e-j. Agrotekbis 2 (5) : , Oktober 2014 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman hortikultura

PENGARUH WARNA DAN VOLUME TEMPAT ATRAKTAN TERHADAP LALAT BUAH BELIMBING DI KECAMATAN PALANG, TUBAN JAWA TIMUR

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SELASIH (Ocimum Sp.) DAN DAUN WANGI (Melaleuca bracteata L.) SEBAGAI ATRAKTAN LALAT BUAH PADA TANAMAN CABAI

Agros Vol.18 No.1, Januari 2016: ISSN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGARUH BENTUK DAN KETINGGIAN PERANGKAP STICKY TRAP KUNING TERHADAP LALAT BUAH

Oleh Fitri Aulani, I Putu Artayasa, Muh. Liwa Ilhamdi (Laboratorium Biologi FKIP Unram) ABSTRAK ABSTRACT

Gambar 1. Tiga wilayah Area-Wide Management di Kabupaten Indramayu. Wilayah yang diarsir hijau merupakan kawasan sentra mangga.

I. PENDAHULUAN. nangka, semangka, melon, cabai dan sebagainya. Akibat serangan hama ini

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB I PENDAHULUAN. hama yang sangat merugikan pada tanaman hortikultura diantaranya mangga,

BAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut

PENGARUH WARNA PERANGKAP DENGAN ATRAKTAN METIL EUGENOL TERHADAP LALAT BUAH PADA TANAMAN CABAI MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan

IDENTIFIKASI JENIS LALAT BUAH (Bactrocera spp) DI GALELA KABUPATEN HALMAHERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAP METIL EUGENOL

INVENTARISASI LALAT BUAH (TEPHITRIDAE) YANG MENYERANG TANAMAN MANGGA (Mangifera sp.)

SUMMARY. Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan

Fruit Fly Control in Pummelo Citrus Plants Using Various Trap Types in Padang Lampe Village, District Marang, Regency of Pangkep

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

KETERTARIKAN LALAT BUAH (Bactrocera spp) TERHADAP ATRAKTAN NABATI DAN NON NABATI SKRIPSI

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan

BAB I PENDAHULUAN. Lalat buah merupakan hama penting yang menyerang buah-buahan. Lalat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

PENGARUH APLIKASI INSEKTISIDA UMPAN BERBAHAN AKTIF SPINOSAD TERHADAP LALAT BUAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan ABSTRACT

Efektifitas Atraktan terhadap Lalat Buah Belimbing di Jawa Timur

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

PENGARUH METIL EUGENOL DARI BAHAN TANAMAN SELASIH TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI SERANGGA PADA TANAMAN CABE MERAH ORGANIK

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

AGROVIGOR VOLUME 9 NO. 2 SEPTEMBER 2016 ISSN PENGARUH ATRAKTAN TERHADAP LALAT BUAH PADA TANAMAN BELIMBING DI KABUPATEN BLITAR

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P ISSN O

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGGUNAAN PERANGKAP WARNA TERHADAP POPULASI HAMA LALAT PENGGOROK DAUN (Liriomyza huidobrensis) PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna unguiculata (L.

POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN

PENGARUH EKSTRAK SERAI (Andropogon nardus L.) TERHADAP KUNJUNGAN LALAT BUAH (Bactrocera dorsalis Hendel.) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan kerugian secara ekonomi pada budidaya pertanian (Li et al.,

TINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

POTENSI PENGGUNAAN PARASITOID DALAM PENGENDALIAN LALAT BUAH Bactrocera DI PULAU LOMBOK. ABSTRAK

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAHAN DAN METODE. Tabel 2 Ketinggian tempat dan ordinat lokasi pengambilan sampel. Psr. Induk Kramat Jati

I. PENDAHULUAN. diperkirakan, pengendalian hama pun menjadi sulit dilakukan.

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan dan hasil penelitian serta

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Gunung Kidul, adalah sebuah kabupaten di Provinsi

J. Agrisains 10 (1) : 28-34, April 2009 ISSN :

PENGARUH PERANGKAP WARNA BERPEREKAT TERHADAP HAMA CAPSIDE (Cyrtopeltis tenuis Reut) (Hemiptera : Miridae) PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRIH TERHADAP PENYEBAB PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L.Sacaracharata)

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

JURNAL. JENIS DAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera spp. (DIPTERA : TEPHRITIDAE) BERDASARKAN WAKTU TANGKAP PADA AREAL TANAMAN CABAI MERAH DI KOTA TOMOHON

