BAB I PENDAHULUAN. merupakan ibadah.oleh karena itu, al-quran adalah kitab suci umat Islam, secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saw. penutup para Nabi dan Rasûl, dengan perantara

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan pemeliharaan dari Allah atas keotentikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. al-rahman dan al-rahim ( pengasih dan penyayang). Tidak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

QIRA AT AL-QUR AN (Makna dan Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qira at)

BAB 1 PENDAHULUAN. umum yang perlu penjelasan dan penjabaran, oleh sebab itu tafsir. menduduki tempat yang tinggi di dalam upaya memahami al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pesona bacaan saja, seakan-akan kitab suci al-qur an diturunkan hanya untuk

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa kepada jalan yang buruk. Perzinahan termasuk dalam

BAB V PENUTUP. melebihkan Zaitun dan bersumpah atas nama Zaitun dari buah-buahan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

membelanjakan dan menafkahkan harta yang dikaruniakan Allah SWT kepada mereka.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

Sumber Ajaran Agama Islam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. dasar pendidikan menurut Islam. Al-Qur an merupakan petunjuk bagi umat

Membahas Kitab Tafsir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL PENELITIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB II METODE MUQARIN DAN TEORI TAFSIR

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. terkutuk tidak sedikit pun jumlahnya. Tetapi diantara semua itu ada yang

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

Mukadimah. Pengkajian

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kalamullah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril sebagai pedoman bagi umat manusia dan membacanya merupakan ibadah.oleh karena itu, al-quran adalah kitab suci umat Islam, secara harfiah berarti bacaan yang sempurna. Sehingga tidak adanya satupun bacaan atau tulisan yang mampu menandingi kesempurnaan dari isi kandungan di dalam al- Quran. Meskipun umat manusia telah mengenal tulis dan baca sejak lima ribu tahun yang lalu. 1 Al-Quran kitab suci yang lengkap dan terkandung banyak pengajaran dan teladan sebagai panduan dan pedoman ummat manusia masa kini.al-quran mempunyai pokok-pokok masalah di dalamnya. Diantaranya masalah yang menyangkut tentang etika-etika membahas masalah moralitas, aturan- aturan formal tentang kriteria baik dan buruk dan sistem tingkah laku manusia 2. Adapun etika itu sama artinya dengan ilmu akhlak. Dalam al-quran, ada sekitar 500 ayat yang membicarakan tentang konsep atau ajaran etika ini. Di samping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah SAW.Allah memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan mempelajari al-quran. Pokok- pokok agama yang dinyatakan Allah untuk menyelamatkan umat manusia melalui al-quran terkadang diungkapkan dengan 1 M. Quraish Shihab, Wawasan al-quran (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), hlm. 3. 2 Taufik Abdullah, Cakrawala Ilmu dalam Al-Quran, (Jakarta : Pustaka Firdaus), hlm 187. 1

2 lafaz yang berbeda-beda, tetapi maknanya tetap cocok dan serasi, tidak ada tentangan di dalamnya. Banyak ayat-ayat al-quran yang sering menyebutkan kata israf atau tabzir. Namun dalam penafsiran para ulama terkadang mempunyai perbedaan meskipun kata-katanya sama. Kata berlebih-lebihan atau melampaui batas al-qur an menggunakan beberapa term (istilah), diantaranya israf dan tabzir. Jika dilihat dari esensinya sama-sama mengandung arti melampaui batas atau berlebih-lebihan. Israf berasal dari kata السرف berarti melampaui ukuran dan batas dalam setiap perbuatan yang dilakukan manusia. 3 Di dalam kamus al-munawwar, kata asrafa artinya memboroskan dan israf yang artinya pemborosan. 4 Dalam al-qur an lafaz israf terulang sebanyak 23 kali dalam 21 ayat dalam 17 surah dengan bentuk fi il madhi, fi il mudhari ataupun masdarnya. 5 Diantara ayat-ayatnya adalah sebagai berikut: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihlebihan.(al-a raf : 31) 3 Ar-Raghib al-isfahani, al-mufradat al-faadhil Qur an (Beirut: Dar al-syamiyah), hlm.407. 4 H. Ahmad St, Kamus Munawwar,(PT. Karya Toha Putra, Semarang), hlm. 374. 5 Muhammad Fu ad Abdul al-baqi, Mu jam al-mufahris Li al-fadzil Quran,(Beirut; Darel Fikr, 1980), hlm. 429.

