SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2009 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PROFESOR RISET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ORASI ILMIAH WIDYAISWARA

2017, No atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan.

2016, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

MATERI BUKU. 3. Lampiran lampiran

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DAN ANGKA KREDITNYA BAGI PEGAWAI NEGERI SIP

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PENGGUNAAN KOP SURAT DAN CAP DINAS DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Powered by TCPDF (

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2013 tentang Badan Kepegaw

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 297/KPTS/M/2012 TENTANG

2015, No Kompetensi Pejabat Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perli

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : KM 6 Tahun 2004 TENTANG

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dal

2017, No Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organis

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/128/M.PAN/9/2004 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN. 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemprosesan Surat Masuk Rahasia di

BAB IV PERANGKAT NASKAH DINAS

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 106 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN PENELITI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

2017, No Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratu

BAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN

BAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

2 Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 116, Tambahan L

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 4586); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN. Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6,nomor 5494);

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2009 TENTANG TATA CARA PENGUKUHAN PENELITI UTAMA UNTUK MENDAPATKAN GELAR PROFESOR RISET KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, Menimbang : a bahwa dengan Keputusan Bersama Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor 412/D/2009 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 12 Tahun 2009, tanggal 14 April 2009, telah ditetapkan perubahan atas Keputusan Bersama Kepala LIPI Nomor 3719/D/2004 dan Kepala BKN Nomor 60 Tahun 2004 tentang Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kreditnya; b bahwa untuk menindaklanjuti ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu untuk menetapkan kembali Tata Cara Pengukuhan Peneliti Utama untuk Mendapatkan Gelar Profesor Riset; Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 4 Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 5 Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2005; 6 Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005; 7 Keputusan Presiden Nomor 164/M Tahun 2002; 8 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/128/M.PAN/9/2004 tentang Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kreditnya; 1

9 Keputusan Bersama Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 3719/D/2004 dan Nomor 60 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kreditnya, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bersama Kepala LIPI dan Kepala BKN Nomor 412/D/2009 dan Nomor 12 Tahun 2009; 10 Peraturan Kepala LIPI Nomor 01/E/2005 tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah; 11 Peraturan Kepala LIPI Nomor 03/E/2005 tentang Pedoman Pemilihan/Penentuan Bidang Penelitian dan/atau Kepakaran Peneliti; 12 Peraturan Kepala LIPI Nomor 04/E/2005 tentang Tata Cara Pengukuhan Peneliti Utama untuk Mendapatkan Gelar Profesor Riset; 13 Peraturan Kepala LIPI Nomor 04/H/2008 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Peneliti Berjenjang; 14 Peraturan Kepala LIPI Nomor 04/E/2009 tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti; 15 Peraturan Kepala LIPI Nomor 06/E/2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti; 16 Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/M/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala LIPI Nomor 3212/M/2004. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TENTANG TATA CARA PENGUKUHAN PENELITI UTAMA UNTUK MENDAPATKAN GELAR PROFESOR RISET. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan penelitian dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan (litbang) instansi pemerintah. 2. Kandidat Profesor Riset adalah Peneliti Utama yang telah memenuhi persyaratan dan akan melakukan orasi pengukuhan Profesor Riset. 3. Satuan/unit organisasi litbang adalah instansi pemerintah yang secara fungsional memiliki tugas pokok dan fungsi litbang. 4. Orasi Ilmiah adalah pidato resmi atau komunikasi formal yang disampaikan kepada hadirin sebagai pengejawantahan karya dan karsa ilmuwan dalam mengabdikan iptek sesuai dengan kepakarannya untuk kemajuan umat manusia serta pembangunan nusa dan bangsa, dan/atau pernyataan diri atas bidang kepakaran yang merupakan refleksi tersurat dari bidang penelitian yang ditekuninya selama ini. 5. Naskah orasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah (KTI) Kandidat Profesor Riset disampaikan dalam bahasa yang komunikatif, sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau orang yang tidak sebidang dengan kepakaran atau keilmuannya. 6. Bidang kepakaran peneliti adalah ruang lingkup keahlian, keterampilan, sikap dan tindak seorang Peneliti yang mencerminkan tugas, fungsi, kewajiban, hak, tangggung jawab dan kompetensinya. Pasal 2 Gelar Profesor Riset merupakan pengakuan, kepercayaan dan penghormatan yang diberikan atas keberhasilan seorang PNS dalam mengemban tugasnya di bidang litbang. 2