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Berbah berada di dataran

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan,

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

EFEKTIVITAS KOMPOSISI PESTISIDA NABATI TERHADAP HAMA WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta Thunberg) PADA TANAMAN PADI DI LAPANG

BAB I PENDAHULUAN. tradisional hingga pasar modern. Selain itu, jambu biji juga penting sebagai

Mahasiswa Fakultas Pertanian UR

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

Uji Efektifitas Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Perilaku Makan Tikus Hama (Rattus argetiventer)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BERBAGAI PERSENTASE NAUNGAN

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan

UJI EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI BINTARO (Cerbera manghas) TERHADAP HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN KEDELAI

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. = µ + A i + B j + (AB) ij + C k + ijk

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 2 (5) : 454-459, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 DAYA TARIK JENIS ATRAKTAN DAN WARNA PERANGKAP YANG BERBEDA TERHADAP LALAT BUAH (DIPTERA:TEPHRITIDAE) PADA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) DI DESA SOULOVE Attractiveness of Different Attractant and Colours Traps to Fruit Flies (Diptera: Tephritidae) on Mango Plants (Mangifera indica) at Soulove Village Miswanto Marikun 1), Alam Anshary 2), Shahabuddin 2) 1) Student of Agrotecnology Study Programe, Faculty of Agriculture, Tadulako University, Palu 2) Lecturer Staf of Agrotecnology Study Programe, Faculty of Agriculture, Tadulako University, Palu e-mail : antomiswanto93@yahoo.com e-mail : anshary2002@yahoo.com e-mail : shahabsaleh@gmail.com ABSTRACT The purpose of this study is to evaluate attractiveness of different attractant and colours traps to fruit flies (Diptera: Tephritidae) on mango plants. This research was conducted at the Soulove Village, Sigi District, Sigi Biromaru Regency by using a factorial of randomized block design consisted of two-factor treatments. Factor 1: attractants types (leaf extract of Melaleuca bracteata, E1 Vitex trifolia, E2, and water, E0). Factor 2: trap color (transparent, W1; and yellow, W2) with 3 replications for each treatment. The result showed that four fruit fly species (Bactrocera dorsalis, B.albistrigatus, B. cucurbitae and B.umbrosus). Each type of attractan has significantly attractiveness on fruit flies in all observations. The extract of M. bracteata and V. trifolia was the most effective in controlling fruit fly, and It can trap on average of 69 imago/trap/ 5 days. The yellow trap (W2) were significantly different with the transparent trap (W1) only at 45 DAP. The most effective trap color controlled fruit flies was the yellow trap, because it can capture the fruit flies in high quantities, that is 24 imago/trap/5 days. Key words: Fruit Flies, Melauca bracteata, Vitex trifolia, trap color ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi daya tarik perangkap atraktan dan warna yang berbeda untuk lalat buah (Diptera: Tephritidae) pada tanaman mangga. Penelitian ini dilakukan di desa Soulove, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan pola faktorial. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu (Faktor 1) jenis atraktan (ekstrak daun Melaleuca bracteata, E1, Vitex trifolia E2, dan air E0). Faktor 2 perangkap warna (transparan W1, dan kuning W2) dengan 3 ulangan untuk setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukan empat spesies lalat buah yaitu Bactrocera dorsalis, B.albistrigatus, B. cucurbitae, dan B.umbrosus. Setiap jenis atraktan memiliki daya tarik terhadap lalat buah di semua pengamatan secara signifikan. Ekstrak tanaman yang paling efektif mengendalikan lalat buah adalah M.bracteata dan V. trifolia dan dapat memerangkap rata-rata 69 lalat buah /perangkap/5 hari. Perangkap kuning (W2) dan perangkap transparan (W1) berbeda signifikan hanya pada 45 HST. Perangkap warna yang memiliki daya tarik efektif mengendalikan lalat buah adalah perangkap berwarna kuning, karena dapat menangkap banyak lalat buah, yaitu 24 lalat buah /perangkap/5 hari. Kata kunci: Lalat buah, Melauca bracteata, Vitex trifolia, warna perangkap. 454

