BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Prinsip Lambang Bilangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa pertimbangan hasil akhir. Kegaitan tersebut dilakukan dengan sukarela

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A MELALUI BERMAIN BALOK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 21 MEDAN DENAI.

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB II KAJIAN TEORI. Salah satu kegiatan yang harus diterapkan pada sekolah Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE BERMAIN KERETA ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B TK MERPATI POS KECAMATAN LAWEYAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin : Disciplina yang berarti tertib,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 03 SRINGIN KEC.

Oleh: Endang Rini Sukamti, dkk

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

Pertemuan ke-5 RATNI PURWASIH, S.PD.,M.PD

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

PENERAPAN TEORI JEAN PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Pemahaman Konsep Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI

PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut akan dapat tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menghadapi era globalisasi, pemerintah Indonesia

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini merupakan perkembangan yang sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Karena anak usia dini merupakan masa dimana anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Untuk itu perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan kajian perkembangan manusia, kualitas seseorang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Faktor bawaan harus diterima apa adanya. Artinya, anak lahir sudah membawa bekal sebagai potensi yang siap dikembangkan, dalam perkembangan selanjutnya. (Yus, a.2011:18) Lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan otak. Oleh karena itu, lingkungan perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat mengembangkan dan menyempurnakan apa yang dibawa anak sejak lahir. Bermain memungkinkan anak secara aktif berhubungan dengan lingkungan, untuk bekerja melalui konflik antara dirinya. Mengikuti tugas intelektual dan kognitifnya.(yus, b.2011:19) Perkembangan kognitif anak usia dini berada pada tahapan pra operasional yang artinya masa dimana anak mampu berpikir menggunakan simbol, cara berpikir masih dibatasi oleh persepsi bersifat memusat. Proses berpikir anak selalu

7 dikaitkan dengan apa yang ditangkap oleh pancaindra seperti yang dilihat, didengar, dikecap, diraba, dicium dan selalu diikuti pertanyaan mengapa. Secara natural belajar terbaik anak adalah secara nyata dengan melihat merasakan dan melakukan dengan tangan. Sehingga konsep sedapat mungkin diajarkan dengan dilihat, dipegang dan dimainkan, pengalaman melakukan secara nyata inilah yang akan sangat membantu anak dalam memahami matematika. Sejalan dengan kurikulum TK mengklasifikasikan karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun secara intelektual telah mampu melakukan banyak hal diantaranya: menyebut dan membilang, mengenal lambang bilangan, menghubungkan konsep dengan bilangan, mengenal konsep sama, lebih banyak, lebih sedikit, mengenal penjumlahan dengan benda. Dengan demikian berdasarkan karakteristik perkembangan yang telah dicapai anak usia 5-6 tahun sudah mampu untuk mengkomunikasikan hubungan matematis secara sederhana terutama penambahan dan pengurangan dengan menggunakan benda-benda konkrit ataupun gambar.(hartati,2005:21) 2.1.1.Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Berdasarkan tahap perkembangan kemampuan kognitif anak, tahap perkembangan kognitif anak menurut konsep Piaget, yang membagi empat tahap, yaitu: a. Tahap sensorimotor, pada masa ini kemampuan ank terbatas pada gerakgerak reflex, bahasa awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja. b. Tahap Praoperasional, masa ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun

8 pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak. Persepsi waktu dan tempat masih terbatas. c. Tahap Konkret Operasional, pada tahap ini ank sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi. d. Tahap Formal Operasional, pada tahap ini anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.(sumantri, 2005:13) Perkembangan kognitif berkembang baik bergantung pada kemampuan intelektual, proses interaksi semacam ini nampak pada teori Piaget. Tahapantahapan diatas selalu dialami oleh setiap anak, dan tidak akan pernah ada yang dilewatinya meskipun tingkat kemampuan anak berbeda-beda. Tahapan ini meningkat lebih kompleks dari pada masa awal dan kemampuan kognitif bertambah.(sumantri, 2005:50) Asimilasi artinya proses anak dalam menafsirkan pengalaman barunya yang didasarkan pada interprestasi dunia anak usia dini. Sedangkan akomodasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses adaptasi dengan sejumlah pengalaman baru, misalnya seorang anak usia dini mencoba memegang bola besar, akomodasi akan terjadi ketika anak mengenali bahwa bola tersebut lebih besar daripada mainan yang biasa dimainkannya pada saat proses adaptasi. Menurut Piaget, asimilasi dan akomodasi selalu bekerjasama. Asimilasi dan akomodasi menjadi dasar dalam perkembangan kognitif dan penekanan akan pentingnya menempatkan peranan lingkungan dalam perkembangan anak usia dini. Sumantri (2005:50),

