktian/pengurusan jenazah dibayarkan sesuai dengan Biaya Riil. 4. Ketentuan ayat (1), ayat (4) Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 8 (1) Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dilaksanakan dengan biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang ditanggung oleh panitia penyelenggara. (2) Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditanggung oleh panitia penyelenggara, biaya Perjalanan Dinas Jabatan dimaksud dibebankan pada DPA satuan kerja Pelaksana SPD. (3) Panitia penyelenggara menyampaikan pemberitahuan mengenai pembebanan biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam surat/undangan mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya. (4) Rincian biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan Bupati tentang Standar Satuan Biaya Perjalanan Dinas. (5) Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan secara bersama-sama untuk melaksanakan suatu kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya, seluruh Pelaksana menginap pada hotel/penginapan yang sama. SPD dapat (6) Dalam hal biaya penginapan pada hotel/penginapan yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (5) lebih tinggi dari satuan biaya hotel/penginapan sebagaimana diatur dalam Bupati Badung tentang Perjalanan Dinas, maka Pelaksana SPD menggunakan fasilitas kamar dengan biaya terendah pada hotel/penginapan dimaksud.

7 5. Ketentuan dalam ayat (4) Pasal 11 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 11 (1) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas Jabatan melebihi jumlah hari yang ditetapkan dalam Surat Tugas / SPD dan tidak disebabkan oleh kesalahan/kelalaian Pelaksana SPD dapat diberikan tambahan uang harian, biaya penginapan, dan uang representasi. (2) Tambahan uang harian, biaya penginapan dan uang representasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dimintakan kepada PPK atau pejabat yang berwenang untuk mendapat persetujuan dengan melampirkan dokumen berupa: a. surat keterangan kesalahan / kelalaian dari Syahbandar / Kepala Bandara / perusahaan jasa transportasi lainnya; dan/atau b. surat keterangan perpanjangan tugas dari pemberi tugas. (3) Berdasarkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) PPK atau pejabat yang berwenang membebankan biaya tambahan uang harian, biaya penginapan dan uang representasi pada DPA satuan kerja berkenaan. (4) Tambahan uang harian, biaya penginapan dan uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat dipertimbangkan untuk hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f. (5) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas kurang dari jumlah hari yang ditetapkan dalam SPD, Pelaksana SPD harus mengembalikan kelebihan uang harian, biaya penginapan dan uang representasi yang telah diterimanya kepada PPK. 6. Ketentuan Pasal 13 ayat (2) diubah dan ayat (4) dihapus sehingga Pasal 13 berbunyi sebagai berikut : Pasal 13 (1) Biaya Perjalanan Dinas Pindah terdiri atas komponen sebagai berikut: a. biaya transport pegawai;

8 b. biaya transport keluarga; c. biaya pengepakan dan angkutan barang; dan/atau d. uang harian. (2) Biaya Perjalanan Dinas Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi. (3) dihapus 7. Ketentuan ayat (2) dan ayat (4) Pasal 18 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 18 (1) Dalam biaya pengepakan dan angkutan barang termasuk untuk bongkar muat dan penggudangan. (2) Biaya pengepakan dan angkutan barang dengan menggunakan kendaraan angkutan darat diberikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari satuan biaya; (3) Biaya pengepakan dan angkutan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan dalam hal Perjalanan Dinas Pindah dilakukan dalam jarak: a. kurang dari 100 (seratus) kilometer di Pulau Jawa; atau b. kurang dari 50 (lima puluh) kilometer di luar Pulau Jawa. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai komponen satuan volume, pengepakan dan angkutan barang dan biaya perjalanan pindah diatur dalam Keputusan Bupati tentang Standar Satuan Biaya Perjalanan Dinas; 8. Ketentuan ayat (2), ayat (4) dan ayat (6) Pasal 20 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 20 (1) Biaya Perjalanan Dinas terdiri dari : d. uang harian; e. biaya penginapan; f. biaya transport;