PENDAHULUAN Tanaman mangga ( Mangifera indica) merupakan komoditas yang prospektif untuk dikembangkan terutama pada daerah lahan kering, karena nilai ekonomisnya yang tinggi, permintaan pasar yang tumbuh dengan pesat baik pasar dalam negeri maupun luar negeri, sehingga perlu dilakukan penanganan dalam penggelolaan dan pemberdayaan tanaman mangga yang dapat memberikan hasil produksi yang berkualitas dan memuaskan konsumen. Produksi buah mangga nasional pada tahun 2011 sebesar 2.129.608 ton, dengan ekspor 1.485 ton, dan impor 989 ton. Sebagian besar impor buah mangga dalam bentuk produk olahan/kering. Kesenjangan yang cukup besar antara produksi dan volume ekspor ini menunjukkan bahwa daya saing mangga Indonesia masih relatif rendah di luar negeri (Puslitbang Hortikultura, 2012). Lalat buah (Diptera:Tephritidae) merupakan hama yang sangat merugikan di bidang hortikultura, karena sering membuat produk hortikultura seperti mangga, cabai, jambu biji, belimbing, nangka, jeruk dan buah-buahan lainnya menjadi busuk dan berbelatung (Kardinan, 2002). Lalat buah merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada tanaman hortikultura diantaranya mangga. Lalat buah yang sering menyerang buah-buahan dan sayur-sayuran adalah Lalat buah genus Bactrocera. Serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu buah. Kerugian akibat lalat buah (Bactrocera sp.) tersebut dapat menurunkan hasil panen ±50-75% (Irmawati, 2013). Jenis OPT pada tanaman buah-buahan masih banyak yang belum dilaporkan, oleh karena itu inventarisasi dan identifikasi sumber infeksi OPT penting pada komoditas tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui jenis OPT, daerah sebar, cara penyebaran, dan status OPT secara tepat di lapangan. Identifikasi OPT merupakan kegiatan penting yang sangat menentukan keberhasilan pengendalian. Kesalahan dalam mengidentifikasi OPT dapat mengakibatkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan pengendaliannya (Iyar, 2006). Di Hawaii salah satu teknik pengendalian lalat buah yaitu dengan penggunaan atraktan (pemikat lalat buah dengan bahan aktif metil eugenol yang dapat mengurangi penggunaan pestisida sebesar 75-95%. Sedangkan di Indonesia pengandalian masih banyak dilakukan dengan menggunakan pestisida kimiawi, melakukan pembungkusan buah dan perlakuan fisik lainnya yang kurang efektif dalam pengendaliannya. Penggunaan metil eugenol merupakan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan telah terbukti efektif. (Thamrin, 2013). Di Indonesia terdapat banyak tanaman yang bisa digunakan sebagai alternatif insektisida kimiawi, diantaranya daun legundi (Vitex trifolia) dan daun wangi (Melaeuca bracteata). Bagian tanaman legundi mengandung zat flavonoid yang sering digunakan sebagai bahan insektisida alami, dan pada daun legundi terdapat senyawa aromatik yang khas sehingga dapat menarik serangga dari ordo diptera. Daun wangi (Melaleuca bracteata) mengandung bahan aktif yang disukai oleh lalat buah, yaitu Methyl eugenol, dengan kadar yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengendali hama lalat buah yang ramah lingkungan (Kardinan, 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis lalat buah yang menyerang tanaman mangga dan untuk mengetahui pengaruh perangkap warna terhadap kepadatan populasi lalat buah yang diberi senyawa ekstrak daun wangi dan legundi diareal pertanaman mangga di Desa Solove Kec Sigi Biromaru. Kab. Sigi. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di areal pertanaman mangga di desa Soulove Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman mangga arum manis yang berada di lahan percobaan, antraktan ekstrak daun wangi (M. bracteata), ekstrak daun legundi (V. trifolia), dan campuran keduanya. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroskop stereo, mikroskop binokuler dengan pembesaran 10-40 kali, kaca pembesar (lup), botol perangkap, pinset, kamera canon Eos C100, stoples, botol koleksi, kain kasa, 455