9 2.1.2. Karakteristik Perkembangan Kognitif Adapun karakteristik perkembangan kognitif ada sembilan bagian yaitu : 1) Dapat memahami konsep makna yang berlawanan seperti kosong-penuh, ringan-berat suatu benda. 2) Dapat memadankan bentuk geometri (lingkaran, persegi dan segitiga) dengan obyek nyata atau melalui visualisasi gambar. 3) Dapat menumpuk balok atau gelang - gelang sesuai ukurannya secara berurutan. 4) Dapat mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran. 5) Dapat menyebutkan pasangan benda, mampu memahami sebab akibat. 6) Dapat merangkai kegiatan sehari-hari dan menunjukkan kapan setiap kegiatan dilakukan. 7) Menceritakan kembali 3 gagasan utama dari suatu cerita. 8) Mengenali dan membaca tulisan melalui gambar yang sering dilihat di rumah atau di sekolah. Mengenali dan menyebutkan angka 1-10 (Mudjito,2007).

10 2.1.3. Bermain Dan Permainan 2.1.3.1. Pengertian Bermain Bermain yaitu mendukung perkembangan memori, pemikiran dan keahlian menyelesaikan masalah dari anak melalui aktivitas belajar berdasarkan pengamatan, penyelidikan dan penjelajahan. Bermain juga memberikan pengalaman, informasi dan keahlian yang membentuk kerangka bagi masa depan.menurut Hendrick dalam (Hartati,2005:106) Bermain adalah suatu aktivitas yang langsung dan spontan yang dilakukan oleh seorang anak bersama orang lain atau dengan menggunakan benda-benda disekitarnya dengan senang, sukarela dan imajinatif serta dengan menggunakan perasaannya, tangannya atau seluruh anggota tubuhnya.menurut Gallahue,dalam (Hartati 2005:85) Setiap anak selalu ingin bermain, bermain merupakan sesuatu yang menyenangkan. Hampir tidak ada permainan yang membuat anak tidak senang, bermain dilakukan dengan dan atau alat permainan. Anak dapat menggunakan segala sesuatu yang ada di dekatnya untuk bermain atau hanya dengan dirinya sendiri, misalnya dengan jari-jarinya. Tidak ada paksaan bagi anak untuk melakukan sesuatu dalam bermain. Dalam bermain anak melakukan berbagai kegiatan yang berguna untuk mengembangkan dirinya, anak mengamati, mengukur, membandingkan, berekplorasi, meneliti dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan anak.(hartati,2005:106) Bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela,tanpa paksaan,atau tekanan dari pihak luar. Hurlock,1997:1 Dengan demikian maka kegiatan bermain yaitu kegiatan yang dilakukan oleh anak, dengan atau tanpa alat, yang dilakukan secara sukarela baik individu

11 ataupun berkelompok sehingga bermain dapat dilakukan dengan senang tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 2.1.3.2 Karakteristik Bermain Ada beberapa karakteristik bermain sebagai berikut : a. Bermain muncul dari dalam diri anak Keinginan bermain harus muncul dalam diri anak, sehingga anak dapat menikmati dan bermain sesuai dengan caranya sendiri, itu artinya bermain dilakukan dengan suka rela tanpa paksaan. b. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk di nikmati. Bermain pada anak usia dini harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena anak usia dini memiliki cara bermainnya sendiri. Untuk itulah bermain pada anak selalu menyenangkan dan menggairahkan. c. Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya. Dalam bermain anak melakukan aktivitas nyata, misalnya pada saat anak bermain dengan air,anak melakukan aktivitas dengan air dan mengenal air dari bermainnya. Bermain melibatkan partisipasi aktif baik secara fisik maupun mental. d. Bermain harus difokuskan proses dari pada hasil. Dalam bermain anak harus difokuskan pada proses bukan hasil yang diciptakan anak. dalam bermain anak mengetahui apa yang dia mainkan dan mendapatkan keterampilan baru, mengembangkan perkembangan anak dan anak memperoleh pengetahuan dari apa yang dia mainkan.