BAB II PERSYARATAN Pasal 3 Gelar Profesor Riset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada Peneliti Utama yang sudah menyampaikan orasi ilmiah dalam suatu prosesi upacara pengukuhan. Pasal 4 (1) Peneliti yang menduduki jabatan Peneliti Utama - IV/e dapat dikukuhkan untuk mendapatkan gelar Profesor Riset, dengan persyaratan sebagai berikut: a. Menyampaikan permohonan secara tertulis yang ditandatangani oleh Pimpinan atau Pejabat setingkat Eselon I pada Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)/Daerah kepada Kepala LIPI dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Peneliti (Pusbindiklat Peneliti) LIPI paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum rencana pengukuhan; b. Melampirkan konsep buku Naskah Orasi Ilmiah pengukuhan sesuai dengan bidang kepakaran/penelitian yang bersangkutan; c. Pendidikan Strata Tiga (S3) yang telah diakui berdasarkan peraturan yang berlaku; d. Telah memperoleh Surat Keputusan Presiden tentang pengangkatan ke dalam jabatan Peneliti Utama; e. Melampirkan Penetapan Angka Kredit (PAK) terakhir dengan pendidikan S3 yang telah dinilai. (2) Pangkat/golongan ruang tidak menjadi persyaratan untuk pengajuan pengukuhan Profesor Riset. Pasal 5 Peneliti Utama yang telah mencapai angka kredit 1.050 atau lebih sesuai ketentuan, dengan pendidikan Strata Satu (S1) atau Strata Dua (S2) tidak berhak melakukan orasi ilmiah, tetapi wajib melakukan pemeliharaan (maintenance) paling kurang 25 angka kredit setiap 2 (dua) tahun sekali, terdiri atas: a. paling kurang 80% dari unsur penelitian dan/atau pengembangan iptek, dan b. paling banyak 20% dari unsur diseminasi pemanfaatan iptek dan/atau unsur pembinaan kader peneliti. Pasal 6 Orasi Ilmiah dalam rangka pengukuhan Peneliti Utama - IV/e untuk memperoleh gelar Profesor Riset dilakukan paling lama 2 (dua) kali maintenance. Apabila selama 2 (dua) kali maintenance belum melakukan orasi, maka yang bersangkutan tidak berhak memperoleh gelar Profesor Riset, tetapi tetap melakukan maintenance sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pasal 7 Pelaksanaan pengukuhan Profesor Riset diikuti paling banyak 3 (tiga) orang Kandidat Profesor Riset dalam satu kali pengukuhan. Pasal 8 Untuk kelancaran pelaksanaan pengukuhan Profesor Riset didahului dengan rapat koordinasi dan gladi bersih. BAB III MAJELIS PENGUKUHAN PROFESOR RISET Pasal 9 Susunan Majelis Pengukuhan Profesor Riset ditetapkan dengan Keputusan Kepala LIPI dan berlaku untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan pengukuhan. Pasal 10 (1) Majelis Pengukuhan Profesor Riset, terdiri dari: a. Seorang Ketua; b. Seorang Sekretaris; c. Anggota; paling banyak 7 (tujuh) orang Profesor Riset, yaitu 2 (dua) orang dari instansi Kandidat Profesor Riset dan 5 (lima) orang ditunjuk oleh Kepala LIPI. (2) Apabila anggota dari instansi Kandidat Profesor Riset tidak terpenuhi sesuai ayat (1) huruf c, maka anggota ditunjuk oleh Kepala LIPI. 3

Pasal 11 Majelis Pengukuhan Profesor Riset dibantu oleh: a. Dua orang Panitera; b. Seorang Pedel (pemandu prosesi). Pasal 12 Majelis Pengukuhan Profesor Riset memiliki bidang kepakaran yang sama atau mendekati bidang kepakaran Kandidat Profesor Riset. BAB IV TIM PENILAI NASKAH ORASI ILMIAH Pasal 13 Tim Penilai Naskah Orasi Ilmiah ditetapkan oleh Kepala LIPI dan berlaku untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan pengukuhan. Pasal 14 (1) Tim Penilai Naskah Orasi Ilmiah berjumlah 3 (tiga) orang Profesor Riset, yaitu 2 (dua) orang dari instansi Kandidat Profesor Riset dan 1 (satu) orang dari LIPI yang ditetapkan oleh Kepala LIPI; (2) Apabila anggota Tim Penilai dari instansi Kandidat Profesor Riset tidak terpenuhi sesuai ayat (1), maka tim penilai ditetapkan oleh Kepala LIPI. Pasal 15 Tim Penilai Naskah Orasi Ilmiah memiliki bidang kepakaran yang sama atau mendekati bidang kepakaran dengan Naskah Orasi Ilmiah Kandidat Profesor Riset yang dinilai. Pasal 16 Tim Penilai Naskah Orasi Ilmiah bertugas: a. Memberikan penilaian atas substansi dan sistematika Naskah Orasi Ilmiah; b. Memberikan masukan perbaikan Naskah Orasi Ilmiah; c. Memberikan rekomendasi kepada Kepala LIPI selaku Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset tentang layak tidaknya Naskah Orasi Ilmiah sebagai bahan pengukuhan. Pasal 17 (1) Sidang Tim Penilai Naskah Orasi Ilmiah dipimpin oleh Ketua Tim Penilai Peneliti Pusat (TP3) dan dihadiri oleh anggota Tim Penilai. (2) Sekretaris Tim Penilai Naskah Orasi Ilmiah secara ex officio dijabat oleh Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI. (3) Apabila hasil penilaian tidak mencapai kesepakatan, dapat ditunjuk Penilai Ahli (Independent Referee). (4) Apabila hasil penilaian menyatakan perubahan mendasar maka Naskah Orasi Ilmiah dinilai kembali oleh 3 (tiga) orang. (5) Apabila hasil penilaian menyatakan perubahan tidak mendasar baik substantif maupun teknis, penilaian akhir dilakukan paling kurang oleh 1 (satu) orang Penilai. (6) Surat menyurat hasil penilaian dilakukan oleh Pusbindiklat Peneliti LIPI. BAB V NASKAH ORASI ILMIAH Pasal 18 Naskah Orasi Ilmiah Profesor Riset berisi: a. Sari pati/esensi dari seluruh karya ilmiah Kandidat Profesor Riset; b. Perspektif perkembangan iptek masa lalu, sekarang dan yang akan datang; c. Kontribusi individual Kandidat Profesor Riset dalam membangun dan mengembangkan iptek yang menjadi bidang kepakarannya serta menyebutkan karya ilmiahnya yang relevan; d. Kontribusi umum bidang iptek yang menjadi bidang kepakarannya dalam menyelesaikan permasalahan aktual atau strategis dari pemerintah dan masyarakat. 4