3 dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.(al-furqan : 67). 6 Menurut Musthafa Al Maraghi, kata israf maksudnya adalah suatu sifat atau tindakan yang melebihi batas dalam membelanjakan harta serta tidak sesuai dengan batas naluri, batas ekonomi dan batas syar i. 7 Ayat tersebut memerintahkan kepada kita untuk memanfatkan rizki yang telah Allah berikan kepada kita, salah satunya dengan makan dan minum serta semua yang telah Allah berikan halalkan untuk manusia tanpa berlebihan. Maksud sebaliknya dari ayat tersebut ialah larangan untuk melakukan perbuatan yg melampaui batas, yaitu tidak berlebihan dalam menikmati apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsirnya kata israf terambil dari kata yaitu melampaui batas kewajaran sesuai dengan kondisi yang bernafkah dan سرف yang diberi nafkah. Sifat ini larangan untuk melakukan perbuatan yg melampaui batas, yaitu tidak berlebihan-lebihan dalam hal apapun. Ini merupakan tuntunan yang harus disesuaikan dengan kondisi setiap orang. Ini karena kadar tertentu yang dinilai cukup untuk seseorang, boleh jadi telah dinilai melampaui batas atau belum cukup buat orang lain. 8 6 Al- Qur an yang digunakan dalam skripsi ini adalah yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahannya, (Depok: Cahaya Qur an, 2008) 7 Ahmad Mustafa al-maraghi.tafsir al-maraghi (Semarang : Toha Putra, 1993), hlm. 333. 8 M. Quraish Shihab, Tafsir al-misbah,pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur an,(jakarta, Lentera Hati,2012), Vol IX, hlm. 533.

4 Imam Qurthubi dalam tafsirnya menyatakan: bahwa yang dimaksud israf adalah membelanjakan harta di jalan selain Allah, dan barang siapa yang berpaling dari ketaatan kepada Allah SWT disebut kikir ( al-iqtar), dan barang siapa yang membelanjakan harta dalam rangka ketaatan kepada Allah disebut alqawam. 9 Ibnu Katsir dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan israf adalah suatu ketetapan-nya terhadap tindakan penghalalan atau pengharaman orang yang melampaui batas. Maksudnya adalah mereka menghalalkan dengan penghalalan yang haram atau mengharamkan yang halal. Padahal Allah mewajibkan agar menghalalkan apa yang Allah halalkan dan mengharamkan apa yang Allah haramkan, sebab yang demikian itu merupakan keadilan yang diperintahkan- Nya. 10 Dapat diketahui bahwa penggunaan lafaz israf terkadang digunakan dalam hal yang berkaitan dengan makanan dan minuman, berinfak, dan juga dalam membunuh.dan terkadang term israf ada yang merujuk kepada orangorang kafir dan ada juga yang tidak, tergantung pada konteks ayat yang berisi term israf. 11 Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan masalah israf. Untuk memudahkan penulis mengkaji dan meneliti masalah israf ini, maka penulis meneliti kitab tafsir al-maraghi dan kitab tafsir Ibnu Katsir 9 Muhammad Bin Ahmad al-anshari al-qurthuby, Jami ul al-ahkam al-qur an, hlm. 156 10 Ismail Abu Fida bin umar bin Katsir, Tafsir Ibn Katsir,( terj) jild 3, Pustaka Imam Asy Syafi I, 2002. hlm. 373. 11 Ahsin W. al-hafidz, Kamus Ilmu al-quran (Amzah, Jakarta, 2006), hlm. 326.