9 g. uang representasi bagi Bupati/Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD serta Pegawai Negeri Sipil Eselon II; h. biaya pemetian dan angkutan jenazah. (2) Uang harian dan uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf d, dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi; (3) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibayarkan sesuai dengan biaya riil merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap di hotel atau di tempat menginap lainnya. (4) Dalam hal pelaksanaan Perjalanan Dinas tidak menggunakan fasilitas penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), kepada yang bersangkutan diberikan biaya penginapan sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari tarif hotel. (5) Biaya transport dan biaya transport keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dibayarkan sesuai dengan biaya riil yang merupakan biaya yang diperlukan untuk transport dari Terminal Bus / Stasiun / Bandara / Pelabuhan tempat keberangkatan sampai ke Terminal Bis/Stasiun/Bandara/Pelabuhan ke tempat tujuan dan kembali ke terminal Bus/Stasiun/Bandara/Pelabuhan keberangkatan serta transport dari/ke Terminal Bis/Stasiun/Bandara/Pelabuhan. (6) Dalam hal bukti pengeluaran transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c tidak diperoleh, maka sesuai pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas dapat hanya menggunakan daftar pengeluaran riil sesuai yang ditetapkan dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 9. Ketentuan dalam ayat (1) Pasal 23 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 23 (1) Biaya Perjalanan Dinas digolongkan dalam 3 (tiga) tingkat, yaitu : a. tingkat A untuk Bupati / Wakil Bupati ; b. tingkat B untuk pegawai yang digaji menurut Eselon II (Ketua DPRD / Wakil Ketua DPRD dan Anggota DPRD ); c. tingkat C untuk pegawai negeri sipil yang terdiri dari :

10 1. Pejabat Eselon II A; 2. Pejabat Eselon II B; 3. Pejabat Eselon III A (Kabag.Setda, Kepala Kantor dan Camat); 4. Pejabat Eselon III A (Non Kabag.Setda, Kepala Kantor dan Camat); 5. Pejabat Eselon III B / Pejabat Fungsional golongan IV; 6. Pejabat Eselon IV / Pejabat Fungsional golongan III; 7. Staf Golongan IV dan Staf Golongan III; dan 8. PNS Gol. II dan I serta THL/Honorer; (6) Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan/atau keluarganya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b digolongan menurut tingkat golongan gaji terakhir pegawai bersangkutan. (7) Pegawai Tidak Tetap, yang melakukan Perjalanan Dinas untuk kepentingan Pemerintah Daerah, dapat dilakukan setelah mendapat izin Pimpinan SKPD yang bersangkutan dengan perlakuan disamakan dengan Pegawai Negeri Sipil Golongan II. (8) Orang Pribadi selain dimaksud dalam Pasal 3 yang melakukan Perjalanan Dinas untuk kepentingan Pemerintah Daerah dapat diberikan dan ditentukan oleh Pengguna Anggaran berdasarkan pendidikan / kepatutan / tugas yang bersangkutan serta ketersediaan dana yang ada pada masing-masing SKPD. Pasal 24 10. dihapus. 11. Ketentuan Pasal 26 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 26

11 (1) Dalam hal Perjalanan Dinas Dalam Daerah Provinsi Bali diberikan biaya pulang pergi, uang harian, dan dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi; (2) Biaya penginapan untuk Perjalanan Dinas Dalam Daerah Provinsi Bali dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi; (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Keputusan Bupati tentang Standar Satuan Biaya Perjalanan Dinas. 12.Ketentuan ayat (2) Pasal 27 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 27 (1) Bupati/Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap yang akan melaksanakan Perjalanan Dinas wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan/perintah dari pejabat yang berwenang. (2) Persetujuan perintah dari pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat SPT dan SPD dari pejabat yang berwenang dengan format SPT dan SPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 13.Ketentuan ayat (9) Pasal 30 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 30 (1). SPT, SPD dan Laporan pelaksanaan perjalanan dinas merupakan bukti pertanggung-jawaban pelaksanaan perjalanan dinas. (2) Dalam SPD tidak boleh ada penghapusan-penghapusan atau cacat-cacat dalam tulisan, dalam hal ada perubahan-perubahan dilakukan dengan coretan dan dibubuhi paraf dari pejabat yang berwenang.