karet gelang, pisau, gunting, alat-alat tulis dan lainnya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, dengan menggunakan 8 kombinasi dan 3 kali ulagan yaitu sebagai berikut: Air (E0), Atraktan ekstrak kasar daun wangi (M. bracteata L) 45g/l air (E1), Atraktan ekstrak kasar daun legundi (V. trifolia L) 45g/l air (E2), Atraktan ekstrak kasar daun wangi dan atraktan ekstrak kasar daun legundi 45g/l air (E3), perangkap transparan (Tanpa warna) (W1), dan perangkap kuning (W2). Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 24 unit perlakuan. Survei Lokasi dan Penentuan Sampel. Survei terlebih dahulu dilakukan untuk menentukan lokasi yang akan dipilih untuk menjadi lokasi penelitian lalat buah. Survei dilakukan di areal pertanaman mangga. Tanaman mangga yang digunakan sebagai sampel sebanyak 12 pohon, jumlah pohon ditentukan berdasarkan jumlah perangkap yang terpasang di areal pertanaman mangga tersebut. Pembuatan Ekstrak. Pembuatan atraktan daun wangi dan atraktan daun legundi dilakukan dengan metode perendaman/ maserasi. Langkah kerja pembuatan ekstrak yaitu daun yang telah disiapkan dilayukan selama 5 hari masingmasing daun ditimbang 45 gram, kemudian daun dihancurkan menjadi lebih kecil. Daun direndam dengan alkohol 70% lalu diaduk hingga rata dan dibiarkan selama 15 menit. Kemudian ditambahkan air 1 Liter dan direndam selama 24 jam. Kemudian air dipisahkan dari daun dengan cara ditiriskan dan air tirisan tersebut sudah siap dipakai sebagai atraktan. Pembuatan Perangkap. Perangkap steiner modifikasi terbuat dari botol bekas air mineral yang berukuran 1,5 Liter, dibuat jendela atau lubang pada sisi pinggir botol yang berfungsi sebagai pintu masuk bagi lalat buah, serta kawat aluminium sebagai gantungannya. Pembuatan perangkap dilakukan dengan cara botol mineral berukuran 1,5 Liter dilubangi pada bagian sisi kiri dan kanan dengan menggunakan pisau cutter, dengan jarak lubang dengan dasar botol sekitar 10 cm, kemudian lubang tersebut dipasngkan pintu masuk lalat buah yang terbuat dari ujung botol mineral yang sudah dipotong dan dipasang terbalik sehingga tampak seperti corong. Pada bagian atas penutup perangkap dipasangkan kawat sebagai alat untuk menggantungkan perangkap pada dahan. Pemasangan Perangkap. Sebelum dipasang, perangkap diisi dengan atraktan hasil ekstrak kasar dari daun wangi, legundi dan campuran keduanya sesuai dengan ukuran sebanyak 30 ml. Perangkap lalat buah yang telah terisi ekstrak tersebut dipasang pada cabang pohon tanaman mangga pada ketinggian 1-2,5 m di atas permukaan tanah. Perangkap yang dipasang berjumlah 24 perangkap dengan cara meletakannya secara acak. Perangkap dipasang pada tanaman mangga, sebanyak 2 perangkap per pohon dengan ketinggian yang sama. Pengamatan. Pengamatan dilakukan selama 12 kali dengan interval waktu pengamatan setiap 5 hari dan pengamatan dilakukan dengan cara menghitung dan mengidentifikasi lalat buah yang terperangkap pada botol perangkap. Untuk mengeluarkan lalat buah yang terperangkap, mulut perangkap dibuka lalu lalat dikeluarkan dan disaring menggunakan saringan kemudian dihitung jumlahnya. Parameter Pengamatan Jenis-Jenis Lalat Buah. Pengamatan Jenisjenis lalat buah yang terperangkap dari setiap perlakuan di koleksi dan diidentifikasi di laboratorium UPT Proteksi Tanaman menggunakan mikroskop elektrik, dan mengacu pada Jurnal panduan Suputa.,dkk., (2005). Kepadatan Populasi Lalat Buah. Pengamatan populasi lalat buah dilakukan pada masingmasing perangkap yang dipasang pada setiap perlakuan dan ulangan. Pengamatan dilakukan mulai dari pengamatan pertama pada saat buah mangga berumur 35 hari. Analisis Data. Data hasil pengamatan akan dianalisis menggunakan analisis varian sesuai Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang berpengaruh nyata di uji lanjut dengan uji BNJ α= 5% untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata. 456