5 dengan judul: Penafsiran Kata Israf Dalam Al-Qur an Menurut Ibnu Katsir dan Al Maraghi (Kajian Perbandingan) B. Alasan Pemilihan Judul Penulis merasa tertarik untuk membahas masalah ini dengan alasan sebagai berikut: 1. Sebagai pengembangan khazanah keilmuan di bidang tafsir, yaitu dengan mengkaji dan mengungkap Makna kata israf menurut Ibnu Katsir dan Al Maraghi dalam al-qur ān (Kajian Perbandingan). 2. Melalui penelitian ini, penulis akan mengungkap dan menelusuri makna israf didalam al-qur an dengan membandingkan penafsiran antara Ibnu Katsir dan Al-Maraghi. 3. Sepanjang pengetahuan penulis, judul tersebut belum ada yang meneliti. Oleh karena itu, kajian ini menurut penulis menarik untuk dikaji. Selain itu, pembahasan ini sesuai dengan bidang keilmuan penulis yaitu Tafsir Hadis. C. Penegasan Istilah Untuk menghindari kekeliruan dan sekaligus memudahkan pengertian dari judul ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah berikut: 1. Tafsir Tafsir secara bahasa berasal dari kata al-fasr yang berarti menjelaskan, menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak. Sedangkan tafsir menurut istilah adalah ilmu yang

6 membahas tentang cara pengucapan lafaz-lafaz al-qur an tentang petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun serta hal-hal lain yang melengkapinya. 12 2. Israf Israf berasal dari kata السرف berarti melampaui ukuran dan batas dalam setiap perbuatan yang dilakukan manusia, walaupun dalam hal berinfak. 13 Di dalam kamus al-munawwar, kata asrafa artinya memboroskan dan israf yang artinya pemborosan. 14 3. Al- Qur an Secara etimologi terambil dari akar kata qara a- yaqra uqira atanyang berarti sesuatu yang dibaca. Sedangkan secara terminologi Al-Qur an didefinisikan kalam Allah yang mengandung mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan secara mutawatir, dinilai ibadah membacanya. 15 4. Muqarran atau Komparatif Metode Muqaran secara harfiah, berarti perbandingan. Sedangkan secara istilah ialah suatu metode atau teknik menafsirkan al-qur an dengan 12 Manna Khalil al-qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur an,(bogor : Pustaka Litera AntarNusa, 2007), hlm. 455-456. 13 Ar-Raghib al-isfahani, al-mufradat al-faadhil Qur an (Beirut: Dar al-syamiyah), hlm.407. 14 H. Ahmad St, Kamus Munawwar,(PT. Karya Toha Putra, Semarang), hlm. 374. 15 Abdul Majid Khon, Praktikum Qiraat, Keanehan Bacaan Al Quran Qira at Ashim dari Hafash (Jakarta, Amzah, 2007) hlm. 2.

7 cara memperbandingkan pendapat seorang mufassir dengan mufassir lainnya mengenai tafsir sejumlah ayat. 16 Berdasarkan penegasan istilah di atas yang dimaksud dengan judul ini secara keseluruhan ialah, penulis ingin meneliti dan mengkaji pendapat Ibnu Katsir dan Al Maraghi tentang makna kata israf dalam al-qur an (Kajian Perbandingan). D. Batasan dan Rumusan Masalah a. Batasan Masalah Penelusuran dalam Mu jam al-mufahras li Alfadz al-qur an bahwa kata israf dalam al-qur an tersebar sebanyak 23 kali dalam 21 ayat dalam 17 surah. Namun dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk membatasi permasalahan yang akan dikaji agar tidak meluas. Yaitu mengungkap makna kata israf dalam surah : al-furqan : 67, an-nisa : 6, al-isra :33 al-an am : 141, al-a raf : 31. Dalam hal ini penulis merujuk kepada dua tafsir diantaranya, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi. Adapun alasan penulis merujuk kepada dua tafsir diatas karena Ibnu Katsir dan Al-Maraghi memiliki corak dan metode penafsiran yang berbeda, untuk itu kemungkinan keduanya ada perbedaan penafsiran tentang makna israf. b. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya berikut ini: 16 Kadar Muhammad Yusuf, Studi al-qur an, (Jakarta: Hamzah, 2010), Cet.2.hlm.144.