12 (3) Penghitungan besar jumlah biaya perjalanan dinas dicatat secara terperinci dalam lampiran SPD. (4) Pembebanan pembayaran biaya perjalanan dinas dicantumkan pada SPD, bukti tanda terima uang perjalanan dinas dalam bentuk kwitansi dibubuhi tanda tangan bendahara pengeluaran bersangkutan serta tanda tangan yang akan melakukan perjalanan dinas. (5) Dalam SPD dicantumkan : a. tanggal berangkat dari tempat kedudukan/tempat berada dan ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang/pejabat lain yang ditunjuk; b. tanggal tiba dan berangkat di/dari tempat tujuan dan ditandatangani oleh Pejabat di tempat yang didatangi; c. tanggal tiba kembali di tempat kedudukan dan ditandatangani Pejabat yang berwenang/pejabat lain yang ditunjuk. (6) Paling lama 1 (satu) minggu setelah perjalanan dinas berakhir, SPD yang telah dibubuhi catatan tanggal tiba kembali dan tanda tangan pejabat yang berwenang/pejabat lain yang ditunjuk diserahkan kepada bendahara pengeluaran, untuk segera dipertanggung jawabkan. (7) Pada saat penyerahan SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diadakan perhitungan SPD Rampung dan penyelesaian apabila ternyata terdapat kekurangan/kelebihan biaya perjalanan dinas dari yang telah dibayarkan semula, perhitungan kembali dituangkan dalam Perhitungan SPD Rampung. (8) Perhitungan SPD Rampung sebagaimana dimaksud pada ayat (7) adalah meliputi lamanya perjalanan yang dibuktikan dengan boarding pass. (9) Biaya perjalanan dinas dibayarkan secara lumpsum untuk uang harian sedangkan biaya transport dibayarkan secara riil ( at cost ), dalam hal bukti pengeluaran transportasi tidak diperoleh, maka sesuai pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas dapat hanya menggunakan daftar pengeluaran riil sesuai yang ditetapkan dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

13 14.Ketentuan ayat (1) Pasal 36 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 36 (1) Surat Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (2) Bupati/Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta pihak swasta yang melakukan perjalanan dinas luar negeri bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh daerah, sebagai akibat dari kesalahan/kelalaian atau kealpaan yang bersangkutan dalam hubungan dengan perjalanan dinas luar negeri. 15.Ketentuan Pasal 43 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 43 Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya perjalanan dinas luar negeri diatur dalam Keputusan Bupati tentang Standar Satuan Biaya Perjalanan Dinas. 16. Ketentuan Lampiran I sampai dengan Lampiran V dan Lampiran IX dihapus, serta Lampiran VI, Lampiran VII, Lampiran VIII dan Lampiran X diubah sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal II Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2017. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan Penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung. Ditetapkan di Mangupura pada tanggal 3 Oktober 2016 BUPATI BADUNG, TTD I NYOMAN GIRI PRASTA

14 Diundangkan di Mangupura pada tanggal 3 Oktober 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG, TTD KOMPYANG R. SWANDIKA BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 NOMOR 55 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM, TTD Komang Budhi Argawa,SH.,M.Si. NIP. 19710901 199803 1 009

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 55 TAHUN 2016 TANGGAL : 3 OKTOBER 2016 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DAFTAR PENGELUARAN RIIL Yang bertandatangan di bawah ini : Nama :... NIP :... Jabatan :... berdasarkan Surat Perjalanan Dinas ( SPD ) Nomor... Tanggal..., dengan ini kami menyatakan menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Biaya transpor pegawai dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, meliputi : No. Uraian Jumlah Jumlah 2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan Perjalanan Dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui / Menyetujui : Pajabat Pembuat Komitmen..., tanggal,bulan tahun Pelaksana SPD,...... NIP.... NIP.... BUPATI BADUNG, TTD I NYOMAN GIRI PRASTA