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi menunjukan bahwa ada 4 jenis lalat buah yang terperangkap selama penelitian yaitu Bactrocera dorsalis, B.umbrosus, B.albistrigatus, dan B.cucurbitae dan pada setiap spesies memiliki ciri yang berbeda. Jumlah individu yang terperangkap terbanyak adalah spesis B. dorsalis pada perangkap kuning yang diisi dengan ekstrak daun wangi dan legundi (W2E3) sebanyak 414 ekor dan jumlah individu yang terperangkap terendah adalah spesis B. umbrosus pada perangkap transparan yang diisi ekstrak daun wangi dan legundi (W1E3) sebanyak 63 ekor (Tabel 1) Hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah dan jenis lalat buah yang terperangkap pada ekstrak dan perangkap warna yang berbeda menunjukan bahwa jumlah lalat buah tertingi yang terperangkap adalah spesis B. dorsalis pada perlakuan W2E3. Dan terendah adalah spesis B. umbrosus pada perlakuan W1E3. Hasil sidik ragam menunjukan tidak terjadi interaksi antara konsentrasi ekstrak daun wangii (M. bracteata F) dan legundi (E) dan Perangkap (W) terhadap kepadatan populasi lalat buah. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian ekstrak daun legundi (V. trifolia F) (E1) dan daun wangi (M. bracteata F) (E2) berpengaruh nyata terhadap kepadatan populasi lalat buah (Diptera:Tephritidae) pada pengamatan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, dan 12 HSP (Tabel 2). Campuran ekstrak kasar daun legundi dan ekstrak kasar daun wangi, paling efektif memerangkap lalat buah yaitu sebanyak 69 ekor /perangkap/ 5 hari. Hal ini diperkirakan karena adanya 2 ekstrak/atraktan dari tanaman daun wangi dan legundi yang terdapat pada perangkap tersebut sehingga dapat memerangkap lalat buah dalam jumlah tertinggi karena terjadi efek sinergis. Isyarat kimia baik berupa bau yang dikeluarkan oleh buah maupun atraktan sintetis paraferomon akan menyebabkan lalat buah tertarik untuk mendekati bahan tersebut (Hasyim.,dkk., 2006). Hasil penelitian terhadap Metyl eugenol dari tanaman Melaleuca sp. dan Ocimum sp. pada komoditas belimbing, jambu biji, jambu air, nangka kuning, mangga, cabai merah, tomat dan lainnya menunjukkan bahwa atraktan nabati ini efektif dalam memerangkap hama lalat buah. Daya tangkap atraktan berkisar antara puluhan hingga ribuan lalat dalam perangkap dalam 1 minggu, bergantung pada musim, lokasi dan komoditi tanaman (Kardinan, 2002). Hasil pengamatan menunjukan bahwa kepadatan populasi lalat buah mengalami peningkatan pada 15 sampai 25 HSP setelah itu mengalami kenaikan yang relatif rendah namun ada juga yang mengalami penurunan, kecuali pada perlakuan kontrol. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pada pengamatan 45 HSP menunjukan bahwa perangkap tanpa warna W1 (11,65) berbeda nyata dengan perangkap warna kuning W2 (14,76). Jumlah lalat buah yang tertangkap terbanyak pada pengamatan 45 HSP terdapat pada warna kuning (W2) pada ulangan 3 yaitu 76 ekor, sedangkan ulangan 2 yaitu 49 ekor, dan ulangan 1 yaitu 52 ekor. Jumlah lalat buah yang tertangkap terbanyak pada pengamatan 45 HSP terdapat pada warna kuning (W2) pada ulangan 3 yaitu 76 ekor, sedangkan ulangan 2 yaitu 49 ekor, dan ulangan 1 yaitu 52 ekor. Warna perangkap yang terbaik dalam penelitian ini adalah perangkap warna kuning, yaitu dari 12 perangkap yang terpasang dapat menangkap 298 ekor lalat buah, pada tiap perangkap menangkap 24 ekor /perangkap/5 hari. Hal ini diperkirakan karena pada umunya lalat menggunakan isarat visual untuk menemukan inangnya dari hasil penelitian menunjukan bahwa lalat buah menyukai warna kuning sehingga pada penelitian ini perangkap yang berwarna kuning lebih banyak memerangkap lalat buah dalam jumlah yang tinggi. Hama lalat buah menggunakan sejumlah isyarat visual (visual cues) ataupun isyarat kimia (chemical cues) untuk menemukan inang berupa buah atau sayuran. Kesesuaian isyarat visual maupun isyarat kimia akan menyebabkan lalat buah lebih tertarik untuk menemukan inangnya. Beberapa penelitian telah dilakukan antara lain bentuk, ukuran, dan warna dari alat perangkap yang merupakan stimulasi visual serta memberikan tanggapan tertentu terhadap hama lalat buah (Hasyim.,dkk., 2006). 457