8 1. Apakah sebenarnya makna kata israf dalam al-qur an? 2. Bagaimana penafsiran Ibnu Katsir dan Al Maraghi terhadap makna kata israf? 3. Apakah persamaan dan perbedaan penafsiran israf menurut Ibnu Katsir dan Al-Maraghi? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui penafsiran Ibnu Katsir dan Al-Maraghi terhadap kata israf dan perbedaan keduanya. 2. Kegunaan Penelitian a. Sebagai kontribusi intelektual kepada para pembaca dan informasi tentang penafsiran kata israf. b. Sekaligus memperoleh gelaran sarjana dalam bidang tafsir pada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. F. Tinjauan Kepustakaan Dalam pembahasan tema pokok dalam skripsi ini, dipandang perlu untuk memaparkan beberapa literatur yang telah membahas atau menyinggung mengenai tema atau pokok dari penelitian dalam skripsi ini.sangat jarang literatur yang membahas mengenai kata israf. Penulis belum menemukan buku ataupun literatur yang membahas kata ini dalam bahasan secara utuh dan menyeluruh.

9 Sejauh penelusuran penulis, kebanyakan pembahasan mengenai israf disebut dalam bab yang ringkas, bahkan hanya disisipkan dalam tema-tema lain. 1. Ihya Ulumuddin, 17 Imam Ghazali menjelaskan kiat-kiat hidup supaya tidak terjadinya israf dan tabzir. Untuk itulah, solusinya adalah membiasakan diri hidup sederhana. Qana ah bisa menjadi solusi. Qana ah ialah sifat menerima apa adanya. Ia merupakan harta yang tidak pernah sirna. kiat-kiat agar memiliki sifat qana`ah - Pertama, kesederhanaan dalam penghidupan dan pembelanjaan.kedua, pendek angan-angan. Sehingga ia tidak bergelut dengan kebutuhan-kebutuhan sekunder. Ketiga, hendaklah ia mengetahui apa yang dikandung di dalam sifat qana'ah berupa kemuliaan dan terhindar dari meminta-minta serta mengetahui kehinaan dan ketamakan. 2. Al-Mausu'ah Al-fiqhiyyah, Israf adalah melebihi batas. Maksudnya berlebihan dalam menggunakan kekayaannya yang menghabiskan tanpa menginfakkan dengan jalan yang benar. Dan Berlebih-lebihan yang dilarang Allah ia menghabiskan tidak dalam ketaatan kepada Allah, sedikit atau banyak. Dalam terminologi, Israf adalah melebihi batas. Secara khusus, menggunakan pengeluaran melebihi jumlah berlebihan, ia tidak menyadari jumlah dan makan secara boros. Melakukan suatu pebuatan yang melampaui batas dan tidak menurut jumlah yang dibutuhkan. 18 3. Menurut Imam Qurtubi dalam tafsirnya yang berjudul Tafsir Qurtubi, bahwa israf adalah membelanjakan harta di jalan selain Allah, dan barang 17 Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin,(CV Asy Syifa, Semarang, 2003) hlm. 142. 18 Departemen Agama Kuwait, Al-Mausu'ah Al-fiqhiyyah, Kuwait dikeluarkan oleh: Kementerian Awqaf dan urusan-kuwait Islamdaralslasl-Kuwait. Jil. 4, Dar Al Safwa-Mesir. Hlm.,176.

10 siapa yang berpaling dari ketaatan kepada Allah SWT disebut kikir (aliqtar), dan barang siapa yang membelanjakan harta dalam rangka ketaatan kepada Allah disebut al-qawam. 19 Dengan demikian, kajian ini bukan pengulangan semata dari apa yang telah dikaji oleh para penulis terdahulu, perbedaannya ialah penulis membahas tentang tafsir yang memberikan makna israf. Penelitian ini menitikberatkan kajian penafsiran dengan menggunakan metode muqaran, yaitu membandingkan ayatayat al-qur an yang berbicara tema tertentu, atau membandingkan ayat-ayat al- Qur an dengan hadist-hadist Nabi. Dari uraian di atas, maka penelitian yang penulis lakukan ini berbeda dengan yang akan penulis teliti, sebab penelitian ini menitik beratkan pada pandangan al-maraghi dan Ibnu Katsir terhadap makna kata Israf didalam kedua tafsir tersebut. G. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan ( Library research) karena yang menjadi sumber penelitian ini adalah data-data yang tertulis yang erat hubungannya dengan permasalahan atau topik yang akan diteliti. Proses penyajian dan analisa masalah israf dengan menggunakan metode perbandingan (muqaran). Untuk itu langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Sumber Data 19 Tafsir Qurthubi, hlm. 156.