12 e. Bermain harus didominasi oleh pemain, dalam bermain harus di dominasi oleh pemain, yaitu anak itu sendiri tidak di dominasi oleh orang dewasa,karena jika didominasi oleh orang dewasa maka anak tidak akan mendapatkan makna apapun dari bermainnya. f. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain. Anak sebagai pemain harus terjun langsung dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain tidak akan mendapatkan pengalaman baru, karena bagi anak bermain adalah bekerja untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Schwartz, B(1997) dalam (Hartati,2005:92) 2.1.3.3 Manfaat Bemain Beberapa para ahli pendidikan diantaranya yaitu Plato dan Frobel menganggap bahwa bermain suatu kegiatan yang mempunyai nilai praktis, tetapi bermain sendiri banyak memiliki manfaat yang positif bagi anak yaitu: a. Aspek fisik, dengan mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan gerakan tubuh, akan membuat tubuh anak menjadi sehat. b. Aspek perkembangan motor kasar dan halus, hal ini untuk meningkatkan ketrampilan anak. c. Aspek sosial, anak belajar berpisah dengan ibu dan pengasuh. Anak belajar menjalin hubungan dengan teman sebaya, belajar berbagi hak, mempertahankan hubungan, perkembangan bahasa, dan bermain peran sosial.

13 d. Aspek bahasa, anak akan memperoleh kesempatan yang luas untuk berani bicara. Hal ini penting bagi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan memperluas pergaulannya. e. Aspek emosi dan kepribadian. Melalui bermain, anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya. Dengan bermain berkelompok, anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan yang dimiliki sehingga dapat membantu perbentukan konsep diri yang positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga diri. f. Aspek kognisi. Pengetahuan yang didapat akan bertambah luas dan daya nalar juga bertambah luas, dengan mempunyai kreativitas, kemampuan berbahasa, dan peningkatan daya ingat anak.(hartati, 2005:94) Bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban. Selanjutnya manfaat bermain bagi anak berpendapat, manfaat bermain adalah: a. Sarana untuk membawa anak ke dalam bermasyarakat b. Dapat mengenal kekuatan diri sendiri c. Mengembangkan fantasi d. Memperoleh kegembiraan, kesenangan dan kepuasan e. Melatih taat kepada aturan yang berlaku Rasyid, Harun, Mansur Dan Suratno (2012:70-71)

14 2. 1.3.4 Jenis Permainan Pada umumnya bermain ada tiga jenis yaitu bermain social, bermain dengan benda, dan bermain sosiodramatik. 1. Bermain Sosial Bermain sosial dapat dilakukan sendiri dengan alat bermain, atau bersama orang lain dengan menggunakan alat bermain. Bentuk ini dibedakan menjadi: a. Bermain sendiri. Disini anak bermain dengan menggunakan alat yang ada, namun tidak memperhatikan kegiatan anak yang lain di ruangan yang sama. b. Bermain sebagai penonton. Anak bermain sambil melihat temannya bermain dalam satu ruangan. Anak mungkin berbicara dengan temannya, mengamati temannya lalu bermain sendiri. Ada pula yang duduk, ada yang aktif bermain. c. Bermain paralel. Kegiatan ini dilakukan oleh sekelompok anak dengan menggunakan alat bermain yang sama, tetapi anak bermain sendirisendiri. d. Bermain asosiatif. Anak bermain bersama tetapi tidak ada aturannya. Tiap anak memilih perannya sendiri. e. Bermain kooperatif (bersama). Dalam permainan ini setiap anak bermain sesuai dengan perannya. Tiap anak sesuai dengan perannya menampilkan kebolehannya dan keterampilannya. Anak bertanggung jawab atas tindakannya.