Tabel 1. Jumlah dan Jenis Lalat buah (Diptera:Tephritidae) yang Terperangkap Pada Pengamatan 1-12 Dalam interval Waktu 5 Hari. Perlakuan Jenis Lalat Buah yang Terperangkap B. dorsalis B. umbrosus B.albistrigatus B.cucurbitae W1 E0 0 0 0 0 W2 E0 0 0 0 0 W1 E1 341 76 0 0 W2 E1 386 94 0 0 W1 E2 0 0 175 103 W2 E2 0 0 202 120 W1 E3 387 63 309 104 W2 E3 414 65 271 141 Total 1.528 298 957 468 Tabel 2. Rata-rata Kepadatan Populasi Jenis Lalat buah (Diptera:Tephritidae) yang Terperangkap pada Berbagai Ekstrak Setelah Ditransformasi ke x+0,5. Perlakuan Ekstrak BNJ 0,05% E0 E1 E2 E3 5 HSP 0,71 c 3,41 ab 2,33 b 3,64 a 0,94 10 HSP 0,71 c 3,17 ab 2,98 b 4,48 a 1,37 15 HSP 0,71 c 3,17 ab 2,45 b 3,78 a 0,96 20 HSP 0,71 b 3,85 a 3,17 a 4,61 a 1,45 25 HSP 0,71 b 4,99 b 3,24 b 8,12 a 2,73 30 HSP 0,71 b 3,80 a 2,59 a 3,70 a 1,75 35 HSP 0,71 c 3,24 b 3,08 b 5,04 a 0,69 40 HSP 0,71 b 2,67 a 3,05 a 3,80 a 1,26 50 HSP 0,71 c 2,84 b 2,88 b 5,65 a 0,59 55 HSP 0,71 c 3,56 b 3,03 b 5,37 a 0,61 60 HSP 0,71 c 3,70 ab 2,53 b 4,22 a 0,75 Rata-rata 0,71 c 3,49 b 2,85 b 4,76 a 1,19 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ α= 5% KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jenis-jenis lalat buah yang terdapat di areal pertanaman mangga adalah B. dorsalis, B. umbrosus, B. albistrigatus, dan B. cucurbitae. Jenis dan jumlah spesies lalat buah yang banyak terperangkap adalah spesis B. dorsalis (414 ekor) yang terendah adalah spesis B. umbrosus (63 ekor). 2). Perlakuan ekstrak daun wangi (M.bracteata) dan daun legundi (V.trifolia) berpengaruh nyata terhadap kepadatan populasi lalat buah pada semua pengamatan. Efektifitas Atraktan ekstrak kasar tumbuhan daun wangi dan daun legundi merupakan atraktan yang sangat efektif untuk mengendalikan lalat buah pada tanaman mangga, karena dapat memerangkap lalat buah dalam jumlah yang cukup tingi. Warna perangkap yang paling efektif digunakan untuk penendalian hama lalat buah adalah warna kuning karena dapat menangkap lalat buah dalam jumlah yang cukup tinggi, yaitu 24 ekor /perangkap/5 hari. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan atraktan ekstrak kasar daun wangi dan legundi pada tanaman budidaya yang lainnya dalam penegendalian hama lalat buah. 458

DAFTAR PUSTAKA Hasyim, Muryati, dan W.j de Kagel. 2006. Evektivitas Model dan Ketinggian Perangkap Dalam Menangkap Hama Lalat Buah Jantan, Bactrocera spp.balai Penelitian tanaman Buah Tropika, Bandung. Irmawati L. 2013. Kerugian yang Ditimbulkan Lalat Buah Nangka dan Cara Mengatasinya. Melalui http://mbem25.blogspot.com/2013/04/kerug ian-yang-ditimbulkan-lalat-buah.html tanggal 10 Januari 2014. Iyar. 2006. Survei hama lalat buah (Diptera:Tephritidae) di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2006. Balai Karantina Tumbuhan Kelas I, Makassar. Kardinan A. 2002. Tanaman Aromatik Pengendali Hama Lalat Buah. http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/ 164/pdf. Diakses tanggal 10 Januari 2014. Puslitbang Hortikultura. 2012. Keragaan VU Mangga untuk Tingkatkan Produksi dan Daya Saing. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/ 1299/. Diakses: 07 Oktober 2013. Suputa, Albertus P. 2005. Identifikasi lalat Buah (Karakter Morfologi dan Kunci Identifikasi). Makalah disampaikan pada Workshop Kehilangan Hasil Akibat Serangan LaLat Buah, DITLIN HORTI, Hotel Singgasana, Makassar 19-21 Agustus 2008. Thamrin M. 2013. Metil Eugenol Sebagai Perangkap Lalat Buah. http://balittra.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=11 97&Itemid=140. Diakses tanggal 10 Januari 2014. 459