11 Karena penelitian ini adalah sebagai penelitian pustaka, maka data yang penulis ambil adalah dari berbagai sumber tertulis diantaranya adalah sebagai berikut : a. Data Primer: yaitu, data utama yang bersumber dari Tafsir al-maraghi dan Tafsir Ibnu Katsir. b. Data Sekunder: yaitu, sumber data yang diperoleh dari kitab tafsir dan karya ilmiyah lainnya yang berkaitan dengan tema pokok. 2. Teknik Pengumpulan Data Keseluruhan data yang diambil akan dikumpulkan kemudian dilakukan dengan cara pengutipan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kemudian disusun secara sistematis sehingga menjadi satu paparan yang jelas tentang Penafsiran Israf Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir al-qur an al- Adzim dan Musthafa al-maraghi dalam tafsir al- Maraghi dan (Kajian Perbandingan). 3. Teknik Analisa Data Dalam menganalisa data-data yang ada, maka penulis menggunakan metode deskriptif. Agar mampu memaparkan semua gambaran tentang penafsiran dari masing-masing mufassir untuk kemudian dianalisa sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang akurat. Untuk mencapai proses akhir penelitian, yaitu menjawab semua persoalan yang muncul sekitar kajian ini, maka penulis menggunakan metode komparatif ( muqaran). Karena yang dikaji disini adalah pendapat dua mufassir, maka penulis menggunakan dalam analis data ini adalah

12 membandingkan pendapat dua ulama tafsir dalam menafsirkan ayat-ayat Al- Qur an. 20 Tafsir muqaran dapat dikategorikan kepada tiga bentuk: a. Membandingkan suatu ayat dengan ayat lainnya. b. Membandingkan ayat dengan hadits yang membahas kasus yang sama atau sebaliknya. c. Membandingkan suatu tafsir dengan tafsir lainnya mengenai sejumlah ayat yang ditetapkan oleh mufassir itu sendiri. 21 H. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab mempunyai subsub, dan sub-sub bab tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I adalah Pendahuluan, yang berisikan Latar Belakang Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II dalam bab ini penulis membahas biografi Ibnu Katsir dan Al- Maraghi yaitu Sejarah Hidupnya, Pendidikan, karya-karya dan metode dan corak penafsiran yang digunakan. Bab III dalam bab ini penulis menggambarkan Tinjauan Umum Tentang Israf yaitu tentang pengertian israf, kategori ayat-ayat tentang israf, pendapat para Ulama Tafsir tentang makna israf tersebut, bentuk-bentuk perbuatan israf, akibat dari perbuatan israf, kerugian-kerugian israf serta cara menghindari israf. 20 Nasruddin Baidan, Metode Penelitian al-qur an, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset 1998) Cetakan 1, hlm.65. 21 Kadar Muhammad Yusuf, Studi al-qur an, (Jakarta: Hamzah, 2010), Cet.2.hlm.144

13 Bab IV, berisikan perbandingan penafsiran kata israf dalam Tafsir al- Maraghi dan Tafsir al-qur an al- Adzim terhadap ayat-ayat israf tersebut dengan mengadakan perbandingan secara langsung antara kedua mufassir ini. Kemudian Analisis data untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran yang terdapat dalam penafsiran kedua tokoh tersebut baik secara metodologi ataupun substansi penafsiran. Bab V merupakan bab penutup yang menjadi bab akhir dari penelitian ini yang mana memuat hasil kajian secar keseluruhan dalam bentuk kesimpulan dan juga saran