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 55 TAHUN 2016 TANGGAL : 3 OKTOBER 2016 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS Satuan Biaya Pengepakan Barang dalam rangka Perpindahan NO. URAIAN TINGKAT PEGAWAI A B C D E I Jumlah Barang yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan : 1. Pegawai yang Berkeluarga dengan 25 M 3 20 M 3 15 M 3 10 M 3 10 M 3 Anak 2. Pegawai yang Berkeluarga tanpa 15 M 3 12 M 3 9 M 3 6 M 3 6 M 3 Anak 3. Pegawai yang tidak Berkeluarga 5 M 3 4 M 3 3 M 3 2 M 3 2 M 3 II Dasar Perhitungan Biaya : Truk : a. Jawa - Pengempakan dan Pergudangan Rp 60,000.00 Rp 60,000.00 Rp 60,000.00 Rp 60,000.00 Rp 60,000.00 per M 3 - Angkutan per M 3 / KM 400 400 400 400 400 b. Luar Jawa - Pengempakan dan Pergudangan Rp 60,000.00 Rp 60,000.00 Rp 60,000.00 Rp 60,000.00 Rp 60,000.00 per M 3 - Angkutan per M 3 / KM 400 400 400 400 400 BUPATI BADUNG, TTD I NYOMAN GIRI PRASTA

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 55 TAHUN 2016 TANGGAL : 3 OKTOBER 2016 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS SURAT PERINTAH TUGAS KOP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR :.. Yang Bertanda Tangan dibawah ini : Nama : NIP : Pangkat / Gol Ruang : Jabatan : Menugaskan Kepada : Nama : NIP : Pangkat / Gol Ruang : Jabatan : Untuk Tujuan : 1... 2.. 3... Selama : 1 Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya Badung,.. Penjabat Yang Berwenang BUPATI BADUNG, TTD I NYOMAN GIRI PRASTA

LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI BADUNG TANGGAL : 55 TAHUN 2016 NOMOR : 3 OKTOBER 2016 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS SURAT PERJALANAN DINAS (SPD) KOP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SURAT PERJALANAN DINAS ( S P D ) NOMOR :.. 1 Pejabat berwenang yang memberi perintah : 2 Nama/Nip Pegawai yang diperintahkan : mengadakan perjalanan dinas 3 Jabatan,Pangkat dan Golongan dari : yang diperintahkan : 4 Perjalanan Dinas yang diperintahkan : Dari : Ke : Transportasi menggunakan : 5 Perjalanan Dinas direncanakan : Selama (.. ) hari dari tanggal... s/d tanggal.. 6 Maksud mengadakan perjalanan : 7 Perhitungan Biaya Perjalanan : Atas beban : Pasal Anggaran : : 8 Keterangan : Lihat sebelah Dikeluarkan di : Tanggal : ( Pejabat Yang Berwenang ) (.) NIP.. BUPATI BADUNG, TTD I NYOMAN GIRI PRASTA

2 KETERANGAN : DARI PEJABAT MEMBERI PERINTAH JALAN : Tempat Kedudukan Pegawai Berangkat Kembali yang diberikan perintah Tanggal Tandatangan Tanggal Tandatangan DARI PEJABAT DI DAERAH PENUGASAN YANG DIKUNJUNGI Tempat Kedudukan Pegawai Tiba Kembali yang diberikan perintah Tanggal Tandatangan Tanggal Tandatangan BUPATI BADUNG, TTD I NYOMAN GIRI PRASTA