Pasal 19 Sistematika penulisan Buku Naskah Orasi Ilmiah adalah: a. Halaman sampul; b. Ringkasan Daftar Riwayat Hidup disertai foto Kandidat Profesor Riset berukuran 4x6 cm yang ditempel di sudut kiri atas; c. Prakata; d. Pendahuluan; e. Inti Orasi Ilmiah sebagaimana diatur pada Pasal 18; f. Kesimpulan; g. Penutup. h. Ucapan terima kasih; i. Daftar pustaka (mengikuti kaidah penulisan yang baku/standar yang ditetapkan LIPI); j. Daftar publikasi ilmiah Kandidat Profesor Riset; k. Keikutsertaan sebagai pembicara dalam kegiatan ilmiah dan tulisan di media lain; l. Editor majalah/prosiding; m. Pembinaan Kader Ilmiah; n. Aktivitas di organisasi profesi/ilmiah; o. Daftar riwayat hidup lengkap. Pasal 20 Format buku Naskah Orasi Ilmiah adalah: a. Halaman sampul berisi logo/lambang instansi Kandidat Profesor Riset dan lambang LIPI, ISBN, bidang kepakaran, judul Naskah Orasi Ilmiah, nama penulis dan instansinya serta waktu pelaksanaan; b. Judul ditulis dengan huruf kapital tebal (bold), font Times New Roman 20; c. Isi Naskah Orasi Ilmiah diketik dengan menggunakan: 1) Font Times New Roman 12; 2) Satu spasi; 3) Ukuran kertas A5, (148 x 210 mm); 4) Ditulis timbal balik; 5) Batas atas dan bawah 25 mm, batas kiri dan kanan 20 mm; 6) Nomor halaman ditulis di sudut bawah. BAB VI ORASI ILMIAH Pasal 21 Orasi Ilmiah Pengukuhan Profesor Riset dilakukan 1 (satu) kali selama Peneliti menjadi PNS. Pasal 22 (1) Penyelenggaraan Orasi Ilmiah dilangsungkan dalam suatu sidang terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset, dihadiri oleh para peneliti, ilmuwan dan undangan lainnya di tempat yang ditentukan oleh instansi Kandidat Profesor Riset atau tempat lain yang disetujui oleh Kepala LIPI. (2) Pembacaan Naskah Orasi Ilmiah paling lama 20 (dua puluh) menit. Pasal 23 (1) Panitia penyelenggara Orasi Ilmiah dibentuk oleh pejabat berwenang dari instansi Kandidat Profesor Riset bekerja sama dengan Pusbindiklat Peneliti LIPI. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh pimpinan instansi Kandidat Profesor Riset. BAB VII PERLENGKAPAN UPACARA ORASI ILMIAH Pasal 24 Pakaian pada upacara Orasi Ilmiah adalah: a. Majelis Pengukuhan Profesor Riset, Kandidat Professor Riset dan Pedel (pemandu prosesi) mengenakan pakaian Toga; b. Panitera mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) berwarna gelap. Pasal 25 (1) Pakaian Toga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a, berwarna hitam dengan lengan panjang melebar ke arah pergelangan tangan, dengan bentuk: 5