15 2. Bermain Dengan Benda Bentuk bermain ini bersifat praktis, sebab semua anak dapat menggunakan alat bermain secara bebas. Mereka senang, dapat berimajinasi dan kerja sama. Alat bermain yang ada dapat digunakan sendiri atau oleh beberapa anak sekaligus. Beberapa persyaratan dalam penyediaan alat bermain yaitu : a. Tidak berbahaya b. Mudah diperoleh c. Sebaiknya dibuat sendiri d. Berwarna dominan e. Tidak mudah rusak f. Ringan atau yang berat tetapi tidak dapat dipindahkan oleh anak. 3. Bermain Sosiodramatik Sosiodramatik merupakan kegiatan bermain yang banyak disukai anak usia dini, dan banyak diminati oleh para peneliti. Bermain sosiodramatik memiliki beberapa elemen, yaitu bermain dengan melakukan imitasi, bermain pura-pura, bermain peran, persisten, interaksi, dan komunikasi verbal. (Mulyasa, 2012:181) 2.1.3.5 Permainan Kereta Angka Kereta angka merupakan sebuah permainan matematika dalam hal berhitung perpaduan dengan pembelajaran inovasi kereta api bilangan. (Adiningsih, 2008)

16 Bermain kereta angka merupakan sebuah metode dalam bermain yang menggunakan gerbong kereta api sebagai media untuk menempelkan angka pada kereta bernomer. Manfaat bermain kereta angka bagi anak usia dini dalam permainan kereta angka adalah: a. Melatih Konsentrasi anak b. Meningkatkan daya ingat dan berpikir logis c. Meningkatkan motorik halus anak d. Melatih kesabaran e. Kosakata anak bertambah baik f. Melatih sosial emosional anak g. Menambah pengalaman belajar Djamarah, (2010:149) 2.1.4 Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 2.1.4.1 Pengertian Lambang Bilangan Pengenalan lambang bilangan pada anak perlu diberikan sedini mungkin dengan menggunakan cara yang tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Bilangan atau yang disebut dengan lambang bilangan adalah suatu alat bantu untuk menyatakan bilangan suatu lambang atau simbol yang disebut dengan angka. Menurut pengertiannya, antara bilangan dengan lambang bilangan sangat berbeda. Bilangan menyatakan suatu kuantitas, sedangkan angka adalah notasi dari bilangan tersebut. Sriningsih (2009:48) Pengertian yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menyatakan suatu bilangan diperlukan lambang bilangan. Bilangan merupakan

17 gambaran banyaknya anggota suatu himpunan. Bilangan menyatakan suatu kuantitas, sedangkan lambang bilangan (angka) adalah notasi dari bilangan tersebut. Bilangan adalah konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak. Bilangan adalah suatu obyek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk kedalam unsur yang tidak didefinisikan. Untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka. Bilangan berkenaan dengan nilai sedangkan angka bukan nilai melainkan tertulis dari sebuah bilangan. Pada anak usia dini kemampuan yang akan dikembangkan diantaranya : mengenal atau membilang angka, menyebut urutan bilangan, menghitung benda.(sriningsih, 2009:50) 2.1.4.2 Prinsip-Prinsip Permainan Mengenal Lambang Bilangan Menurut pendapat mulyadi, mengemukakan tentang prinsip dalam permainan yaitu : a. Permainan mengenal lambang bilangan diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar. b. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan mengenal lambang bilangan diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks

18 c. Permainan mengenal lambang bilangan akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalahmasalahnya sendiri. d. Permainan mengenal lambang bilangan membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan e. Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep mengenal lambang bilangan seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak. f. Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.(yus:50).

19 2.2 Kerangka Pikir Penelitian Kerangka Berfikir Guru Murid Kondisi Awal Guru belum memanfaatkan permbelajaran melalui bemain. Kemampuan mengenal lambang bilangan belum berkembang. Tindakan Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan permainan kereta angka untuk mengenalkan lambang bilangan. media Anak melakukan kegiatan bermain dengan kereta angka. Kondisi Akhir Kemampuan mengenal lambang bilangan diharapkan meningkat. Anak melakukan kegiatan bermain dengan kereta angka dan dengan bervariasi.

20 2.3. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Pembelajaran dengan pemanfaatan permainan kereta angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan bagi anak di TKIT Fitrah Insani 1 Kecamatan Kemiling tahun 2014.