1 LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 48 TAHUN 2016 TANGGAL : 25 AGUSTUS 2016 PERIHAL : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DOKUMEN PENDUKUNG SURAT PERMOHONAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI. I. Pendidikan dan Pelatihan / Training 1. Dokumen program pendidikan S1, S2, dan S3 meliputi : a. Dokumen surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama pendidikan, antara lain DPA / DIPA, Surat Jaminan dari sponsor atau MoU / Kontrak / Perjanjian. b. Surat konfirmasi dari negara yang dituju antara lain surat dari perguruan tinggi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah diterima untuk melaksanakan pendidikan di lembaga tersebut. c. Surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan diluar yang diberikan. d. MoU kerjasama daerah dengan pihak Luar Negeri seperti : Sister City / Sister Provice. 2. Dokumen program pelatihan ( training ) meliputi : a Dokumen / surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama pelatihan ( training ), antara lain Rencana DPA / DIPA Surat jaminan dari sponsor, atau MoU / Kontrak / Perjanjian. b. Surat konfirmasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara yang dituju dan / atau surat dari lembaga pendidikan / perguruan tinggi luar negeri yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah diterima untuk mengikuti pelatihan ( training ) di lembaga tersebut. c. Surat pernyataan yang ditandatangani diatas meterai untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan diluar ijin yang diberikan. d. MoU kerjasama Daerah dengan pihak Luar Negeri. e. Proposal/Kerangka Acuan Kerja.

2 II. Studi Banding Dokumen studi banding meliputi : 1. Dokumen/surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama studi banding, antara lain DPA / DIPA, surat jaminan dari sponsor, atau MoU /Kontrak / Perjanjian. 2. Surat konfirmasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara yang dituju dan surat dari lembaga pendidikan/perguruan tinggi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah diterima untuk melakukan studi banding 3. MoU kerjasama Daerah dengan pihak Luar Negeri. 4. Proposal/Kerangka Acuan Kerja. III. Seminar/Lokakarya/Konferensi Dokumen seminar/lokakarya/konferensi atau sejenisnya meliputi : 1. Surat Undangan dari penyelenggara seminar/lokakarya/konferensi atau sejenisnya diluar negeri kepada yang bersangkutan. 2. Dokumen/surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama seminar/lokakarya/konferensi atau sejenisnya, antara lain DPA/DIPA, surat jaminan dari sponsor, atau MoU /Kontrak/perjanjian. IV Promosi Potensi Daerah Dokumen Promosi Potensi Daerah meliputi : 1. Dokumen/Surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama promosi, antara lain DPA / DIPA, surat jaminan dari sponsor, atau MoU /Kontrak/Perjanjian. 2. Surat Undangan dari penyelenggara promosi diluar negeri kepada Pemerintah Daerah. 3. Surat konfirmasi dari kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara yang dituju dan/atau surat dari pihak penyelenggara promosi di Luar Negeri yang menyatakan bahwa pihak Pemerintah Daerah telah diterima untuk dapat melaksanakan promosi. 4. Proposal /kerangka Acuan kerja 5. Rekomendasi instansi terkait dipusat dan/atau pihak penyelenggara Promosi di luar negeri tentang keikutsertaan daerah.

3 V Kerjasama daerah dengan Pihak Luar Negeri Dokumen kerjasama daerah dengan pihak luar negeri meliputi : 3. Dokumen/surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan antara lain DPA/DIPA, surat jamainan dari sponsor, atau MoU /kontrak/perjanjian 4. Surat undangan dari mitra kerjasama diluar negeri bila ada. 5. Surat konfirmasi dari kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara yang dituju dan/atau Surat dari pihak luar negeri yang menyatakan bahwa pihak Pemerintah Daerah telah diterima untuk dapat melaksanakan kerjasama 6. Rencana kerjasama/kerangka Acuan kerja. VI. Kunjungan Persahabatan/Kebudayaan. Dokumen kunjungan persahabatan/kebudayaan meliputi : 1. Dokumen/surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama kunjungan persahabatan/kebudayaan, antara lain DPA/DIPA, surat jaminan dari sponsor, atau MoU/Kontrak/Perjanjian. 2. Surat undangan dari pihak/lembaga/badan di luar negeri. 3. Surat konfirmasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara yang dituju dan surat dari pihak luar negeri yang menyatakan bahwa pihak Pemerintah Daerah telah diterima untuk dapat melaksanakan kunjungan kebudayaan. BUPATI BADUNG, TTD I NYOMAN GIRI PRASTA