a. Bagian pergelangan tangan diberi lapisan bahan beludru warna hitam selebar kurang lebih 12 cm; b. Bagian atas lengan sebelah luar dan pada punggung Toga terdapat lipatan-lipatan (plooi); c. Bagian leher dan sepanjang garis pembuka dilapisi dengan bahan beludru warna hitam. (2) Pakaian pria disertai dengan kemeja warna putih berdasi kupu-kupu dan celana warna gelap, bagi wanita dengan kemeja warna putih berdasi kupu-kupu dan rok warna gelap atau pakaian nasional. Pasal 26 Kelengkapan Toga bagi Majelis Pengukuhan Profesor Riset terdiri dari: a. Topi jabatan berbentuk baret (bulat) berwarna hitam; b. Kalung jabatan berbentuk rangkaian logo LIPI terbuat dari logam dan berwarna: (1) kuning emas untuk Ketua; (2) putih perak untuk Sekretaris dan Anggota. c. Samir sesuai dengan warna dari lambang masing-masing instansi. Pasal 27 Kelengkapan Toga bagi Pedel memakai topi berbentuk baret (bulat) berwarna hitam. Pasal 28 Kelengkapan pengukuhan Kandidat Profesor Riset, terdiri dari: a. Widyamala berupa pita beludru berwarna ungu dengan medali logam berwarna kuning emas berlogo LIPI dengan tulisan nama kandidat dan nomor urut pengukuhan; b. Sertifikat Profesor Riset ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Majelis Pengukuhan Profesor Riset. BAB VIII PROSESI UPACARA ORASI ILMIAH Pasal 29 Penyelenggaraan pengukuhan Profesor Riset dilaksanakan oleh instansi Kandidat Profesor Riset dengan khidmat dan sederhana. Pasal 30 Prosesi Upacara Orasi Ilmiah, terdiri atas: a. Majelis Pengukuhan memasuki ruangan diiringi lagu Bagimu Negeri; b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya; c. Pembukaan sidang oleh Ketua Majelis; d. Pembacaan Ringkasan Daftar Riwayat Hidup Kandidat Profesor Riset oleh Sekretaris Majelis; e. Penyampaian Orasi Ilmiah oleh Kandidat Profesor Riset; f. Pengalungan Widyamala dan penyerahan sertifikat Profesor Riset oleh Ketua Majelis; g. Penutupan sidang oleh Ketua Majelis; h. Sambutan pimpinan instansi penyelenggara; i. Pembacaan doa; j. Foto bersama; k. Pemberian ucapan selamat. Pasal 31 Ringkasan Daftar Riwayat Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b disusun secara ringkas memuat: a. Identitas Kandidat Profesor Riset; b. Keputusan Presiden tentang Peneliti Utama/Keputusan Kepala LIPI; c. Riwayat pendidikan; d. Riwayat diklat yang pernah diikuti; e. Riwayat jabatan fungsional/struktural; f. Daftar publikasi ilmiah; g. Pembinaan kader ilmiah; h. Organisasi profesi; i. Tanda penghargaan. 6

BAB IX ANGGARAN Pasal 32 Anggaran untuk pelaksanaan Pengukuhan Profesor Riset, dibebankan kepada instansi Kandidat Profesor Riset atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33 (1) Peraturan ini berlaku sesuai dengan berlakunya Peraturan Bersama Kepala LIPI dan Kepala BKN Nomor 412/D/2009 dan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Kepala LIPI dan Kepala BKN Nomor 3719/D/2004 dan Nomor 60 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kreditnya tanggal 14 April 2009; (2) Dikecualikan bagi Kandidat Profesor Riset dengan pendidikan S1/S2 yang telah menyampaikan naskah orasi pengukuhan dan memperoleh penilaian serta telah melakukan perbaikan sebagaimana hasil penilaian Tim Penilai Naskah Orasi sebelum tanggal 14 April 2009 tetap diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Dengan diberlakukannya Peraturan ini maka Peraturan Kepala LIPI Nomor 04/E/2005 tanggal 20 Agustus 2005 tentang Tata Cara Pengukuhan Peneliti Utama untuk Mendapatkan Gelar Profesor Riset dinyatakan tidak berlaku lagi. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 30 Desember 2009 KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, Cap ttd. UMAR ANGGARA JENIE NIP 19500822 197603 1 002 SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Para Menteri/Menteri Negara RI; 2. Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 3. Para Sekretaris Jenderal Lembaga Tinggi Negara; 4. Para Gubernur Kepala Daerah Provinsi; 5. Para Pejabat Eselon I dan II dalam Lingkungan LIPI. Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan Iptek, Deddy Setiapermana NIP 19501217 197703 1 001 Z:\RUTIN\Peraturan\Peraturan 2009\fix prof riset.doc 7